Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK

NS. ANGGA ARFINA, M.KEP


FUNGSI GINJAL

• Menyaring dan membersihkan darah


• Membentuk urin
• Mengatur kadar keseimbangan asam basa
• Mengontrol tekanan darah
• Merangsang pembentukan sel darah merah
• Mengatur jumlah air dalam tubuh
• Mengatur kadar kalium dalam tubuh
• Mengendalikan kadar gula darah
• Mendaur ulang zat dalam tubuh
ISTILAH

• GGK (Gagal Ginjal Kronis)


• PGK (Penyakit Ginjal Kronis)
• PGTA (Penyakit Ginjal Tahap
Akhir)
• CKD (Chronic Kidney
Diseases)
DEFINISI

• Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal


yang progresif dan irreversibel dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit yang dapat menyebabkan terjadinya
uremia yaitu retensi cairan, natrium dan sampah
nitrogen lain dalam darah.
KLASIFIKASI

Ditentukan oleh nilai laju GFR (Glomerular Filtration


Rate):
1. Stadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi
ginjal yang masih normal,
2. Stadium 2 kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi
ginjal yang ringan,
3. Stadium 3 kerusakan ginjal dengan penurunan yang
sedang fungsi ginjal,
4. Stadium 4 kerusakan ginjal dengan penurunan berat
fungsi ginjal, dan
5. Stadium 5 adalah gagal ginjal.
KLASIFIKASI NATIONAL KIDNEY
FOUNDATION

Stadium Deskripsi GFR


(mL/menit/1.73
m²)
1 Kerusakan ginjal disertai ≥ 90
GFR normal atau meninggi
2 Kerusakan ginjal dengan 60-89
penurunan GFR ringan
3 Penurunan GFR sedang 30-59
4 Penurunan GFR berat 15-29
5 Gagal ginjal (End stage renal < 15 atau dialisis
disease)
PERHITUNGAN GFR

• Laki-laki : (140 – umur) x BB (Kg)

72 x creatinin serum

• Perempuan : (140 – umur) x BB (Kg)


x 0,85
72 x creatinin serum

Normal GFR > 90 ml/menit/ 1,73 m2


Batasan Karakteristik Penyakit Ginjal Kronik
(Chonchol, 2005)

• Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur


ATAU fungsi fungsi ginjal,
• DENGAN ATAU tanpa penurunan Laju filtrasi
glomerulus berdasarkan:
 Kelainan patologik
 Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria
ATAU kelainan pãda
• Pemeriksaan pencitraan
• Laju filtrasi glomerulus <60 ml / menit / 1,73m²
selama > 3 bulan DENGAN ATAU tanpa kerusakan
ginjal
ETIOLOGI
1. Infeksi, ex: pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan, ex: glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif, ex:
nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan penyambung, ex: lupus
eritematosus sistemik, poliarteritis
nodosa,sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan herediter
6. Penyakit metabolik, ex: DM, gout,
hiperparatiroidisme, amiloidosis
7. Nefropati toksik, ex: penyalahgunaan
analgesik,nefropati timbale
8. Nefropati obstruktif
• Saluran kemih bagian atas, ex: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal.
• Saluran kemih bagian bawah, ex:
hipertropi prostat, striktur uretra,
anomali kongenital pada leher kandung
kemih dan uretra.
MANIFESTASI KLINIK

• Kelainan hemipoesis (urea > 100mg%, kreatinin < 25


ml/m)
• Kelainan saluran cerna, ex: anoreksia, mual, muntah,
nafas berbau amonia, perdarahan GI, konstipasi, diare
• Kelainan mata, ex: azotemia amaurosis
• Kelainan kulit, ex: warna kulit abu-abu mengkilat, kulit
kering dan bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan
rapuh, rambut tipis dan kasar.
• Kelainan selaput serosa (perikarditis, pleuritis),
indikasi dialisis
• Kelainan kardiovaskuler, ex: hipertensi, pitting edema
(kaki, tangan, sacrum), edema periorbital, friction rub
pericardial, pembesaran vena leher
NEXT...

• Kelainan neuropsikiatri, ex: kelemahan dan


keletihan, konfusi,disorientasi, kejang, kelemahan
pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki,
perubahan perilaku
• Kelainan respiratori, ex: suara krekels, sputum
kental, napas dangkal, pernapasan kussmaul
• Kelainan muskuloskeletal, ex: kram otot,
kekuatan otot hilang
• Kelainan hematologi, ex: anemia yang
disebabkan karena berkurangnya produksi
eritopoetin
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Laboratorium
1. Laboratorium darah : BUN, Kreatinin,
elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit),
protein, antibody (kehilangan protein
dan immunoglobulin)
2. Pemeriksaan Urin: Warna, PH, BJ,
kekeruhan, volume, glukosa, protein,
sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT
2. Pemeriksaan EKG
 Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda
perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit
(hiperkalemi, hipokalsemia)

3. Pemeriksaan USG
 Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, anatomi system
pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta
prostate

4. Pemeriksaan Radiologi Renogram, Intravenous


Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi
dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan
rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos
abdomen
PENATALAKSANAAN

1. Dialisis
2. Penanganan hiperkalemia
3. Mempertahankan keseimbangan
cairan
POHON MANAJEMEN

KRITERIA PENATALAKSANAAN
1. Kecukupan dialisis atau pembuangan zat terlarut
• Masalah access seperti stenosis
• Kinerja yang tidak memadai dari dialyzer
• Berkurangnya aliran darah
• Waktu Pengobatan berakhir sebelum waktunya
atau disingkat
• Pembekuan
2. KONTROL TEKANAN DARAH (BP) DAN MANAJEMEN CAIRAN

a. KDOQI (Kidney/ Dailysis Outcomes Quality


Intiative) target Tekanan Darah:
• Pre HD : <140/90 mmHg
• Post HD : <130/90 mmHg
b. Target Berat:
• Berat Target: Mencapai 50% dari sebelumnya
• Berat Badan Ideal <1 kg per hari

 Dialisis nokturnal telah terbukti efektif terutama


bagi mereka yang BP dan berat keuntungan
sangat sulit untuk mengelola (Silverstein, 2007).
3. ACCESS FUNCTION

• Nilai AVF: > 550 ml/ m


• Nilai AVG: > 650 ml/ m
4. MANAJEMEN ANEMIA
5. STATUS NUTRISI

• Albumin plasma berkaitan dengan protein dalam


tubuh
• Kadar albumin yg rendah mempengaruhi
terjadinya gizi buruk, infeksi, respon inflamasi
dan dialisis yg rendah
• Kadar kolesterol yg tinggi dapat meningkatkan
kematian karena peny. Kardiovaskular
NEXT...

KDOQI targets for lipid levels:


• LDL ≤ 2.5 mmol/L in non-diabetic, if diabetic <
2.0
• HDL ratio < 4.5 in non-diabetic, if diabetic < 4.0
a. Semua pasien dialisis dilakukan penilaian nutrisi
awal ( kolaborasi dgn ahli gizi)
b. Nutrisi yang diberikan:
• Energi 35 kkal/kg/hr. Pada CAPD energi dari
cairan dialisat diperhitungkan.
• Protein: 1-1,2 gr/kg/hr, (HD)1,3 gr/kg/hr, (CAPD)
50% dari protein bernilai biologis tinggi
• Karbohidrat: 55-60 % dari total kalori
• Lemak : 30% dari total kalori
• Air: CAPD disesuaikan dgn jumlah dialisat yang
keluar
c. Pemantauan dan evaluasi terhadap status gizi
dinilai setiap 6 bulan: antropometri, SGA (Subjek
Global Assesssment) dan riwayat gizi.
d. Berikan nutrient sesuai kebutuhan
e. Jika terdapat penyakit penyerta lain kebutuhan
nutrisi disesuaikan dengan kondisi klinis.
6. Pencegahan Penyakit Tulang
• KDOQI targets:
 Calcium: 2.20–2.37 (< 2.54) mmol/L
 Phosphate: 1.13–1.78 mmol/L
 Alkaline phosphatase: 30–145 u/L
 PTH: 150–300 u/L
NEXT...

7. Status Diabetes
• Satu dari 3 pasien CKD mengalami diabetes
• Kontrol kadar gula darah preprandial 80-120
mg/dl dipagi hari dan 100-140 mg/dl pada waktu
tidur
8. Imunisasi dan monitor penyakit infeksi
9. Tempat tinggal yg baik
10. Aktivitas fisik
• Olahraga intradialisis memiliki manfaat dari
peningkatan clearence, mencegah hipotensi, dan
meningkatkan status kesehatan
TERAPI GAGAL
GINJAL
PENDAHULUAN

• Penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney


Disease/ CKD) merupakan penyakit
ginjal yg tidak dapat dikembalikan
atau dipulihkan dan terjadi penurunan
progresif jaringan fungsi ginjal.
• Penatalaksanaan konservatif tidak
mengobati CKD tetapi memperlambat
perkembangan penyakit
• Beberapa bentuk terapi pengganti ginjal antara
lain adalah:

• Transplanatas
i ginjal
• Dialisis
• Hemodialisis
TRANSPLANTASI GINJAL

Manfaat transplantasi:
• Meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup
• Meningkatkan fungsi kardiovaskular
• Memperbaiki sosial ekonomi
MENDAPATKAN DONOR

1. Donor Hidup
• Berhubungan (ikatan darah)
• Tidak ada hubungan
• Kriteria:
 Mempunyai motivasi
 Cocok gol. Darah ABO
 Kondisi media yg baik (fungsi kedua ginjal normal)
 Bebas dari infeksi dan keganasan
 Bebas dari faktor predisposisi peny. Ginjal
 Tidak mengalami DM dan Hipertensi
 Tidak overweight
 Status kesehatan mental baik
NEXT...

2. Cadaver donor
• Kriteria:
 kerusakan otak menetap
 Fungsi ginjal yg normal sesuai usia
 Tidak ada penyakit ginjal sebelumnya
 Tidak menderita suatu penyakit
 Gol darah ABO yg sesuai
 Cross-match negatif
 HLA baik
KECOCOKAN ANTARA PENDONOR DAN
RECIPIENT

• Leukosit
• Golongan darah ABO
• Antigen histokompatibiltas
• Komplek histokompatibilitas
DIALISIS &
HEMODIALISA
DIALISIS

• Pada prinsipnya, pilihan terapi pengganti


pada gagal ginjal kronik didasarkan pada
pilihan pasien, setelah pasien mendapat
penjelasan jenis dialisis yang ada.
• Pertimbangan lain penentuan terapi
pengganti yang akan digunakan adalah
adanya indikasi, kontra medik dan bedah,
pertimbangan biaya serta fasilitas dialisis
yang tersedia
NEXT…

• Pasien penyakit ginjal dan keluarga


harus mendapat penjelasan yang
lengkap mengenai perjalanan
alamiah penyakitnya dan risiko yang
akan timbul di kemudian hari
termasuk terapi dialisis atau
transplantasi.
TUJUAN DASAR TERAPI DIALISIS

• Menghilangkan produk akhir metabolisme


protein seperti ureum dan kreatinin dari
dalam darah
• Menjaga konsentrasi aman serum
elektrolit
• Mengoreksi asidosis dan menambah kadar
karbonat darah
• Meghilangkan kelebihan cairan dari darah
PRINSIP DALAM TERAPI DIALISIS

1. Ultrafiltrasi
• Mengacu pada pengeluaran cairan dari
dalam darah baik menggunakan
tekanan osmotik atau hidrostatik untuk
menghasilkan gradien yg diinginkan.
2. Difusi
• Perpindahan partikel (ion) dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah
berkonsentrasi rendah.
Kontraindikasi:

• Hiperkatabolisme
• Obesitas
• Riwayat rusaknya
divertikulum
• Penyakit abdominal
• Penyakit pernapasan
• Episode peritonitis
kekambuhan
• Penyakit keganasan
abdominal
• Penyakit vaskular
• Pembedahan abdomina
JENIS DIALISIS PERITONEAL

1.Dialisis Peritoneal Mandiri


Berkesinambungan/ Continuous
Ambulatory Peritoneal Dialisis (CAPD)
• Pada jenis ini 1,5 – 3 L dialisat
ditanamkan ke abdomen dan dibiarkan
selama periode waktu yg ditentukan
• Larutan dibilas dgn bantuan bantuan
gaya gravitasi
• Siklus pada CAPD adalah 24 jam
termasuk tinggal selama 8 jam
sepanjang malam.
KEUNTUNGAN CAPD

• Tidak memerlukan mesin, listrik atau


sumber air, klien dapat melakukan
aktivitas selama dialisis.
• Proses pertukaran berlanjut sangat
menyerupai fungsi ginjal normal, tubuh
lebih mudah menjaga homeostatis,
memungkinkan pembatasan diet dan
cairan yg lebih sedikit.
2. DIALISIS PERITONEAL OTOMATIS (AUTOMATED PERITONEAL
DIALYSYS/ APD

• Menggunakan mesin putaran


peritoneal
• Dapat dilakukan sebagai dialisis
peritoneal siklus berkesinambungan,
intermiten atau intermiten malam.
 DIALISIS PERITONEAL SIKLUS BERKESINAMBUNGAN
(CONTINUOUS CYCLIC PERITONEAL DIALYSIS/ CCPD)

• Terdapat 3 siklus pada malam hari dan 1


siklus didiamkan selama 8 jam di pagi hari
• Keuntungan prosedur ini adalah kateter
peritoneal hanya dibuka untuk prosedur on
dan off mengurangi infeksi
 DIALISIS PERITONEAL INTERMITTEN

• Dialisis dilakukan selama 10 – 14


jam, 3 – 4 kali seminggu.
• Klien di rawat inap selama 24 – 48
jam pada satu waktu jika mereka
katabolis dan memerlukan waktu
tambahan waktu dialisis
 DIALISIS PERITONEAL INTERMITER MALAM

• Dialisis dilakukan selama 8 – 12 jam setiap


malam tanpa tinggal pada siang hari.

Prosedur dialisis peritoneal memerlukan


pemasangan kateter peritoneal dengan
lokasi pemasangan paling baik adalah 3 –
5 cm di bawah pusat relatif avaskular
dan resistensi fasial rendah
• Dialisat merupakan cairan yg digunakan untuk
tindakan dialisis
Dialisat • Pada orang dewasa diperlukan sekitar 2 L

• Periode dimana dialisat didiamkan di ronggan peritoneal


• Pada dialisis peritoneal intermitten di perlukan 15 – 30
menit
Waktu • Pada dialisis ambulasi berlanjut dan otomatis
tinggal memerlukan 4 – 8 jam

• Jumlah siklus bergantung pada normalisasi cairan


tubuh dan kimiawi tubuh
• Dipengaruhi oleh area membran, aliran darah ke
Siklus peritoneum, perubahan permeabilitas membran
peritoneal
HEMODIALISA
• Berasal dari kata Hemo: darah dan dialisa:
pemisahan atau filtrasi.
• Prinsipnya HD adalah menempatkan darah
berdampingan dengan cairan dialisat atau
pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran
atau selaput semi permeabel.
• Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat
tertentu atau zat sampah.
• Prosesnya disebut dialysis: proses berpindahnya
air atau zat, bahan melalui membran semi
permeabel.
PROSES HEMODIALISA
TUJUAN HEMODIALISA

a. Membuang produk metabolisme


protein seperti urea, kreatinin dan
asam urat
b. Membuang kelebihan cairan
c. Mempertahankan atau mengembalikan
system buffer tubuh
d. Mempertahankan atau mengembalikan
kadar elektrolit tubuh
e. Memperbaiki status kesehatan
penderita
INDIKASI HEMODIALISA

a. Kelainan fungsi otak (ensefalopati


uremik)
b. Perikarditis (Peradangan kantong
jantung)
c. Asidosis (peningkatan keasaman
darah) yang tidak memberikan respon
terhadap pengobata lainnya.
d. Gagal Jantung
e. Hiperkalemia (kadar kalium yang
sangat tinggi dalam darah)
JADWAL HEMODIALISIS

• Hemodialisis untuk ESDR dilakukan secara


intermitten sepanjang siklus hidup klien
kecuali dengan keberhasilan transplantasi
ginjal
• Jadwal khas adalah 3 -4 jam pengobatan
dalam 3 hari seminggu
• Jadwal tsb tergantung dengan besarnya
klien, jenis dialiser yg digunakan, kisaran
alran darah dan faktor lainnya
NEXT…

• Dialisa bisa digunakan sebagai


pengobatan jangka panjang untuk gagal
ginjal kronis atau
• Sebagai pengobatan sementara sebelum
penderita menjalani pencangkokan ginjal.
• Pada PGA, dialisa dilakukan selama
beberapa hari atau beberapa minggu,
sampai fungsi ginjal kembali normal.
KEBERHASILAN DARI DIALISIS

• Penderita kembali menjalani hidup


normal
• Penderita kembali menjalani diet yang
normal.
• Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi.
• Tekanan darah normal.
• Tidak terdapat kerusakan saraf yang
progresif
KOMPLIKASI JANGKA PANJANG
HEMODIALISA

• Hipotensi atau hipertensi


• Masalah teknis seperti kebocoran darah,
penggumpalan, pemanasan berlebihan
berlebihan larutan dialisat
• Kelainan ritme jantung
• Embolus darah
• Reaksi pirogenesis
• Kram otot, mual atau muntah, sakit
kepala, sakit dada
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volume cairan b/d penurunan


haluaran urin, retensi cairan dan natrium
sekunder terhadap penurunan fungsi ginjal
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b/d katabolisme protein,
pembatasan diet, peningkatan metabolisme,
anoreksi, mual, muntah
3. Perubahan pola nafas b/d hiperventilasi
sekunder, kompensasi melalui alkalosis
respiratorik.
4. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan
b/d kehilangan cairan berlebihan (fase diuretik)
LANJUTAN…
5. Resiko tinggi penurunan curah jantung
b/d ketidakseimbangan volume sirkulasi,
ketidakseimbangan elektrolit
6. Intoleransi aktivitas b/d penurunan
produksi energi metabolic, anemia,
retensi produk sampah dan prosedur
dialisa
7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
b/d gangguan status metabolic, edema,
kulit kering, pruritus
8. Gangguan perfusi jaringan perifer b/d
suplai O2 ke jaringan menurun
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai