Anda di halaman 1dari 16

Retentive forces

and fatigue
resistance of
thermoplastic
resin clasps
Ery
Wegig
Dea
Novetha
Introduction

• Masalah estetik utama dari GTSL adalah cengkeram. Banyak metode telah
digunakan untuk mengatasi masalah estetika seperti etsa lengan cengkram
dan melapisinya dengan lapisan resin sewarna gigi.
• Polyetheretherketon (PEEK) dan polyetherketonketon (PEKK) adalah polimer
dari grup polyaryletherketone (PAEK) yang merupakan polimer termoplastik
suhu tinggi. Dalam kedokteran, PAEK menjadi pengganti titanium dalam
ortopedi dan telah digunakan dalam kedokteran gigi sebagai abutment implan
sementara.
• Polyoxymethylene (POM) juga dikenal sebagai resin asetal, sebuah resin
cetakan injeksi yang diperkenalkan sebagai alternatif PMMA konvensional. Ini
memiliki batas proporsional yang relatif tinggi dengan aliran viskos rendah
sehingga elastis dan cukup untuk digunakan sebagai bahan untuk konstruksi
cengkeram.
Introduction
• Logam yang paling umum digunakan untuk cengkeram adalah campuran
kobalt-kromium (CoCr). Legan cengkeram retentif harus fleksibel, mampu
mempertahankan gtsl dan cengkram tidak harus menekan gigi abutment.
Studi sebelumnya menunjukan bahwa, cengkram gtsl yg dibuat dr bahan
yg lebih elastis memiliki resistensi yg lebih tinggi trhdp kehilangan retensi.
Karena modulus elastisitas yang rendah (2-4GPa), resin termoplastik
memiliki fleksibilitas unggul dibandingkan dengan logam CoCr
konvensional.
•  Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki kekuatan retensi cengkeram resin
termoplastik yang berbeda selama penempatan dan pengambilan berulang
pada gigi penyangga dengan dua ketebalan berbeda dan dua undercut.
Cengkeram konvensional CoCr dimasukkan sebagai kelompok kontrol
Materials and Methods
•Matherials :
Tiga resin termoplastik
polyetheretherketon
(PEEK),
polyetherketonketon
(PEKK) and
polyoxymethylene
Matherials and Methods
• Method :
• Dengan clasp yang sudah terstandarisasi yaitu clasp
logam mahkota premolar berjumlah 112 clasp, terdiri
dari 16 clasp CoCr (tebal 1.0mm) dan 32 clasp (tebal
1.0 atau 1.5mm) dari masing-masing resin
termoplastik: PEKK, POM, dan PEEK.
• Spesimen dibagi dalam subkelompok clasp undercut
0,25mm dan 0,5mm. Setiap unit clasp diberi uji insersi
/ pelepasan pada mahkota penyangga selama 15.000
siklus. Untuk menganalisis retensi, retensi diukur
setiap 1500 siklus.
• Data secara statistik dianalisis menggunakan ANOVA 3
arah (˛ = 0,05).
Fabrikasi Abutment
• P1 maxilla buatan ditanam dalam resin akrilik
auto-polimerisasi menggunakan pemegang
tembaga custom-made dengan diameter 15mm.
• Premolar pertama rahang atas dipreparasi untuk
survey mahkota logam lengkap. Premolar yang
telah dipreparasi diduplikat dua kali
menggunakan bahan cetakan polieter. Cetakan
dituangkan dalam gips stone Tipe IV dan
mahkota lengkap di beri malam pada setiap
preparasinya.
Fabrikasi Abutment
• Wax crown disurvei untuk memberikan undercut 0,25 mm
pada satu mahkota dan 0,50 mm pada yang lainnya. Rest
oklusal, panjang 2.5mm, lebar 2.5mm, dan kedalaman
2mm, ditempatkan di mesial.
• Guide plane mesial dan lingual, dua pertiga panjang
mahkota, disiapkan dengan pisau surveyor untuk
menstandarisasi arah insersi. 2 crown yang diberi malam,
diduplikasi dengan bahan silikon (16 mahkota dengan
undercut kedalaman 0.25mm dan 16 dengan undercut
0,50mm) dibuat dengan memasukkan wax cair yg
dipanaskan ke dalam cetakan silikon. Kemudian mahkota itu
dituang dalam alloy CoCr.
• Setelah selesai, mahkota disemen letakkan di penyangga
dengan semen seng fosfat .
Clasp Fabrication
• Untuk menstandarkan posisi dari lengan cengkram yang
tidak diinginkan, area yang tidak diinginkan dihalangi dengan
malam dengan ketebalan sekitar 2mm. Masing -masing
cetakan model dibuat dengan bahan cetak polieter. Setiap
cetakan dituangkan dengan bahan tertentu (Die
investemnet) untuk membuat clasp CoCr dan, dengan dental
gipsstone Tipe IV (GC Fujirock EP, GC), untuk membuat
cetakan clasp resin termoplastik.
• Untuk clasp CoCr, pola cengkraman half-round tapered clasp
yang telah dibentuk sebelumnya (ujung 1mm × 1.4mm)
dengan sandaran oklusal, dan retensi dan lengan reprirocal
yang diadaptasi sepanjang tepian yang dibentuk dengan
bahan block-out sebelum membuat cetakan.
Clasp Fabrication
• Untuk fabrikasi clasp resin termoplastik
tebal 1.0mm dan 1.5mm dengan bentuk
straight semicircular clasp (1mm × 2mm
dan 1,5mm × 3mm) yang digunakan.
• Delapan clasp dibuat untuk setiap bahan,
ukuran clasp, dan kombinasi undercut
retentif. Sebanyak 112 clasp dibuat,
termasuk 16 clasp CoCr yang digunakan
sebagai kelompok kontrol.
Testing Condition
• Untuk menguji retensi menggunakan simulator
masticatory . Mesin memungkinkan penempatan
cengkraman ke posisi terminal yang telah ditentukan
dan pemindahan berikutnya dari mahkota
penyangga, sehingga mensimulasikan penempatan
dan pemindahan PRDP.
• Setiap spesimen clasp kemudian ditempatkan pada
mahkota penyangga yang sesuai dan dipasang di
bagian atas mesin dengan resin akrilik auto-
polimerisasi. Kondisi pengujian adalah dipertahankan
pada suhu kamar (20 ± 2 ◦C) dengan kondisi basah.
Analisis Statistik
• Analisis statistik dilakukan dengan
analisis varian tiga arah (ANOVA).
Tingkat signifikansi ditetapkan pada 5%
(˛ = 0,05).
• Total siklus 15000 dan setiap 1.500
siklus dilakukan pengukuran
 Dipilihnya 15.000 siklus = mewakili
dari pemakaian dan pelepasan PRPD
selama lebih dari 10 tahun.
Results
1. Hasil uji Three-way ANOVA untuk pegangan resin
menunjukkan hasil yang signifikan. Bahan
Thermoplastic yang menghasilkan retensi tertinggi
adalah Polyetheretherketon (PEEK) diikuti oleh
polyetherketonketon (PEKK) dan Polyoxymethylene
(POM). Gaya retentif yang dihasilkan oleh clasp dengan
tebal 1.5mm lebih tinggi dibandingkan dengan 1.0mm.
Undercut dengan ukuran 0.5mm Menghasilkan retensi
yang lebih tinggi
2. Semua clasp menunjukkan hasil kekuatan retensi yang
tinggi pada awal perputaran dan diikuti dengan
penurunan secara berlanjut sampai akhir perputaran
namun dengan hasil yang tidak terlalu berbeda dengan
Discussion
◦Berdasarkan Data, Hasil CoCr memiliki nilai yang lebih
tinggi dibandingan dengan cengkram resin thermoplastic.
Hal ini menunjukkan bahwa Hipotesis mengenai tidak
adanya perbedaan signifikan antara cengkram resin
thermoplastic dan CoCr ditolak.
◦Kekuatan retensi dipengaruhi oleh bentuk gigi dan desain
cengkram.
◦Studi ini didesain untuk membandingkan kekuatan retensi
pada 2 jumlah undercut yang berbeda. 0,25mm biasa
digunakan untuk cengkram CoCr, dan 0,50mm
mensimulasikan jika cengkram ditaruh dekat dengan
margin gingiva
◦Fleksibilitas juga tergantung dari ketebalan dari cengkram,
maka dari itu dipilih 2 ketebelan yaitu 1,0mm dan 1,5mm
Discussion

◦Studi ini menunjukkan bahwa Cengkram dengan Resin Termoplastic


mempunya kekuatan retensi yang rendah dibandingkan dengan
Cengkram yang terbuat dari CoCr.
◦Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dibutuhkan Kekuatan Retensi
5N untuk GTSL berfungsi secara adekuat. Penelitian lainnya ada yang
menyatakan Kekuatan Retensi yang dibutuhkan adalah 3 – 7,5N untuk
retensi pada GTSL bilateral dengan pelebaran distal.
◦Hal ini menunjukkan bahwa Resin Termoplastic dapat digunakan untuk
Cengkram pada GTSL, bahkan dapat memberikan retensi adekuat untuk
GTSL setelah 10 tahun.
Conclusion

Dalam batasan penelitian ini, ditemukan bahwa jepit


resin termoplastik mempertahankan retensi lebih
dari 15.000 bergabung dan memisahkan siklus
dengan retensi yang jauh lebih rendah daripada
jepit CoCr. Namun, retensi jepit resin yang dirancang
secara memadai mungkin cukup untuk penggunaan
klinis.

Anda mungkin juga menyukai