Anda di halaman 1dari 58

KAPSUL

SEJARAH SEDIAAN KAPSUL

- Istilah “kapsul” --> bhs. Latin “Capsula” =


kotak kecil
- 1833 : Mothes pertama kali memperkenalkan
kapsul lunak
- 1847 : Murdock memperkenalkan kapsul keras
PENGERTIAN SEDIAAN KAPSUL

- F.I. Edisi IV :
Kapsul adalah “sediaan padat yg. t.d. obat dlm.
cangkang keras atau lunak yg. dpt. larut”.
Cangkang umumnya terbuat dr. gelatin; bisa
juga dr. pati atau bhn. lain yg. sesuai (HPMC).
PERSYARATAN SEDIAAN KAPSUL
F.I. Edisi IV :
Kapsul hrs. memenuhi syarat :
a. Keseragaman sediaan :
 keragaman bobot
 utk. kapsul lunak berisi cairan, atau
 utk. produk yg. mgd. zat aktif > 50 mg yg.
mrpk. 50% atau lebih dr. bobot per kapsul
 keseragaman kandungan
b. Disolusi
 Tidak berlaku utk. kapsul gelatin lunak, kecuali bila dinyatakan
dlm. msg2 monografi.
Contoh :
Kapsul Amoksisilin : dlm. waktu 90 menit
harus larut tdk kurang dr. 80% Amoksisilin
dr. jumlah yg. tertera pd. etiket
1. Keragaman bobot
(jika BO ≥ 50 mg & tidak kurang dari 50% dari
sediaan adalah BO).

a. Kapsul berisi bahan obat kering.


• Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan
isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul.
Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap
bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua
kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari harga yang
ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsulpun yang
penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.

5
Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
Bobot rata-rata
kapsul
A B

120 mg atau
kurang 10% 20%

lebih dari 120 mg 7,5% 15%

Sumber F.I ed III

6
b. Kapsul berisi obat cair.

• Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu.


Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang
kapsul dengan eter. Buang cairan cucian,
biarkan hingga tidak berbau eter, timbang
seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot
isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul
terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak
lebih dari 7,5%.

7
2. Waktu Hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji
kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu
hancur ditentukan untuk mengetahui waktu
yang diperlukan oleh kapsul yang
bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-
butiran bebas yang tidak terikat oleh satu
bentuk. Menurut FI IV., untuk melakukan uji
waktu hancur digunakan alat yang dikenal
dengan nama Desintegration Tester.

8
1. Alat
• Rangkaian keranjang yang terdiri dari 6 tabung transparan yang panjang
masing-masingnya 77,5 mm + 2,5 mm dengan diameter dalam 21,5 mm dan
tebal dinding lebih kurang 2 mm, kedua ujungnya terbuka. Ujung bawah
tabung dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat dengan diameter
lubang 0,025 inchi.

• Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam
wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa
berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan
ke bawah berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah.

• Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair
antara 35o – 39o C.

• Alat untuk menaikturunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi


29 kali hingga 32 kali per menit.

9
2. Cara kerja.
• Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang.
• Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada
rangkaian keranjang, gunakan air bersuhu 37 o + 2 o sebagai media
kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain dalam masing-masing
monografi.
• Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29 – 32 kali per
menit.
• Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing
monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang
kapsul.
• Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus
hancur sempurna.
Dalam FI IV waktu hancur kapsul tidak Dalam F.I ed IV tidak
dinyatakan dengan jelas, namun menurut FI. III, kecuali dinyatakan
lain waktu hancur kapsul adalah tidak lebih dari 15 menit.
10
3) Keseragaman Sediaan
Terdiri dari keragaman bobot untuk kapsul keras dan
keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.
 
4) Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan
persyaratan disolusi yang tertera dalam masing – masing
monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul
gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing – masing
monografi.

11
Keuntungan dan kerugian
sediaan kapsul
Keuntungan Kerugian
• Menutupi rasa dan bau bahan obat • Tidak dapat digunakan untuk
yang kurang enak bahan eflorescen (ada air
• Memudahkan penggunaannya kristalnya) dan delikuesen
dibanding serbuk (menyerap air sampai menjadi
• Mempercepat penyerapannya larutan).
dibanding pil dan tablet • Tidak bisa untuk zat-zat mudah
• Dokter dapat memberikan resep menguap sebab pori-pori
dengan kombinasi dari bermacam- cangkang tidak menahan
macam bahan obat dan dengan penguapan.
dosis yang berbeda-beda menurut • Tidak untuk Balita
kebutuhan seorang pasien.
• Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)
• Dapat utk sediaan lepas lambat

12
MACAM SEDIAAN KAPSUL
1. Berdasarkan Konsistensi :
- kapsul keras
- kapsul lunak

2. Berdasarkan Cara Pemakaian :


- per oral
- per rektal
- per vaginal
- topikal

3. Berdasarkan Tujuan Pemakaian :


- untuk manusia
- untuk hewan
A.Kapsul Keras
A.1. Bhn. Penyusun cangkang kapsul keras :
* Bahan dasar : - gelatin
- gula --> pengeras
- air (10-15%)
* Bhn. tambahan : - pewarna
- pengawet (mis. SO2)
- pemburam (mis. TiO2)
- flavoring agent

A.2. Ukuran & Kapasitas Cangkang Kapsul Keras


1. Ukuran :
- Untuk manusia : 000, 00, 0, 1, 2, 3, 4, 5
- Untuk hewan : 10, 11, 12
KAPSUL KERAS UNTUK MANUSIA

KAPSUL KERAS UNTUK HEWAN KAPSUL UNTUK


PER REKTAL
Tabel 1. Kapasitas Kapsul Gelatin Keras (dalam mg)
Jika Diisi Bahan Obat yang Berbeda*)
*) Tergantung pada densitas serbuk.

  Ukuran Kapsul
Bahan Bentuk Serbuk 5 4 3 2 1 0 00 000

Acetaminophen 130 180 240 310 420 540 750 1100


Aluminum hydroxide 180 270 360 470 640 820 1140 1710
Ascorbic acid 130 220 310 400 520 700 980 1420
Aspirin 65 130 195 260 325 490 650 975
Bismuth subnitrat 130 250 400 550 650 800 1200 1750
Calcium carbonate 120 200 280 350 460 600 790 1140
Calcium lactate 110 160 210 260 330 460 570 800
Cornstarch 130 200 270 340 440 580 800 1150
Lactose 140 210 280 350 460 600 850 1250
Quinine sulfate 65 97 130 195 227 325 390 650
Sodium bicarbonate 130 260 325 390 510 715 975 1430
Tabel 2. Kapasitas Rata-rata Cangkang
Kapsul Keras (dalam mililiter)
Nomor/ukuran
Tujuan Pemakaian Kapasitas (ml)
Cangkang
5 0,12
4 0,21
3 0,30
2 0,37
Untuk Manusia
1 0,50
0 0,67
00 0,95
000 1,36
10 30
Untuk Hewan 11 15
12 7,5
Kapsul Gelatin
• Pertama kali dipatenkan oleh F.A.B Mothes (Dublanc)
th 1834.
• Memiliki banyak keunggulan : tidak berbau,tidak
berasa dan mudah digunakan.
• Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari
hidrolisis partial kolagen. Sumbernya dari tulang dan
kulit jangat sapi atau babi.
• Gelatin sapi lebih mahal dan perlu wkt lama dalam
prosesnya dan memerlukan zat kimia penetral dan
bahan pencuci yang lbh banyak.
Jenis Gelatin
Gelatin tipe A
- Berdasarkan proses perendaman asam
- Berasal dari kulit babi dg titik isoelektrik (titik
pengendapan protein ) pada pH (7,5-9,0)
- Kulit babi muda tidak memerlukan penanganan
alkalis yang intensif karena jaringan ikatnya
belum kuat, cukup direndam dlm asama lemah
HCl selama 1 hari, dinetralkann dan dicuci
berulang kali smp asama dan garamnya hilang.
• Gelatin B
• - Bersumber dadri kulit jangat dan tulang sapi
• -isoelektrik adalah 4,8-5,0pH
• -Bahan direndam bbrp minggu/bulan dlm
CaOH utk memisahkan ikatan kolagen, lalu
dinetralkann asam sampai bebas alkali , dicuci
dan di ektraksi.
Proses Pembuatan Cangkang Kapsul
• Pembuatan larutan gelatin 25-30 %
• Dilarutkan didalam air panas yang telah dimineralisasi.
• Masukkan bahan pengawet, pewarna ke dalam larutan
gelatin sehingga membentuk campuran homogen.
• Masukkan ke dalam mesin pencetak kapsul
• Sebelum digunakan kapsul diperiksa dg standar cGMP,
pemeriksaan dimensi kapsul
(ketebalan,diameter,tinggi kapsul)
Standar Dimensi Fisik Pada Proses Filling
kapsul

• Sumber : Capsule, Hard by Brian E Jones Encyclopedia of Pharmaceutical


Technology
Kriteria bahan aktif yg bisa diformulasikan
untuk Kapsul Keras dan Kapsul Lunak
• Bentuknya kering, semisolid -> isinya serbuk, granul,
butiran, tablet .
• Dpt diisi dg bhn cair dan penutupan cangkang hrs tepat.
• Tidak mengandung pelarut yg merusak cangkang.
• Stabil thdp pemanasan/pengeringan
• Homogen
• Inert terhadap cangkang
• Zat aktif tidak mudah teroksidasi
- Jika bentuknya cair, berupa minyak-minyak (lipofil).
- Jika bentuknya hidrofil (PEG) jumlahnya hrs sekecil
mungkin agar Zat aktif mudah teroksidasi
B. Kapsul Lunak
Bahan Penyusun Cangkang Kapsul Lunak :
a. Bahan dasar :
- gelatin
- bahan pelunak (poly-ol)
- gula
- air : 6 - 13%

b. Bahan tambahan :
- pengawet
- pewarna
- pemburam
- flavor
- penyalut enterik
BENTUK-BENTUK CANGKANG
KAPSUL LUNAK
FORMULA UMUM SEDIAAN KAPSUL
A. Formula Umum
R/ Bahan Obat
Bahan Pembantu

- Bahan Obat : - padat


- setengah padat
- cair

B. Cara Pembuatan :
--> 5 tahap : - pengecilan uk. partikel
- pencampuran
- pemilihan ukuran kapsul
- pengisian kapsul
- membersihkan kapsul
B.1. Pengecilan ukuran partikel
Prinsip = pada pengerjaan serbuk ---> ada 2 cara :
a. Cara penggerusan/trituration
b. Cara pulverization by intervention

B.2. Pencampuran Bahan


B.O. (padat, 1/2 pdt., atau cair) dicampur ho-
mogen dg. bhn. pembantu dg. proses yg. sama
spt. pd. sediaan serbuk --> ada 4 cara :
a. Cara spatulasi
b. Cara penggerusan
c. Cara pengayakan
d. Cara penggulingan
B.3. Pemilihan Ukuran Kapsul
• Untuk bobot bahan obat/campuran bahan serbuk 65 mg- 1g
• Bila bobot BO terlalu kecil + pengisi inert (SL, glukosa,
amilum, selulosa mikrokristal)
• Pengisian harus penuhmempengaruhi absorbsi.
• Bila terlalu penuh jadikan 2 kapsul & seuaikan aturan
pakainya
• Sesuaikan usia pasiennya

Menentukan ukuran cangkang kapsul :


