Anda di halaman 1dari 11

STUDY KASUS GANGGUAN

KEJIWAAN

Kelompok VII

Futriani Sifa Faujiah Fitri Nur Rachmah


(0661 16 226) (0661 16 228) (0661 16 229)
Galih Suprobo Nur Asmy Maulida Lulu Nurzillah Ariane Dia Bening
(0661 16 230) (0661 16 232) (0661 16 233) (0661 16 234)
Contoh kasus :
Kiandra seorang mahasiswi asal Maluku yang mendapatkan beasiswa di Canberra. Banyak adaptasi yang harus

ia lakukan selama ada di sana, terutama faktor suhu yang mencapai -8 saat musim dingin. Seminggu setelah

kedatangannya, ia merasakan ada kendala bahasa dalam berkomunikasi dan mengerjakan tugas-tugas kuliah.

Seringkali diamerasa putus asa dan ingin menyerah, jika selesai kuliah ia lebih memilih menyendiri di kamar asrama

sambil melamun, nafsu makannya pun menurun, ketika diajak mengobrol dengan teman-teman indonesianya dia

seringkali tiba-tiba marah, saat malam hari ia menjadi susah tidur, dan pagi harinya enggan untuk kuliah. Hal

tersebut terjadi selama kurang lebih dua minggu, kondisi diperparah dengan hasil kuis di kampusnya yang di bawah

target. Sampai akhirnya dia sering tiba-tiba menangis. Puncaknya adalah ketika dia tidak dapat mengerjakan kuis

sama sekali, badannya demam dan ia merasa sangat pusing. Pada saat jeda ia mencoba melukai tangannya

dengan pisau di kamar mandi universitas. Beruntung salah satu teman mengetahuinya dan membawanya ke GP.
 Diagnosis: Demam, flu, depresi berulang
 Tekanan darah: 100/70
 Suhu tubuh: 38.9oC
 RR: 22x/menit
 HR: 150/menit
 Eritrosit: 4.3 juta/microliter
 Hb: 10g/dL
 Hematokrit: 44%
 Leukosit: 9.8x104/microliter
 Trombosit: 300x103/mikroliter
Analisis SOAP :
Subjektif : Demam, Flu, Susah tidur, Nafsu makan berkurang
Objektif : Tekanan darah : 100/70
RR : 22x/menit
HR : 150/menit
Eritrosit : 4.3 juta/microliter
Hb : 10g/dL
Hematokrit : 44%

Leukosit : 9.8x104/microliter
Trombosit : 300x103/microliter

 Assesment :

Dalam kasus diatas yang dialami oleh Kiandra, dapat dikatakan kiandra mengalami depresi,

dimana gangguan depresi yang dihadapi Kiandra masuk ke jenis gangguan depresi mayor

(Major Depression). Gangguan Depresi Mayor merupakan suatu gangguan mood yang paling

sering dijumpai dan paling parah (Bjornlund, 2010). Global Burden of Disease (GBD) of

theWorld Health Organitation (WHO) telah menunjukkan terjadinya masalah yang sama di

seluruh dunia bahwa gangguan depresi mayor, meningkatkan risiko terjadinyapercobaan

bunuh diri yang jika tidak ditangani dengan benar akan menyebabkan tindakan bunuh diri

(complete suicide) yang memakan banyak korban jiwa.


Analisis SOAP :
Planing : Farmakologi

Antidepresan
Prozac
DEPRESI Generasi Ke-2
(Fluoxetine)

DEMAM Antipiretik
(Paracetamol)

FLU Nichofed
Pseudoefedrin
Analisis SOAP :
Non Farmakologi

Apabila seorang penderita sudah terdiagnosa menderita gangguan depresi mayor, maka tindakan terapi bisa dilakukan

salah satu terapi yang penting bagi penderita gangguan depresi mayor adalah psikoterapi. Psikoterapi terdiri dari

beberapa jenis, yaitu cognitive therapy, behavioral therapy, interpersonal therapy, grouptherapy dan marital therapy.

Cognitive therapy bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesadaran yang negatif dan kemudian ini nantinya

akan diganti dengan kesadaran positif.

Behavioral therapy, penderita akan diajari perilaku baru dan skil interpersonal untuk mendapat respon yang

diinginkan dari orang lain. Latihan skil sosial adalah satu jenis behavioral therapy yang mementingkan latihan

ketegasan, kompetensi verbal dan non-verbal dan memanfaatkan main peran untuk mengembangkan kemahiran.

Interpersonal therapy

memudahkan penderita untuk sehat kembali dengan memfokuskan tentang keadaan sekarang

bukan tentang sebelumnya. Tujuannya supaya penderita bisa mengembangkanskil menyelesaikan masalah, sosial

dan interpersonal.

Group therapy pula, seorang dokter dan satu kumpulan penderita gangguan depresi mayor berusaha bersama -

sama untuk mengubah keadaan emosional dan perilaku mereka sendiri. Sementara Marital therapy, bisa

dilaksanakan oleh seorang individual, pasanganatau ahli keluarga sendiri (North, 2010)
Fluoxetine
Nama Dagang : Prozac 20 mg
Harga : Rp. 39,520.00
Kandungan : Fluoxetine 20 mg
Dosis : Capsule 10 mg, 20 mg, 40 mg
Pemakaian : PO 20 mg/Hari
Indikasi : Ganguan depresi mayor, Ganguan Obsesif-Konpulsif, Bulimia Nervosa,
Ganguan Panik, Gangguan dysphoric pramenstruasi
Interaksi : Codeine (Fluoxetine akan menurunkan level atau efek kodein
dengan mempengaruhi metabolisme enzim hati CYP2D6)Kontaindikasi :
Hipersensitifitas, Pimozide atau Thioridazine bersamaan (Dalam 5 minggu
pemberian Fluoxetine) dan Ibu menyusui
Efek Samping : Sakit kepala, Mual, Mengantuk, Mulut kering, Berkeringat,
Hipertensi, Dispepsia, Nafsu makan meningkat, Tinnitus.
Onset: 1-3 Jam
Durasi : 4-6 Jam
Mekanisme : Inhibitor reuptake serotonin selektif (Obat ini bekerja dengan
meningkatkan aktivitas zat alamai serotonin dalam otak, serotonin itu sendiri
merupakan zat yang dipercya dapat menimbulkan perasaan nyaman dan
senang. Dengan meningkatnya aktivitas serotonin maka ganguan pada keadaan
emosional, tidur, nafsu makan, energy, dan ketertarikan dengan aktivitas social
dapat teratasi); afinitas alfa-adrenergik atau reseptor kolinergik sedikit atau
tidak sama sekali
Paracetamol
Nama Dagang : Paracetamol
Harga : Rp 4.070,- / Strip
Kandungan : Paracetamol 500 mg
Dosis : Tablet 325 mg, 500 mg
Pemakaian : Anak 1-5 tahun: 3-4 x sehari 1-4-1/2 tablet. Anak 6-12
tahun: 3-4 x sehari 1/2-1 tablet. Anak 13 tahun-dewasa: 3-4 x sehari 1-2
tablet.
Indikasi : Analgesik dan antipiretik
Interaksi : Diazepam (Diazepam menurunkan kadar acetaminophen dengan
meningkatkan metabolisme. Minor / Signifikansi Tidak Diketahui.
Peningkatan metabolisme dan tingkat metabolit hepatotoksik).
Kontaindikasi: Hipersensitifitas, Penyakit Hati
Efek Samping: Agioedema, Disorientasi, Pusing, Ruam Makulopapular
Pruritus, Hiperamonemia, Sindrom Steven Johnson, Urtikaria, Pendarahan
Saluran Cerna, Hepatotoksik, Nefrotoksik.
Onset : 1 Jam
Durasi : 6-8 jam
Mekanisme : Bertindak pada hipotalamus untuk menghasilkan
antipyresis.Dapat bekerja secara periferal untuk memblokir pembentukan
impuls nyeri; juga dapat menghambat sintesis prostaglandin pada SSP
Pseudoefedrine
Nama Dagang : Nichofed Tab
Harga : Rp. 8.932,-/Strip
Kandungan : Pseudoefedrine 60 mg dan Triprolidine 2,5 mg
Dosis : Dewasa & anak > 12 thn: 3 x sehari 1 tab
Indikasi : Pilek, Flu, Hay fever, Alergi, Bronkitis
Interaksi : Acetazolamide (cetazolamide akan meningkatkan level atau
efek pseudoephedrine dengan reabsorpsi tubular ginjal pasif - urin
dasar. Gunakan Perhatian / Monitor)
Kontaindikasi : Hipersensitifitas, Hipertensi beratEfek Samping :
Tremor, Gelisah, Nausea, Muntah, Hipertensi, Infark miokard, Fibrilasi
atrium, Kolitis Iskemik
Onset : 30 menit PO
Durasi : 3-8 jam (60 mg), 12 jam (120 mg)
Mekanisme : Obat ini bekerja dengan cara mempersempit pembuluh
darah untuk mengurangi pembengkakan yang menyebabkan
tersumbatnya saluran pernapasan
 Diharapkan dari pemakaian fluoxetine sebagai anti
depresan dapat mengurangi gangguan depresi
pada pasien, karena fluoxetine akan meningkatkan
zat serotonin dalam otak, serotonin dapat
menimbulkan rasa senang dan nyaman. sehingga
dapat meminimalisir kambuhnya depresi.
 Penggunaan paracetamol diharapkan dapat
membantu menurunkan demam dan meringankan
pusing pada pasien karena faktor suhu yg
mempengaruhi dan masalah yg dihadapi.
 Pada pemakaian pseudoefedrin diharapkan dapat
mengurangi flu yang di derita oleh pasien.

OUTCOME
MONITORING FARMASI
Program kunjungan rumah atau home visit dapat menjadi sarana atau penghubung
antara petugas kesehatan terhadap pasien/keluarga yang menimbulkan dampak positif
juga efektif dalam mencapai keberhasilan perawatan yang optimal. Kunjungan rumah
bisa memberikan banyak informasi kesehatan tidak hanya bagi pasien yang
bersangkutan, namun juga bagi keluarga pasien bahkan bagi masyarakat sekitar
tempat tinggal pasien gangguan jiwa. Mengapa masyarakat juga harus dilibatkan
dalam hal ini? Sebab keberhasilan perawatan pada kasus gangguan jiwa tidak akan
berhasil jika pengaruh stigma dimasyarakat masih sangat kuat.

Melalui kunjungan rumah maka kita dapat memantau dan mengetahui perkembangan
pasien, termasuk kebutuhan akan informasi kesehatan yang sangat diperlukan seperti
manfaat obat yang dikonsumsi, efek samping yang mungkin bisa muncul dan resiko
kekambuhan jika obat tidak dikonsumsi secara benar. Selanjutnya adalah
teridentikasinya harapan terutama terhadap pelayanan kesehatan jiwa karena selama
ini pengetahuan dan wawasan pasien dan keluarga yang sangat minimal terhadap
perawatan kasus gangguan jiwa, pasien juga menginginkan bahwa mereka
diperlakukan atau diberikan pelayanan yang sama dengan pasien yang tidak
mengalami gangguan jiwa atau pasien yang sakit secara fisik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai