Anda di halaman 1dari 16

ATRESIA ANI

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Atresia ani merupakan suatu kelainan bawaan yang
menunjukan keadaan tidak ada anus yang disebabkan
karena gangguan pertumbuhan fusi dan pembentukan
anus dari tonjolan embrionik.
Anatomi anorectal
Fisiologi anorectal
anus atau lubang bokong adalah sebuah bukaan dari
rektum ke lingkungan luar tubuh. Pembukaan dan
penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses
dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air
besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Anus manusia terletak di bagian tengah bokong, bagian
posterior dari peritoneum. Terdapat dua otot sphinkter
anal (di sebelah dalam dan luar). Otot ini membantu
menahan feses saat defekasi. Salah satu dari otot
sphinkter merupakan otot polos yang bekerja tanpa
perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka.
Etiologi
Penyebab yang sebenarnya dari atresia Ani sejauh ini belum
diketahui,
namun ada sumber mengatakan kelainan bawaan anus Disebabkan
oleh antara lain:

-Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga


bayi lahir tanpa lubang dubur.
-Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12
minggu/3 bulan.
-Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik
didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis. Yang
terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
Patofisiologi
Anus dan rectum berkembang dari embrionik bagian belakang. Ujung
ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang
merupakan bakal genitoury dan struktur anorektal. Terjadi stenosis
anal karena adanya penyempitan pada kanal anorektal.
Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan migrasi dan
perkembangan struktur kolon antara 7 dan 10 minggu dalam
perkembangan fetal. Kegagalan migrasi dapat juga karena
kegagalan dalam agenesis sacral dan abnormalitas pada uretra dan
vagina.
Tidak ada pembukaan usus besar yang keluar anus menyebabkan
fecal tidak dapat dikeluarkan sehingga mengalami obstruksi.
Manifestasi diakibatkan adanya obstruksi dan adanya fistula.
 
Gambaran klinis
Gejala yang menunjukan terjadinya atresia ani atau anus imperforata
terjadi dalam waktu 24-48 jam. Gejala itu dapat berupa:
1. Perut kembung
2. Muntah (cairan muntahan berwarna hijau karena cairan empedu
atau berwarna hitam kehijauan karena cairan mekonium)pada
umur 24-48 jam.
3. Tidak bisa buang air besar dan kegagalan lewatnya mekonium
setelah bayi lahir.
4. Tidak ada atau stenosis kanal rectal (mekonium keluar melalui
sebuah fistula atau anus yang salah letaknya)
5. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak
ada fistula)
6. Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik
dapat dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan.
7. pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membran anal.
8. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
klasifikasi
Pasien bisa diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 sub kelompok
anatomi yaitu :
1.    Anomali rendah / infralevator
Rectum mempunyai jalur desenden normal melalui otot
puborectalis, terdapat sfingter internal dan eksternal yang
berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat
hubungan dengan saluran genitourinarius.
2.     Anomali intermediet
Rectum berada pada atau di bawah tingkat otot puborectalis;
lesung anal dan sfingter eksternal berada pada posisi yang normal.
3.    Anomali tinggi / supralevator
Ujung rectum di atas otot puborectalis dan sfingter internal tidak
ada. Hal ini biasanya berhungan dengan fistula genitourinarius –
retrouretral (pria) atau rectovagina (perempuan). Jarak antara
ujung buntu rectum sampai kulit perineum lebih dari1 cm.
Klasifikasi berdasarkan hasil foto:  
Menurut Wingspread, bila bayangan udara pada ujung rectum dari foto di
bawah garis puboischias adalah tipe rendah, bila bayangan udara diatas
garis pubococcygeus adalah tipe tinggi dan bila bayangan udara diantara
garis puboischias dan garis pubococcygeus adalah tipe intermediet.
Klasifikasiinternasional mempunyai arti penting dalam penatalaksanaan
kelain anorektal.
 
MELBOURNE membagi berdasarkan garis pubocoxigeus dan garis yang
melewati
ischii kelainan disebut :
·      Letak tinggi  : rectum berakhir diatas m.levator ani (m.pubo coxigeus).
·      Letak intermediet : akhiran rectum terletak di m.levator ani.
·      Letak rendah  : akhiran rectum berakhir bawah m.levator ani.  
diagnosis
Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir:
-Tidak ditemukan anus,kemungkinan ada fistula
-Bila ada fistula pada perineum(mekoneum +) kemungkinan
letak rendah

Untuk menegakkan diagnosis Atresia Ani adalah dengan


anamnesis dan pemeriksaan perineum yang teliti . 
PENA menggunakan cara sebagai berikut:
1.Bayi LAKI-LAKI dilakukan pemeriksaan perineum dan urine
bila :
Fistel perianal (+) , bucket handle, anal stenosis atau anal
membran berarti atresia letak rendah penatalaksanaannya
Minimal PSARP tanpa kolostomi.
Mekoneum (+)  dinamakan atresia letak tinggi sehingga
dilakukan kolostomi terlebih dahulu dan 8 minggu kemudian
dilakukan tindakan definitive.
Apabila pemeriksaan diatas meragukan dilakukan invertrogram.
Bila :
Akhiran rectum < 1 cm dari kulit disebut letak rendah
Akhiran rektum  > 1 cm disebut letak tinggi
Pada laki-laki fistel dapat berupa rectovesikalis, rektourethralis
dan rektoperinealis.

2.Pada bayi perempuan 90 % atresia ani disertai dengan fistel


 Bila ditemukan:
Jika fistel perineal (+),dilakukan minimal PSARP tanpa
kolostomi.
Jika fistel rektovaginal atau rektovestibuler maka dilakukan
 kolostomi terlebih dahulu.
 
Fistel (-) maka dilakukan  invertrogram :
a.       Akhiran  < 1 cm dari kulit dilakukan posterosagital
anorektoplasti.
b.      Akhiran  > 1 cm dari kulit dilakukan kolostomi terlebih
dahulu.
Pemeriksaan penunjang
Untuk memperkuat diagnosis sering diperlukan pemeriksaan
penunjang sebagai berikut :
1.   Pemeriksaan radiologis : Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
obstruksi
intestinal. Pemeriksaan foto rontgen bermanfaat dalam usaha
menentukan letak ujung rectum yang buntu setelah berumur 24jam,
bayi harus diletakkan dalam keadaan posisi terbalik sellama tiga
menit, sendi panggul dalam keadaan sedikitekstensilalu dibuat foto
pandangan anteroposterior dan lateral setelah petanda diletakkan
pada daerah lekukan anus.
2.  Sinar X terhadap abdomen
3.  Ultrasound terhadap abdomen.
4.  CT Scan
5.  Pyelografi intra vena
6.  Pemeriksaan fisik rectum : Kepatenan rectal dapat dilakukan
colok dubur dengan menggunakan selang atau jari.
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan adalah
invertogram.Invertogram adalah tehnik pengambilan
foto untuk menilai jarak puntung distal rectum terhadap
marka anus di kulit perineum.pada tehnik ini bayi
diletakan terbalik(kepala di bawah) atau tidur
telungkup(prone),dengan sinar horizontal diarahkan ke
trochanter mayor.Dinilai ujung udara yang ada di distal
rectum ke marka anus.
penanganan
Penanganan atresia ani dilakukan sesuai dengan letak ujung atresia
terhadap otot dasar panggul.Untuk itu anomali dibagi menjadi
supralevator ,intermediet dan infralevator.
Pada Letak rendah, rektum menembus muskulus levator ani
sehingga jarak antara kulit dan rectum paling jauh 1cm.
Pada intermediet,ujung rectum mencapai muskulus levator ani tetapi
tidak menembusnya.
Pada letak tinggi, ujung rectum tidak mencapai tingkat musculus
levator ani dengan jarak ujung buntu(puntung) rectum sampai ke
kulit perineum lebih dari 1cm.
penatalaksanaan
-Pembuatan kolostomi (TCD)
-PSARP (Posterosagital Ano Rectal Plasty)
-Perawatan Pasca Operasi  PSARP
-tutup kolostomi
REFERENSI
1.Bagian ilmu bedah fakultas kedokteran UI.1999.Bedah anak 28-
30.Jakarta
2.Pena Albert.1996.Malformasi anorectal. Ilmu Kesehatan Anak edisi
15 1322-1325.EGC.Jakarta
3.Thayeb amir.1998.Malformasi anorektal.Kumpulan kuliah ilmu bedah
FK UI 134-139.Jakarta
4.Welton mark.2006.Anorectum.Current surgical diagnosis and
treatment,twelfth edition.738-740.
5.Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2.
Jakarta : Salemba Medika
www.fkui.co.id

Anda mungkin juga menyukai