 Metode RULE OF SEVEN
Metode RULE OF SEVEN:
1. Hitung bobot bahan obat per kapsul
2. Ubah bobot bahan obat menjadi satuan grain
Misalnya, bobot campuran bahan obat per
kapsul = 230 mg  230/65 grain = 3,5 grain
3. Bulatkan hasil perhitungan ke atas  3,5 ~ 4
4. Angka 7 dikurangi hasil pembulatan tsb 
hasilnya merupakan ukuran cangkang kapsul
terpilih.
Jadi 7 – 4 = 3  ukuran cangkang kapsul terpilih adalah 3.
Cara pemilihan ukuran kapsul :
• Hitung bobot BO atau campuran BO
perkapsul, misal X g
• Pilih cangkang kapsul dengan kapasitas yang
setara/ mendekati bobot BO
• Tara isi cangkang kapsul dg bahan inert, misal
Yg
• X=Y BO langsung masuk kapsul
• X<<YBO + pengisi hingga bobotnya Y
• X>>Y jadikan 2 kapsul
B.4. Pengisian Kapsul
a. B.O. bentuk padat
a.1. Tanpa alat :
* Cara Blocking and Dividing :
Sama spt. pd. pembuatan serbuk terbagi,
dilanjutkan dg. pengisian serbuk ke dlm.
kapsul dg. bantuan spatel/sudip.

* Metode Punching :
Serbuk di atas kertas dibentuk datar dg.
tinggi 1/4 inci --> induk kapsul diisi serbuk
dg. menekan ujung yg. terbuka ber-ulang2
pd. serbuk.
B.4. Pengisian Kapsul
a.2. Dengan alat
Pengisian Kapsul
a.3. Tanpa alat
b. B.O. cair
- induk kapsul kosong ditara dg cara meletakkan nya di
atas kotak karton yg dilubangi tengahnya.
- Teteskan campuran bahan obat cair sambil dihitung
sesuai bobot yang diminta (meneteskan dengan tegak
lurus), mis n tetes.
- Selanjutnya tinggal meneteskan n tetes pd cangkang
yg lain.
- Kapsul ditutup + oleskan sedikit mucilago gom arab
atau campuran air dan alkohol di atas induk kapsul,
lalu tutup.

Mucilago : 2 gom arab + 3 air


B.5. Membersihkan Kapsul
a. Dg. kain kasa/tissue kering
b. Dg. kain kasa/tissue dibasahi alkohol
c. Dg. NaCl granuler

Tujuan membersihkan :
1. Agar penampilan bagus
2. Menghilangkan sisa b.o. di luar dinding
kapsul
--> untuk mencegah :
- rasa & bau yg. kurang enak
- rusaknya dinding kapsul
Pembuatan Kapsul dg. Bahan
Bersifat Khusus

a. BO higrokopis & delikuescen


• BO disekat dengan MgCO3/MgO sebelum
dimasukkan kapsul
• Wadah harus tertutup rapat

37
b. BO merupakan campuran etektik
• Menyebabkan lembek dan lengket dalam
penyimpanan
• Disekat dengan bahan inert MgCO3, MgO,
kaolin (120 mg/kapsul)
• Dibiarkan terjadi etektik lalu dikeringkan
dengan bahan inert

38
c. BO merusak cangkang
• Cairan yg mengandung air dan larutan-larutan sangat
pekat (ichtyol) dibuat massa pil dulu masukkan
kapsul
• Cairan yang mengandung etanol < 90% dibuat
massa pil dulu
• BO dengan kadar fenol tinggi(kreosot) dibuat
massa pil atau BO diencerkan dengan minyak lemak
sampai kadarnya <40%

baharuddin__kuliah farmasetika dasar


04/21/2020 39
akfar arjuna
D. B.O. Tak Tercampurkan :

1. Sekat dg. bahan inert


2. Buat pil dalam kapsul
3. Buat kapsul dalam kapsul

Pil dlm kapsul

Kapsul dlm kapsul


Wadah dan Penyimpanan Sediaan Kapsul

Kapsul gelatin keras harus disimpan di tempat :


- dingin
- dg. kelembaban sedang
- dlm. wadah bermulut lebar & tertutup rapat

F.I. Edisi III :


- di tempat sejuk
- dlm. wadah tertutup rapat
- sebaiknya ditambah zat pengering

F.I. Edisi IV :
- simpan dlm. wadah tertutup rapat
- tidak tembus cahaya
- pada suhu kamar terkendali
ETIKET & LABEL SEDIAAN KAPSUL

Etiket :
- putih : obat dalam
- biru : obat luar
- ukuran : sesuai dg. wadahnya

Label :
--> N.I. : seyogyanya diletakkan di bawah
etiket
CONTOH PEMBUATAN KAPSUL KOMBINASI
EKSTRAK HERBA SELEDRI &
DAUN TEMPUYUNG
• Herba selledri  agen vasorelaksasi
• Daun tempuyung  agen diuretik
• Kombinasi keduanya diharapkan dapat memberikan efek
sinergis dalam pengobatan hipertensi
• Formulasi kapsul yang mengandung ekstrak kental dengan
kadar air cukup tinggi, perlu eksipien yang mampu
mengadsorpsi serta yang dapat meningkatkan sifat alirnya.
• Pengeringan serbuk ekstrak kental menggunakan Vivapur
101 & penambahan aerosil sebagai absorben. Pengisi yang
digunakan adalah Vivapur 102
CONTOH PEMBUATAN KAPSUL KOMBINASI
EKSTRAK HERBA SELEDRI &
DAUN TEMPUYUNG
• Perhitungan dosis
– Uji pada tikus  0,108 g/200 g bb tikus/hari
– Perbandingan ekstrak seledri : ekstrak
tempuyung = 1,16 : 6,67
– Konversi ke manusia
= dosis tikus x faktor konversi x faktor
farmakokinetik
= 0,108 x 56,0 x 0,1
= 0,604 g/70 kg bb manusia per hari
• Hasil optimasi pengeringan dengan perbandingan
ekstrak kental dan Vivapur 101 (1:1), masa serbuk
yang dihasilkan tidak memungkinkan dijadikan
dalam satu sediaan kapsul  dosis yang digunakan
utk 1 kapsul = ½ dari dosis harian, yaitu 302 mg per
kapsul
• Perbandingan = 1,16 : 6,67
– ekstrak herba seledri = 44,74 mg per kapsul
– ekstrak tempuyung = 257,26 mg per kapsul
• Pembuatan serbuk ekstrak

Menambahkan
Vivapur 101 pada Campuran Formulasi dengan
masing-masing dikeringkan dalam hasil serbuk yang
ekstrak kentral oven 50oC, selama 1 paling halus dan
seledri dan jam sampai kadar air paling kering
tempuyung dalam < 5% digunakan untuk
tiga perbandingan • Kadar air diukur formulasi kapsul
yaitu 1:0,5; 1:0,75 dengan moisture
dan 1:1 balance
Ekstrak kental dan Vivapur 101 ditimbang. Ekstrak kental digerus,
masukkan absorben Vivapur 101 sedikit demi sedikit , digerus
hingga bercampur homogen

Ukur kadar air dengan moisture balance dan sisanya dioven


pada suhu 50oC 1 jam. Kemudian ekstrak kering dikeluarkan dari
oven dan didinginkan dalam desikator selama + 10 menit

