Anda di halaman 1dari 45

Mata Kuliah: Psikologi Positif (PSY 327)

SEJARAH
&
PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI
POSITIF

MARCELLA MARISKA ARYONO, M.A.


Fakultas Psikologi – Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya – Kampus Madiun
WHAT IS
POSITIVE
PSYCHOLOGY?
MISCONCEPTION

• POSITIVE THINIKING
• SELF DEVELOPMENT
• TENTANG HAL-HAL POSITIF ATAU EMOSI POSITIF SAJA
PSIKOLOGI POSITIF
Kita menemukan ada kekuatan/strengths pada manusia
yang bertidak sebagai buffer melawan mental illness:
courage, future-mindedness, optimism, interpersonal skill, faith, work
ethic, hope, honesty, perseverance, the capacity for flow and insight, dll
(Martin EP Seligman, 2002)

Studi ilmiah tentang fungsi manusia yang optimal (virtues dan


Human strenghth). Tujuannya untuk menemukan dan
mempromosikan faktor yang memungkinkan individu,
komunitas, dan masyarakat untuk tumbuh dan berkembang
(William C. Compton, 2010)
PSIKOLOGI POSITIF

Psychology is not just the study of weakness and


damage; it is also the study of strength and virtue.
Treatment is not just fixing what is broken; it is
nurturing what is best within us
(Martin EP Seligman, 2002)

Positive Psychology is thus an attempt to urge


psychologists to adopt a more open and appreciative
regarding human potentials, motives, and capacities
(Sheldon & King, 2001)
SEJARAH
Y U K P E L A J A R I S E J A R A H M U N C U L N YA
P S I KO L O G I P O S I T I F
ALIRAN PSIKOLOGI POSITIF

• 50 Tahun terakhir psikologi berkonsentrasi pada


pendefinisian dan penggolongan gangguan mental
manusia, dan melupakan kemungkinan untuk dapat
mengembangkan kekuatan atau potensi yang dimiliki
manusia.
• 14 Gangguan mental utama dapat diatasi dengan efektif
(2 diantaranya dapat disembuhkan) dengan
pengobatan dan psikoterapi.
• Akibat pemusatan perhatian pada ‘kesakitan’
dan ‘kelemahan’ manusia, psikologi
melupakan kemungkinan untuk dapat
mengembangkan kekuatan dan bahkan
potensi genius yang dimiliki manusia.
• Seligman mengundang pakar2 ternama
psikologi dalam minggu pertama bulan
Januari 1998 untuk rapat di Akumal, Yucatan
dan merumuskan arah baru dan aliran baru
dalam psikologi yang dinamakannya Positive
Psychology.
• Jadi, psikologi positif merupakan aliran dalam
psikologi yang tidak lagi meneliti mengenai penyakit,
kelainan, kelemahan, atau kerusakan yang terjadi
pada manusia, tetapi justru mengedepankan
penelitian mengenai kekuatan dan keutamaan
(strengths and virtues) yang dimiliki manusia
• Tujuannya untuk menemukan dan mempromosikan
faktor yang memungkinkan individu, komunitas, dan
masyarakat untuk tumbuh dan berkembang

Have a Have a good Have a


pleasant life life meaningful life
6 Virtues (Kebajikan) & 24 Character Strength (Kekuatan Karakter):
1. Wisdom And Knowledge (Kearifan Dan Pengetahuan)
A. Creativity (Kreativitas)
B. Curiosity (Keingintahuan)
C. Love Of Learning (Kecintaan Belajar)
D. Open-mindedness (Keterbukaan Pikiran)
E. Perspective (Perspektif)

2. Courage (Keteguhan Hati)


A. Bravery (Keberanian)
B. Persistence (Ketekunan)
C. Integrity (Integritas)
D. Vitality (Vitalitas)

3. Humanity And Love (Perikemanusiaan Dan Cinta Kasih)


A. Kindness (Kebaikan)
B. Love (Cinta)
C. Social Inteligence (Kecerdasan Sosial)

4. Justice (Keadilan)
A. Citizenship (Keanggotaan Dalam Kelompok)
B. Fairness (Keadilan Dan Persamaan)
C. Leadership (Kepemimpinan)

5. Temperance (Kesederhanaan)
A. Self-regulation (Regulasi Diri)
B. Prudence (Kebijaksanaan)
C. Humility And Modesty (Kerendahan Hati)
D. Forgiveness And Mercy (Memaafkan)

6. Transcedence (Transendensi)
A. Appreciative Of Beauty And Excellence (Apresiasi Terhadap Keindahan Dan
Kesempurnaan)
B. Hope (Harapan)
C. Gratitude (Bersyukur)
D. Humor (Humor)
E. Spirituality (Spiritualitas)
THE FOUNDER
M A R T I N E . P. S E L I G M A N
2 PANDANGAN TENTANG MANUSIA
menurut Martin Seligman

A. Learned Helplessness
B. Learned Optimism
A. LEARNED HELPLESSNESS
• Seligman berpandangan bahwa dalam satu waktu,
organisme akan mencapai situasi ketidakberdayaan
(learned helplessness)

• Penelitian mengenai fenomena learned helplessness dan


depresi è dilakukan pada binatang, anak, mahasiswa,
pasien psikoterapi è dalam setting laboratorium,
wawancara, sesi psikoterapi è berbagai sumber data
A. LEARNED HELPLESSNESS

§ Eksperimen Awal pada seekor anjing :


§ Seekor anjing ditempatkan dalam kotak, kemudian dibunyikan sesuatu
yang menimbulkan rasa sakit, si anjing menemukan cara mengatasinya
(seperti Dollard & Miller)

