PRA ARV
PEMBERIAN ARV
POST ARV
Alur Tatalaksana HIV di
PDP
• Diagnosis HIV
1
• Diagnosis IO-Koinfeksi
2
• Tatalaksana IO-Koinfeksi
3
• Tatalaksana HIV (ARV)
4
• Monitoring Efek samping dan Interaksi obat
5
• Monitoring respons terapi
6
PERSIAPAN SEBELUM
ARV
Edukasi
• Makna hasil tes positif menerima kenyataan
• Paket layanan yang akan didapat oleh pasien yaitu skrining TB, skrining IMS,
pemberian INH profilaksis, pemberian kotrimoksasol jika terindikasi,
pemberian ARV, edukasi gizi
• Edukasi kepatuhan minum obat
• Rencana monitoring hasil pengobatan
• Informasi tentang pencegahan seperti penggunaan kondom, manfaat
sirkumsisi, vaksinasi
• Notifikasi pasangan
• Tempat rujukan ARV yang ada di daerah tersebut
Konseling Pengobatan
ART
sebelum memulai
Pasien haruspengobatan
memahami : tujuan terapi
i
narkoba intranasal, tato dan tindik, serta kelompok yang mendapat transfusi berulang, seperti ODHA talasemia dan yang menjalani hemodialisis
d Dapat dipertimbangkan jika tersedia fasilitas pemeriksaan antigen kriptokokus (LFA) mengingat prevalensi antigenemia pada ODHA asimtomatik di
beberapa tempat di Indonesia mencapai 6.8-7.2%.
e
Pertimbangkan penilaian ada tidaknya penyakit kronis lain terkait penatalaksanaan HIV seperti hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan diabetes
f
Terapi ARV dapat dimulai sambil menunggu hasil CD4. Pemeriksaan CD4 awal tetap diperlukan untuk menilai respons terapi.
A
g
Untuk ODHA dengan risiko tinggi mengalami efek samping TDF: penyakit ginjal, usia lanjut, IMT rendah, diabetes, hipertensi, penggunaan PI atau obat
nefrotoksik lainnya. Dipstik urin digunakan untuk mendeteksi glikosuria pada ODHA non diabetes.
h
Untuk anak dan dewasa yang berisiko tinggi mengalami efek samping terkait AZT (CD4 rendah atau Indeks Massa Tubuh rendah)
i
Untuk ODHA dengan risiko tinggi efek samping NVP, misalnya ARV naif, wanita dengan CD4 > 250 sel/mm3 dan koinfeksi HCV. Namun enzim hati awal
memiliki nilai prediktif yang rendah untuk memonitor toksisitas NVP.
Indikasi Memulai ARV
• Terapi ARV harus diberikan kepada semua ODHA tanpa melihat
stadium klinis dan nilai CD4 (termasuk anak <1 tahun, 1-10 tahun,
remaja, ibu hamil, dewasa)
• ARV diberikan segera/tanpa ditunda (dalam hari yang sama dengan
diagnosis sampai 1 minggu), pada pasien yang siap dan tidak ada
kontraindikasi klinis. Hasil pemeriksaan lab lengkap tidak menjadi pra-
syarat untuk memulai ARV.
Inisiasi ARV Dini
Manfaat Risiko
(log10 copies/mL)
–1.5
–2.5
0 4 8 12
Tahun
Years setelah terinfeksi
since HIV infectionHIV
Figure 1. A framework for understanding the epidemiological impact of HIV treatment. The published results of models [38,53–55] that
have estimated the contribution of different stagesThe
of HIVHIV Modelling
infection Consortium
to onward transmission TasP
are compiled in aEditorial Writing
median cumulative Group
distribution of
infections generated by one infected person over the course of his/her infection in the absence of treatment (red line). The horizontal axis shows time
PLoS Medicine 2012 vol 9 e1001259
from the time of infection to 12 years, which is the mean survival time for those with untreated HIV infection [56]. The vertical axis shows the
ARV Mencegah Penularan
23
Nucleoside reverse Non nucleoside
Protease inhibitor
Entry inhibitor CD4 binding inhibitor transcriptase reverse transcriptase Integrase inhibitor Maturation inhibitor
(PI)
inhibitor (NRTI) inhibitor (NNRTI)
• CCR5 inhibitor
• CXCR4 inhibitor
• Fusion inhibitor (FI)
Obat ARV yang Tersedia
• Atazanavir
(ATV)
• Fosamprenavir
(FPV)
• Tipranavir
(TPV)
• Darunavir
(DRV)
ARV di Indonesia
NRTI NNRTI PI
• Zidovudin (AZT) • Efavirenz • Lopinavir
• Lamivudin • Nevirapine • Ritonavir
(3TC) • Rilpivirine
• Tenofovir
(TDF/TAF)
• Emtricitabin
(FTC)
• Abacavir (ABC)
• Stavudin
ARV di Indonesia (Baru)
PI INSTI
• Atazanavir • Dolutegravir
• Darunavir • Raltegravir
NRTI & NNRTI
Efavirenz (EFV)
TDF + 3TC + EFV
Lopinavir/ritonavir
(Aluvia)
28 Antiretroviral (~1,540 Kemungkinan
Kombinasi)
??
?
37
38
Konsep Umum ART
4S
4S
• Start
– Memulai terapi ARV pada Odha yang baru dan belum
pernah menerima sebelumnya
– Restart: memulai kembali setelah berhenti sementara
• Substitute
– Mengganti salah satu/ sebagian komponen ART dengan
obat dari lini pertama
• Switch
– Mengganti semua rejimen ART (beralih ke lini kedua)
• Stop
– Menghentikan pengobatan ARV
S T A R T
Pedoman baru mempercepat dimulainya terapi
25
Tanpa terapi
20 Mono-terapi
% progresi pasien
15 Dual-therapy
10
Triple therapy
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Bulan
a Jangan memulai TDF jika CCT < 50 ml/menit, atau pada kasus
diabetes lama, hipertensi tak terkontrol dan gagal ginjal
b Jangan memulai dengan AZT jika Hb < 7 g/dL sebelum terapi
c Kombinasi dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV
Alasan: Satu Paduan Untuk Semua
Paduan utama lini ke-1:
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV
o Sederhana: paduan ini sangat efektif, mudah ditoleransi dan tersedia dalam
dosis tunggal, KDT sekali sehari dan karena itu mudah diminum pasien –
meningkatkan adherence
o Paduan yg selaras meiintasi semua populasi (Dewasa, Ibu hamil (trimester
1), Anak >3 tahun, TB dan Hepatitis B,)
o Memudahkan pembelian obat dan rantai pasokan dengan mengurangi
jumlah paduan pilihan
o Aman untuk dipergunakan ibu hamil
o Efektif terhadap HBV
o EFV merupakan NNRTI untuk orang koinfeksi HIV-TB dan koinfeksi HIV-HBV
(kurang berisiko hepatotoksik)
o Terjangkau (harga turun bermakna sejak 2010)
Paduan Sekali Sehari Dapat
Memperbaiki Adherence
Percentage of patients reporting they have forgotten doses among 504 patients
*
1. Moyle et al. 6th Intl Congress on Drug Ther in HIV Inf 2002. Poster 99.
TDF + 3TC (FTC) + EFV
• TDF
300mg 1 x sehari
• 3TC
1 x 300mg atau 2 x 150mg
FTC
1 x 200mg
• EFV
600mg 1 x sehari (malam)
AZT + 3TC + NVP
• AZT
– 300mg 2 x sehari
• 3TC
– 150mg 2 x sehari
• NVP
– Lead in dose untuk 14 hari = 200mg 1 x sehari
– Setelah 14 hari dan tidak ada ruam kulit : 200 mg
2 x sehari
Paduan ART untuk Dewasa
Paduan pilihan
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDT
Paduan alternatif
• AZT + 3TC + NVP
• AZT + 3TC + EFV
• TDF + 3TC (atau FTC) + NVP
• AZT + 3TC + *EFV400
• TDF + 3TC (atau FTC) + *EFV400
*Belum direkomendasikan pada pengguna rifampisin dan ibu hamil
Rilpivirin (RPV) adalah obat alternatif pada ODHA yang tidak dapat mentoleransi EFV
dan NVP. Namun, RPV sebaiknya tidak digunakan pada ODHA dengan CD4 < 200
sel/mm3 atau viral load banyak > 100.000 kopi/mL karena efektivitasnya lebih rendah
pada kondisi tersebut.
Paduan ART untuk Remaja (10-19 tahun)
Paduan pilihan
TDF+3TC (atau FTC)+EFV
Paduan alternatif
• TDF +3TC (atau FTC)+*EFV400
• AZT+3TC+EFV
• AZT+3TC+NVP
• AZT+3TC+EFV*400
• TDF+3TC (atau FTC)+NVP
AZT+3TC+EFV
Paduan alernatif
• ABC+3TC+NVP
• ABC+3TC+EFV
• AZT+3TC+NVP
• TDF+3TC (atau FTC)+EFV
• TDF+3TC (atau FTC)+NVP
Paduan ART untuk anak <3
tahun
Paduan pilihan
(ABC atau AZT)+3TC+LPV/r
Paduan alternatif
(ABC atau AZT)+3TC+NVP
Terapi ARV utk Ko-infeksi TB-
HIV
Jumlah CD4 Paduan yang Dianjurkan Keterangan
Berapapun Mulai terapi TB. Mulai terapi ARV
jumlah CD4 Gunakan paduan: EFV (AZT atau segera setelah terapi
TDF) + 3TC + EFV (600 mg/hari). TB dapat ditoleransi
Setelah OAT selesai maka bila perlu (antara 2 minggu
EFV dapat diganti dengan NVP hingga 8 minggu)
Pada keadaan dimana paduan
berbasis NVP terpaksa digunakan
bersamaan dengan pengobatan TB
maka NVP diberikan tanpa lead-in
dose (NVP diberikan tiap 12 jam
sejak awal terapi)
Konsentrasi ARV
dalam darah Toksisitas ARV
Konsentrasi
efisien ARV
• Toksisitas/Efek samping
• Hamil
• Risiko Hamil
• TB baru
• Ada obat baru
• Stok obat habis
Toksisisitas Obat
• Ketidak mampuan untuk menahan efek samping disfungsi
organ yang cukup berat
• Dapat dipantau secara klinis
– keluhan
– pemeriksaan fisik pasien, atau
– hasil laboratorium
• Bila obat atau rejimen dapat diidentifikasi dengan jelas
ganti dengan obat yang tidak memiliki efek samping serupa:
– AZT dengan TDF (untuk anemia), atau
– EFV diganti NVP
• Kombinasi ARV terbatas tidak dianjurkan mengganti obat
yang terlalu dini
TB baru
64
ruam kulit dgn gejala konstitusi seperti demam, lesi mulut, blistering, facial oedema, atau conjunctivitis; sindrom Stevens-
Johnson dapat mengancam jiwa. Untuk ruam kulit yang mengancam jiwa, substitusi dgn EFV tdk dianjurkan, meskipun hal
S W I T C H
Alasan Switch
*
Series of 886 treatment-naive HIV patients; †
Prospective, observational study of
CD4 cell count <500 x 106 cells/L or plasma 81 HIV patients.
viral load >5000 copies/mL. ‡
MEMS, Medication Events Monitoring
System.
1. Low-Beer S et al. JAIDS. 2000;23:360-361. Letter.
2. Paterson DL et al. Ann Intern Med. 2000;133:21-30.
Hubungan Antara Adherence dan
Jumlah Sel CD4
Homer Study*1
*
Observational and research study of 1522 ART-naive patients initiated on HAART;
adherence was measured as prescriptions refilled.
Percentage of patients reporting they have forgotten doses among 504 patients
*
1. Moyle et al. 6th Intl Congress on Drug Ther in HIV Inf 2002. Poster 99.
Trick
Paduan ART Lini Kedua
Dewasa
a
Rifampisin sebaiknya tidak digunakan pada pemakaian LPV/r.
Paduan OAT yang dianjurkan adalah 2SHZE, selanjutnya
diteruskan dengan HE dengan evaluasi rutin kelainan mata.
Namun, pada infeksi meningitis TB yang perlu tetap
menggunakan rifampisin maka LPV/r dapat digunakan dengan
dosis ganda LPV/r 800 mg/200 mg 2x sehari atau 2 x 2 tablet.
S T O P
Alasan Stop
• Toksisitas/Efek
samping
• Hamil
• Gagal Pengobatan
• Adherence buruk
• Sakit / MRS
• Stok obat habis
• Kekurangan Biaya
• Keputusan pasien
Strategi menghentikan ARV
HIV
Bandel dan Pintar
HIV bereplikasi sangat cepat miliar
HIV sering ganti baju agar sulit dikenal
Selain itu
Ada masalah Resistensi, Adherence dan Efek
Samping
Kepatuhan/Adherence
Kenapa kepatuhan penting?
Pengobatan seumur hidup
Mempengaruhi gaya hidup
Kapan terjadi resistensi ARV?
Tanpa interupsi efektif menekan perkembangan virus
Interupsi terjadi mutasi HIV resisten
Penyebab Resistensi
Rendahnya kadar ARV dalam darah
Interaksi obat ttt dapat menurunkan kadar ARV
Salah dosis atau minum tidak teratur
Mutasi alamiah
Dalam replikasi kadang virus error, error = mutasi
Mutasi alamiah tidak terlalu berbahaya
Mutasi pada pemberian HAART
Saat ODHA dengan HAART virus mengalami mutasi berbahaya,
karena mutasi membentuk virus yg paling kuat
ADHERENCE
Kepatuhan berobat
Tepat dosis
Tepat waktu
Tepat cara minum
Kesiapan pemberi layanan
Klinik VCT
NaKes (Dokter, Perawat, Apoteker)
Ketersediaan obat
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPATUHAN
1. Karakteristik penyakit
2. Karakteristik terapi
3. Karakteristik pasien
4. Hubungan relasi Nakes-pasien
1. KARAKTERISTIK PENYAKIT
Lamanya infeksi diobati
Keparahan dan stadium penyakit
(pasien merasa tak perlu minum
obat karena kondisi membaik)
2. KARAKTERISTIK TERAPI
Kesulitan fisik (menelan tablet)
Efek samping (mual, konstipasi, hilang nafsu
makan /cita rasa)
Pantangan kegiatan rutin dan makanan
Durasi terapi
2. KARAKTERISTIK TERAPI
Kompleksitas jadual dosis (makin tinggi dosis per-hari,
kepatuhan makin menurun)
Kompleksitas rejimen (jumlah dan macam tablet yang
berbeda)
Gejala hilang, sehingga pasien merasa tak perlu terus
minum obat
3. KARAKTERISTIK PASIEN
Kepribadian/ perilaku
Motivasi
Psikologik
Isu stigma & diskriminasi
4. RELASI NAKES VS PASIEN
Hubungan baik Cara bertukar informasi
Durasi masa konsultasi (Dokter/perawat/farmasis
dengan pasien/ keluarga)
Kualitas informasi yang
Sikap Nakes kadang dapat
tersedia
membuat pasien merasa rendah
Keterampilan bahasa dan diri/merasa dikendalikan
komunikasi
Gaya mendengar aktif
PENYEBAB KETIDAKPATUHAN
TERAPI
Jumlah obat banyak
Hubungan Dokter-Pasien kurang harmonis
Masih aktif minum obat narkotika atau alkohol
Tingkat stres psikologis yang tinggi
Ketaatan semakin memburuk seiring dengan
waktu
Pesimisme
Gangguan mental depresi
Pendidikan pasien kurang
Efek samping obat
93
ALASAN NON ADHERENCE
Lupa
Perubahan rutinitas harian
Terlalu sibuk
Bepergian/jauh dari rumah
Ketiduran
Baru saja makan
Tidak ada makanan (untuk dikonsumsi bersama
obat)
ALASAN NON ADHERENCE
Tak ada obat (kehabisan)
Biaya
Ukuran tablet (Fix Dose Combination)
Pertimbangan privasi
Rasa
Menghindari efek samping
Obat dirasa tidak membantu/jenuh
PERAN PERAWAT
1. Mengkaji kesiapan pasien dalam
manajemen pengobatan
Manfaat ART.
ART tidak menyembuhkan HIV tapi hanya
mengendalikan
ART tidak dapat mencegah penularan HIV,
sehingga anda harus lakukan sex aman / kondom
3. MENDIDIK PASIEN MENGENAI ART.
Teman/Friend helper
Support group
Home visits
Dukungan finansial (uang transport)
Contoh Pill Chart
Nama Pagi Sore
Obat
6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00
Contoh Pill Chart
AZT 300 mg 2x1 + 3TC 150 mg 2x1 + NVP 200 mg 2x1
Gangguan tidur EFV, AZT Kaji penyebab, minimalkan penyebab. Jk berlanjut, konsulkan ke dokter
Mimpi buruk, sensitif, depresi EFV Jelaskan umum terjadi pd bbrp pasien, jk mengganggu kolaborasi dokter
Biasa terjadi pada EFV : berikan obat tsb pada malam hari, konseling dan
dukungan. Bertambah berat /pschosis konsultasikan ke psikolog or
psykiatri
Baal, lemah, kesemutan d4T Kolaborasi dokter
Efek Samping ARV
Gejala ARV Tindakan
Nyeri perut, mual, NVP, EFV, Anjurkan menghirup bau2an segar, oral hygiene, minum jahe hangat,
muntah, jaundice, lemah, d4T, 3TC, istirahat cukup, makan porsi kecil & sering
anorexia AZT
Lipodistrofi/Atrofi d4T Jelaskan umum tjd pd bbrp pasien. Jk tidak dapat menerima, stop obat
Pertanyaan:
Apakah penilaian medis yang berhubungan dengan masalah pasien ini?
Bagaimana anda merencanakan untuk membantunya menyelesaikan
masalah tersebut?
Bagaimana anda merencanakan untuk mengawasi ART?
DISKUSI 3
Seoranng pria berusia 36 tahun telah dinyatakan positif
mengidap HIV. Tidak menjalani pengawasan rutin selama 6
tahun sejak didiagnosa. Sekarang ia ingin mengkonsumsi
obat- obatan ARV.