Ekstrak kering diambil 2 gram dan dihitung kadar airnya dengan


moisture balance lalu catat persentase kadar air yang didapat.
Formula dan pembuatan sediaan
Komponen Formula
Serbuk ekstrak daun tempuyung
514,52 mg
(ekstrak kental-Vivapur 101 1:1)
Serbuk ekstrak herba seledri 89,48mg
(ekstrak kental-Vivapur 101 1:1)
Vivapur 102 44,6 mg
Aerosil 3%
Talk 2%
Mg stearat 1%
Bobot Kapsul 690 mg
• Vipapur 101  absorbent
• Aerosil  menjaga higroskopisitas, juga
absorbent
• Talk  glidan
• Vivapur 102  meningkatkan laju alir
• Mg stearat  lubrikan
EVALUASI MASSA KAPSUL
• Laju alir
• Sudut istirahat
• Bulk density dan tapped density
LAJU ALIR
• Massa kapsul 25 gram ditimbang  masukkan
dalam corong, ratakan
• Nyalakan Flowmeter & waktu yg diperlukan
seluruh massa untuk mengalir melalui corong
dicatat.
• Laju air = banyaknya gram serbuk yang
melewati celah mesin / detik
SUDUT ISTIRAHAT
• Sejumlah massa kapsul dimasukkan dalam
corong hingga penuh, ratakan
• Massa yang jatuh akan membentuk kerucut
lalu diukur tinggi (h) dan jari-jari kerucut (r).
Hitung sudut istirahatnya ()
• Tan  = h/r
BULK DENSITY
• 50g massa kapsul (m) dimasukkan dalam gelas ukur
kemudian diukur volumenya (V1). Berat jenis (BJ)awal =
m/V1.
• Gelas ukur yang berisi massa tablet diletakkan pada alat bulk
density tester. Alat dipasang pada ketukan sebanyak 300 kali.
Percobaan diulangi dengan 300 ketukan kedua untuk
memastikan volume sampel tidak mengalami penurunan.
• Volumenya diukur (V2).Berat jenis (BJ) mampat = m/V2
EVALUASI SEDIAAN KAPSUL
• Uji keragaman bobot
• Uji waktu hancur
• Uji higroskopisitas
UJI KESERAGAMAN BOBOT
• timbang 10 Kapsul, satu per satu, beri identitas tiap kapsul, keluarkan
isi tiap kapsul
• Timbang tiap cangkang kapsul kosong, hitung bobot netto dari isi tiap
kapsul dengan mengurangkan bobot cangkang dari masing2 bobot
kapsul
• Dari hasil penetapan kadar, seperti tertera pada masing-masing
monografi, hitung jumlah zat aktif dalam tiap kapsul
• Persyaratan keseragaman bobot dipenuhi jika :
– tidak kurang dari 9 dari 10 satuan sediaan terletak dalam rentang
85% hingga 115% dari yang tertera pada etiket
– Tidak ada satuan terletak di luar rentang 75% hingga 12,5% yang
tertera pada etiket
– Simpangan baku relatif dari 10 satuan sediaan < 6%
UJI WAKTU HANCUR
• 6 kapsul dimasukkan pada masing2 keranjang yang
dibahwanya terdapat kasa baja berukuran 10
mesh. Digunakan media air bersuhu 37 + 2oC
• Semua kapsul harus hancur, keuali bagian dari
cangkang kapsul. Bila 1 atau 2 kapsul tidak hancur
sempurna, pengujuan diulangi dengan 12 kapsul
lainnya, tidak kurang dari 16 dari 18 kapsul yang
diuji hancur sempurna
• Dicatat waktu yang diperlukan kapsul untuk
hancur sempurna
UJI HIGROSKOPISITAS
• Merupakan cara menguji kemampuan BO untuk
menyerap uap dari udara setelah dibiarkan dalam
kondisi tertentu selama beberapa waktu yang
diamati
• 3 kapsul ditempatkan pada botol coklat disimpan
dalam desikator.
• Masing-masing perlakuan diamati setiap hari
selama 7 hari dan setiap minggu selama sebulan
• Pengamatan dilakukan terhadap perubahan obot
kapsul, bentuk kapsul & isi kapsul
Daftar Buku Acuan

Allen, L.V., 1998. The Art, Science and Technology of Pharmaceutical


Compounding, Washington, D.C.: American Pharmaceutical Association, pp.
157-165.
Aulton, M.E., 2002. Pharmaceutics the Science of Dosage Form esign 2nd edition,
Edinburgh: Churchill Livingstone, pp. 534-543.
Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
King, R.E., 1984. Dispensing of Medication 9th edition, Easton Pennsylvania: Mack
Publishing Company, pp. 100-108.
Thompson, J.E., 2004. A practical guide to contemporary pharmacy practice 2nd
edition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai