KELOMPOK 8
ABDILLAH AKBAR (10211910000019)
FAJAR PUTRA C (10211910000022)
DIMAS ALTHAF (10211910000027)
NATRIUM AZIDA
[SODIUM AZIDE]
Piktogram Bahaya
:
Kata Sinyal
: "BAHAYA"
Pernyataan •Fatal juka terkena kulit
bahaya : •Fatal jika tertelan
•Menyebabkan iritasi kulit
•Menyebabkan iritasi parah pada mata
•Sangat toksik bagi kehidupan akuatik
NATRIUM BORAT ANHIDRAT
[SODIUM BORATE, ANHYDROUS]
• Piktogram Bahaya :
Piktogram Bahaya :
Pernyataan bahaya : Menyebabkan iritasi kulit, Menyebabkan iritasi pada mata, Diduga
merusak fertilitas atau janin, Dapat berbahaya jika tertelan, Dapat berakibat fatal jika
tertelan dan masuk ke dalam saluran pernafasan
NATRIUM FLUOROASETAT
[SODIUM FLUOROACETATE]
Piktogram Bahaya :
Pernyataan bahaya :Fatal jika tertelan, Dapat berakibat fatal jika tertelan dan
masuk kedalam saluran pernafasan, Menyebabkan iritasi kulit, Menyebabkan iritasi
pada mata yang parah, Dapat menyebabkan kerusakan susunan syaraf pusat, Diduga
merusak fertilitas/ janin, Toksik bila terkena kulit
o- ANISIDIN
[o-ANISIDINE ]
Piktogram Bahaya :
Pernyataan bahaya :
Berbahaya bila tertelan
Menyebabkan iritasi kulit
Menyebabkan kerusakan parah pada mata
Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit
Diduga menyebabkan kerusakan genetik
Diduga menyebabkan kanker
OKSIDISULFOTON
[OXYDISULFOTON]
Piktogram Bahaya :
Piktogram Bahaya :
Pernyataan bahaya :
Menyebabkan luka bakar pada kulit dan kerusakan pada mata parah
Diduga menyebabkan kerusakan genetik
Dapat menyebabkan rusak fertilitas/ janin
Dapat berakibat fatal jika tertelan dan masuk kedalam saluran pernafasan
PARATION
[PARATHION]
Piktogram Bahaya :
Pernyataan bahaya :
Dapat menyebabkan kebakaran/ ledakan, oksidator kuat
Fatal jika tertelan dan terkena kulit
Dapat berbahaya bila terkena kulit
Diduga merusak fertilitas/ janin
Sangat toksik bagi kehidupan akuatik
Menyebabkabn iritasi kulit
Menyebabkan iritasi pada mata
NATRIUM SIANIDA
• Natrium sianida adalah senyawa anorganik dengan rumus nacn. Senyawa ini merupakan senyawa padat
berwarna putih yang dapat larut dalam air. Sianida memiliki afinitas yang tinggi terhadap logam, sehingga
senyawa ini sangat beracun. Kegunaan utamanya adalah dalam proses penambangan emas yang
memanfaatkan reaktivitasnya yang tinggi dengan logam. Senyawa ini merupakan basa kuat.
• Sianida umumnya diperdagangkan dalam bentuk senyawa padat alkali sianida, yang bisa ditemukan
dalam senyawa nacn (sodium sianida) dan kcn (potassium sianida). Sianida digunakan dalam berbagai
bidang, antara lain ; pembasmi hama pada pertanian, pelarut logam dalam proses ekstraksi logam dari
batuan mineralnya (misalnya ekstraksi emas menggunakan sianida), penyepuhan perhiasan yang terbuat
dari logam mulia, sebagai katalis pada industri pembuatan polimer, cat air dan laundry blue (prussian
blue), dan sebagainya.Tidak semua senyawa sianida bersifat racun. Senyawa-senyawa yang bersifat
racun adalah senyawa-senyawa yang bisa mendissosiasi (melepaskan) ion sianida bebas dari
senyawanya.
Natrium Sianida
Rumus Kimia : NaCN
Massa Molekul : 49,01 Dalton
PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER CAS : 143-33-9
NOMOR HS : 2837.11.00.00
NOMOR UN : 1689
Keadaan fisik : Padatan berbentuk kristal kubus atau serbuk, granul, serpihan yang dapat
menyerap uap air sehingga menjadi cairan, tidak berwarna hingga putih, berbau
seperti almond. Jika kering tidak berbau, tetapi jika menyerap air berbau sianida.
Higroskopis.
Kelarutan : Dalam air, 58% pada 20°C dan 82% pada 35°C; larut dalam ammonia; sedikit
a.Penanda Produk : (mencakup informasi tentang nama senyawa atau komposisi kimia penyusun bahan dan/ atau
nama dagang serta nomor pengenal internasional seperti Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau
lainnya).
b.Identitas : (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap dari produsen/ pemasok bahan kimia)
Produsen/Pemasok
c.Piktogram Bahaya :
N,N-Dimethyl-2-methylcarbamoyloxyimino-2-
(methylthio)acetamide
• Piktogram Bahaya :
Oksamil dengan :
INFORMASI DAN
TAKSINOLOGI
Data Toksisitas : Data Iritasi/Korosi : tidak tersedia
LD50 tikus – oral 2500 µg/kg
LD50 tikus – kulit 300 µg/kg
LD50 tikus (jantan) – oral 3,1 mg/kg Data Teratogenik : tidak tersedia
LD50 tikus (betina) – oral 2,5 mg/kg
LD50 tikus – intraperitoneal 4 mg/kg Data Tumorigenik : tidak tersedia
LD50 mencit – oral 2300 µg/kg
LD50 kelinci – kulit 740 mg/kg Data Efek Reproduktif : TDLo tikus – oral 945 mg/kg, 12
LD50 kelinci (jantan) – kulit 5027 mg/kg minggu (jantan)/ 12 minggu (betina,
LD50 kelinci (betina) – kulit >2000 mg/kg sebelum masa kehamilan)/ 3 minggu
LD50 marmut – oral 7 mg/kg (betina hamil), secara kontinyu.
LC50 tikus (jantan)– terhirup 0,17 mg/L udara/1 TDLo tikus multigenerasi – oral 1690 mg/kg
jam
LC50 tikus (betina)-terhirup 0,12 mg/L Efek Lokal : data tidak tersedia
udara/1jam
LC50 tikus (jantan) – terhirup 0,064 mg/L Organ Sasaran : Sistem syaraf
Data Mutagenik : tidak tersedia
udara/4jam
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan : Gangguan pada
alat kelamin dan saluran kemih,
Data Karsinogenik : kardiovaskular, sistem syaraf,
GHS : Tidak karsiogenik pernafasan, penyakit kulit dan
IARC : Tidak karsinogenik alergi.
OSHA : Tidak karsinogenik
NTP : Tidak karsinogenik
EFEK TERHADAP KESEHATAN
A. Terhirup
Paparan Jangka Pendek : Sama seperti paparan karbamat. Ketika terhirup, efek pertama penghambatan
kolinesterase umumnya pada pernafasan dan dapat meliputi hiperemia dan pengeluaran air di bagian
hidung, ketidaknyamanan pada dada, sesak nafas, dan nafas berbunyi akibat meningkatnya sekresi dan
penyempitan bronkhial. Efek sistemik lainnya dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau beberapa
jam setelah paparan. Gejala dapat meliputi mual, muntah, diare, kejang perut, sakit kepala, vertigo, nyeri
mata, spasme otot silia, penglihatan kabur atau buram, miosis atau dalam beberapa kasus dapat terjadi
midriasis, lakrimasi, pengeluaran saliva, pengeluaran keringat, dan perasaan bingung. Efek lain yang
dilaporkan terjadi pada susunan syaraf pusat atau saraf otot dapat meliputi ataksia, bicara yang tertelan,
arefleksia, kelemahan, keletihan, kedutan, fasikulasi, tremor, dan akhirnya kelumpuhan pada kaki dan
tangan dan kemungkinan pada otot pernafasan. Dalam kasus berat juga mungkin terjadi buang air besar
dan buang air kecil di luar kemauan (tanpa sengaja), bradikardia, hipotensi, edema paru, kejang, koma dan
kematian akibat kegagalan fungsi pernafasan atau terhentinya fungsi jantung. Karbamat secara umum
tidak terakumulasi
Paparan dalam jaringan
Jangka Panjang : Samamamalia dan inhibisi
seperti paparan kolinesterase
karbamat. akan
Paparan kembali
berulang normal
atau terusdalam waktu
menerus dapat
yang cukup cepat.
menimbulkan efek Dalam kasus non-fatal,
sebagaimana secara
halnya pada umum
paparan gejalapendek.
jangka akan bertahan hingga kurang dari 24 jam.
Catatan untuk dokter : Pertimbangkan pemberian oksigen
B. Tertelan
Paparan Jangka Pendek : Sama seperti paparan karbamat.
Ketika tertelan, efek mula-mula berupa mual, muntah, anoreksia, kejang perut dan diare. Penyerapan
melalui usus dapat mengakibatkan gejala penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada
paparan terhirup jangka pendek. Gejala dapat terjadi dalam waktu beberapa menit atau tertunda
hingga beberapa jam. Efek tertunda meliputi penyakit pada syaraf.
Paparan Jangka Panjang : Sama seperti paparan karbamat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat menimbulkan efek sebagaimana halnya pada paparan
jangka pendek.
Catatan untuk dokter :
Pertimbangkan pembilasan lambung. Pertimbangkan pemberian oksigen. Hindari pemberian obat anti
depresi.
C. Kontak Dengan Mata
Paparan Jangka Pendek : Sama seperti paparan karbamat.
Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, hiperemia, lakrimasi, kedutan pada kelopak mata, miosis,
dan spasme otot silia disertai kehilangan kemampuan akomodasi mata, penglihatan kabur atau buram
dan sakit pada kening, terkadang midriasis mungkin terjadi sebagai pengganti miosis. Jika paparan
cukup banyak maka mungkin terjadi gejala penghambatan kolinesterase sebagaimana halnya pada
paparan terhirup jangka pendek.
Paparan Jangka Panjang : Sama seperti paparan karbamat.
Paparan berulang atau terus menerus dapat menimbulkan efek sebagaimana halnya pada paparan
jangka pendek. Selain itu, kemungkinan menyebabkan efek toksik pada lensa mata, penebalan selaput
ikat mata, dan gangguan kanal nasolakrimal.
D. Kontak Dengan Kulit
Paparan Jangka Pendek : Sama seperti paparan karbamat.
Beberapa senyawa karbamat dapat menyebabkan iritasi. Pengeluaran keringat setempat dan fasikulasi
dapat terjadi di daerah kontak. Jika terabsorpsi dalam jumlah yang cukup, dapat menyebabkan gejala
Maltosa