Anda di halaman 1dari 50

12

Perilaku
belajar
MK BIOPSIKOLOGI

Marcella Mariska A., S.Psi., M.A.


OUTLINE
1 Belajar melalui persepsi

2 Classical Conditioning

3 Instrumental Conditioning

4 Belajar secara relasional


LEARNING /
BELAJAR
Sebagai proses yang ter
bentuk dari pengalama
n2 yang mengubah siste
m saraf dan membentuk
perilaku
MEMORI
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon.

Pengalaman tidak tersimpan seperti di kotak


penyimpanan  tidak berubah atau berdampak, tetapi
pengalaman mampu mengubah cara kita menerima,
bertindak, berpikir, ataupun merencanakan.
Juga mengubah struktur sistem saraf, mengatur sel-
sel saraf dalam menerima, bertindak, berpikir, ataupun
merencanakan.
4 BASIC FORMS OF LEARNING
Perceptual
Learning / • Kemampuan untuk belajar
Belajar melalui mengidentifikasi stimulus tertentu
persepsi
Stimulus- • Koneksi antar stimulus dan respons
response
learning  kemunculan 2 memori baru

Motor Learning/ • Memunculkan respons baru

Relational
Learning /
Belajar secara
Relasional
1 PERCEPTUAL LEARNING / BELAJAR MELALUI PERSEPSI

• Kemampuan untuk belajar mengidentifikasi stimulus tertentu


• Setiap dari sistem sensorik mampu untuk belajar melalui persepsi
• Kita dapat belajar mengenali sebuah benda atau sesuatu secara visual, audio, tektur,
rasa, ataupun bau
• Kita dapat mengenali orang berdasarkan bentuk bentuk
• Perubahan pada sensory association cortex wajah badan
• Visual association cortex
• Auditory association cortex
• etc cara berjalan suara orang

nada bicara
dan
perasaannya
2 STIMULUS-RESPONSE LEARNING

• Kemampuan belajar untuk berperilaku tertentu ketika ada stimulus tertentu


yang hadir.
• Perilaku bisa muncul sebagai respon otomatis (refleks) atau perilaku yang
rumit yang telah dipelajari sebelumnya

• 2 Kategori:
• Classical Conditioning
• Instrumental Learning
2 STIMULUS-RESPONSE LEARNING

CLASSICAL CONDITIONING
• jenis belajar yang melibatkan pembentukan asosiasi, yaitu belajar bahwa
kejadian-kejadian tertentu terjadi secara bersamaan.
• Organisme belajar bahwa 1 kejadian diikuti oleh kejadian lain. Misalnya bayi
melihat botol susu asosiasinya minum susu.
• Asosiasi antara 2 stimulus. Stimulus yang sebelumnya memiliki sedikit pengaruh
pada perilaku menjadi memiliki pengaruh dalam memunculkan perilaku tertentu

• Jenis belajar yang dikembangkan oleh IVAN PAVLOV


• Pavlov melakukan experimen dengan menggunakan anjing.
• Pavlov melihat ada pembentukan asosiasi, dimana ini yang disebut
dengan belajar asosiatif.
2 STIMULUS-RESPONSE LEARNING

EKSPERIMEN PAVLOV • Kemudian bell dihadirkan bersamaan dgn


• Pavlov pertama kali menghubungkan selang ke makanan.
kelenjar air liur untuk mengukur aliran saliva. • Prosedur ini dilakukan terus hingga beberapa kali.
• Anjing mengeluarkan saliva ketika melihat. Untuk menguji apakah anjing telah belajar
makanan. Makanan merupakan stimulus tak. mengasosiasikan bell dengan makanan.
dikondisikan (unconditioned stimulus). • Jika anjing mengalami salivasi ketika dibunyikan
• Anjing sedang lapar, dan alat rekam mencatat bell, maka ia telah mempelajari asosiasi.
salivasi yang banyak. • Salivasi ini merupakan respon yang dikondisikan
• Salivasi ini adalah respon yang tak dikondisikan. (conditioned response), sedangkan bell adalah.
(unconditioned response), karena tidak ada stimulus yang dikondisikan (conditioned
proses belajar yang terlibat. stimulus)
• Kemudian dihadirkan bell. Ketika bell dibunyikan • Anjing telah diajarkan atau dikondisikan untuk
tidak respon dari anjing. Bell ini disebut mengasosiasikan bell dengan makanan dan
stimulus netral berespon terhadapnya dengan mengeluarkan
saliva
2 STIMULUS-RESPONSE LEARNING

CLASSICAL CONDITIONING
• Bagaimana proses otak ketika classical
conditioning berlangsung?
• Makanan  stimulus yang ditangkap Synapses Makanan
oleh somatosensory sensory  sel (strong)
saraf olfaktorius Makanan
• Bell  stimulus yang ditangkap oleh (US)
somatosensory sensory  sel saraf
auditori  pada awal tidak ada respon. Saliva
karena sel saraf yang berkomunikasi
melalui sinapses masih lemah (dendrit Bell
terlalu sedikit yang dikirm)  melalui. (CS)
asosiasi  sinapses menguat (dendrit Synapses Bell
banyak yang dikirm) (weak)
• Saliva  respon yang dikontrol oleh
gustatory cortex  facial nerve
2 STIMULUS-RESPONSE LEARNING

INSTRUMENTAL LEARNING / OPERANT CONDITIONING


• Organisme belajar bahwa suatu respon yang dilakukannya akan diikuti oleh
akibat tertentu.
• Misalnya anak belajar bahwa memukul adik atau kakaknya akan diikuti oleh
teguran dari orang tuanya.
• Jenis belajar ini melibatkan perilaku yang telah dipelajari bukan asosiasi 2
stimulus tetapi asosiasi antara stimulus dan response

• Individu berperilaku menurut konsekuensi yang mengikuti perilaku tersebut.


• Jika perilaku diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan (Reinforcing
stimuli) maka perilaku itu akan sering muncul
• Jika perilaku diikuti oleh konsekuensi yang tidak menyenangkan (Punishing
stimuli) maka perilaku itu tidak akan sering muncul
2 STIMULUS-RESPONSE LEARNING

EKSPERIMEN SKINNER
• Seekor hewan yang lapar –tikus atau burung merpati- • Eksperimen Operant Conditioning berlaku juga pada manusia.
ditempatkan dalam sebuah kotak “SkinnerBox”. • Sebagai contoh anak yang menunjukkan tingkah laku
• Di dalam kotak tidak ada apa-apa kecuali sebuah tuas dengan tempertantrums ketika orang tua kurang memperhatikannya
piring makanannya di bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas terutama pada saat jam tidur tiba.
tuas dapat dinyalakan menurut kehendak peneliti. • Bila orangtua memberi perhatian, perilaku tantrums akan
• Tikus yang berada sendirian didalam kotak bergerak ke sana diperkuat.
kemari sambil mengekplorasi. Kadang-kadang ia mengamati • Sebaliknya, untuk menghilangkan perilaku tantrums orangtua
tuas dan menekannya. menerapkan aturan normal untuk jam tidur dan mengabaikan
• Kecepatan tikus menekan tuas adalah tingkat penekanan tuas protes si anak, meskipun hal ini tidak menyenangkan.
dasar (baseline). Setelah menentukan tingkat dasar, peneliti • Dengan menahan penguat (reinforcer), tantrums akan hilang.
memasang wadah makanan di luar kotak. (misalkan tangisan anak berkurang dari 45 menit menjadi
• Sekarang tiap kali tikus menekan tuas, pelet makanan kecil sama. sekali tidak menangis dalam 7 hari).
masuk ke piring. Tikus memakan pelet makanan itu dan • Lebih jarang/lama waktu antara operant respond suatu
segera menekan tuas lagi, makanan memperkuat (reinforce) penguat makin kurang kekuatan respon.
penekan. tuas, dan kecepatan penekanan tuas meningkat • Untuk anak anak, psikolog perkembangan menyatakan bahwa
secara dramatis penundaan reinforcement penting dalam menangani anak
• Jika wadah makanan dilepas sehingga menekan tuas tidak lagi kecil.
menghasilkan pelet makanan, kecepatan menekan tuas akan
menurun. Dengan demikian respon pengkondisian operan.
mengalami pemadaman (extinction)
• jika tidak terdapat penguatan (non-reinforcement) sama
seperti respon pada pengkondisian klasik. Bila kemunculan
makanan hanya terjadi bila lampu kecil menyala, maka
3 MOTOR LEARNING

• Jenis belajar yang melibatkan perubahan sistem motor


• Motor learning tidak bisa berjalan tanpa ada panduan sensoris dari lingkungan
• Contoh: menari  melibatkan sendi, otot, mata, koordinasi antara mata dan kaki,
keseimbangan
• Berbeda dengan jenis
belajar lainnya, jenis belajar
ini membentuk perilaku baru
 semakin baru perilaku
tersebut semakin banyak
susunan sel saraf dalam
motor system yang harus
dimodifikasi oleh otak
4 RELATIONAL LEARNING / BELAJAR SECARA RELASIONAL

• Proses belajar itu lebih kompleks tidak hanya melibatkan sensory & motor system
• Jenis belajar ini melibatkan hubungan antara stimulus2 yang dimiliki di dalam
individu itu sendiri (Spatial learning, epsiodic learning, observational learning)

• Contoh: Apa yang harus kita pelajari ketika kita ingin mengenal suatu ruangan?
1. Kita akan belajar mengidentifikasi benda-benda yang ada didalam ruangan
2. Kita mempelajari letak benda tersebut dengan benda yang lainnya
3. Hasilnya kita menemukan bahwa kita ada disuatu ruang tertantu berdasarkan persepsi kita akan benda-
benda tersebut dan letak benda benda itu.

• Episodic Learning: mengingat urutan sebuah kejadian yang kita lihat


• Observational Learning: mempelajari sesuatu dengan mengamati atau meniru
MEMORY
Memory
adalah bagian dari aspek psikologis yang berfungsi dalam menerima, menyimpan dan
mereproduksikan informasi dan kesan

3 tahapan dalam memori :

encoding storage retrieval


PROSES PENYIMPANAN MEMORI
Type Memory

Short Term Memory

Working Memory

Long Term Memory


JENIS
 Memori jangka pendek
merupakan proses penyimpanan memori secara se
mentara, yang artinya memori tidak bisa disimpan
lama.
Encoding dalam memori jangka pendek
Storage dalam memori jangka pendek
Retrieval dalam memori jangka pendek
JENIS
 Memori jangka panjang
merupakan proses penyimpanan yang bisa diingat cu
kup lama dan relatif bersifat permanen.
Encoding dalam memori jangka panjang
Storage dalam memori jangka panjang
Retrieval dalam memori jangka panjang
Mengukur Memory
Recall

Recognition

Saving

Reaction Time
AMNESIA
?
DEFINISI A
M
Penyakit hilangnya akal ingatan, yang bis
a berlangsung dalam waktu pendek mau N
pun berkelanjutan atau berkepanjangan.
Khususnya hal ini menyangkut ide-ide ya E
ng harus diungkapkan dengan kata-kat
a. Penyakit amnesia juga dapat berlangs S
ung definitif (sudah pasti, bukan sement
ara), secara tetap dan hilang untuk sela I
manya.
A
JENIS A
 Penyakit amnesia retrograde (mundur)
M
N
Hilangnya ingatan mengenai kejad
ian dan segenap hal ihwal yang m E
endahului suatu kecelakaan. Semu
a kesan masa lalu sebelum terjadin S
ya kecelakaan hilang dari ingatann
ya. Hal ini biasanya berlangsung p I
endek.
A
JENIS A
M
 Penyakit amnesia anterograde
Adalah hilangnya ingatan mengenai peris
tiwa-peristiwa segera sesudah kecelakaa
N
n terjadi. Yaitu sesudah terjai shock, geg
ar otak atau saat yang membingungkan.
E
Penyakit amnesia anterograde
Adalah hilangnya ingatan mengenai peris
S
tiwa-peristiwa segera sesudah kecelakaa
n terjadi. Yaitu sesudah terjai shock, geg I
ar otak atau saat yang membingungkan.
A
JENIS A
M
Penyakit amnesia auditorer
Ialah ketidakmampuan mengenal kem
bali kata-kata yang diucapkan orang l
N
ain. bisa juga disebut sebagai tuli kata
.
E
Penyakit amnesia retroanterograde
Yaitu pemutar balikan ingatan, di ma
S
na kejadian-kejadian yang baru berlan
gsung dikaitkan dengan masa lampa I
u, sedangkan peristiwa-peristiwa yang
lama dikaitkan dengan waktu sekaran A
JENIS A
Penyakit amnesia tactile
M
Adalah ketidakmampuan mengenali ob
jek-objek melalui rabaan. Hal ini bisa ju
N
ga disebut sebagai asterognosis.
Penyakit amnesia visual
E
Penyakit ini merupakan penyakit buta k
ata. Yang artinya ketidakmampuan me S
ngingat kembali perkataan-perkataan y
ang tertulis/terucapkan/objek-objek ya I
ng pernah dilihat sebelumnya.
A
PENYEBAB A
M
Amnesia dapat terjadi karena kerusakan pada bagian otak y
ang membentuk sistem limbik yang berperan dalam mengatu
N
r ingatan dan emosi seseorang.
E
S
I
A
PENYEBAB A
Beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya amnesia :
Cedera pada kepala => misal : akibat kecelakaan M
Stroke
Kejang N
Peradangan otak
Tumor otak
Penyakit alzheimer
E
Ketergantungan minuman keras dalam jangka waktu lama
Konsumsi obat-obatan tertentu => seperti obat penennang
S
Penurunan pasokan oksigen pada otak (anoia)
Trauma psikologis => misal : akibat pelecehan seksual.
I
A
S
I
N
D
R
O
M KORSAKOFF
K
Wernicke korsakoff syndrome O
(beri-beri otak) merupakan kela
inan neurologis. R
Wernicke korsakoff syndrome a S
dalah gangguan yang biasanya
berhubungan dengan konsums A
i alkohol yang berlebihan, tetap K
i penyebab utamanya adalah ke
kurangan vitamin B1 (thiamin). O
F
K
Sindrom ini terdiri dari kebing
ungan akut dan amnesia.
O
Mengonsumsi alkohol dapat R
menyebabkan berkurangnya p
asokan thiamin ke dalam otak.
S
WKS sering terjadi pada orang A
berusia 30-70 tahun. Sindrom
ini mempengaruhi lebih banya
K
k laki-laki daripada perempua O
n.
F
ALZHEIMER
A
L
Z
1907 H
Histori Alois E
Alzheim I
er M
E
R
Penyakit alzheimer merupakan penyakit A
neurodegeneratif yang secara epidemiol L
ogi terbagi 2 kelompok yaitu
kelompok yang menderita pada usia kur Z
ang 58 tahun disebut sebagai early onset H
kelompok yang menderita pada usia lebi E
h dari 58 tahun disebut sebagai late ons
et. I
M
E
R
PENYEBAB A
L
Penyebab yang pasti belum diketahui.
Beberapa alternatif penyebab yang telah dihipotesa adalah : Z
intoksikasi logam,
gangguan fungsi imunitas, H
infeksi virus,
polusi udara/industri, E
trauma,
neurotransmiter, I
defisit formasi sel-sel filament,
presdiposisi heriditer
M
E
R
Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari : A
degenerasi neuronal,
kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan g L
angguan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara
progresif Z
H
E
I
M
E
R
Faktor yang A
Mempengaru L
hi Z
 Faktor genetik H
 Faktor infeksi
 Faktor lingkungan E
 Faktor imunologis
 Faktor trauma I
M
E
R
ANY QUESTION?
Pertanyaan disampaikan di grup WA

NO ZOOM Class
So don’t forget to do the assignments.
Please check on google classroom
Tugas Pertemuan 12 (deadline  Today, 23.59)

Anda mungkin juga menyukai