Anda di halaman 1dari 37

Wahyu Nur Rohman

201704200354

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSAL DR. RAMELAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2019
 Nama : Ny Siti Khodijah
 Usia : 43 th
 Alamat : Jl. Manumur 42 Subaya
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Status Pernikahan : Menikah
 Tanggal pemeriksaan : 11 oktober 2019
 Keluhan Utama
kulit kaki terasa tebal dan pecah - pecah
 KT
Kadang disertai gatal
 Pasien mengeluh kulit telapak kakinya terasa
tebal dan pecah – pecah sejak sekitar 2 tahun
yang lalu mulai dari jari - jari kakinya sampai
dengan tumit, terkadang disertai gatal tetapi
jarang sekali dan kalau sudah timbul pecah –
pecah terasa perih, pasien memiliki kebiasaan
kalau selesai mandi selalu menggosok telapak
kakinya dengan sikat baju menggunakan
deterjen, pasien juga memiliki kebiasan
kebersihan yang buruk sepeti kaos kaki yang
di pakai sehari – hari jarang di cuci sehingga
menyebabkan kelembapan pada kakinya
 Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi
disangkal
 Riwayat alergi obat disangkal
 Riwayat alergi makanan disangkal
 Riwayat alergi lain-lain disangkal
 Riwayat asma disangkal
 Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
sakit serupa
 Riwayat alergi disangkal
 Riwayat diabetes melitus disangkal
 Riwayat hipertensi disangkal
 Riwayat asma disangkal
 Pada saat beraktivitas di luar rumah pada
siang hari pasien sering menggunakan sepatu
yang tertutup.
 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : 456
 Vital Signs :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C (aksiler)
 Kepala : Dalam batas normal
 Leher : Dalam batas normal
 Thorax : Dalam batas normal
 Abdomen : Dalam batas normal
 Ekstremitas : Lihat status dermatologis
 Status Lokalis
Regio pedis
 Effloresensi
tampak lesi hiperkeratotik pada regio plantar
pedis dekstra et sinistra disertai dengan fisura,
lesi hiperkeratotik pada interdigiti 1,2,3,4
disertai dengan fisura.
 Kulit telapak kaki terasa tebal dan pecah –
pecah
 Sempat gatal tetapi jarang sekali
 Memiliki kebiasaan sehabis mandi telapak
kakinya digosok dengan sikat baju dengan
menggunakan deterjen
 Kaos kaki yg jarang dicuci
 Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Status Lokalis
 Regio pedis
Effloresensi
 tampak lesi hiperkeratotik pada regio plantar
pedis dekstra et sinistra disertai dengan
fisura, lesi hiperkeratotik pada interdigiti
1,2,3,4 disertai dengan fisura
DIAGNOSA KERJA
 Tinea Pedis

DIAGNOSA BANDING
 Dermatitis Kontak Iritan
 Keratoderma
 Planning Diagnosis
Pemeriksaan KOH

Planning Terapi
Medikamentosa
◦ Obat sistemik :
Loratadine tab 10 mg 1x/hari
Griseofulvin 500mg 1x/hari
◦ Obat topikal :
ketoconazole cream 2x/hari
Non-medikamentosa
 Menjaga kebersihan (Hygiene)
 Menjaga daerah lesi selalu kering
 Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang
menyerap keringat
 Ganti kaos kaki secara rutin
 Jangan menggunakan sepatu terlalu ketat.
Monitoring
 Mengevaluasi perkembangan perluasan lesi.
Lesi meluas atau menetap atau mulai
berkurang
 Mengevaluasi adanya infeksi sekunder
 Mengevaluasi efek samping obat
 Mengevaluasi kepatuhan berobat
 Menyarankan kepada penderita supaya
mengurangi kelembapan kaki dengan
mengeringkan kaki setelah mandi dan cuci kaki,
tidak menggunakan sepatu terlalu ketat,
menggunakan sandal bila berpergian,
menggunakan kaos kaki dari bahan katun yang
menyerap keringat.
 Memberitahukan kepada penderita agar jangan
menggaruk bercak saat terasa gatal agar kulitnya
tidak terluka dan memicu terjadinya infeksi
sekunder
 Mengingatkan penderita untuk memakai obat
secara teratur serta segera kontrol saat obat
habis
Definisi
 Tinea pedis atau sering disebut athelete foot
adalah dermatofitosis pada kaki, terutama
pada sela-sela jari dan telapak kaki. Tinea
pedis adalah dermatofitosis yang biasa
terjadi. Penggunaan istilah athlete foot
digunakan untuk menunjukan bentuk jari
kaki yang seperti terbelah (Djuanda A, 2013).
 Prevalensi Tinea pedis sekitar 10%, terutama
disebabkan oleh penggunaan alas kaki yang
oklusif di masa modern
 Insidensi penyakit jamur yang terjadi
diberbagai rumah sakit pendidikan di
Indonesia bervariasi antara 2,93%-27,6%.
 Insidensi tinea pedis lebih tinggi pada
penggunaan secara rutin kamar mandi dan
kolam renang yang dipakai secara bersama –
sama (Djuanda A, 2013).
 Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton
rubrum (paling sering), Trichophyton
mentagrophytes, dan Epidermophyton
floccossum (Chamlin L et al, 2008 dan Kumar
V et al, 2011).
 Tinea pedis dipengaruhi dengan beberapa
keadaan seperti iklim tropis, banyak keringat,
dan lembab (William et al., 2016).
Interdigitlis Moccasin Foot
Vesiculo bulosa akut ulcerasi
 Diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan mikroskopis,
kultur, dan pemeriksaan menggunakan lampu
wood (William et al., 2016).
 Dermatitis kontak iritan
 Keratoderma
 peradangan pada kulit yang disebabkan oleh
kerusakan langsung ke kulit setelah terpapar
agen berbahaya. Dermatitis kontak iritan
dapat disebabkan oleh tanggapan phototoxic
misalnya tar, paparan akut zat-zat (asam,
basa) atau paparan kronis kumulatif untuk
iritasi ringan (air, detergen, bahan pembersih
lemah) (NIOSH, 2010).
 Keratoderma palmoplantar mempunyai tanda
yang khas, yakni pembentukan keratin pada
telapak tangan dan kaki yang berlebihan.
Gejala klinisnya tampak hiperkeratosis
telapak tangan dan kaki terutama pada tumit
pada masa klimakterium. Pada tempat –
tempat hiperkeratosis sering disertai fisura
(Djuanda, 2013).
Non medikamentosa
 Selalu menjaga kaki tetap kering
 Memakai sandal atau flip-flop kemanapun bila berpergian,
terutama jika cuaca panas. Jangan gunakan sandal atau
sepatu berbahan sintetis seperti karet atau plastic karena
akan lebih mudah berkeringat.
 Cuci kaki setiap hari dengan sabun dan keringkan setelah
dicuci.
 Pakai kaos kaki dari bahan katun yang bisa menyerap
keringat.
 Jangan bergantian memakai sepatu atau handuk milik
orang lain
 Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi,
kucing, anjing, atau kontak pasien lain.
 Pakaian, kaos kaki dan handuk direndam dalam air
mendidih ±15 menit.
TOPIKAL
Indikasi: lesi tidak luas pada tinea pedis ringan
 Salep Whitfield 2x/ hari

 Krim Mikonasol 2x/ hari

Pengobatan umumnya minimal selama 3 minggu (2


minggu sesudah KOH negatif atau klinis membaik),
untuk mencegah kekambuhan pada obat fungistatik
Griseofulvin
 Bersifat fungistatik, bekerja dengan menghambat
mitosis sel jamur dengan mengikat mikrotubuler
dalam sel
 Dosis dewasa 500 mg selama 3-4 minggu,
diberikan bila lesi luas atau bila dengan
pengobatan topikal tidak ada perbaikan.
 Dosis anak 10-25 mg/kg/hari

 Efek samping berupa sepalgia (15%), nausea,


vomiting, fotosensitif, dan gangguan fungsi hepar.
Ketoconazole
◦ Merupakan turunan imidazole, obat anti
jamur oral berspektrum luas.
◦ Pada kasus yang resisten terhadap
griseofulvin.
◦ Bersifat fungistatik. diberikan 200mg/hari
selama 2-4 minggu pagi hari setelah makan.
◦ Bersifat hepatotoksik.
Itrakonazol
 Merupakan turunan tiazole, obat anti jamur oral
berspektrum luas yang menghambat pertumbuhan
jamur dengan menghambat sitokrom p450
dependent sintetis dari ergosterol yang merupakan
komponen penting pada dinding sel jamur.
 Sebagai pengganti ketoconazole yang
hepatotoksik.
 Dosis dewasa 200 mg selama 1 minggu , dosis
dapat dinaikkan 100 mg bila tidak ada perubahan
tapi tidak boleh melebihi 400 mg/ hari.
 Dosis anak 5 mg/kgBB/hari selama 1 minggu.
Terbinafine
◦ Bersifat fungisidal, sebagai ganti
griseofulvin.
◦ Dosis 62,5-250 mg/hari tergantung berat
badan selama 2 – 3 minggu
 Anak : 3-6mg/kgBB/hari
 12-20kg : 62,5 mg/hari
 20-40kg : 125 mg/hari
 Dewasa : 250 mg/hari
Antibiotika diberikan bila terdapat infeksi
sekunder
 Selalu menjaga kaki tetap kering
 Memakai sandal atau flip-flop kemanapun bila
berpergian, terutama jika cuaca panas. Jangan
gunakan sandal atau sepatu berbahan sintetis
seperti karet atau plastic karena akan lebih
mudah berkeringat.
 Cuci kaki setiap hari dengan sabun dan
keringkan setelah dicuci.
 Pakai kaos kaki dari bahan katun yang bisa
menyerap keringat.
 Jangan bergantian memakai sepatu, handuk, atau
pakaian milik orang lain.
Komplikasi
 Infeksi sekunder, seperti candida dan bakteri.

Prognosis
 Prognosis penyakit ini baik dengan diagnosis
dan terapi yang tepat asalkan kelembapan
dan kebersihan kulit selalu dijaga.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai