Anda di halaman 1dari 32

Migrain

Nama:
Melisa Ira Dika

Pembimbing:
Dr. Irma Yanti,
Sp.S
Pendahuluan

Sakit kepala merupakan gejala yang paling sering di keluhkan oleh


seorang pasien saat berkunjung ke seorang dokter.

Sakit kepala sendiri bisa di sebabkan oleh karena faktor fisik dan psikis.

Migrain kadang kala agak sulit di bedakan dengan sakit kepala jenis lain.
Migrain adalh sakit kepala yang sering kita jumpai di masyarakat. Migrain
merupakan salah satu sakit kepala dengan gejala yang cukup berat dan
berulang. Selain sakit kepala yang khas pada satu sisi kepala (beberapa
kasus bisa menyerang kedua sisi kepala), bersamaan dengan itu pasien
juga merasakan gejala lain seperti gangguan pada penglihatan dan mual-
mual.
Definisi
nyeri kepala vaskular berulang
dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-72 jam. Nyeri
biasanya sesisi (unilateral), sifatnya
berdenyut, intensitas nyerinya
sedang sampai berat, diperberat
oleh aktivitas, dan dapat disertai
dengan mual dan atau muntah,
fotofobia, dan fonofobia
Epidemiologi

Dari hasil penelitian


epidemiologi,migren
terjadi pada hampir 30
juta penduduk
Amerika Serikat, 75 %
diantaranya adalah
Migren dapat terjadi pada semua
wanita.
usia, tetapi biasanya muncul
antara usia 10-40 tahun dan angka
kejadiannya menurun setelahusia
50 tahun. Migren tanpa aura
umumnya lebih sering
Etiologi

Faktor Hormonal Kelelahan fisik atau Mental


▪ Perubahan hormonal
Pada beberapa pasien,
(estrogen dan timbulnya serangan
progesteron) pada secara temporal
wanita selama siklus berhubungan dengan
menstruasi dapat kelelahan yang
berpengaruh disebabkan kegiatan
terhadap serangan fisik lama atau
migren, timbulnya pekerjaan yang
serangan beberapa menggunakan pikiran.
saat sebelum,
selama dan sesudah
menstruasi.
Etiologi

trauma tumpul
Trauma menyebabkan
kerusakan pleksus
simpatikus periartrial,
mengakibatkan
terganggunya ikatan
noradrenalin pada
lapisan adventisian
arteri dan berakibat
meningkatkan
kepekaan nyeri
terhadap keadaan
dilatasi.
1. 1. Migren sederhana atau migren tanpa aura
(common migraine)
Klasifikasi
2. Nyeri kepala selama 4-72 jam tanpa terapi.
Pada anak-anak kurang dari 15 tahun, nyeri
kepala dapat berlangsung 20-48 jam

Nyeri kepala minimal mempunyai dua


karakteristik berikut ini :
Lokasi unilateral, Kualitas berdenyut
Intensitas sedang sampai berat yang
menghambat aktivitas sehari-hari.
Di perberat dengan naik tangga atau aktivitas
fisik rutin.
Selama nyeri kepala, minimal satu dari gejala
berikut muncul :
Klasifikasi
Mual atau muntah , Fotofobia atau fonofobia

Minimal terdapat satu dari berikut :


 Riwayat dan pemeriksaan fisik tidak
mengarah pada kelainan lain
 Riwayat dan pemeriksaan fisik mengarah
pada kelainan lain, tapi telah disingkirkan
dengan pemeriksaan penunjang yang
memadai (misalnya : MRI atau CT Scan
Kepala)
Migren dengan aura (classic migraine)
 Terdiri dari empat fase yaitu fase : prodormal,
fase aura, fase nyeri kepala dan fase
Klasifikasi
postdormal.
 Aura dengan minimal dua serangan sebagai
berikut
1. Satu gejala aura mengindikasikan
disfungsi CNS fokal (mis; vertigo, tinitus,
penurunan pendengaran, ataksia, gejala visual
pada hemifield kedua mata, disartria, diplopia,
parestesia, paresis, penurunan kesadaran)
2. Gejala aura timbul terhadap selama lebih
dari 4 menit atau lebih gejala.
 Nyeri kepala
Klasifikasi

3. Migrain tipe lain


Migrain with prolonged aura,
Basilar migren, Migraine aura
without headache, Childhood
periodic syndromes, paroxysmal
vertigo of childhood, dan
Migraine infraction.
Patofisiologi

Migren bisa dipahami sebagai suatu


gangguan primer otak (primary of the brain)
yang terjadi karena adanya kelainan pada
aktivitas saraf sehingga pembuluh darah
mengalami vasodilatasi, yang disusul dengan
adanya nyeri kepala dan aktivasi saraf
lanjutannya.
Patofisiologi
Faktor pencetus timbulnya migren dapat dibagi dalam
faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Dimana faktor
eksintrik seperti stress (emosional maupun fisik atau
setelah istirahat dari ketegangan), makanan tertentu
(coklat, keju, alkohol, dan makanan yang mngandung
bahan pengawet), lingkungan, dan juga cuaca. Sedangkan
faktor intrinsik, misalnya perubahan hormonal pada wanita
yang nyerinya berhubungan dengan fase laten saat
menstruasi. Selain itu, adanya factor genetik, diketahui
mempengarui timbulnya migren.
Patofisiologi
Mual dan muntah mungkin disebabkan oleh kerja dopamin
atau serotonin pada pusat muntah di batang otak
(chemoreseptor trigger zone/ CTZ). Sedangkan pacuan
pada hipotalamus akan menimbulkan fotofobia.
Proyeksi/pacuan dari LC ke korteks serebri dapat
mengakibatkan oligemia kortikal dan mungkin
menyebabkan penekanan aliran darah, sehingga timbulah
aura.
Manifestasi Klinis

Fase
Prodromal
Gejalanya berupa perubahan mood, irritable,
depresi, atau euphoria, perasaan lemah, letih,
lesu, tidur berlebihan, menginginkan jenis
makanan tertentu (seperti coklat) dan gejala
lainnya. Gejala ini muncul beberapa jam atau hari
sebelum fase nyeri kepala. Fase ini member
pertanda kepada penderita atau keluarga bahwa
akan terjadi serangan migren.
Manifestasi Klinis

Fase Aura
Aura adalah gejala neurologis fokal kompleks
yang mendahului atau menyertai serangan
migren. Fase ini muncul bertahap selama 5-20
menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual,
sensorik, motorik, atau kombinasi dari aura-aura
tersebut.
Manifestasi Klinis

Fase Nyeri
Kepala
Nyeri kepala migren biasanya berdenyut,
unilateral dan awalnya berlangsung didaerah
frontotemporalis dan ocular, kemudian setelah 1-
2 jam menyebar secara difus ke arah posterior.
Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada
orang dewasa, sedangkan pada anak-anak
berlangsung selama 1-48 jam.
Manifestasi Klinis

Fase
Postdromal
Pasien mungkin merasa lelah, irritable,
konsentrasi menurun, dan terjadi
perubahan mood. Akan tetapi beberapa
orang merasa segar atau euphoria setelah
terjadi serangan, sedangkan yang lainnya
merasa depresi dan lemas.
Diagnosis Banding
Nyeri kepala tegang (tension
headache) 01
Nyeri kepala Kluster (cluster
headache) 02
Gangguan peredaran darah
sepintas (Transient
Ischemic Attack/TIA)
03
Pemeriksaan Penunjang

CT Scan dan MRI kepala 01


Pungsi Lumbal
02
Tatalaksana
Terapi Non Medikamentosa
▪ edukasi kepada penderita
mengenai penyakit yang
dialaminya
▪ mengubah pola hidup dalam
upaya menghindari pemicu
serangan migraine.
▪ Tidur , makan dan olahraga
yang teratur
▪ Mencegah puncak stres
melalui relaksasi, serta
mencegah makanan pemicu.
Medikamentosa

Medikamentosa untuk terapi


migraine dapat dibagi
menjadi:
- obat yang diminumkan
setiap hari tidak tergantung
dari ada atau tidak nyeri
kepala yang bertujuan
mengurangi frekuensi dan
tingkat keparahan serangan
(terapi preventif),
- obat yang diminumkan
untuk menghentikan
Medikamentosa

Terapi untuk menghentikan serangan akut (terapi


abortif) dapat dibagi menjadi: terapi nonspesifik
dan terapi spesifik migraine (migraine-specific
treatments).
Medikamentosa
Terapi
nonspesifik
- Aspirin
- Acetaminophen
- Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID)
- - Opiat (sudah dihindari  dapat menyebabkan
gangguan kognitif, penggunaannya juga dapat
menimbulkan adiksi.
- - Analgetik kombinasi juga dipergunakan untuk
mengatasi beragam gangguan nyeri.
Medikamentosa

Terapi spesifik
- - Derivat ergon (ergotamine dan
dihydroergotamine)
- - Triptan
- Dibandingkan dengan derivat ergot, golongan
triptan memiliki banyak kelebihan terutama,
farmakologi yang bersifat selektif, farmakokinetik
yang jelas dan konsisten
Medikamentosa

Triptan
- Triptan memiliki tiga mekanisme kerja yang
potensial: vasokonstriksi kranial, inhibisi neuronal
perifer, dan inhibisi terhadap transmisi yang
melewati second-order neurons dari
trigeminocervical complex.
- Terdapat lima macam triptan: sumatriptan,
naratriptan, rizatriptan, zolmitriptan, dan
almotriptan. Efek samping yang paling sering
adalah kesemutan, paresthesia, dan rasa hangat
pada kepala, leher, dada, dan ekstremitas.
Komplik
asi Status Migrain
Serangan migren dengan nyeri
kepala lebih dari 72 jam
walaupun telah diobati
01
sebagaimana mestinya. Telah
diupayakan memberi obat yang
berlebihan namaun demikian
nyeri kepala tidak kunjung
berhenti.

Infark Migrain 02
Prognosis
Bagi banyak penderita
migren,masa penyembuhan
sangat penting, terutama
menghindari faktor pencetus.
Migren pada akhirnya dapat
sembuh sempurna. Terutama
pada wanita yang sedah
memasuki masa menopause,
akan lebih aman mengalami
serangan, berhubungan
dengan produksi serotonin.
Kesimpulan

1. Migrain adalah nyeri kepala vaskular berulang dengan


serangan nyeri yang berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya
sesisi (unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya
sedang sampai berat, diperberat oleh aktivitas, dan dapat
disertai dengan mual dan atau muntah, fotofobia, dan
fonofobia.
2. Etiologi migrain dapat berasal dari faktor hormonal,
kelelahan fisik dan mental, trauma.
Kesimpulan

3. Klasifikasi migraine dibagi menjadi migraine sederhana


atau tanpa aura, migraine dengan aura, dan migraine tipe
lain : Migrain with prolonged aura, Basilar migren, Migraine
aura without headache, Childhood periodic syndromes,
paroxysmal vertigo of childhood, dan Migraine infraction.
Kesimpulan

4. Patofisiologi terjadi dipahami sebagai suatu gangguan


primer otak (primary of the brain) yang terjadi karena
adanya kelainan pada aktivitas saraf sehingga pembuluh
darah mengalami vasodilatasi, yang disusul dengan
adanya nyeri kepala dan aktivasi saraf lanjutannya.
Kesimpulan

Manifestasi klinis dibagi menjadi 4 fase : fase prodromal,


fase aura, fase nyeri kepala dan fase postdromal.
Pemeriksaan penunjang dapat melakukan pemeriksaan
CT scan dan MRI kepala atau pungsi lumbal.
Tatalaksana dapat diberikan terapi psikososial dan terapi
farmakologi dengan obat-obatan.
Pencegahan dapat berupa modifikasi gaya hidup yang
lebih baik, seperti berolahraga teratur dan faktor diet.

Anda mungkin juga menyukai