Anda di halaman 1dari 20

Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

Rani Anggraini (P00312015027)


Restu Inayah (P00312015029)
Risdayanti (P00312015031)
Rita Puji Astuti (P00312015036)
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang


dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal serta menilai status
kesehatannya.
Prinsip Pemeriksaan Fisik Pada Bayi

1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan


tindakan
2. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
3. Pastikan pencahayaan baik
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian
yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus
dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan
cepat
5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.
Anamnesa
Dalam melakukan anamnesis,
pemeriksa harus berupaya agar
tercipta suasana yang kondusif agar
orangtua, pengantar, atau pasiennya
dapat mengemukakan keadaan
pasien dengan spontan, wajar,
namun tidak berkepanjangan.
Anamnesis biasanya dilakukan
dengan wawancara secara tatap
muka, dan keberhasilannya untuk
sebagian besar bergantung pada
kepribadian, pengalaman, dan
kebijakan pemeriksa.
Langkah – langkah dalam pembuatan anamnesi :
1. Identitas pasien.
Identitas ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-
benar anak yang dimaksud, dan tidak keliru dengan anak lain.
2. Riwayat penyakit
a) Keluhan Utama
Keluhan yang menyebabkan anak dibawa berobat.
b) Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yang kronologis terinci dan jelas. Dimulai dengan perincian
keluhan utama. Diperinci mengenai gejala sebelum keluhan utama sampai anak
berobat
3. Riwayat kehamilan.
4. Riwayat kelahiran.
Ihwal kelahiran pasien harus ditanyakan dengan teliti,
termasuk tanggal dan tempat kelahiran, siapa yang menolong,
masa kehamilan, cara kelahiran, keadaan setelah lahir (nilai
APGAR),BB & Panjang badan Lahir, keadaan anak minggu I
setelah lahir.
5. Riwayat makanan.
Pada anamnesis tentang riwayat makanan diharapkan
dapat diperoleh keterangan tentang makanan yang
dikonsumsi oleh anak, baik dalam jangka pendek, maupun
jangka panjang. Kemudian dinilai apakah kualitas dan
kuantitasnya, yaitu memenuhi angka kecukupan gizi (AKG)
yang dianjurkan. Pada bayi perlu diketahui susu apa yang
diberikan : ASI ataukah pengganti air susu ibu, atau keduanya.
6. Riwayat imunisasi.
Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi
ulangan (booster) harus secara rutin ditanyakan, khususnya imunisasi
BCG, DPT, polio, campak, dan Hepatitis-B dll.
7. Riwayat pertumbuhan.
Dilihat kurva BB terhadap Umur (KMS), dapat mendeteksi riwayat
penyakit kronik.
8. Riwayat perkembangan.
Ditanyakan patokan dalam perkembangan (Milestones) motorik kasar,
motorik halus, sosial, bahasa
9. Riwayat penyakit keluarga.
Penting untuk mendeteksi penyakit keturunan atau penyakit menular
10. Riwayat sosio ekonomi keluarga
a. Penghasilan Orang tua
b. Jumlah keluarga
c. Keadaan perumahan dan lingkungan
d. Kebersihan diri dan lingkungan.
Teknik dan Proses Pengkajian
 Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang
dilakukan dengan cara melihat bagian
tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan.
 Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan
dengan menggunakan indera peraba,
yaitu tangan, untuk menentukan
ketahanan, kekenyalan, kekerasan,
tekstur, mobilitas, temperatur, turgor,
bentuk, kelembaban, ukuran.
 Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan
dengan jalan mengetuk bagian
permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian
tubuh lainnya (kiri, kanan) dengan
tujuan menghasilkan suara.
 Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh.
Biasanya menggunakan alat yang
disebut dengan stetoskop. Hal – hal
yang didengarkan adalah : bunyi
jantung, suara nafas, dan bising usus.
Pemeriksaan Fisik Persistem

 Keadaan umum : baik, cukup, lemah.


 Kesadaran : composmentis, apatis, samnolen,dsb.
 Tanda vital (TD, HR, RR, Suhu).
 Pemeriksaan Antopometri (BB, TB, LILA)
 Kepala dan muka :
 Inspeksi dan palpasi
 Melakukan pemeriksaan secara berurutan mulai
kepala hingga ekstrimitas bawah.
Prosedur Kerja
Persiapan Alat :
 Kapas
 Senter
 Thermometer
 Stetoskop
 Flanel/ Selimut bayi
 Bengkok
 Timbangan bayi
 Pita meter (Metlyn)
 Pengukur panjang badan
 Sarung tangan
 Buku catatan
Prosedur Kerja :
 Jelaskan pada ibu atau keluarga maksud dan tujuan
dilakukan pemeriksaan
 Lakukan anamnesa riwayat dari ibu.
 Susun alat secara ergonomis untuk memudahkan dalam
bekerja
 Cuci tangan  Lakukan penimbangan berat
 Letakkan bayi pada tempat
badan
yang rata. Periksa alat timbangan, posisi,
 Upayakan tempat
seimbangkan timbangan dan atur
pemeriksaan aman, skala timbangan ke titik nol
menghindari bayi jatuh sebelum penimbangan. Baca
hasil timbangan sampai
timbangan ketelitian 0,1 Kg
 Lakukan pengukuran panjang badan  Ukur lingkar kepala.
Letakkan bayi ditempat datar. Ukur Pengukuran dilakukan dari dahi
panjang badan bayi menggunakan kemudian melingkari kepala kembali
pengukur panjang badan dari kepala lagi ke dahi.
sampai tumit dengan kaki atau badan
bayi diluruskan. Baca hasil pengukuran
sampai ketelitian 0,1 cm.

 Ukur lingkar dada.


Lingkar dada diukur dari daerah dada
ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua
 Lakukan pengukuran suhu tubuh. puting susu).
Gunakan thermometer yang sudah di
sterilkan dan letakkan di aksila selama
5 menit. Suhu normal yaitu 36,5-
37,50C
 Lakukan pemeriksaan kepala.  Pemeriksaan telingga.
Lakukan pemeriksaan kontur tulang Posisi, jumlah telingga dan bentuk, startle
tengkorak, penonjolan daerah yang refleks, posisi pina fleksibilitas pinni.
cekung. Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi
refleks terkejut maka pendengarannya
baik, kemudian apabila tidak terjadi
refleks maka kemungkinan akan terjadi
gangguan pendengaran.
 Pemeriksaan hidung.
Memeriksa hidung bayi, meliputi bentuk
dan lebar hidung memeriksa pola
pernafasan, apakah memalui hidung atau
mulut. Apabila bayi bernafas melalui
mulut menandakan bahwa bayi
mengalami obstruksi jalan nafas,
 Lakukan pemeriksaan mata. sedangkan melalui cuping hidung
Kelopak mata, terbuka/ tertutup, warna, menandakan gangguan pada paru.
air mata, refleks kornea, refleks pupil,  Pemeriksaan mulut.
refleks mengedip uji terhadap Refleksi menghisap, rooting refleks, gag
penglihatan dengan menyorotkan refleks.
cahaya terang ke arah mata atau  Periksa leher.
menggerakkan benda dengan cepat ke
arah mata. Kedipan mata dan ekstensi Amati apakah ada pembengkakkan atau
kepala akan terjadi bila bayi dapat pembesaran kelenjar tiroid atau vena
melihat. jugularis.
 Perhatikan bentuk puting, auskultasi  Periksa perut.
dengan stetoskop, meliputi : frekuensi Perhatikan bentuk, penonjolan sekitar
denyut jantung (100- 160 kali/ menit), pusat, perdarahan tali pusat, benjolan.
bunyi pernafasan (30- 60 kali/menit),
identifikasi hernia diagfragmatika (
apabila ada bising khusus pada daerah
dada).

 Periksa genetalia.
Pada genetalia laki-laki perhatikan skrotum
apa sudah turun, penis berlubang.
Sedangkan pada genetalia perempuan,
perhatikan vagina berlubang, uretra
berlubang, labia mayora dan minora.
 Periksa bahu, lengan dan tangan,
perhatikan gerakkan dan jumlah jari.
 Periksa sistem saraf, adanya refleks
moro
 Periksa tungkai dan kaki, perhatikan
 Periksa kulit, perhatikan vernik,
gerakan, jumlah jari, bentuk.
warna kulit, pembengkakkan
atau bercak hitam, tanda lahir.
 Jelaskan pada ibu/keluarga
tentang hasil pemeriksaannya
 Rapikan bayi
 Bereskan alat-alat
 Periksa punggung dan anus, perhatikan  Lakukan pendokumentasian
adakah pembengkakkan tau ada tindakan dan hasil pemeriksaan.
cekungan, periksa anus berlubang atau
tidak.
KESIMPULAN
Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pengkajian
fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal serta menilai status
kesehatannya. Dari pengkajian ini dapat ditemukan
indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan
penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan
bantuan apa yang diperlukan.
Jadi, pemeriksaan fisik pada bayi sangat penting untuk
mengetahui adanya kelainan yang diderita oleh bayi agar
dapat dengan segera dilakukan tindakan secepatnya.

Anda mungkin juga menyukai