Anda di halaman 1dari 15

CRISIS MANAGEMENT

ACADEMIC HEALTH SYSTEM UNIVERSITAS


INDONESIA
CRISIS
A crisis can be said to occur when policymakers
experience a serious threat to the basic
structures or the fundamental values and norms
of a system, which under time pressure and
highly uncertain circumstances necessitates
making vital decisions.

‘t Hart, P. (2014) ‘Understanding Public Leadership’, Palgrave, New York (p. 129).
TINGKATAN KRISIS

Disaster Krisis tidak dapat ditangani


Dampak dan operasional terhenti

Crisis Berdampak lebih luas


dan jangka panjang
Incident Berdampak secara
jangka pendek
Event
Terjadi penyimpangan
tapi dapat diatasi

waktu
KLASIFIKASI KOMPONEN
1. Management
2. Health Services
3. Health Education
4. Inter-programs & Inter-sector Intervention
5. Stakeholder
POTENSI KRISIS PADA KOMPONEN
MANAJEMEN
NO ANCAMAN DAMPAK
1 Struktur Dasar Ketidakjelasan dan Tidak terciptanya sinergi antar
tumpang tindih peran stakeholder
2 Pondasi-pondasi Sistem Banyak kegiatan yang tidak
Dampak yang dihasilkan tidak
mendukung satu sama lain optimal
3 Keterbatasan Waktu Keterbatasan sumber daya Usaha yang dikeluarkan terlalu
yang dapat dioptimalkan besar tidak sebanding dengan
hasil yang minimal
4 Situasi yang tidak Munculnya banyak kendala Proses kerja terhambat atau
menentu pada pelaksanaan rencana terhenti
POTENSI KRISIS PADA KOMPONEN
PELAYANAN KESEHATAN
NO ANCAMAN DAMPAK
1 Struktur Dasar Kesulitan koordinasi antara Proses penempatan peserta
RIK dengan Rumah Sakit didik di RS tidak optimal
2 Pondasi-pondasi Sistem Perbedaan standar antar Penerapan modul pelayanan
RS anggota AHS UI tidak seragam
3 Keterbatasan Waktu Keterbatasan sarana Pelayanan kepada pasien tidak
pelayanan di RS Jejaring optimal
4 Situasi yang tidak Pelayanan kepada pasien Peserta didik tidak dapat
menentu BPJS menangani pasien BPJS
POTENSI KRISIS PADA KOMPONEN
PENDIDIKAN KESEHATAN
NO ANCAMAN DAMPAK
1 Struktur Dasar Kesulitan koordinasi antara Terhambatnya proses
RIK dengan Rumah Sakit penempatan peserta didik
2 Pondasi-pondasi Sistem Perbedaan etika dan budaya Hambatan dalam proses
kerja di setiap institusi akademik
3 Keterbatasan Waktu Jumlah pasien dan variasi Tingkat kompetensi yang
kasus yang ditangani tidak optimal
4 Situasi yang tidak Kesulitan dalam penerapan Kurikulum pendidikan tidak
menentu modul pendidikan berjalan optimal
POTENSI KRISIS PADA KOMPONEN
INTERVENSI
1. Inter-program intervention – kolaborasi berbagai program yang
telah ada dari berbagai instansi
2. Inter-sector Intervention – kerjasama lintas sektoral dengan
berbagai instansi terkait

NO ANCAMAN DAMPAK
1 Struktur Dasar Ketidakjelasan status AHS UI Terjadi kesimpangsiuran
apakah sebagai suatu konsep implementasi AHS di
lembaga atau task force internal setiap anggota
2 Pondasi-pondasi Sistem Karena status tidak jelas Kerjasama dengan instansi
maka tata kelolanya tidak terkait menjadi terhambat
optimal
3 Keterbatasan Waktu Pengembangan jejaring Minimnya jumlah jejaring yang
terkendala waktu dapat mendukung AHS UI
4 Situasi yang tidak Program kerjasama lintas Hasil program kerjasama tidak
menentu sektoral menjadi terkendala optimal
POTENSI KRISIS PADA KOMPONEN
STAKEHOLDER
NO ANCAMAN DAMPAK
1 Struktur Dasar Ketidakjelasan peran setiap Dukungan dari stakeholder
stakeholder tidak optimal
2 Pondasi-pondasi Sistem Adanya kendala dalam Terjadi tumpang tindih
komunikasi antar stakeholder kewenangan
3 Keterbatasan Waktu Tidak terciptanya sinergi antar Optimalisasi sumber daya
stakeholder menjadi terhambat
4 Situasi yang tidak Perubahan kebijakan dari Terjadi perubahan program
menentu suprastruktur yang mendadak kerja
KERANGKA KERJA KONTIJENSI BISNIS
TERPADU
LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI
1. Perlunya dibentuknya Stakeholder Management,
menghilangkan ego sektoral dan membangun
komunikasi yang strategis;
2. Membangun sistem yang terpadu lintas sektoral
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama;
3. Membangun jejaring dengan suprastruktur, lembaga
terkait dan konsumen, agar dapat melakukan langkah-
langkah preventive, reactive dan curative (dalam
rangka mengantisipasi situasi yang penuh
ketidakpastian)
LANGKAH-LANGKAH ANTISIPASI
Risk & Issues Management (Preventive)

Merupakan langkah-langkah untuk mendeteksi potensi


risiko dan melakukan mitigasi, melalui:

1. Membuat kajian potensi risiko dan matrik risiko


2. Membuat daftar risiko dan berbagai isu yang ada.
3. Menyusun strategi mitigasi
4. Membuat rencana aksi – stakeholder mapping,
menyusun scenario planning
LANGKAH-LANGKAH MENGATASI KRISIS

Emergency Response (Reactive)

Merupakan langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang


tiba-tiba muncul (karena kondisi yang tidak menentu), melalui:

1. Pemanfaatan fasilitas, proses dan kompetensi yang dimiliki


2. Melakukan komunikasi krisis secara akurat dan efektif.
3. Melakukan self assessment dengan cepat dan akurat
4. Melakukan tindakan quick response sesuai prosedur yang
telah ditetapkan
LANGKAH-LANGKAH PEMULIHAN KRISIS

Business Continuity (Curative)

Merupakan langkah-langkah pemulihan pasca krisis,


merupakan satu rangkaian manajemen krisis. Upaya
pemulihan melalui:

1. Analisis dampak krisis


2. Menyusun strategi kelanjutan bisnis terpadu.
3. Melakukan pemulihan dan evaluasi krisis agar tidak
terjadi di kemudian hari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai