Anda di halaman 1dari 33

BAHASA INDONESIA

Yoga Pradana Wicaksono, S. Pd., M. Pd.


Hakikat Bahasa
Bahasa?
Sistem tanda yang berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang berfungsi
sebagai alat komunikasi antaranggota
masyarakat. Simbol dalam bahasa tersebut
bersifat arbitrer dan konvensional yang diperkuat
dengan gerak-gerik badaniah yang nyata.
Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa
Secara garis besar fungsi bahasa meliputi:
1. Sebagai alat untuk mengekspresikan diri;
2. Sebagai alat untuk komunikasi;
3. Sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
adaptasi sosial;
4. Sebagai alat untuk mengadakan kontrol sosial.
Sumber Bahasa Idonesia

Indonesia
Indonesia Melayu
Melayu Asia
AsiaTenggara
Tenggara

Lingua
LinguaFranca
Franca
Bukti Penggunaan Bahasa Melayu
di Indonesia
 Prasasti Kedukan Bukit (683) di Palembang. Berukuran
kurang lebih 1 meter dan menggunakan aksara Pallawa
dan bahasa Melayu kuno (berisi perjalanan suci Dapunta
Hyang dan 2000 orang pengikut).
 Prasasti Talang Tuo (684) di Palembang. Berukuran kurang
lebih 1 meter dan menggunakan aksara Pallawa dan
bahasa Melayu kuno (menyatakan raja Sriwijaya berjasa
karena telah mendirikan taman Sriksetra).
 Prasasti Kota Kapur (tiang batu) (686) di Bangka Barat.
Berisi kutukan.
 Prasasti Karang Brahi (688) di Jambi dan Sungai Musi.
Berisi kutukan bagi orang orang-orang yang tidak tunduk
pada raja dan berbuat jahat.
Lanjutan....
Pulau Jawa Tengah
 Prasasti Ganda Suli (832) Temanggung
(akasara Jawa Kuno) berisi tentang falsafah
dan kemerdekan dan kejayaan Sailendra.
 Prasasti Bogor (942) 17 x 15 meter (aksara

Sunda Kuno)

Kosakata Melayu kuno yang terdapat dalam


prasasti-prasasti tersebut antara lain: terdapat
kata istri, raja, putra, samudra, dll.
Lanjutan....
 Aksara Pallawa merupakan aksara yang
berasal dari India. Akasara Pallawa menjadi
akar dari aksara-aksara yang ada di Nusantara.
 Akasara ini pertama kali ditemukan pada
prasasti Mulawarnam di Kutai Kalimantan
Timur. Bukti tulisan pertama di pulau Jawa
yaitu prasasti Tarumanegara.
Fungsi Bahasa Melayu

 Bahasa Kebudayaan (buku-buku yang berisi


aturan hidup dan sastra);
 Bahasa perhubungan (lingua franca) antarsuku
di Indonesia;
 Bahasa perdagangan dan keagamaan (dalam
dan luar Indonesia);
 Bahasa resmi kerajaan (Kerajaan Sriwijaya dan
Kerajaan Majapahit);
Perismian Bahasa Indonesia

Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928


“Kami putra dan putri Indonesia mengaku
bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Asal Usul Kata Indonesia
Kata Indonesia diciptakan oleh seorang Inggris yang
bernama George Samuel Windsor Earl yang menyebut
dengan istilah Indu-nesian (kepulauan Indian) dan Melayu-
nesian. Namun, Earl lebih memilih menggunakan istilah
Melayunesia.
James Richardson Logan mempopulerkan istilah
Indonesia dalam majalah yang ditulisnya. Logan
menggunakan istilah Indonesia untuk menyebutkan
penduduk dan pulau-pulan Indonesia sekarang.
Adolf Bastian dikira sebagai pencetus nama Indonesia
karena kekurangtelitian akademik di negeri Belanda.
Alasan Bahasa Melayu di Angkat
Menjadi Bahasa Indonesia

1. Bahasa perhubungan & bahasa perdagangan.


2. Bahasa yang sederhana dan mudah dipelajari.
3. Suku-suku di Indonesia dengan suka rela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia.
4. Kesanggupannya untuk dipakai sebagai bahasa
dalam arti yang luas.
Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Nasional
Sesuai dengan
ikrar sumpah
pemuda 1928

Sumpah Pemuda

Bahasa Negara
Sesuai dengan
Undang-
Undang Dasar
1945
Kedudukan Sebagai Bahasa
Nasional

 Kedudukan sebagai bahasa nasional berarti bahasa


Indonesia dalam penggunaanya sehari-hari tidak
terikat sesuai dengan kaidah yang benar. Bahasa
Indonesia digunakan dalam ragam santai (nonresmi).
 Berfungsi
1. Lambang kebanggaan kebangsaan
2. Lambang identitas nasional
3. Alat perhubungan/komunikasi (TV, Radio, buku,
koran, dll)
4. Alat persatuan
Lanjutan....
 Tidak semua negara memiliki bahasa nasional, misalnya
Belgia (B. Perancis dan B. Jerman) dan Swiss (B. Jerman,
B. Perancis, B. Inggris, dan B. Rumania).
 Bahasa Indonesia sampai sekarang masih digunakan
masyarakatnya, berbeda dengan negara Malaysia dan
India yg harus menggunakan bahasa Inggris.

 Kebanggan akan bahasa Indonesia.


1. Bahasa Indonesia menjadi bahan ajar di Universitas
Honggaria.
2. Dipelajari di lebih dari 45 negara.
3. Menjadi bahasa populer keempat di Australia dan 500
sekolah mengajarkan bahasa Indonesia.
Bahasa Negara
 Bahasa Indonesia digunakan secara resmi
yang harus digunakan sesuai dengan kaidah
yang benar (baku).
 Berfungsi
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar di dunia pendidikan
3. Alat perhubungan tingkat nasional untuk
kepentingan pembangunan.
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Penggunaan Ejaan dan Tata
Bahasa
Pemakaian tanda baca
1. Tanda titik 11. Tanda petik tunggal
2. Tanda koma 12. Tanda kurung
3. Tanda titik koma 13. Tanda kurung siku
4. Tanda titik dua 14. Tanda garis miring
5. Tanda hubung 15. Tanda penyingkat (apostrof)
6. Tanda pisah
7. Tanda tanya
8. Tanda seru
9. Tanda elipsis
10. Tanda petik
Tanda Titik (.)
 Digunakan di akhir kalimat yang bukan pernyataan atau
seruan.
 Digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, iktisar, atau daftar.
 Digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, detik
yang menunjukkan waktu.
 Digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, detik
yang menunjukkan jangka waktu.
 Digunakan dalam daftar pustaka di antara nama penulis,
tahun, judul, dan tempat terbit.
 Digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Tanda Koma (,)

 Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian


atau pembilangan.
 Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului
dengan kata tetapi, melainkan, melainkan , sedangkan,
dan kecuali.
 Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimat.
 Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat,
seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, dll.
Lanjutan....
 Digunakan untuk memisahkan kata seru atau
kata-kata yang digunakan sebagai sapaan.
 Digunakan untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
 Tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
 Dipakai untuk memisahkan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka
Lanjutan....
 Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan
kaki atau catatan akhir.
 Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
 Digunakan untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi.
 Dipakai untuk menghindari salah baca atau salah
pengertian di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
Tanda Titik Koma (;)
 Sebagai pengganti tanda penghubung untuk
memisahkan kalimat setara di dalam kalimat
majemuk setara
 Digunakan untuk mengakhiri pernyataan
rincian dalam kalimat yang berupa frasa atau
kelompok kata.
 Digunakan untuk memisahkan dua kalimat
setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap
bagian itu dipisahkan oleh tanda baca dan kata
hubung.
Tanda Titik Dua (:)
 Dipakai diakhir pernyataan lengkap yang diikuti
rangkaian atau pemerian.
 Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian.
 Digunakan dalam naskah drama sesudah kata
yang menunjukkan perilaku dalam percakapan.
 Dipakai di antara a) jilid atau nomor dan
halaman, 2) bab dan ayat dalam kitab suci, 3)
judul dan anak judul karangan, dan d) nama
kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Tanda Hubung (-)
 Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian
baris.
 Menyambung awalan dengan bagian kata yang
mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang
mendahuluinya pada pergantian baris.
 Menyambung unsur-unsur kata ulang.
 Menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam
kalimat yang dieja satu suku.
 Digunakan untuk memperjelas a) hubungan bagian-bagian
kata atau ungkapan, dan b) penghilangan bagian frasa atau
kelompok kata.
 Digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing.
Tanda Pisah (-)
 Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun utama
kalimat.
 Menegaskan keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
jelas.
 Dipakai di antara dua bilangan , tanggal, atau
tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau
‘sampai ke’.
Tanda Tanya (?)
 Digunakan pada akhir kalimat tanya.
 Digunakan untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan.
Tanda Seru (!)
 Digunkan untuk mengakhiri ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau pun emosi yang kuat.
Tanda Elipsis (...)
 Digunakan dalam kalimat terputus-putus.
 Digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam
suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
Tanda Petik (“ ”)
 Digunakan untuk mengapit petikan langsung
yang berasal dari pebicaraan, naskah, atau
bahasa tulis lain.
 Digunakan untuk mengapit judul puisi ,
karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
 Dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
 Dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat
di dalam petikan lain.
 Dipakai untuk mengapit makna kata atau
ungkapan.
 Dipakai untuk mengapit makna kata atau
ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing.
Tanda Kurung (( ))
 Dipakai untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
 Digunakan untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
 Dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
 Digunakan untuk mengapit angka atau huruf
yang memerinci urutan keterangan.
Tanda Kurung Siku ([ ])
 Dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis
orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat dalam naskah asli.
 Dipakai untuk mengapit keterangan dalam
penjelas yang sudah bertanda kurung.
Tanda Garis Miring (/)
 Dipakai dalam nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwin atau tahun
ajaran.
 Dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan
ataupun.
Tanda Apostrof (‘)
 Menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angkat tahun.
Misalnya:
dia ‘kan sudah kusurati (‘kan: bukan)
malah ‘lah tiba (‘lah: telah)
1 Januari ‘08 (‘08: 2008)

Anda mungkin juga menyukai