Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PROSES PELAYANAN
A. Proses pelayanan di RSJ Daerah Surakarta secara umum
1. Alur proses penerimaan pasien melalui IGD

Sumber : rsjd_surakarta.jatengprov.go.id

 Pasien datang ke RSJ Daerah Surakarta


 Apabila pasien dalam keadaan gawat darurat langsung dapat ke IGD.
 Dari IGD dokter umum menentukan apakah pasien memerlukan untuk di
rawat inap atau di rawat jalan.
 Jika pasien dinyatakan harus dirawat inap maka akan di serahkan ke
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).
 Jika pasien dinyatakan rawat jalan harus menyelesaikan administrasi

4
Pasien Pasien
umum umum

Masuk Masuk

Datang langsung
Datang dengan rujukan

Pendaftaran
Pendaftaran

Periksa dokter spesialis


Administrasi BPJS rehab medik

Periksa dokter spesialis


rehab medik LAYANAN FISIOTERAPI

LAYANAN FISIOTERAPI Kasir

Kasir SELESAI

SELESAI
Alur proses penerimaan

Alur proses penerimaan pasien melalui poliklinik

pasien melalui poliklinik langsung

rujukan

5
1. Alur proses penerimaan pasien melalui poliklinik

 Pasien datang ke RSJ Daerah Surakarta


 Pasien langsung menuju ke poliklinik
 Dari poliklinik pasien akan ditentukan apakah pasien masuk ke poli
psikiatri atau poli non-psikiatri
 Untuk pasien psikiatri dirujuk ke poli psikiatri,namun apabila pasien non
psikiatri dapat dirujuk ke poli non-psikiatri
 Untuk pasien poli psikiatri,dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis
untuk menentukan apakah pasien harus di rawat inap atau tidak.
Apabila pasien dirawat inap selanjutnya pasien akan diserahkan ke
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP). Jika pasien dirasa cukup
untuk melakukan rawat jalan maka pasien dipersilahkan untuk rawat
jalan
 Untuk pasien poli non psikiatri selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan
oleh dokter spesialis
 Pada pasien psikiatri maupun non psikiatri dokter spesial dapat merujuk
pasien ke instalasi terkait untuk melakukan pemeriksaan yang lebih
lanjut.

6
A. Proses pelayanan rehabilitas medik

Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan


vokasional sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri
secara maksimal serta untuk menyiapkan pasien secara fisik, mental social
dan vokasional untuk mencapai suatu kehidupan yang maksimal sesuai
dengan kemampuan dan ketidakmampuannya

Sumber : rsjd_surakarta.jatengprov.go.id

B. Alur pelayanan fisioterapi di RSJ Daerah Surakarta


1. Alur pelayanan pasien pada rawat jalan dan rawat inap.

Sumber : rsjd_surakarta.jatengprov.go.id

7
a. Alur pelayanan pasien rawat jalan
1) Pasien yang mengalami/berpotensi mengalami gangguan gerak dan
fungsi tubuh dapat melakukan pendaftaran secara langsung, atau
melalui rujukan dari tenaga medis di poliklinik pada fasilitas
pelayanan kesehatan setempat/ Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP), atau dari praktik mandiri (dengan membawa
surat rujukan fisioterapi). Pelayanan fisioterapi di RSJ Daerah
Surakarta dilakukan sesuai dengan alur dan ketententuan
pelayanan yang ada.
2) Setelah pendaftaran, petugas mengarahkan pasien ke bagian
pelayanan fisioterapi. Asesmen awal diperlukan untuk menemukan
indikasi atau tidaknya program fisioterapi.
3) Setelah pasien menjalani rangkaian proses fisioterapi dan
penyelesaian administrasinya, pasien dapat pulang atau kembali
kepada dokter pengirim sebelumnya disertai pengantar catatan
klinis/resume dari fisioterapis yang bertanggung jawab.

8
b. Alur pelayanan pasien rawat inap.

