Anda di halaman 1dari 18

INISIASI MENYUSU DINI

APRILIANI YULIANTI W/2019


IMD
 Meletakkan bayi di dada atau
perut ibu segera setelah lahir,
 Membiarkan bayi kontak kulit
dengan ibu,
 Membiarkan bayi mencari
puting,
 Menyusu sampai bayi merasa
puas
 Berlangsung minimal satu jam
pertama bayi baru lahir

(Depkes, 2012; Roesli, 2010 ; WHO, 2012)


Langkah-langkah IMD
 Pertama, dalam proses melahirkan ibu disarankan untuk
mengurangi atau tidak menggunakan obat kimiawi.
 Kedua, petugas kesehatan membantu ibu untuk proses
persalinan (pervaginam/sectio caesaria).
 Ketiga, setelah bayi lahir, menangis, bernafas, dan tali
pusat di potong, bayi secepatnya dikeringkan
seperlunya tanpa menghilangkan vernix.
 Keempat, bayi di tengkurapkan di dada atau perut ibu
dengan kontak kulit secara langsung tanpa alas antara
ibu dan bayi. Kepala bayi ditutupi dengan topi, ibu, dan
bayi di selimuti.
 Kelima, bayi yang berada di dada atau perut ibu di
biarkan untuk mencari putting susu ibunya.
 Keenam, memberikan ibu dukungan dan bantuan
untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
 Ketujuh, bayi dibiarkan tetap kontak kulit dengan
ibu sampai proses menyusu pertama selesai,
minimal 1 jam.
 Kedepalan, setelah inisiasi menyusu dini, bayi baru
di pisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi
vitamin K dan tetes mata.
 Kesembilan, ibu dan bayi tetap bersama dan
dirawat gabung, jika bayi ingin menyusu maka ibu
boleh menyusui bayinya sesuai dengan kebutuhan
bayi
(ACOG, 2007)
Manfaat IMD pada Bayi
 Menjaga suhu tubuh bayi, mencegah bayi dari
hipoglikemi, diare, infeksi, hiperbilirubin,
mengurangi stress dari kelahiran, dan
meningkatkan Bonding Attachment antara
ibu dan bayi (Gabriel et al, 2010).

 Kontak pertama yang dilakukan saat IMD


membuat bayi memperoleh kolostrum yang
penting untuk kelangsungan hidupnya. Bayi
memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak
mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan
alergi sehingga bayi akan lebih berhasil
menyusu ASI eksklusif menyusui (Adhikari et
 Mencegah terpaparnya dengan
mikroorganisme pathogen, ibu mulai
menyusui dengan lancar ( ASI lancar)
dibandingkan yang tidak melakukan IMD
(Tang et al, 2013).
 Mencegah resiko penurunan BB bayi (Qiu et
al., 2008).
 Mencegah hipotermi (Qiu et al, 2008).
 Mencegah bayi dari penyakit non infeksi serta
mengurangi hari rawatan pada bayi dengan
premature di rumah sakit (Debes et al, 2013).
Manfaat IMD pada Ibu
 Mengurangi morbiditas dan mortalitas pada ibu karena
proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus
sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan
(postpartum) (Orun et al, 2010).

 Berhubungan dengan penurunan fundus uteri. Pada


penelitiannya di dapatkan bahwa ibu yang melakukan
IMD memiliki peluang 25 kali memiliki tinggi fundus uteri
normal di bandingkan ibu yang tidak IMD (Justina , 2008).

 Kontak kulit antara ibu dan bayi dan menghisap putting


segera mungkin saat lahir sangat penting membina
hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi ( Bystrova et
al, 2009)
Dampak Keterlambatan IMD
 Pelaksanaan IMD masih rendah dan terlambat
dilakukan di beberapa negara, tingkat pencapaian
IMD juga masih sangat rendah, di Eropa Timur dan
Asia Tengah hanya sebesar 17% dan 33% di Asia
Pasifik. Di negara Asia Selatan pelaksanaan IMD juga
masih rendah diantaranya di India 36,4%,
Bangladesh 24 % dan di Pakistan 8,5% (Adhikari et
al, 2014).
 Di Indonesia, menurut Riskesdas tahun 2013
menyatakan bahwa persentase proses mulai
mendapat ASI kurang dari satu jam yaitu sebesar
34,5%, persentase inisiasi menyusu dini terendah
terdapat di provinsi Papua Barat sebesar 21,7%,
diikuti oleh provinsi Riau sebesar 22,1%, dan
Kepulauan Riau sebesar 22,7% (Riskesdas, 2013).
 Peningkatan angka kejadian diare pada bayi
(menghambat pembentukan mikroflora usus yang baik
untuk kekebalan tubuh dan kesehatan) (Tang et al,
2013).

 Penelitian Nakao et al (2008) di Jepang: pemberian ASI


saja pada 120 menit pertama setelah kelahiran adalah
waktu yang sangat menentukan untuk pencapaian
pemberian ASI secara eksklusif minimal sampai bayi
berusia 6 bulan (Nakao, Honda & Oishi, 2008).

 Penelitian lain di Nige­ria juga menunjukkan bahwa


kegagalan pemberian ASI secara eksklusif ditentukan
oleh 60 menit pertama setelah kelahiran ( Awi &
Alikor, 2006).
 IMD adalah salah satu faktor penentu
keberhasilan ASI eksklusif. Bayi yang diberi
kesempatan menyusu dini, hasilnya delapan kali
lebih berhasil ASI eksklusif (Virariska, Dasuki &
Sofoewan, 2010).

 Bayi yang tidak melakukan IMD 50% tidak bisa


menyusu sendiri, sedangkan bayi yang
melakukan IMD akan berhasil menyusu sendiri,
dan bayi yang diberi kesempatan menyusui
segera setelah lahir akan lebih berhasil dalam
menjalani ASI eksklusif ( Fikawati & Syafiq, 2010).
 Kesulitan dalam menyusu, menyebabkan
angka kesakitan pada bayi, meningkatkan
kematian bayi dan menghambat kesuksesan
dalam pemberian ASI Ekslusif.

 Inisiasi menyusu dini dijadikan pilihan utama


dalam mengurangi kematian neonatal karena
intervensi yang dilakukan setelah bayi berusia
4 minggu terbukti tidak efektif
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Pelaksanaan IMD
 Pengetahuan
 Pendidikan
 Dukungan Keluarga
 Penghasilan Keluarga
 Mengikuti Kelas Prenatal
 Paritas
 Tempat Persalinan
 Kepercayaa atau budaya yang dianut
 Sikap
(Chien & Tai, 2007; Hauck et al , 2011; Holbrook et al ,2013; Marewood et al,
2006; Tabea, 2013; Victor et al, 2013).
Referensi
 Adhikasri, M., Khanal, V., Karkee, R., & Gavidia, T. (2014). Factors associated with early initiation of breastfeeding among Nepalese mothers: further analysis of Nepal
Demographic and Health Survey, 2011. International Breastfeeding Journal, 9, 21.
 American College of Obstetrics and Gynecology. (2007). Breastfeeding : Maternal and Infant Aspect. Special report from ACOG. ACOG Clin Rev, 12 (supp), 1s-16s
 Awi , D. D., & Alikor, E. A.D.( 2006). Barriers to timely initiation of breastfeeding among mothers og healthy full-term babies who deliver at The University of Port
Harcourt Teaching Hospital, Nigerian Journal of Clinical Practice, 9 (1), 57-64
 Bystrova , K., Ivanova, V., Edhborg, M., (2009). Early contact versus separation: Effects on mother-infant interaction one year later. Birth, 36(2), 97–109.
 Chien, L.Y., & Tai, C.J. (2007). Effect of Delivery Method and Timing of
 Breastfeeding Initiation on Breastfeeding Outcomes in Taiwan. Birth, 34(2). Debes, A.K., Kohli, A., Edmonds, K., & Mullany, L.C.(2013). Time to initiation of breastfeeding
and neonatal mortality and morbidity: a systematic review. . BMC Public Health , 13( 3), 19. doi:10.1186/1471-2458-13-S3-S19
 Depkes. (2012). Pedoman Rumah Sakit Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 Jam. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
 Fikawati, S., & Syafiq, A. (2010). Kajian implementasi dan kebijakan air susu ibu ekslusif dan inisiasi menyusui dini di Indonesia. Makara Kesehatan, 14(1), 17-24.
 Gabriel, M., Martín, I., Escobar, A., Villalba E., Blanco, I. & Pol , P. (2010) Randomized controlled trial of early skinto- skin contact: effects on the mother and the newborn.
Acta Paediatrica 99, 1630–1634.
 Hauck, Y. L., Fenwick, J., Dhaliwal, S.S., & Butt, J. (2011). A Western Australian survey of breastfeeding initiation, prevalence and early cessation patterns. Matern Child
Health J, 15, 260–268. doi 10.1007/s10995-009-0554-2
  Holbrook, K.E., White, M. C., Heyman, M.B., & wojcicki, J. M. (2013). Maternal sociodemographic characteristics and the use of the Iowa Infant Attitude Feeding Scale to
describe breastfeeding initiation and duration in a population of urban, Latina mothers: a prospective cohort study. International Breastfeeding Journal, , 8, 7. Retrieved
from : http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/content/8/1/7
 Justina, P (2008). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini dengan Lama Persalinan Kala III dan Proses Involusi, Tesis, Fakultas Ilmu Keperawatan-UI, Depok.
 Merewood, A., Brooks, D., Bauchner, H., MacAuley, L., Mehta, S.D. (2006). Maternal birthplace and breastfeeding initiation among term and preterm infants: a
statewide assessment for Massachusetts. Pediatrics , 118, 1048 -1054.
 Nakao, Y., Moji, K., Honda, S., & Oishi, K.(2008). Initiation of breastfeeding within 120 minutes after birth is associated with breastfeeding at four months among Japanese
women: A self-administered questionnaire survey. International Breastfeeding Journal,3(1) .doi:10.1186/1746-4358-3-1.
 Orun, E., Yalcin, S.S., Madenda, Y., Eras, U. Z., Kutluk, E. & Yurdakok, K. (2010). Factors associated with breastfeeding initiation time in a Baby-Friendly Hospital. The
Turkish Journal of Pediatrics, 52, 10-16
 Qiu L, Yun Z, Binns CW, et al. A cohort study of infant feeding practices in city, suburban and rural areas in Zhejiang Province, PR China. Int Breastfeed J, (3) 4.
doi:10.1186/1746-4358-3-4.
 Riskesdas. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan Litbangkes Depkes RI
 Roesli, U. (2010). Inisiasi menyusu dini plus asi ekslusif. Cetakan ke-4. Jakarta: Pustaka Bunda
 Tang, L., Binns, C.W., Lee, A. H., Pan, X., Chen, S., & Yu, C. (2013). Low prevalence of breastfeeding initiation within the first hour of life in a rural area of Sichuan Province,
China. Birth, 40(2).
 Victor, R., Baines, S. K., Agho, K. E., & Dibley, M. J. (2013). Determinants of
 breastfeeding indicators among children less than 24 months of age in Tanzania: a secondary analysis of the 2010 Tanzania Demographic and Health Survey. BMJ open, 3,
e001529. doi:10.1136/bmjopen-2012-001529
 Virarisca, S., Dasuki, D., Sofoewan, S. (2010). Metode Persalinan dan Hubungannya dengan Inisiasi Menyusu Dini. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 7(2):92-98
 World Health Organization (WHO). (2012). Early initiation and exlusive breastfeeding. Available at http://www.who.int/gho/childhealth di akses pada 6 Januari 2015.
Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai