Anda di halaman 1dari 20

Fermentasi

Disusun oleh :
Eka Rizky F (3335140431)
Irfan Farid (3335140206)
Tanti Istiqomah (3335141960)
Yulian Chandra Purwana (5213416060)
Pengertian Fermentasi

(Madigan, 2011) (Suparti, 2009) (Satiawihardja, 1992)


Fermentasi adalah proses terjadinya Fermentasi merupakan proses Suatu proses dimana komponen
penguraian senyawa-senyawa pengubahan glukosa menjadi kimiawi dihasilkan sebagai akibat
organik untuk menghasilkan energi alkohol dari pertumbuhan metabolism
serta terjadi pengubahan substrat mikroba
menjadi produk baru oleh mikroba
Mikroorganis
Substrat me Fermentasi

Muchlisin (2016) Kismurtono (2012)


Faktor yang mempengaruhi
Fermentasi
Keasaman Kondisi keasaman yang baik untuk bakteri adalah 4,5-5,5.

Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di


Mikroba laboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau
dibekukan.
Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan yang maksimal, suhu
Suhu pertumbuhan minimal, dan suhu optimal yaitu suhu yang memberikan
terbaik dan perbanyakan diri tercepat.

Misalnya ragi roti (Saccharomycess cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam
Oksigen keadaan aerobik, tetapi keduanya akan melakukan fermentasi terhadap gula
jauh lebih cepat dengan keadaan anaerobik.

Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi


Waktu
pertumbuhannya.
Review Jurnal
Fermentasi Bio Etanol

Abdullah and Gultom dan


Aryanti Dkk Kismurtono Salakkam dkk
Dessy Ariyanti Purba

Enhancing Fed-batch
Fermentasi Etanol
Ethanol Alcoholic Bioconversion
dari Ubi Jalar PENGARUH LAMA
Production by Fermentation of of soybean
(Ipomoea FERMENTASI
Fermentation Palm Juice
batatas) oleh residue for use TERHADAP
Using (Arenga pinnata
Saccharomyces
Kultur Campuran as alternative KADAR ETANOL
Merr) :
Rhizopus oryzae nutrient source DARI BIJI
cereviseae under Influence of the
dan for ethanol ALPUKAT (Persea
Vacuum Feeding Rate on
Saccharomyces Americana Mill)
Condition in Yeast, Yield and fermentation
cerevisiae
Batch Operation Productivity
- Glukosa
Bahan - Sacromises serviseae

- Metode yang digunakan ialah vacum fermentor

Alat dan Metode


- Pada kondisi vakum, produktifitas sel dan juga yield etanol dapat bertambah besar
Hasil - Produktifitas sel dan pembentukan etanol terbesar ada pada tekanan 166,6 mmhg
- Yield etanol dan pembelahan sel terbesar ada pada tekanan 141,2 mmhg
- Ubi jalar
Bahan - Sacromises serviseae dan rizopus oryzae

- Metode yang digunakan ialah batch fermentation


- Pencampuran medium S.serviseae dan R.oryzae
Alat dan Metode
Kadar gula reduksi dan pati
Hasil • -Selama fermentasi, kadar gula reduksi dan
pati mengalami penurunan.
• Penurunan kadar patidisebabkan aktivitas
enzim amilase yangdihasilkan R. oryzae.
• Hasil hidrolisis pati olehenzim amilase adalah
gula reduksi.

Kadar gula reduksi hasil hidrolisis pati


• Pada tiga dan dua hari pertama, reduksi harian
hidrolisis tinggi
• Kadar gula hasil hidrolisis menurun setelah
hari ke 3 dan 2
• itu karena pada awal fermentasi, R. Oryzae
membutuhkan sumber energi yaitu gula
reduksi
• pada akhir fermentasi kebutuhan akan energy
berkurang karena R. oryzae mengalami
sporulasi, sehingga kadar gula reduksi harian
hasil hidrolisis pati juga berkurang.
Biomasa
• Biomassa R.oryzae dan S. cerevisiae
meningkat seiring bertambahnya lama
fermentasi.
• R. oryzae mampu memanfaatkan pati sebagai
sumber karbon, maka biomassa R. Oryzae
tertinggi dihasilakan dari medium ubi jalar
20%.
• S. cerevisiae menghasilkan energi melalui
fermentasi.

Kadar etanol selama fermentasi


• Kadar etanol meningkat sampai hari ke 5 dan menurun di hari ke 6
• Ubi jalar 10% menghasilkan kadar etanol tertinggi
• Ketersediaan substrat (gula reduksi) dan jumlah mikroba mempengaruhi
kadar etanol
• jumlah S. cerevisiae tertinggi diperoleh dari medium ubi jalar 10%.
- Palm forest
Bahan - NPK solution
- Bread yeast
- Metode yang digunakan ialah fermentasi 24 jam dengan variasi substrat, starter, npk dan ragi

Alat dan Metode


Yield terbaik ada pada 25% of starter, 0.4% NPK
Hasil and S.cerviseae + 5% bread yeast

Treatment pada P2 dan P3 sama, hanya yang membedakan ialah


jumlah starter.. Hasil menunjukan starter 25% menghasilkan kadar
gula reduksi yang baik
Reduksi kadar gula p3 43% dan pada p2 hanya 25%
P6 adalah P5 yang ditambahkan 5% bread yeast

Grafik diatas membuktikan bahwa penambahan


bread yeast 5% membuat sugar reduction yang
besar sekitar 87.5%
Alat dan Metode

- Metode yang digunakan ialah fermentasi


72 jam dengan mencampurkan FAN dan
S.cervisieae

- Soybean residu
Bahan - Waste cooked rice
(limbah nasi)
- Free amino nitrogen
(FAN) dan Saccharomyces
cerevisiae
- Growth and protease production under
Hasil SSF of SR-CR mixtures

Growth of A. oryzae, in terms of WRR, on the


mixtures of SR and CR is shown in Fig. 1, and
the maximum specific growth rate constants
(μm.Ao) at each ratio are given in Table 1.
Alat dan Metode

- Metode yang digunakan ialah fermentasi


dimana diawali dengan hidrolisis dengan
H2so4 0.3m

Bahan Variasi

• Variasi yang dilakukan dalam penelitian ini


• pengaruh berat ragi dan lama fermentasi adalah variasi berat ragi, yaitu 6%, 8%, dan
10% (b/v) dari volume starter dan variasi
terhadap kadar etanol yang diperoleh
Apa yg diperoleh lama fermentasi, yaitu 24, 48, 72, 96, 120,
melalui fermentasi biji alpukat
dan 144 jam.
- Kadar glukosa hasil fermentasi
Hasil • kadar glukosa mengalami penurunan pada
24, 48, 72, dan 96 jam, sedangkan pada
jam ke 120 dan 144 mengalami
peningkatan.
• Pada waktu 96 jam penurunan glukosa
paling besar
• kadar etanol tertinggi yaitu 1,519% v/v
diperoleh dari fermentasi selama 96
jam.
• Penurunan kadar bioetanol disebabkan
oleh habisnya nutrisi dalam bahan
sehingga menyebabkan kematian pada
bakteri
• Habisnya nutrisi dalam bahan juga
mengakibatkan bakteri memakan
alkohol, sehingga terbentuk asam
asetat

KESIMPULAN:
Kadar etanol bertambah seiring dengan bertambahnya lama
fermentasi, namun biji alpukat memiliki waktu optimum
dalam fermentasi pembuatan etanil, yaitu 96 jam
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai