Anda di halaman 1dari 39

http://www.free-powerpoint-templates-design.

com

PEMANFAATAN TUMBUHAN
SEBAGAI PEWARNA ALAMI
NURUL AFIA ABD. MAJID (H041171312)
AWALUDDIN TANSI (H041171008)
NICEN MARIANTY (H041181023)
NURUL IZZAH (H041181018)
ANDI NURHIQMAH DEWI (H041181021)
Pewarna alami merupakan
warna yang dapat dihasilkan
dari berbagai jenis
tumbuhan yang dapat
diperoleh dari bagian-
bagiannya seperti pada daun,
kulit batang, kulit buah, biji,
akar dan bunga yang telah
melalui beberapa proses
yaitu direbus, dibakar,
ditumbuk atau langsung
digunakan
Kelebihan dan kelemahan pewarna alami
• Tidak mencemari
lingkungan
• Tidak tahan lama jika
• Tidak adanya efek
disimpan sebelum proses
pewarnaan.
• Cenderung mudah pudar
- +
samping bagi kesehatan,

• Dapat menambah rasa


pada masakan.
• Proses pewarnaan
- +
• Dapat bertindak sebagai
memerlukan waktu yang anti mikroba, warna lebih
panjang menarik,

•T erdapat nilai gizi dan


mudah didapat dari alam.
Mengkudu (Morinda Citrifolia Linn)
Pohon dengan tinggi 4-6 meter

Daun tebal berwarna hijau, berbentuk


jorong lanset

Akar tanaman mengkudu berwarna


coklat kehitaman dan merupakan akar
tunggang

Buah mengkudu berbentuk bulat


lonjong, permukaan terbagi dalam sel-
sel polygonal berbintik-bintik

Buah berbau khas yaitu percampuran


antara asam kaprik dan asam kaproat
Mengkudu dimanfaatkan kulit akarnya
sebagai pewarna karena mengandung
senyawa morindin dan morindon.
Senyawa morindin akan menghasilkan
warna kuning. Sedangkan morindon
yang merupakan hasil menghasilkan
warna merah
Ekstraksi zat warna kulit akar mengkudu

Aplikasi zat warna kulit akar mengkudu pada

kain katun dengan menggunakan mordan.


Proses pengolahan pewarna secara
tradisional oleh Suku Dayak Bidayuh
yaitu Akar dicuci bersih dan dimemarkan,
direbus hingga mengeluarkan warna
merah. Warna merah yang pekat dapat
ditambahkan dengan tawas secukupnya,
kemudian kain langsung dicelup dan
diaduk merata
Jamblang Syzygium cumini (L.) Skeels

Termasuk ke dalam famili Myrtaceae

Buah jamblang masak yang memiliki


penampakan warna kulit ungu
kehitaman

Buah yang memiliki kandungan


antosianin yang dapat dijadikan sebagai
zat warna alami
Buah Jamblang dapat digunakan sebagai
Kulit kayunya menghasilkan zat
pewarna makanan dan kulit kayunya dapat
penyamak (tanin) dan dimanfaatkan
digunakan untuk mewarna kertas maupun
untuk mewarnai kain
kain
Ekstraksi dan Pembuatan Bubuk Warna dari Kulit
Batang Jamblang

Pencelupan

Tahap Pembangkitan Warna


Rosella Hibiscus sabdariffa L.

Termasuk dalam family Malvaceae.

Dapat tumbuh di daerah beriklim tropis dan


subtropis.
Batangnya bulat, tegak, berkayu dan berwarna
merah.

Merupakan bunga yang berwarna merah karena


memiliki kandungan antosianin yang tinggi.

Antosianin yang merupakan pembentuk utama


warna merah pada Rosella memiliki sifat sebagai
antioksidan dan sering digunakan sebagi pewarna
alami pada berbagai produk olahan pangan.

Produk pangannya berupa teh, juice, bahan


tambahan dalam pembuatan selai dan kue
Mahkota bunga rosella dapat dimanfaatkan
sebagai pembuatan minuman serbuk instan

Menurut (Mahfud, 2015) hal ini dapat dilakukan


dengan cara:

ekstraksi kelopak rosella dengan menggunakan


jenis pelarut air (aquades) yang telah diasamkan
dengan asam sitrat

disaring dengan kain vlanel

Produk pangannya berupa teh, juice, bahan


tambahan dalam fitrat yang diperoleh dicampur
dengan bahan pengisi dekstrin

Campuran tersebut dikeringkan dengan alat


pengering semprot (Spray Dryer)
Bit Merah (Beta vulgaris L.)

Termasuk dalam famili Amaranthaceae.

Warna akar bit yang berwarna merah pekat,

Aroma bit yang dikenal Bit merah adalah


sumber potensial dari pigmen yang larut air
yaitu betanin

Pigmen dalam bit merah telah digunakan


sebagai bahan tambahan alami pada
makanan dan minuman

Betanin merupakan antioksidan dan


pencegah aktif terjadinya induksi oksigen
dan oksidasi oleh radikal bebas
Bit merah sering digunakan sebagai
tambahan alami pada pewarnaan makanan
contohnya sebagai pewarnaan pada
kerupuk merah.

Menurut (Pohan dkk., 2010) pembuatan


kerupuk dapat dilakukan dengan
penambahan sari bit sebagai zat pewarna
alami dengan cara:

Pembuatan Sari Bit Pembuatan Kerupuk


• Sari bit dicampur dengan tepung tapioka
• mengupas kulit bit dan garam hingga terbentuk adonan yang
• Bit di cuci dan dikukus selama 5 menit, homogen.
• setelah itu, diblender dengan air (jumlah • Adonan dicetak, dikukus selama ± 2 jam.
air setengah dari berat bit). • Didinginkan selama satu hari,
• Bubur bit disaring sehingga hanya • Diiris dengan ketebalan 1 mm
tinggal ampas dan diperoleh sari bit. • Dikeringkan dengan menggunakan oven
• Panaskan sari bit untuk pasteurisasi dari selama 4 jam dengan suhu 70°C.
mikrobia. • Kerupuk mentah yang dihasilkan
kemudian digoreng.
Perawakan Ceriops tagal

Soga Tingi yaitu perdu sampai pohon

Ceriops tagal Ketinggian mencapai 3 m.


Kulit kayu berwarna abu-abu,
kadang-kadang coklat,
terkelupas, halus dan
Soga tingi/tengar adalah pangkalnya menggelembung.
nama sekelompok
tumbuhan dari marga Akar: sedikit tampak adanya
Ceriops, suku akar papan.
Rhizophoraceae.
Ceriops tagal

Daun: tunggal, letak berlawanan, warna hijau


muda sampai tua, bagian tepi daun seringkali
melengkung ke dalam, ujung membulat,
bentuk bulat telur terbalik sampai elip, ukuran
panjang 4-8 cm, lebar 2-3 cm.
Karangan bunga: bergerombol di ujung tandan,
berjumlah 5-10 bunga, dengan tangkai bunga
panjang, terletak di ketiak daun, kelopak 5,
berwarna hijau, daun mahkota 5, berwarna
putih kecoklatan, tangkai benangsari lebih
panjang dari kepala sarinya.

Buah: bulat, warna merah kecoklatan, hipokotil


mirip pensil, panjang 9-18 cm, diameter 8-12
mm, beralur, dan sedikit berbintil pada
permukaannya.
Ceriops tagal
Tanin ini termasuk ke
dalam kelompok tanin
terkondensasi tipe
procyanidin, sehingga
pewarnaan dengan kulit
pohon soga tingi
memberikan warna coklat
kemerahan

Kulit soga tingi diambil dari


Tanin dari kulit soga tingi pohon yang sudah tua.
Ceriops tagal dapat bervariasi,
dari 13% sampai lebih dari 40%
yang merupakan fitur umum Kulit dari soga tingi biasa
dan penting dari kulit kayu digunakan sebagai pewarna
bakau. batik khas Jawa.
PENGAMBILAN
WARNA

Pengambilan zat warna alami dari


kulit soga tingi dilakukan dengan
menggunakan metode ekstraksi.

Pewarna alami kulit soga tingi dilarutkan dalam air


PEWARNAAN kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan pengikat dan
KAIN diangin-anginkan hingga kering.
Eclipta alba merupakan
tanaman herba kecil
Urang aring tahunan (tumbuhan annual)

Eclipta alba L. memiliki daun


Eclipta alba berwarna hijau, tak bertangkai,
permukaan halus, panjang 2-4
cm, dan lebar 2-3 cm. Batangnya
Ciri-ciri tanaman urang- berbentuk silinder dan panjang,
aring adalah memiliki tinggi berwarna coklat dan tebal 0,2-0,3
10 hingga 80 cm. cm. Organoleptik dari serbuk
Berbatang bulat, berwarna Eclipta alba L. adalah berwarna
hijau kecokelatan, coklat dengan bau khas dan rasa
berambut putih yang agak pahit
kasar.
Eclipta alba
Daunnya termasuk daun tunggal, bertangkai
pendek. Helaian daun berbentuk bulat telur
memanjang. Pangkalnya meruncing dan
tepinya bergerigi dengan panjang 2 – 3,5 cm,
lebar 5 – 10 cm, pertulangannya menyirip,
serta permukaannya berambut serta berwarna
hijau.
Tumbuhan ini berbunga majemuk, berbentuk
bonggol, yang terdiri atas kelopak berbentuk
corong, ujung bertoreh enam, dan berwarna
hijau.
Bunga pada tumbuhan ini memiliki lima daun
mahkota, kepala benang sari berwarna kuning,
dan putih berwarna putih kuning.
Tanamanan ini buahnya memanjang, pipih,
keras, dan berambut. Berdiameter ±1 mm
Eclipta alba
Ekstraksi warna daun urang aring dapat
dilakukan dengan cara membuat bubuk
daun urang aring terlebih dahulu.

Pewarnaan rambut dengan


ekstrak daun urang aring dapat
dilakukan dengan mengambil satu
gram ekstrak daun urang aring
kemudian ditambah dengan
200mg urea. Kemudian dilekatkan
pada rambut dengan cara
pemisahan kandungan air yang
tersedia. Perlekatan dibiarkan
Adanya senyawa coumestans hingga kurang lebih selama satu
(turunan kumarin) berupa jam supaya ekstrak daun urang
aring mengalami penyerapan ke
alkaloid, thiopenes, flavonoid,
dalam rambut. Rambut tetap
polyacetylenes, dan triterpen dibiarkan melekat dengan eksrak
glikosida pada tanaman Eclipta daun urang aring selam satu jam,
alba memenuhi syarat sebagai dan setelahnya akan terbentuk
bahan pewarna alami. warna baru yang berasal dari
daun urang aring
PISANG RAJA Musa sapientum

Spermatohyta

Darah pada kelopak bunga mengotori


baju=inovasi

Kelopak bunga = Pewarna alami

Menggunakan mordan untuk menambah


afinitas

Teknik pencelupan

Belum optimal
PISANG RAJA Musa sapientum

kelopak
JERUK
LEMON bunga
BALI
• Ph 2-3 • likopen
• mengandung • vitamin C
asam sitrat, • Pektin
polifenol • pH nya
kisaran 4-5
• Semakin rendah pH
suatu mordan 90%

maka semakin kuat 80%

afinitas mordan
60%
• pH mempengaruhi
kepekatan warna 45%

30%
Kelapa Cocos nucifera

01

05 02
Sabut=kerajinan,
Usefull memasak

04 03
pencelupan
mordanting
penghancuran
sabut
kelapa
Mangga
Mangifera indica
Berasal dari India, Srilanka dan Indocina dan
menyebar ke Yunani, Malaysia hingga pulau Solomon.
Tumbuh didaerah yang beriklim tropis basah pada
ketinggian kurang dari 600 m dari permukaan laut
Dimanfaatkan menjadi makanan buah segar, diolah menjadi
selai, sari buah, ataupun jeli. Buah yang masih muda dapat
dijadikan manisan, rujak, kripik
Pada bagian daunnya banyak mengandung klorofil
yang dapat menghasilkan pigmen warna untuk tekstil
Mengandung pigmen warna flavonoid yang akan
menghasilkan warna hijau kekuningan.
TAHAPAN PEMBUATAN

PEWARNAAN
KAIN
MORDANTING PROSES
FIKSASI

Daun mangga 2 kg, kemudian Persiapan bahan fiksasi


Penyiapan kain ukuran 1 m direbus dengan air 2l, hingga ditimbang sesuai perlakuan
x 1 m kemudian direbus volume berkurang menjadi dan ditambahkan air 200 ml.
menggunakan air 9 l dan setengah lalu disaring dan kain yang sudah kering
tawas 18 g selama 45 menit. didiamkan selama 12 jam. Kain kemudian difiksasi selama
Kain dikeringkan 12 jam mori yang telah di mordan 10 menit lalu dikering
tanpa sinar matahari. dicelupkan ke dalam larutan anginkan selama 12 jam.
pewarna sebanyak 10 kali, 10
menit pencelupan. kemudian
dijemur selama 12 jam.
HASIL DARI PEWARNA
DAUN MANGGA Mangifera indica
Pembuatan ekstrak daun mangga lebih baik
diambil setelah daun mangga dibiarkan/diangin-
angin kurang lebih selama 3 sampai 5 hari agar
getah yang terkandung dalam daun mangga
mengering sehingga tidak menghalangi keluarnya
klorofil. Agar warna memiliki daya tahan terhadap
keringat berdasarkan hasil penelitian tidak harus
diberi pengunci, akan tetapi fiksator dapat
membantu meneguhkan zat warna alam dengan
menggunakan fiksator. Fiksator kapur dan tunjung
sebagai alternatif pengunci warna agar tidak
mudah luntur dan dapat memberikan variasi warna
yang berbeda
Kain Batik yang menggunakan
pewarna daun Mangga
KOPI
Coffea sp.
Termasuk familia Rubiaceae dan
merupakan tanaman tropis yang
banyak diperdagangkan di dunia.

Salah satu komoditas perkebunan


yang memiliki nilai ekonomi yang
cukup tinggi. Salah satu sumber
devisa negara.

Produksi kopi Indonesia tahun 2014 tercatat sebesar 643.857 ton. Sehingga limbah yang
dihasilkan oleh pengolahan sangat banyak, limbah sisa kopi biasanya berupa kulit dan daging
buah.
Proporsi kulit kopi yang dihasilkan dalam pengolahan kopi cukup
besar, yaitu sebesar 40-45%.

Kulit kopi segar mengandung protein kasar 6.11%; serat kasar


18.69%; tanin 2.47%; kafein 1.36%; lignin 52.59%; lemak 1.07%;
abu 9.45%; kalsium 0.23% dan fosfor 0.02%.

Zat tanin memiliki potensi sebagai salah satu


pewarna alam yang dapat dimanfaatkan sebagai
pewarna alami pada tekstil. Dan pewarna alam
yang mengandung zat tanin akan menghasilkan
warna coklat pada tekstil. Limbah kulit biji kopi
mempunyai potensi untuk dimanfaatkan menjadi
pewarna alam pada tekstil

Pengembangan dari kulit kopi ini yang


digunakan sebagai pupuk kompos dan juga
produk teh Produk teh (cascara)
Tahapan Pewarnaan
PEMBUATAN EKSTRAKSI
melarutkan tawas 100gr/ltr dan soda abu 30gr/ltr kemudian
didihkan. Kain dibasahi dengan larutan TRO 1gr/ltr lalu
dimasukkan kedalam larutan mordan selama 1 jam. Panci
diangkat dan biarkan kain terendam selama 24 jam. Lalu
01 angkat kain dan dinginkan

TAHAP PELORODAN
Tahap terakhir adalah pelorodan, yakni kain 05 02 PEMORDANAN
akan dimasukkan kedalam air panas guna melarutkan tawas 100gr/ltr dan soda abu
menghilangkan lilin yang melengket pada kain 30gr/ltr kemudian didihkan. Kain dibasahi
dengan larutan TRO 1gr/ltr lalu dimasukkan
kedalam larutan mordan selama 1 jam. Panci
diangkat dan biarkan kain terendam selama
24 jam. Lalu angkat kain dan dinginkan
PROSES FIKSASI 04 03
Proses fiksasi yang bertujuan untuk mengunci PROSES PENCELUPAN
warna. Fiksator yang digunakan adalah kapur, kain dicelupkan kedalam larutan
tunjung dan tawas yang nantinya akan ekstraksi dengan dibolak balik selama
dilarutkan. Kain dimasukkan kedalam larutan 15 menit. Diulang hingga mendapat
fiksasi, lalu dicuci dengan air dingin kepekatan warna yang diinginkan.
Kain Batik yang menggunakan
Pewarna dari Kulit Kopi Coffea sp.
Etnobotani

Thank You
Any question?

Anda mungkin juga menyukai