Anda di halaman 1dari 35

Fraktur tertutup

femur dextra 1/3


proximal
PBL BLOK 14
G RAC E RAV E E N A W I D E L I A W O R U M I
102018031
K E LO M P O K A 4
SKENARIO
Seorang wanita berusia 60tahun, dibawa ke UGD RS
dengan keluhan sangat nyeri pada panggul kanan setelah
jatuh di kamar mandi 2 jam yang lalu. Pasien tersebut
terpeleset sehingga terjatuh menyamping ke kanan dan
pangkal paha kanannya membentur lantai. Setelah
terjatuh, pasien tidak dapat bangun untuk berdiri atau
berjalan.
2
Rumusan Masalah
Wanita berusia 60 tahun merasa sangat nyeri pada panggul
kanan setelah jatuh di kamar mandi 2 jam yang lalu.
ANAMNESI
S▪
Menanyakan identitas pasien, ▪ Bagaimana posisi kejadian
▪ Keluhan utama pasien, ▪ Riwayat penyakit dahulu
▪ Riwayat penyakit yang deskriptif & ▪ Riwayat keluarga
kronologis ▪ Riwayat pribadi,
▪ Faktor-faktor yang memperberat dan ▪ Riwayat sosial ekonomi
memperingan
▪ Harus diperinci jenis trauma, besar-
ringan trauma, arah trauma, dan
posisi penderita saat terbentur.
▪ Riwayat penyakit sekarang,

4
ANAMNESI
S
▪ Pasien wanita 60th
▪ Nyeri pada panggul kanan setelah terjatuh di kamar mandi 2 jam yang lalu,
▪ Terpeleset dan terjatuh menyamping ke kanan dan pangkal pahanya membentur
lantai.
▪ Tidak dapat bangun untuk berdiri dan berjalan.

5
PEMERIKSAANFISIK
Pada pemeriksan fisik fraktur dilakukan:
▪ Pemeriksaan TTV
▪ Inspeksi (look)
▪ Palpasi (feel)
▪ Gerakan (move)

6
PEMERIKSAAN FISIK
▪ Keadaan tampak sakit sedang
▪ Kesadaran pasien compos mentis
▪ TTV normal
▪ Tampak edema pada panggul kanan
▪ Ekstremitas bawah sebelah kanan tampak lebih memendek dan berada pada posisi
eksternal rotasi
▪ Sangat nyeri pada saat dipalpasi
▪ Tidak dapat menggerakkan ekstremitas bawah baik secara aktif maupun pasif.

7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
▪ Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan rontgen yakni: CT scan
tulang dan juga MRI
▪ Pemeriksaan arteriogram
▪ Pemeriksaan hitung darah lengkap

8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
▪ Gambaran Fraktur Femur X-Ray
▪ Rontgen coxae dextra AP, lateral – Fraktur
transversa femur dextra 1/3 proximal dengan
soft tissue swelling

9
DIAGNOSIS

Anamnesis
Anamnesis P. Fisik Radiologi Diagnosis
Diagnosis

Working Diagnosis:

Fraktur Tertutup Femur


Dextra 1/3 proksimal
ETIOLOGI
• Fraktur merupakan diskontinuitas tulang kompleks yang dapat dipicu oleh berbagai penyebab ->
Trauma .

• Resiko osteoporosis serta adanya riwayat osteoporosis

• Defisiensi esterogen

• Adanya imobilisasi

• Penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid, hormone tiroid, alcohol

• Asupan kalsium dan vitamin D memiliki peran penting untuk meningkatkan kepadatan tulang.

12
KLASIFIKASI FRAKTUR
▪ Dibagi berdasarkan adanya luka yang berhubungan dengan daerah yang patah:
▫ Fraktur tertutup
▫ Fraktur terbuka

13
raktur tertutup memiliki klasifikasi antara lain:
▪ Tingkat 0: Fraktur biasa dengan sedikit/tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya

▪ Tingkat 1: Fraktur dengan abrasi dangkal/memar kulit dan jaringan subkutan

▪ Tingkat 2: Fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam

▪ Tingkat 3: Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman
sindroma kompartement.

14
BENTUK GARIS PATAH
▪ Fraktur Transversal
▪ Fraktur Oblik
▪ Fraktur Spiral
▪ Fraktur Kompresi
▪ Fraktur Avulsi

15
Fraktur Femur
• Femoral collum Fracture
• Femoral Intertrochanteric Fracture
• Femoral Subtrochanteric Fracture
• Femoral Shaft Fracture
Femoral Neck Fracture
Nyeri sendi panggul, tungkai rotasi lateral dan tampak memendek
Penanganan : obat anti nyeri, operasi arthroplasty
Femoral Intertrochanteric Fracture
Tungkai rotasi eksternal dan tampak memendek
Penanganan : Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
menggunakan sliding/intramedullary hip screw.
Femoral Subtrochanteric Fracture
Trauma langsung pada femur
Tungkai rotasi eksternal dan memendek, terdapat soft tissue
swelling
Penanganan : ORIF
Femoral Shaft Fracture
Soft tissue swelling, nyeri, deformitas, syok
Penanganan : atasi syok, reduksi dan fiksasi
EPIDEMIOLOGI
▪ Paling banyak dijumpai pada pasien usia tua dan menyebabkan morbiditas
serta mortalitas
▪ Angka mortalitas awal fraktur ini adalah sekitar 10%. Bila tidak diobati,
fraktur ini akan semakin memburuk.
▪ Dewasa kini morbiditas dan mortalitas telah berkurang secara signifikan
dikarenakan perubahan metode imobilisasi fraktur, karena terapi saat ini
memungkinkan untuk mobilisasi dini dengan cepat

22
MANIFESTASI
KLINIS
▪ Nyeri,
▪ Hilangnya fungsi,
▪ Deformitas,
▪ Pemendekan ektremitas,
▪ Adanya krepitus,
▪ Pembengkakan lokal, dan
▪ Perubahan warna kulit

24
KOMPLIKASI
▪ Komplikasi Dini
▫ Kerusakan arteri. Insiden kerusakan arteri memang jarang, tapi juga
harus diwaspadai. Contohnya: kerusakan arteri poplitea setelah
trauma
▪ Komplikasi lanjut
▫ Kekakuan sendi lutut
▫ Non-union
▫ Mal-union

26
TATALAKSANA
TERAPI FARMAKOLOGIS
▪ Nyeri yang seringkali timbul akibat fraktur: parasetamol 500mg
hingga dosis maksimum 3000mg per hari, bila respon tidak kuat
dapat ditambahkan kodein 10mg.
▪ Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan NSAID seperti
ibuprofen 400mg 3 kali sehari.
▪ Selain itu, untuk resiko infeksi dapat diminimalisir dengan
pemberian antibiotic perioperatif.

28
TINDAKAN OPERATIF
▪ Fiksasi Internal
▪ Mempertahankan posisi fraktur dan serpihan tulang dengan pembedahan
open reduction internal fixation (ORIF).
▪ Tujuan dari fiksasi internal ini untuk membetulkan serta menstabilkan
kedudukan fraktur serta membantu mempercepat proses penyembuhan
dan mempercepat mobilisasi awal.
▪ Indikasi fiksasi internal: fraktur yang melibatkan articular surface, fraktur
patologis seperti osteosarkoma dan juga fraktur tertutup

29
▪ Ada beberapa jenis fiksasi internal antara lain: plate and screw serta intramedullary nail.

30
▪ Fiksasi External
▪ Digunakan sementara waktu untuk imobilisasi pada saat terjadi fraktur
terbuka.
▪ Fiksasi eksternal sering digunakan untuk menahan tulang bersama
sementara saat kulit dan otot telah terluka.
▪ Adapun beberapa jenis fiksasi external salah satunya jenis Ilizarov.

31
PENCEGAHAN
▪ Pencegahan primer : menghindari terjadinya trauma benturan, terjatuh,
atau kecelakaan lainnya.
▪ Pencegahan sekunder : mengurangi akibat-akibat lebih serius dari
terjadinya fraktur dengan memberikan pertolongan pertama yang tepat
dan terampil
▪ konsumsi vitamin D
▪ Menerima paparan sinar matahari yang cukup untuk mengaktifkan vitamin
D3
▪ Batasi konsumsi protein hewani yang berlebihan, serta garam, hindari
asupan alcohol, olahraga teratur dan memaksimalkan olahraga.

33
KESIMPULAN
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat
trauma. Pasien pada kasus di atas mengalami fraktur femur dextra 1/3 proksimal.
Fraktur ini merupakan jenis fraktur traumatik. Sehingga perlu ditangani dengan dengan
terapi farmakologis serta dengan tindakan operatif agar dapat mengembalikan tulang
ke posisi semula (reduksi) serta pengembalian fungsi kerja.

34
THANKYOU!

35

Anda mungkin juga menyukai