perkerasan yang menggunakan aspal disebut perkerasan lentur (flexible pavement). Perkerasan aspal berfungsi untuk mendapatkan permukaan jalan yang baik dan melindungi lapisan dibawahnya dari pengaruh air. Perkerasan aspal merupakan campuran dari aspal dan agregat (mix asphalt). Kandungan agregat dalam campuran berkisar 90 sampai 95% berdasarkan berat. Agregat yang digunakan dalam campuran ini adalah agregat kasar, agregat halus, dan filler. Filler merupakan agregat yang sangat halus yang berfungsi sebagai pengisi. Bahan yang termasuk dalam filler adalah abu batu dan semen. Karakteristik agregat yang harus dipenuhi adalah keras, bersudut, bergradasi baik, bersih dan kering. Tujuannya agar ikatan pada campuran menghasilkan kekuatan yang baik. Agregat yang mempunyai permukaan halus dan berbentuk bulat dapat mengurangi kekuatan campuran dan menyebabkan permukaan yang licin. Fungsi aspal pada campuran aspal adalah sebagai pengikat (binder) antar agregat. Aspal mengisi rongga antar agregat dan rongga dalam agregat. Aspal yang masih padat disebut dengan asphalt cement. Dalam penggunaannya asphalt cement harus dipanaskan agar meleleh. Campuran antara asphalt cement dengan bahan minyak bumi disebut asphalt cutback. Asphalt cutback ini berbentuk cairan dalam suhu ruangan. Bentuk lain dari aspal adalah asphalt emulsion. Keunggulan dari aspal jenis ini adalah tidak menimbulkan api dan dapat dituangkan ke atas agregat yang basah. Campuran aspal yang benar dan berkekuatan sesuai dengan yang diinginkan dapat dihitung. Hasil dari perhitungan tersebut disebut sebagai asphalt mix design. Kriteria dari asphalt mix design yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1.Stabil : stabilitas dari aspal ditentukan oleh friksi internal dan kohesi. Bentuk agregat akan mempengaruhi friksi internal, sedangkan binder akan mempengaruhi kohesitas campuran aspal. 2.Tahan Lama : yang dimaksud dengan tahan lama adalah ketahanan campuran terhadap oksidasi, agregat yang saling berpisah dan memisahnya binder dari agregat. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah aspal dalam campuran dan gradasi agregat. 3.Kedap Air : perkerasan aspal harus kedap terhadap air dan udara. Kekedapan terhadap air dan udara dapat dicapai dengan melakukan pemadatan dan membuat mix design yang baik. 4. Fleksibel : fleksibilitas yang baik dicapai jika perkerasan dapat berubah jika terjadi gerakan minor selama umur perkerasan. 5. Tidak menyebabkan selip : permukaan perkerasan aspal diharapkan dapat menghindari terjadinya selip pada roda kendaraan yang lewat diatasnya. 6. Tidak mengalami kelelahan bahan : dengan lewatnya kendaraan di atas perkerasan secara terus menerus maka dapat mengakibatkan kelelahan bahan. Kelelahan bahan dipengaruhi oleh rongga antar partikel dan fiskositas binder. 7. Mudah dikerjakan : campuran aspal yang dihasilkan sebaiknya dapat dengan mudah dituangkan dan dipadatkan. Pemadatan dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, pemadatan yang dilakukan pada permukaan lapisan aspal untuk meningkatkan densitas lapisan. Selanjutnya, jika pada tahap pertama lapisan belum mencapai kepadatan yang diinginkan maka lapisan dipadatkan kembali. Tahap akhir pemadatan berfungsi untuk meratakan dan melicinkan permukaan. Terdapat tiga macam alat pemadat aspal, yaitu : smooth-wheel roller
pneumatic-tired roller
vibrating steel-drum roller
Tekanan yang diberikan oleh smooth-wheel
roller kepada permukaan aspal tergantung pada kecepatan alat. Sedangkan pengaturan tekanan yang akan didistribusikan oleh alat pneumatic- tired roller tergantung pada tekanan ban alat. Untuk vibrating steel-drum roller tekanan dapat diatur dengan mengubah frekuensi getaran. Pada umumnya alat pemadat mempunyai kelebihan masing-masing. Smooth-wheel roller biasanya digunakan
untuk meratakan dan melicinkan permukaan.
Pneumatic-tired roller dan vibrating steel-
drum roller digunakan untuk mendapatkan
kepadatan. Apabila getaran pada vibrating steel-drum
roller dimatikan maka dapat digunakan untuk
meratakan dan melicinkan permukaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pemadatan : 1.Ada tidaknya kelebihan campuran aspal pada bagian depan roda (terutama untuk alat beroda drum baja). Kelebihan campuran aspal dapat disebabkan oleh kepadatan campuran yang masih kurang, temperatur yang terlalu panas, atau kapasitas alat yang terlalu besar. Gambar Kelebihan Campuran Aspal di Depan Roda 2. Menempel tidaknya aspal pada roda. Kadang-kadang aspal menempel pada roda alat pemadat yang disebabkan oleh suhu campuran yang terlalu tinggi. Gambar Aspal yang Lengket pada Permukaan Roda 3. Setelah aspal dipadatkan terjadi keretakan. Jika setelah pemadatan terjadi keretakan pada lapisan aspal maka kemungkinan yang terjadi adalah suhu campuran yang terlalu panas, mix design yang kurang baik, atau pemadatan yang terlalu berlebihan. Pemadatan umumnya dilaksanakan pada jarak 100 meter. Hal ini untuk menjaga agar suhu campuran aspal tetap panas pada saat pemadatan. Dengan demikian pemadatan dapat berlangsung dengan baik dan memberikan hasil permukaan jalan yang baik. Gambar Proses Pemadatan