DATA TEKNIS
A. Fungsi Bangunan
Fungsi bangunan sebagai Rumah Sakit
3.60
3.60
3.60
3.60
3.60
3.60
Maka tebal pelat lantai dan pelat atap minimum adalah sebagai berikut (W.C.
Vis, Gideon Kusuma) :
1
Kondisi 1 (satu tumpuan menerus) hmin = 32 . 3600 = 112,5 mm
1
Kondisi 2 (dua tumpuan menerus) hmin = 37 . 3600 = 97,3 mm
B. Balok Induk
1. Balok Induk Arah Sumbu X
L = 6500 mm L = 6500 mm
1 2 3
Maka tinggi penampang balok minimum adalah sebagai berikut (W.C.
Vis, Gideon Kusuma) :
1
h min = 18,5 . 6500 = 351,3 mm
C. Balok Anak
L = 6500 mm L = 6500 mm
1 2 3
Maka tinggi penampang balok minimum adalah sebagai berikut (W.C Vis,
Gideon Kusuma) :
1
h min = 18,5 . 6500 = 351,3 mm
D. Kolom
1. Kolom Lantai Dasar
Dimensi kolom lantai dasar semua koordinat b x h = 400 x 400 mm
2. Kolom Lantai 1
Dimensi kolom lantai 1 semua koordinat b x h = 400 x 400 mm
3. Kolom Lantai 2
Dimensi kolom lantai 2 semua koordinat b x h = 400 x 400 mm
III. PERENCANAAN PELAT LANTAI DAN PELAT ATAP
3600
C'
3600
3600
1 1
B'
1 1
3 3 3 3 3600
2 2
B
2 2
3 3 3 3 3600
1 1
A'
1 1
3 3 3 3 3600
2 2
A
6500 6500
1 2 3
±0.00
lx = 6.50 lx = 6.50
1 2 3
Perataan beban (wk) dari beban pelat trapesium dengan persamaan sebagai
berikut
w (kN/m²)
wek (kN/m²)
b
45°
L
:
4b³
Wek =(𝑏 − 3L²). DL
Perataan beban (wk) dari beban pelat segitiga dihitung dengan persamaan
sebagai berikut : DL (kN/m²)
W1 = ( ⅓ . DL . L )
W (kN/m)
ek
45°
L
1. Portal Tepi
a. Akibat Beban Mati
1) Lantai 1
i. Beban merata w1
Akibat beban trapesium 2 :
4 . 𝑏3
W1 = (𝑏 −
3 . 𝐿2
) . DL b = 1,80 m
4 . 1,803
= (1,80 − 3 . 6,502 ) . 4,33 L = 6,50 m
= 15,64 kN/m
= 15,64 kN/m
2) Lantai 2
i. Beban merata w2
akibat beban trapesium 2 :
4 . 𝑏3
W2 = (𝑏 −
3 . 𝐿2
) . DL b = 1,80 m
4 . 1,803
= (1,80 − 3 . 6,502 ) . 4,33 L = 6,50 m
= 15,64 kN/m
= 15,64 kN/m
3) Atap
i. Beban merata w3
Akibat beban trapesium 2 :
4 . 𝑏3
W3D = (𝑏 −
3 . 𝐿2
) . DL b = 1,80 m
4 . 1,803
= (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,93 L = 6,50 m
= 11,12 kN/m
= 11,12 kN/m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,45 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,45 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,45 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,45 L = 6,50 m
3) Atap
i. Beban merata w3
4 . 𝑏3
W3La = (𝑏 − ) . LL b = 1,80 m
3 . 𝐿2
4 . 1,803
= (1,80 − 3 . 6,502 ) . 0,98 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 0,98 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 0,98 L = 6,50 m
2. Portal Tengah
a. Akibat Beban Mati
1) Lantai 1
i. Beban merata w1
Akibat beban trapesium 2 :
4 . 𝑏3
W1D = 2 . (𝑏 −
3 . 𝐿2
) . DL b = 1,80 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 4,33 L = 6,50 m
= 15,64 kN/m
= 15,64 kN/m
2) Lantai 2
i. Beban merata w2
Akibat beban trapesium 2 :
4 . 𝑏3
W2D = 2 . (𝑏 −
3 . 𝐿2
) . DL b = 1,80 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 4,33 L = 6,50 m
= 15,64 kN/m
= 15,64 kN/m
3) Atap
i. Beban merata w3
Akibat beban trapesium 2 :
4 . 𝑏3
W3D = 2 . (𝑏 −
3 . 𝐿2
) . DL b = 1,80 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,93 L = 6,50 m
= 11,86 kN/m
= 11,12 kN/m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,45 L = 56,50 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,45 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2 . (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,45 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2 (1,80 − 3 . 6,502 ) . 2,45 L = 6,50 m
3) Atap
i. Beban merata w3
Beban merata w akibat beban trapesium 2 :
4 . 𝑏3
W3La = 2 (𝑏 −
3 . 𝐿2
) . LL b = 1,80 m
4 . 1,803
= 2 (1,80 − 3 . 6,502 ) . 0,98 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2 (1,80 − 3 . 6,502 ) . 0,98 L = 6,50 m
4 . 1,803
= 2(1,80 − 3 . 6,502 ) . 0,98 L = 6,50 m
b. Berat Lantai 2
- Beban Mati
Lantai = 13,00 x 21,60 x 4,33 = 1215,86 kN
Balok Induk
Sumbu x = 0,25 x (0,45-0,12) x 13,00 x 4 x 23,54 = 100,99 kN
Sumbu y = 0,25 x (0,45-0,12) x 21,60 x 3 x 23,54 = 125,84 kN
Balok Anak = 0,25 x (0,40-0,12) x 13,00 x 3 x 23,54 = 64,26 kN
Kolom = 0,40 x 0,40 x 3,8 x 12 x 23,54 = 171,75 kN
Dinding
Sumbu x = 13,00 x (3,8-0,45) x 2 x 0,98 = 85,36 kN
Sumbu y = 21,60 x (3,8-0,45) x 2 x 0,98 = 141,82 kN
Beban Mati Total Lantai 2, WD2 = 1905,88 kN
- Beban Hidup
Koefesien Reduksi Beban Hidup = 0,3 (Pasal 3.5 PPIUG 1983)
Beban Hidup Lantai 2, WL2 = 0,3 x 13,00 x 21,60 x 2,50 = 210,60 kN
- Beban Total
Beban Lantai 2, W2 = 1905,88 + 210,60 = 2116,48 kN
c. Berat Lantai 1
- Beban Mati
Lantai = 13,00 x 21,60 x 4,33 = 1215,86 kN
Balok Induk
Sumbu x = 0,25 x (0,45-0,12) x 13,00 x 4 x 23,54 = 100,99 kN
Sumbu y = 0,25 x (0,45-0,12) x 21,60 x 3 x 23,54 = 125,84 kN
Balok Anak = 0,205 x (0,40-0,12) x 13,00 x 3 x 23,54 = 64,26 kN
Kolom = 0,40 x 0,40 x 3,8 x 12 x 23,54 = 171,75 kN
Dinding
Sumbu x = 13,00 x (3,8-0,45) x 2 x 0,98 = 85,36 kN
Sumbu y = 21,60 x (3,8-0,45) x 2 x 0,98 = 141,82 kN
Beban Mati Total Lantai 1, WD1 = 1905,88 kN
- Beban Hidup
Koefesien Reduksi Beban Hidup = 0,3 (Pasal 3.5 PPIUG 1983)
Beban Hidup Lantai 1, WL1 = 0,3 x 13,00 x 21,60 x 2,50 = 210,60 kN
- Beban Total
Beban Lantai 1, W1 = 1905,88 + 210,60 = 2116,48 kN
Wtx = 1838,966 kN
0,45 . 1,0
VX = . 1838,966
5,5
VX = 150,46 kN
M. Perhitungan Distribusi Beban Gempa per Lantai (Fi)
Dihitung Dengan Persamaan,
𝑊𝑖. ℎ𝑖
𝐹𝑖 = .𝑉
∑𝑊𝑖. ℎ𝑖
Apabila H/B ≥ 3,00
Maka,
𝑊𝑖.ℎ𝑖
𝐹𝑖 = . 0,9𝑉 + 0,1 𝑉 Untuk Lantai Atap
∑𝑊𝑖.ℎ𝑖
𝑊𝑖.ℎ𝑖
𝐹𝑖 = . 0,9𝑉 Untuk Lantai Lainnya,
∑𝑊𝑖.ℎ𝑖
K 400X400
K 400X400
K 400X400
62,43 kN ± 7.60
Fi 2
B 250X450 B 250X450
K 400X400
K 400X400
K 400X400
31,22 kN ± 3.80
Fi 1
B 250X450 B 250X450
K 400X400
K 400X400
K 400X400
± 0.00
1 2 3
6.50 6.50
Gambar Pembebanan Struktur Portal Akibat Beban Gempa pada Portal Sumbu X
O. Analisis Struktur Akibat Beban Gempa (SAP 2000)
Pada soal ditinjau simpangan pada Portal Sumbu X :
Berdasarkan grafik respon spektrum gempa rencana untuk wilayah gempa 3 dan
jenis tanah keras didapatkan, Cx = 0,23/Tx = 0,23/0,54 = 0,43
S. Perhitungan Gaya Geser Dasar Nominal (V)
Pada soal hanya meninjau dalam arah sumbu x, dengan persamaan berikut :
Cx . I
VX = . Wtx
R
Dengan :
Cx = 0,43
I = 1,0
R = 5,5
Wtx = 1838,966 kN
0,43 . 1,0
VX = . 1838,966
5,5
VX = 143,77 kN
54,28 kN ± 11.40
Fi 3
B 250X450 B 250X450
K 400X400
K 400X400
K 400X400
59,66 kN ± 7.60
Fi 2
B 250X450 B 250X450
K 400X400
K 400X400
K 400X400
29,83 kN ± 3.80
Fi 1
B 250X450 B 250X450
K 400X400
K 400X400
K 400X400
± 0.00
1 2 3
6.50 6.50
Gambar Pembebanan Struktur Portal Akibat Beban Gempa pada Portal Sumbu X
V. Analisis Struktur Akibat Gempa, Mati dan Hidup (SAP2000)
Analisis struktur pada tahap ini (akibat beban gempa, mati dan hidup) adalah untuk
mengetahui gaya-gaya dalam (momen, gaya lintang dan gaya normal) untuk
perencanaan struktur (fondasi, kolom dan balok). Pada soal ditinjau simpangan
pada Portal Sumbu X :
1. Input (Pembebanan)
Gambar 2.1. Hasil analisa didapat simpangan pada lantai 1 dx1 = 8,66 mm
(Portal X)
Gambar 2.2. Hasil analisa didapat simpangan pada lantai 2 dx2 = 19,90 mm
(Portal X)
Gambar 2.3. Hasil analisa didapat simpangan pada atap dx3 = 18,86 mm
(Portal X)
VI. ANALISIS STRUKTUR
1. Beban Kerja
Di tinjau pada struktur balok induk sumbu x. Di antara hasil perhitungan pembebanan
Portal Tepi dan Portal Tengah pada sumbu X, digunakan pembebanan yang paling
besar yaitu pada hasil perhitungan pembebanan Portal Tengah, beserta hasil
pembebanan akibat gempa didapatkan hasil seperti gambar di bawah ini
+7.60
Fi2 = 59,66 kN
+3.80
Fi1 = 29,83 kN
±0.00
lx = 6.50 lx = 6.50
1 2 3
Catatan : Berat sendiri Balok Induk dan Kolom dihitung dengan SAP 2000.
2. Kolom
Momen (kNm) Gaya Lintang (kN) Gaya Normal (kN)
No. Lantai Kolom Dimesi
Ujung Bawah Ujung Bawah Ujung Bawah
Kombinasi 3
1 1 400 x 400 +100,379 +31,259 -805,327
2 Lantai Dasar 2 400 x 400 +131,601 +56,924 -1606,901
3 3 400 x 400 +129,938 -55,587 -932,042
4 1 400 x 400 +7,206 +8,277 -482,425
5 Lantai 1 2 400 x 400 +95,457 +52,277 -958,015
6 3 400 x 400 +94,804 -53,386 -550,390
7 1 400 x 400 -26,413 -6,906 -151,814
8 Lantai 2 2 400 x 400 +41,595 +27,889 -312,331
9 3 400 x 400 +51,770 -33,297 -173,247