§ Eksperimen berikutnya : Anjing ditempatkan dalam tempat yang


membuatnya tidak dapat bergerak, sehingga tidak dapat melakukan
sesuatu ketika diberikan shock singkat. Selanjutnya anjing ditempatkan
pada box seperti halnya anjing pertama dan mendapatkan shock yang
sama, awalnya anjing berusaha meloncat penghalang, namun ia tidak
belajar bahwa meloncati penghalang bisa menghentikan shock,
akibatnya ia menjadi pasif, berbaring, & meringkih ketika shock datang
sampai berhenti.
A. LEARNED HELPLESSNESS
A. LEARNED HELPLESSNESS
A. LEARNED HELPLESSNESS
A. LEARNED HELPLESSNESS

EKSPERIMEN PADA MANUSIA


– Kelompok I : diajari untuk bertanggung jawab atas kegagalan dan
melihatnya karena kurang usaha dari mereka sendiri (mendapatkan
feedback terhadap tugas yang diberikan)
– Kelompok II : hanya mengalami keberhasilan (tidak mendapatkan
feedback terhadap tugas yang diberikan)
Ketika diberikan soal-soal yang sulit :
– Kelompok I è Prestasi cenderung meningkat
– Kelompok II è Prestasi cenderung turun
A. LEARNED HELPLESSNESS

• Learned Helplessness = a condition when an


organism/ individual learns that
reinforcement and behavior are NOT
contingent on each other

• Karakteristik :
– Gangguan emosi
– Penurunan motivasi
– Penurunan proses kognitif
A. LEARNED HELPLESSNESS

DEPRESI
• Bentuk dari learned helplessness
• Depresi bukanlah pesimisme terhadap semua hal,
namun pesimisme terhadap akibat dari respon/tingkah
laku/kemampuan tertentu
• Mengalami peristiwa traumatis bahwa tindakan
terbaik seseorang tidak bisa menangkal dan perasaan
tidak berdaya
A. LEARNED HELPLESSNESS

DEPRESI
— Dasar : pesimisme yang berkaitan secara khusus dengan pengaruh /
akibat tindakan- tindakan kita yang kita nilai terlatih (skilled)
— Ciri :
— Perasaan ‘blue’ / ‘down’ yang berkepanjangan
— Bicara + gerakan melambat
— Menyerah / paralisis kehendak
— Depresi + Helplessness
— Internal (faktornya selalu diri sendiri)
— Stable (bersifat menetap)
— Global (berlaku pada berbagai situasi)
B. LEARNED OPTIMISM

¢ Pada saat kita lahir sebagai bayi dan juga pada saat tua renta, kita
mengalami ketakberdayaan. Akan tetapi, periode diantara kelahiran dan
kematian adalah KESEMPATAN untuk MENGUBAH keadaan

¢ Unclaimed Territory of Action:


menurut Seligman (2002) meski banyak hal yang tidak dapat dikontrol,
masih ada hal-hal yang dapat kita kontrol, yaitu dengan mengubah CARA
PANDANG terhadap kehidupan
B. LEARNED OPTIMISM

OPTIMISTIC VS PESSIMISTIC

• Karakteristik utama:
- “O” : kekalahan ataupun masalah yg datang hanyalah
sementara dan tidak berkaitan dengan hal lain kecuali
situasi atau masalah itu sendiri. Hal ini merupakan
tantangan
- “P” : membayangkan yang terburuk dan
menganggap hal tersebut berlangsung selamanya;
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hal-hal lain yang
telah ataupun akan terjadi.
B. LEARNED OPTIMISM

• Jadi, Learned Optimism adalah:


suatu cara untuk menghindarkan diri dari depresi
dengan mempelajari bagaimana berpikir ataupun
memandang hidup secara lebih optimis saat kita
menghadapi masalah.

• Bersikap optimis belum tentu menemukan makna /


kebahagiaan. Optimisme hanyalah salah satu sarana
untuk membantu seseorang mencapai hal tersebut!
WELL-BEING
DAL AM
PSIKOLOGI
POSITIF
AUTHENTIC HAPPINESS
¢ Happiness = “well-being” = desired outcomes / goals of Positive Psychology

¢Menurut aliran Psi Positif, arah perkembangan


kepribadian manusia yang sehat adalah yang mencapai
keadaan bahagia
¢Identifikasi dan pengaplikasian strengths and virtues
dalam kehidupan sehari-hari akan membantu
tercapainya kebahagiaan yg sesungguhnya atau yang
disebut authentic happiness (Seligman, 2002)

¢ Ada 3 unsur dalam kebahagiaan


• Emosi positif
• Keterlibatan
• Makna
Kebahagiaan Kesejahteraan /
(Kepuasan Hidup) well-being

Flourishing merupakan pengalaman


hidup yang berjalan dengan baik.
Flourishing adalah kombinasi dari
perasaan baik (good feeling) dan
berfungsi secara efektif.
Flourishing sinonim dari FLOURISHING
level kesejahteraan mental yang
tinggi dan melambangkan
kesehatan mental
(Huppert, 2009; Keyes, 2002; Ryff dan Singer, 1998)
Pergeseran Angka Gangguan Mental
Have a Have a good Have a
pleasant life life meaningful life
P E R A N P S I KO LO G I
WELL-BEING
DALAM BERBAGAI
KAJIAN
• 6 Virtues (Kebajikan) & 24 Character Strength (Kekuatan Karakter)
dapat digunakan diberbagai situasi yaitu:
• Tempat kerja
• Sekolah
• Keluarga
• Lingkungan sosial
• Komunitas
PSIKOLOGI POSITIF DI BERBAGAI KAJIAN (TEORI DAN PENELITIAN)
ASSESSMENT DAN IMPLIKASI PSIKOLOGI POSITIF BERDASARKAN LEVEL INDIVIDUAL, GROUP ATAU SOSIAL

Anda mungkin juga menyukai