Anda di halaman 1dari 13

KONFLIK PEDAGANG DENGAN

PT. SANUR DINAMIKA


MENTARI: STUDI KASUS
PENGELOLAAN LAHAN
PEMBANGUNAN HOTEL DI
PANTAI MERTASARI SANUR
Ruang Lingkup Mediasi

PT. Sanur
Dinamika Pedagang
Mentari Pantai
Mertasari
◦ Pemerintah Provinsi Bali
◦ Masyarakat Desa Sanur Kauh
◦ Para Pedagang Pantai Mertasari dan
◦ PT. Sanur Dinamika Mentari selaku investor
Dimensi Konflik
◦Hukum Publik Dan
◦Hukum Privat
Kasus Posisi
◦ PT. Sanur Dinamika Mentari
◦ mempunyai hak pengelolaan lahan (HPL) di Pantai Mertasari Sanur dengan luas
1,58 hektar dengan landasan dasar yaitu surat kontrak perjanjian dengan nomor
593.6/1562/perl sewa lahan selama 30 tahun dengan Pemerintah Provinsi Bali. Di
lain pihak Para Pedagang menempati lahan milik PT. Sanur Dinamika Mentari yang
sudah mempunyai (HPL) atas lahan tersebut.
◦ Para Pedagang Pantai Mertasari.
◦ Di tahun 2003 para pedagang menempati lahan milik PT. Sanur Dinamika Mentari
yang luasnya 1,58 hektar sampai dengan 2012, kemudian pada tahun 2012 para
pedagang mulai meninggalkan lahan tersebut sebab PT. Sanur Dinamika Mentari
selaku hak pengguna lahan (HPL) akan segera melakukan proses pembangunan
hotel di letak lahan yang luasnya 1,58 hektar.
Analisa permasalahan
◦ PT. Sanur Dinamika Mentari merasa berhak memiliki lahan tersebut, sebab
landasan dasarnya adalah kontrak perjanjian PT. Sanur Dinamika Mentari dengan
Pemerintah Provinsi Bali.
Proses mediasi
1. Mediasi terhadap sengketa kepemilikan atas sebagian lahan dengan surat
perjanjian hak pengelolaan lahan milik nomor 593.6/1462/perl Pemerintah Provinsi
Bali, dengan pengaduan PT. Sanur Dinamika Mentari kepada kantor Desa Sanur
kauh di tahun 2009.
2. Pihak Kantor Desa Sanur Kauh kemudian menindaklanjuti pengaduan PT. Sanur
Dinamika Mentari dengan mengirimkan undangan pertemuan di Desa Sanur Kauh
kepada para pihak yang terkait dengan sengketa tersebut pada tanggal 16 Juli
Tahun 2010.
3. Kemudian mediasi dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2011 yang bertempat di
Kantor Kepala Desa Sanur Kauh.
5. Peserta Mediasi sesuai dengan daftar undangan hadir beserta perwakilan:
a. Nama : I Made Dana
Jabatan : Kepala Desa Sanur Kauh
b. Nama : I Made Dana
Jabatan : Sekretaris Desa Sanur Kauh
c. Nama : I Made Jendra, SH
Jabatan : Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Bali
d. Nama : I Made Rasna
Pekerjaan : Pedagang ( Ketua Pedagang Pantai Mertasari)
6. Mediasi dilaksanakan pada pukul 09.30 Wita sampai selesai dan telah
menghasilkan keputusan bahwa kedua belah pihak sepakat tentang pengosongan
lahan dengan catatan bahwa PT. Sanur Dinamika Mentari akan memberikan
konpensasi ganti rugi kepada para pedagang berupa uang yang jumlahnya mulai
dari satu juta rupiah sampai dengan lima juta rupiah.
Kesimpulan
◦ Bentuk konflik yang terjadi di Pantai mertasari Desa Sanur Kauh berupa bentuk
konflik struktural, penulis dapat menyimpulkan bahwa bentuk konflik struktural ini
dapat dilihat dari data-data yang diperoleh melalui penelitian mendalam,
wawancara dan dokumentasi. Ketimpangan kekuasaan dan ekonomi yang
menyebabkan kesejahteraan hidup seseorang atau kelompok menjadi salah satu
bentuk konflik struktural, secara hukum formal Para Pedagang tidak mempunyai
hak penggunaan lahan (HPL) yang menyebabkan para pedagang harus segera
mengosongkan lahan yang sudah di tempati. Sedangkan PT.Sanur Dinamika
Mentari mempunyai kekuasaan atas lahan tersebut, hal ini dikarenakan PT. Sanur
Dinamika Mentari mempunyai hak pengelolaan lahan (HPL) yang sudah dituangkan
dalam sebuah kontrak perjanjian dengan Pemerintah Provinsi Bali di lahan yang
luasnya 1,58 hektar dengan jangka waktu selama 30 tahun untuk pembangunan
hotel di Pantai Mertasari Desa Sanur Kauh.
Tahapan Penyelesaian Konfilik

Negosiasi Musyawarah Mediasi


◦ Upaya penyelesaian konflik pedagang dengan PT. Sanur Dinamika Mentari ada 3 tahapan
perdamaian yang dilalui oleh pedagang dan PT. Sanur Dinamika Mentari, yaitu yang
◦ pertama melalui tahapan negosiasi, dalam tahapan negosiasi fakta dilapangan sengketa lahan
antara pedagang dengan PT. Sanur Dinamika Mentari belum menemukan kata sepakat sebab
kedua belah pihak saling mempertahankan haknya masing-masing.
◦ Kemudian tahapan yang kedua adalah tahapan musyawarah, dalam tahapan ini masingmasing
pihak tetap menuntut atas hak kuasa pengelolaan lahan, maka dari itu tahapan musyawarah
ini belum menemukan kata sepakat dikeduabelah pihak yang bersengketa.
◦ Tahapan Perdamaian yang ketiga adalah mediasi yang melibatkan orang ketiga yang cukup
berpengaruh di Desa Sanur Kauh yaitu Kepala Desa Sanur Kauh dan aparat keamanan. Dalam
tahapan mediasi ini ternyata memunculkan suatu kesepakatan bersama tentang perdamaian
antara pedagang dengan PT. Sanur Dinamika Mentari, dalam kesepakatan bersama PT. Sanur
Dinamika Mentari berjanji akan memberikan ganti rugi berupa uang sebesar satu juta rupiah
sampai dengan lima juta rupiah kepada masing-masing para pedagang jika para pedagang
mau pindah dari lahan tersebut. Dari hasil kesepakatan antara pedagang dengan PT. Sanur
Dinamika Mentari para pedagang menyetujui syarat yang diberikan oleh PT. Sanur Dinamika
Mentari untuk meninggalkan lahan tersebut, sebab para pedagang menyadari bahwa lahan
tersebut masih hak pengelolaan lahan PT. Sanur Dinamika Mentari sesuai dengan kontrak
perjanjian tahun 1995 dengan Pemerintah Provinsi Bali.

Anda mungkin juga menyukai