Sumber : rsjd_surakarta.jatengprov.go.id

1) Rehab medik membuat rujukan/permintaan secara tertulis kepada


bagian fisioterapi/fisioterapis. Selanjutnya petugas ruangan
menyampaikan informasi rujukan kepada fisioterapis
bersangkutan/bagian pelayanan fisioterapi untuk diregistrasi dan
ditindaklanjuti.
2) Setelah program fisioterapi selesai, fisioterapis merujuk kembali
kepada Dokter rehab medik dengan disertai catatan klinis fisioterapi
termasuk rekomendasi apabila diperlukan dengan
mempertimbangkan keberlanjutan program fisioterapi pasien
setelah selesai perawatan di rumah sakit.
3) Seluruh proses fisioterapi dicatat dalam rekam medik yang telah
disediakan, termasuk administrasi keuangan.

9
Untuk Instalasi rehab medik di RSJ Daerah Surakarta juga dapat menerima
pasien umum dan juga pasien yang mempunyai BPJS, proses penerimaan
pasiennya sesuai dengan ketentuan yang ada. Instalasi rehab medik disini
adalah instalasi yang berdiri sendiri atau mandiri.Dan untuk kasus yang
sering ditemukan selama kegiatan pre klinik ini yaitu :

 Tidak mau aktifitas/malas/kurang gerak


 Pasien gangguan jiwa
 Sprain ankle
 Anamnesis
- Nama : Tn.A
- Umur : 34 tahun
- Alamat : jetis jati jaten karanganyar
- Inspeksi :adanya kemerahan peradangan
- Palpasi : suhu meningkat, tonus otot menurun
- Pengukuran LGS :
- dorsi-fleksi (s) 150-00-350
- eversi- inversi (f)100-00-200
- Pemeriksaan khusus : drawer anterior – posterior -
 Low back pain
 Anamnesis
- Nama : Tn.S
- Umur : 59 tahun
- Alamat : Perum Tekad makmur
- Palpasi : terdapat penurunan tonus otot pada seratus
anterior
- Tes spesifik : lasec (+), bargard (+), neri (+)

10
 Bell’s palsy
 Anamnesis
- Nama : Ny. R
- Umur : 51 tahun
- Alamat : Gedangan Grogol Suhokarjo
- Inspeksi : wajah tampak asimetris, saat tersenyum merot
ke kiri
- Palpasi : suhu wajah kanan dan kiri terasa sama, Sisi
muka bagian kiri lebih kendor dari yang kanan,terjadi
spasme pada bagian kiri
- Tes spesifik : ugo ficsh
- Istirahat : 20
- Mengerutkan dahi : 3
- Menutup mata : 30
- Tersenyum : 9
- Siul : 3
Total : 65
Derajat III = kelumpuhan sedang (50%-
75%)
 OA ( ostero arthritis )
 Anamnesis
- Nama : Ny. N
- Umur : 38 tahun
- Alamat : waru, rembang
- Inspeksi : Adanya bengkak
- Palpasi : suhu normal, saat kaki di tekuk berbunyi
- Tes spesifik : balotemen (-), fluktuasi (-)
 Hamstring strain
 Anamnesis
- Nama : Tn. S
- Umur : 56 tahun
- Alamat : Dapahan, Boyolali
- Palpasi : tonus otot hamstring meningkat, adanya nyeri tekan
- Tes spesifik : lasec (-), bargard (-)

11
Modalitas dan peralatan yang ada di RSJ Daerah Surakarta :

 Short Wae Diatermy


 Mikro Wave Diatermy
 Infra Red
 Ultrasonic Therapy
 TENS
 Electrical Stimulation
 Traksi Lumbal dan Cervical
 Alat-alat exercise : Quadriceps band, Shoulder Wheels, Static
Bicycle, Treadmill, Pararel bar, Tripod, Walker, Exercise Stair,
 Senam (Lansia, Prenatal, Postnatal, Otak, Stroke, kebugaran,
Osteoporosis, dll)
 Cryo therapy

c. Kasus yang di ambil

Selama dua minggu preklinik di rsjd surakarta kami memutuskan


mengambil kasus sprain ankle

Anamnesis

 Nama : Tn .A
 Umur : 34 tahun
 Alamat : jetis jati jaten karanganyar
 Jenis kelamin : laki laki

