Anda di halaman 1dari 47

INA-CBGS FKTL

ADHIMAS S.W
INDONESIAN CASE BASE GROUPS
(INA-CBGS)
Tidak ada satupun sistem
pembiayaan yang sempurna,
setiap sistem pembiayaan memiliki
kelebihan dan kekurangan.
• Di Indonesia, metode pembayaran
prospektif dikenal dengan Casemix (case
based payment) dan sudah diterapkan
sejak Tahun 2008 sebagai metode
pembayaran pada program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

• Sistem casemix saat ini banyak digunakan


sebagai dasar sistem pembayaran
kesehatan di negara-negara maju dan
sedang dikembangkan di negara-negara
SISTEM CASEMIX ?
• Pengelompokan diagnosis penyakit yang
dikaitkan dengan biaya perawatan

• Ciri setiap satu kelompok


> Ciri klinis yang sama/mirip
> Pemakaian sumber daya / biaya perawatan
sama/mirip

• Sistem pembayaran pelayanan kesehatan secara


prospective dimana pembayaran/biaya ditentukan
sebelum pelayanan diberikan
Perpres No 12 Tahun 2013

Pasal 39
3) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan
berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups
(INACBG’s).

4) Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups


(INA-CBG’s) ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2
(dua) tahun sekali oleh Menteri setelah berkoordinasi
dengan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan.
POLA PEMBAYARAN DALAM JKN
KEMENKES

CARA PEMBAYARAN FASKES *)

FASKES TK. PERTAMA FASKES TK. DUA/TIGA (LANJUTAN)

a) KAPITASI INA CBG’s


b) Mekanisme lain yg lebih
berhasil guna

*) Perpres 12/2013, Ps. 39

PENYELENGGARAAN JKN SESUAI UU SJSN & BPJS 77


Lalu Apa itu INA CBG’s?
BERDASAR
KAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 52 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
TARIF INA-CBG TERDIRI ATAS TARIF RAWAT
JALAN DAN TARIF RAWAT INAP, DENGAN 6
(ENAM) KELOMPOK TARIF YAITU :
f. tarif rumah sakit a. tarif Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
pemerintah dan (RSUPN)
swasta kelas D. Dr. Cipto Mangunkusumo;

b. tarif Rumah Sakit Jantung dan


Pembuluh Darah
e. tarif rumah sakit pemerintah dan Harapan Kita, tarif Rumah Sakit
swasta kelas C; Kanker Dharmais,
tarif Rumah Sakit Anak dan Bunda
Harapan Kita;

c. tarif rumah sakit


d. tarif rumah sakit pemerintah pemerintah dan swasta
dan swasta kelas B; kelas A;
TARIF INA- CBG TERDIRI DARI
5 REGIONAL YAITU :
b. Tarif c. Tarif d. Tarif
a. Tarif e. Tarif
regional regional regional
regional 1 regional 5
2 3 4

Provinsi
Banten, Provinsi Provinsi
DKI Sumatra Provinsi Nangro Provinsi
Kalimant
Jakarta, Barat, Aceh Darussalam, Nusa
an
Jawa Sumatra Utara, Tenggara
Riau, Selatan,K
Barat, Jambi, Bengkulu, Timur,
Sumatra alimanta
Jawa Bangka Belitung, Maluku,
Selatan, n Timur,
Tengah, Kepulauan Riau, Maluku
Lampung, Kalimant
Daerah Kalimantan Barat, Utara,
Bali, dan an Utara
Istimewa Sulawesi Utara, Papua
Nusa dan
Sulawesi Tengah, dan
Yogyakart Kalimant
Tenggara Sulawesi Papua
a, dan an
Barat Tenggara, Barat.
Jawa Tengah
Sulawesi Barat,
Timur Sulawesi Selatan
dan Gorontalo;
Tarif INA CBG’s menurut Pasal 1 angka
3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 
69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama dan
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
Dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan adalah besaran
pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan atas paket layanan yang
didasarkan kepada pengelompokan
diagnosis penyakit.
Tarif INA CBG’s dibedakan berdasarkan:
2. Tarif Kapitasi dan Non Kapitasi
Tarif Kapitasi

Tarif Kapitasi menurut Pasal 1 angka 1


Permenkes Nomor 69 Tahun 2013 adalah
besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan
jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan
kesehatan yang diberikan.
Tarif Kapitasi Di
Puskesmas

Tarif Kapitasi Di RS Pratama,Klinik


Pratama,Dokter Praktek,Dokter Gigi
Praktek
Tarif Non Kapitasi

Besaran pembayaran klaim oleh


BPJS Kesehatan kepada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
berdasarkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang
diberikan.
Tarif Non
Kapitasi
Tarif Non Kapitasi Pelayanan
Kesehatan Kebidanan Neonatal
REGIONALISASI UNTUK MENGAKOMODIR PERBEDAAN BIAYA DISTRIBUSI
OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI INDONESIA. DASAR PENENTUAN
REGIONALISASI DIGUNAKAN INDEKS KEMAHALAN KONSUMEN (IHK)
DARI BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)
PEMBAYARAN INA CBGS MENJADI
PILIHAN DALAM IMPLEMENTASI JKN
KARENA:

• Mendorong pengendalian biaya


• Mendorong pelayanan kesehatan tetap
bermutu dan sesuai standar
• Membatasi pelayanan kesehatan yang
tidak diperlukan
• Mempermudah administrasi klaim
• Mendorong provider untuk melakukan
pengendalian biaya
PEMBAYARAN TAMBAHAN
( TOP UP PAYMENT)
Pada tarif INA-CBG terdapat pembayaran tambahan ( top up payment) untuk beberapa
pelayanan tertentu yang disebut Special Casemix Main Groups (CMG),terdiri dari :

e. sub acute
d. special cases; dan
investigation;
f. chronic cases

b. special c. special
procedure; prosthese

a. special drugs
PELAYANAN OBAT
lanjutan
• a. Penyakit diabetes
melitus, hipertensi,
penyakit jantung,
asma, Penyakit Paru

• (1) Obat penyakit


PASAL 20 Obstruktif Kronik
(PPOK), epilepsi,
gangguan
kronis di FKRTL kesehatan jiwa
diberikan maksimum • (2) Obat kronik, stroke, dan
untuk 30 (tiga puluh) sebagaimana Sindroma Lupus
hari sesuai indikasi Eritematosus (SLE)
medis. dimaksud pada dan penyakit kronis
ayat (1) lain yang belum
Pasal 20 diberikan untuk: dirujuk balik ke FKTP

• b. penyakit kronis
lain yang menjadi
kewenangan FKRTL
LANJUTAN ..
Penyakit Non – Kronis yaitu untuk kasus-
kasus yang TIDAK memerlukan obat LEBIH
dari 7 hari. Standar pemeberian obat untuk
kasus-kasus ini adalah selama 3 – 7 hari
dan selanjutnya pasien bisa kontrol
kembali setelah obat habis (maksimal 7
hari) jika belum sembuh atau atas intruksi
dokter untuk kontrol kembali

Penyakit Kronis yaitu untuk kasus-kasus yang memerlukan


obat rutin selama 30 hari. Penyakit-penyakit yang tergolong
dalam kasus kronis ini berdasarkan Permenkes 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan (Manlak) JKN adalah : diabetes
mellitus, hipertensi, jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK), epilepsy, skizofren, stroke, dan Sindroma Lupus
Eritematosus (SLE).
Untuk kasus penyakit kronis selain yang disebutkan diatas
adalah termasuk juga di dalamnya adalah penyakit Hemofilia,
Thallasemia dan penyakit keganasan yang
memerlukan Khemoterapi. 
PELAYANAN OBAT
(3) Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
dengan cara :

PASA b. bila
L 20 diperlukan
tambahan hari
a. sebagai pengobatan,
bagian dari obat
paket INA- diberikan
PASA CBG, terpisah di luar
L 20 diberikan paket INA-CBG
minimal 7 serta
(tujuh) hari diklaimkan
sebagai tarif
Non INA-CBG,
dan harus
tercantum
pada
Formularium
PELAYANAN OBAT
Harga obat yang
ditagihkan oleh
instalasi farmasi di
FKRTL atau apotek

mengacu pada
harga dasar obat
sesuai e-
catalogue
ditambah biaya
pelayanan
kefarmasian.
Pelayanan Obat
LARANGAN MENARIK IUR BIAYA OBAT
Penggunaan obat di luar Formularium Nasional di
FKRTL hanya dimungkinkan setelah mendapat
rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi
dengan persetujuan Komite Medik atau
Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya sudah
termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak boleh
dibebankan kepada peserta.
PMK N0.28
tahun 2014
PELAYANAN
ALAT BANTU KESEHATAN
(1) Alat (2) Tarif Alat

PASAL 24

PASAL 24
bantu bantu
kesehatan kesehatan
dibayarkan sebagaiman
di luar a dimaksud
paket INA- pada ayat
CBG (1)
sebagai ditetapkan
PENINGKATAN
KELAS PERAWATAN
Pembayaran Selisih akibat
peningkatan Kelas Perawatan
(Pasal 25)

(1) Besaran tarif pelayanan rawat jalan


eksekutif paling banyak sebesar Rp
250.000 dari tarif INA CBG untuk setiap
episode rawat jalan
(2) Peserta yang mengingin pelayanan
rawat jalan eksekutif harus membayar
selisih antara tarif INA CBG dengan
besaran tarif pelayanan rawat jalan
eksekutif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
PENINGKATAN
KELAS PERAWATAN
(3) Peserta yang menginginkan kelas pelayanan rawat inap
yang lebih tinggi dari haknya, harus membayar selisih
antara tariff INA CBG dengan biaya yang harus dibayar
akibat peningkatan kelas perawatan.

(4) Pembayaran besaran selisih biaya sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat dilakukan oleh:
b. pemberi c. asuransi
a. peserta kerja; kesehatan
dan/atau tambahan.
PENULISAN DIAGNOSA DAN TINDAKAN
LENGKAP DAN SPESIFIK

KETEPATAN KODING

INA-CBG YANG BAIK


INA-CBG ? (1)
INDONESIAN CASE BASE GROUPS

• Merupakan Sistem Casemix yang di Implementasikan di


Indonesia saat ini
• Dasar Pengelompokan dengan menggunakan :
• ICD – 10 Untuk Diagnosa (14.500 kode)
• ICD – 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (7.500 kode)
Dikelompokkan menjadi 1077 kode group INA-CBG
(789 kode rawat inap dan 288 kode rawat jalan)
• Dijalankan dengan menggunakan UNU-Grouper dari UNU-IIGH
(United Nation University Internasional Institute for Global
Health)
KRONOLOGIS IMPLEMENTASI
INA-CBG

Jan 2014,
1708 RS PPK
Jan 2013,
BPJS,
1273 RS
Program JKN
Jan 2009, PPK
945 RS Jamkesma
PPK s,
Sept Jamkesma Program
2008, 15 s, Jamkesma
RS Program s
Vertikal, Jamkesma
Program s
33
Jamkesma
Alasan Menggunakan ICD 10
dan ICD 9CM
• Penggunaan ICD 10 sudah digunakan
di Rumah Sakit Indonesia sejak tahun
1997 untuk kode morbiditas dan
mortalitas

• ICD 9 CM digunakan untuk prosedur


atau tindakan untuk melengkapi ICD
10 yang didalamnya tidak mencakup
kode tindakan (hanya ada diagnosis)
KOMPONEN YANG MEMPENGARUHI GROUPING

Primary diagnosis
Secondary CODE
diagnosis
Procedure
Severity
level
MDC/CM DRG/CMG
G grouping

MDC: Major Diagnostic Category


DRG: Diagnosis Related Group
CMG: Caemix Main Group
36
CONTOH KODE
INA-CBG’s

UNU-IIGH Casemix Grouper Version 2.0 : 5 Digit System

A 1 2 3 III

CBG’ Resource
CMG Case Type s Intensity
Type Level

37
STRUKTUR KODE INA-CBGS
Keterangan :
• Digit ke-1 merupakan CMG (Casemix Main Groups)
• Digit ke-2 merupakan tipe kasus
• Digit ke-3 merupakan spesifik CBG kasus
• Digit ke-4 berupa angka romawi merupakan severity level
Contoh kode INA-CBGs
Tipe Layanan Kode INA-CBGs Deskripsi Kode
INA-CBGs
Rawat Inap I – 4 – 10 – I Infark Miocard Akut Ringan
I – 4 – 10 – II Infark Miocard Akut Sedang
I – 4 – 10 – III Infark Miocard Akut Berat

Rawat Jalan Q – 5 – 18 – 0 Konsultasi atau pemeriksaan


lain- lain
Q – 5 – 35 – 0 Infeksi Akut
Kode INA-CBGs dan
deskripsinya tidak selalu
menggambarkan
diagnosis tunggal tetapi
bisa merupakan hasil satu
diagnosis atau kumpulan
diagnosis dan prosedur.
Langkah pembentukan tarif INA-CBG’S
DATA COSTING DATA CODING

DATA DASAR TEMPLATE TXT


DATA TEMPLATE FILE

ANALISA EKSPLORING

REKAP VARIABEL CLEANING

INPUT CCM TRIMING

UNIT COST CBGS-N-LOS


(14 VAR)

CBG’S COST

COST WEIGHT

CMI

HBR

PRELEMINARY
TARIF

AF

TARIF
Formula tarif:

TARIF = Hospital Base rate x Cost Weight x aF

Average cost for specific CBG

Aggregate average cost

aF: adjustment Factor


CONTOH BESARAN TARIF (1)

KELAS C
NO KODE CBG DESKRIPSI
LAMA BARU
1 O-6-10-i PROSEDUR OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR RINGAN 2.972.942 4.022.134

2 O-6-10-ii PROSEDUR OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR SEDANG 3.300.419 4.438.404

3 O-6-10-iii PROSEDUR OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR BERAT 4.052.172 4.655.201

4 C-4-12-i RADIOTERAPI RINGAN 1.149.740 1.557.392

5 C-4-12-ii RADIOTERAPI SEDANG 3.165.580 5.787.612

6 C-4-12-iii RADIOTERAPI BERAT 6.426.763 11.723.912

7 C-3-10-0 PROSEDUR RADIOTERAPI 424.170 807.557

44
CONTOH BESARAN TARIF (2)

KELAS A
NO KODE CBG DESKRIPSI TOP UP
LAMA BARU

1 N-1-01-i PROSEDUR PENCANGKOKAN GINJAL RINGAN 7.604.133

2 N-1-01-ii PROSEDUR PENCANGKOKAN GINJAL SEDANG 10.284.418 250.000.000

3 N-1-01-iii PROSEDUR PENCANGKOKAN GINJAL BERAT 21.806.027


 

4 Z-3-16-0 PROSEDUR MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI) 1.058.972 1.429.795 2.144.692

45
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR 2 TAHUN 2015
TENTANG
NORMA PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS
PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA
SEKIAN...

Anda mungkin juga menyukai