Diagnosa medis

 Sprain ankle dekstra

Diagnosa fisioterapi

 Impairment ( tidak full ROM, adanya odem, nyeri)


 Fungsional limitation ( kesulitan berjalan, kesulitan beraktivitas
Stabilitas persendian menurun,Keterbatasan gerakan,gangguan
pola jalan normal, gerakan sendi tidak full ROM dan pasien
tampak merasakan nyeri saat menggerakkan kaki,Kekuatan otot
menurun,keseimbangan menurun
 Disability ( pasien kesulitan melakukan aktivitas sehari hari)

12
Pelaksanaan fisioterapi

 Anamnesis ( terdapat trauma atau jatuh, saat menggerakan kaki


merasa nyeri)
 Inspeksi ( adanya kemerahan peradangan)
 Palpasi ( suhu meningkat, tonus otot menurun adanya odem)
 Tes ROM
- Dorsi fleksi – plantar fleksi
S 150-0-350
- Eversi –inversi
F 100-0-200

Modalitas alat

 Tens
 US (ultra sound)

13
Sprain ankle
Sprain merupakan bentuk cedera berupa robekan pada ligament (jaringan
penghubung tulang dan tulang) atau kapsul sendi yang memberikan
stabilitas sendi.

Penyebab cedera ankle dapat terjadi pada saat berolahraga .Kesalahan


dalam mendarat saat melompat, pada saat berlari di permukaan yang
tidak rata atau pada saat naik turun anak tangga.

setiap ligamen mempunyai batasan gerakan, jika gerakannya melewati


batas tersebut ligamen akan meregang dan robek.

Body anatomi

14
Ligamen pada lateral ankle antara lain:

 ligamen talofibular anterior yang berfungsi untuk menahan gerakan ke


arah plantar fleksi.
 Ligamen talofibular posterior yang berfungsi untuk menahan pergerakan
ke arah inversi.
 Ligamen calcaneocuboideum yang berfungsi untuk menahan pergerakan
ke arah plantar fleksi.
 Ligamen talocalcaneusyang berfungsi untuk menahan pergerakan ke
arah inversi dan
 Ligamen calcaneofibular yang berfungsi untuk menahan pergerakan ke
arah inversi

Sumber : https://radiopaedia.org/articles/anterior-talofibular-ligament-injury

Etiologi

 Kelemahan otot, terutama otot-otot di sekitar sendi pergelangan


kaki.(muscle weakness)
 Lemah atau longgarnya ligamen-ligamen yang berada pada sendi ankle,
sering diakibatkan karena cedera ankle yang berulang.
 Fleksibilitas yang buruk.
 Kurang melakukan pemanasan dan peregangan saat sebelum
berolahraga.
 Keseimbangan yang buruk.
 Permukaan lapangan olahraga yang tidak rata.
 Sepatu atau alas kaki yang tidak tepat.

Pemeriksaan spesifik

 Anterior Drawer

Dilakukan untuk tes stabilitas dari ankle khususnya ATFL

 Prosedur :
 Pasien diminta duduk dengan posisi tumit yang menggantung
 Pasien diminta untuk rileks saat pemeriksaan supaya tidak ada
tahanan
 Salah satu tangan pemeriksa memegang tungkai kaki bagian
bawah dan melakukan dorongan ke arah posterior, sedangkan
tangan satunya memegang tumit dan melakukan tarikan kea rah
anterior
 Pada kondisi normal, tumit tidak akan menghasilkan suara, nyeri,
atau krepitasi.

15
 Talar Tilt atau inversion stress manuever

Dilakukan untuk menilai kekokohan dari ligamen calcaneofibular


(CFL)

 Proses :
• Pasien diminta duduk dengan tumit menggantung
• Salah satu tangan pemeriksa melakukan dorongan ke arah
posterior pada tungkai kaki bagian bawah, sedangkan tangan
satunya melakukan dorongan untuk gerakan inversi pasif.
 Posterior Draw
• Dilakukan untuk menilai kekokohan PTFL
• Proses :
 Meminta pasien untuk posisi terlungkup, lalu fleksi pada
tungkai bawah
 Salah satu tangan pemeriksa melakukan fiksasi pada
tungkai bawah, sedangkan tangan yang lain melakukan
dorongan ke arah posterior
 Squeeze test atau tes kompresi fibular
• Dilakukan untuk menilai ada tidaknya cedera pada ligamen
sindesmotik ataupun cedera fibular
 External rotation stress test
• Untuk mengevaluasi kekokohan ligamen sindesmotik
• Tes ini dapat divariasi dengan Kleiger’s test untuk menilai
kekokohan ligamen deltoid pada ankle. [2,3]

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Fisioterapi

Penanganan fisioterapi

Terapi Latihan :

 Relax Passif Movement

Pasien diposisikan tidur terlentang, terapis menggerakkan ankle


pasien ke arah dorsi, plantar, eversi, dan inversi sebanyak 5 kali

 Free active movement

Pasien diposisikan tidur terlentang, terapis menggerakkan ankle


pasien ke arah dorsi, plantar, eversi, dan inversi sebanyak 5 kali, tetapi
yang melakukan gerakan aktif dari pasien

16
 Streching

Stretching atau peregangan otot biasanya merupakan bagian dari


pemanasan dan pendinginan bagi orang-orang yang berolahraga.
Stretching dapat meningkatkan rentang gerak, fleksibilitas,
sirkulasi, dan keberhasilan dari seluruh latihan Anda.

Modalitas Alat

 Ultrasound therapy
 Tens

Penatalaksanaan Fisioterapi Menggunakan US

 Posisi pasien : Pasien tidur terlentang


 Posisi terapis : Harus ergonomis
 Persiapan alat : Cek alat dan cek kabel
 Persiapan pasien : Posisi harus nyaman, cek sensibilitas , dan beri
penjelasan mengenai terapi yang akan dilakukan

Pelaksanaan menggunakan us

 Pelaksanaan terapi US
 Pasien tidur terlentang,kaki pasien dinversikan
 Alat US dinyalakan dan diatur dosis pemakaian
 Pilih frekuensi 3Mhz
 Atur intensitas yaitu 1, 2-3 W/cm2(kuat), 0,3-
1,2W/cm2(sedang),<0,3W/cm2(rendah)
 Lama terapi tergantung luas ERA yang dan area yang akan
diterapi,misalnya dalam terapi menggunakan ERA dengan luas 3cm2 dan
luas area terapi 15cm2 maka lama waktu terapi adalah 5 menit (luas area
dibagi luas ERA)
 Olesi gel pada daerah ankle (atfl)
 Tempelkan tranduser pada daerah ATFL
 Tekan start untuk memulai terapi
 Gerakan tranduser secara dinamis,pola gerakan memutar
 Pastikan tranduser kontak langsung dengan kulit 100%
 Jelaskan kepada pasien efek apa yang akan dirasakan selama terapi
 Setelah terapi,bereskan alat
 Bersihkan Gel
 Lakukan evaluasi

17
Penatalaksanaan Fisioterapi Menggunakan TENS

 Pelaksanaan terapi TENS


 Pasien tidur terlentang,
 Alat TENS dinyalakan dan diatur dosis pemakaian
 Pilih frekuensi 50hz
 Dengan waktu 15 menit)
 Pasangkan elektroda pada daerah ATFL
 Tekan start untuk memulai terapi
 Jelaskan kepada pasien efek apa yang akan dirasakan selama terapi
 Setelah terapi,bereskan alat
 Lakukan evaluasi

18

Anda mungkin juga menyukai