Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 2

Made Bendesa Yogiswara (1807311016) (15)

Putu Yumeta Dewi Anjali (1807311003) (04)

Ni Kadek Dwi Ayu Utami (1807311019) (18)

Ni Made Mia Sari Dewi (1807311020) (19)

AKUISISI ANTARPERUSAHAAN DAN INVESTASI


PADA ENTITAS LAIN
PERKEMBANGAN
STRUKTUR USAHA
KOMPLEKS
Lingkungan usaha yang kompleks muncul dari adanya transaksi
usaha lintas kota maupun negara, di mana tiap daerah memiliki
resiko dan hukum yang berbeda, aturan pajak yang khusus, dan
faktor lainnya. Semakin berkembangnya ukuran perusahaan, dan
sebagai respons atas lingkungan usaha yang kompleks, perusahaan
lalu mengembangkan struktur organisasi dan struktur kepemilikan
yang kompleks.
PERKEMBANGAN STRUKTUR USAHA KOMPLEKS

Perluasan Usaha

Struktur Organisasi dan Tujuan


Usaha

Struktur Organisasi, Akuisisi,


dan Pertimbangan Etika
PERLUASAN USAHA DAN BENTUK STRUKTUR
ORGANISASI

Perusahaan melakukan ekspansi berdasarkan pertumbuhan internal melalui pengembangan produk baru dan
melakukan perluasan lini produk yang ada ke target pasar baru. Namun belakangan ini, banyak perusahaan memilih
melakukan perluasan dengan bergabung atau mengakuisisi perusahaan lain. Dua pendekatan ini dapat menimbulkan
perubahan dalam struktur organisasi.
Perluasan dari Dalam

Sejalan dengan perluasan dari dalam, perusahaan sering menyadari adanya keuntungan untuk menjalankan usahanya
yang semakin berkembang melalui anak perusahaan baru atau entitas lainnya seperti persekutuan, ventura bersama,
atau entitas khusus. Pada sebagian besar situasi, segmen yang dapat diidentifikasi dari aset perusahaan yang ada
ditransfer ke entitas baru, dan sebagai gantinya perusahaan yang mentransfer menerima kepemilikan saham.
Perluasan Melalui Kombinasi Bisnis

Kombinasi Bisnis (business combination) terjadi ketika dua atau lebih perusahaan bergabung dalam satu pengendalian yang sama.
Konsep pengendalian berhubungan dengan kemampuan untuk mengarahkan kebijakan dan manajemen. Secara tradisional,
pengendalian atas suatu perusahaan diperoleh melalui kepemilikan mayoritas (kepentingan pengendali) atas modal saham biasa.
Namun, keragaman penerapan perjanjian operasional dan finansial yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir juga
menimbulkan kemungkinan perolehan pengendalian tanpa kepemilikan mayoritas (kepentingan pengendali), atau bahkan tanpa
kepemilikan sama sekali.

Perjanjian Informal
Suatu perjanjian yang sederhana secara personal kadang dibutuhkan untuk membangun sebuah
hubungan baik jangka panjang dalam suatu usaha bersama. Informalitas dan kebebasan yang membuat
perjanjian informal berjalan juga menjadi faktor kuat dalam proses penggabungan laporan keuangan dan
membuatnya seolah-olah menjadi bagian dari satu entitas tunggal

Perjanjian Formal
Kombinasi bisnis secara formal biasanya disertai dengan perjanjian secara tertulis. Perjanjian ini
menjelaskan persyaratan kombinasi bisnis, termasuk bentuk perusahaan yang bergabung, pertukaran,
disposisi efek yang beredar, dan hak serta liabilitas.
Frekuensi Kombinasi Bisnis dan Etika yang Kompleks

Hanya sedikit perusahaan besar yang berfungsi sebagai satu entitas legal dalam lingkungan bisnis modern. Hampir
semua perusahaan paling tidak mempunyai satu anak perusahaan, dengan banyak perusahaan yang terdiversifikasi
mempunyai beratus-ratus anak perusahaan. Anak perusahaan didirikan untuk melaksanakan secara terpisah aktivitas
operasi yang sudah ada di mana sebelumnya dikerjakan oleh induk perusahaan.
Struktur Organisasi yang Kompleks

Selain struktur induk dan anak perusahaan yang telah menjadi struktur standar bagi banyak perusahaan pada
satu dekade ini, struktur lain yang lebih kompleks mulai dikenal beberapa tahun terkahir. Saat ini, banyak
perusahaan yang melakukan sebagian operasionalnya melalui entitas selain anak perusahaan.
Struktur Organisasi dan Pelaporan Keuangan

Ketika sebuah perusahaan mengembangkan atau mengubah struktur organisasi yang baik melalui pengambil alihan
perusaaan lain atau melalui devisi internal, struktur baru tersebut harus dievaluasi untuk menentukan prosedur
pelaporan keuangan yang tepat. Berikut adalah beberapa pendekatan yang bisa diterapkan tergantung keadaan.

Kepemilikan non-pengendali / kepentingan


Merger non-pengendali
(noncontrolling ownership).

Kepemilikan kendali/kepentingan pengendali Kepentingan menguntungkan lainnya


(controlling ownership) (other benefical interest).
PENCIPTAAN ENTITAS USAHA
Ketika suatu perusahaan memindahkan aset dan operasinya ke
entitas lain yang telah diciptakannya, sejumlah kemungkinan
bentuk entitas dan jenis perjanjian antara perusahaan yang
menciptakan dan diciptakan dapat muncul. Akibatnya, tidak
mungkin untuk membuat seperangkat peraturan dan prosedur
yang sesuai untuk semua situasi.

Dalam kasus sederhana, suatu perusahaan mentranser aset, dan


mungkin juga liabilitasnya, ke entitas yang dibentuk dan
dikendalikannya melalui kepemilikan mayoritas (kepentingan
pengendali). Perusahaan mentransfer aset dan liabilitasnya ke
entitas yang dibentuknya pada nilai buku dan perusahaan yang
menstransfer mengakui hak kepemilikan dientitas yang baru
dibentuknya sebesar nilai buku aset bersih yang ditransfer.
Pengakuan selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku dari aset yang
ditransfer pada pembukuan perusahaan yang mentransfer
umumnya tidak diperbolehkan jika bukan transaksi yang wajar
(arm’s leght-transaction).
Suatu kombinasi bisnis terkait dengan
penggabungan dan pengendalian
kepemilikan dua atau lebih perusahaan
yang sebelumnya merupakan entitas
terpisah

KOMBINASI
BISNIS
Jenis-Jenis Kombinasi Bisnis
Legal merger (statutory merger Legal konsolidasi (statutory
– atau cukup disebut merger) consolidation – atau cukup disebut
konsolidasi)
kombinasi di mana hanya akan kombinasi bisnis dimana kedua
ada satu perusahaan yang perusahaan yang melakukan
bertahan dari berbagai kombinasi langsung
perusahaan yang diambil alih dibubarkan dan aset serta
ditansfer ke perusahaan yang liabilitas dari kedua
mengambil alih dan perusahaan ditransfer ke
perusahaan yang diambil alih perusahaan yang baru
tersebut bubar atau dilikuidasi dibentuk.
(liquidated).

Akuisisi saham (stock aquisation) terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi saham
berhak suara perusahaan lain dan perusahaan-perusahaan yang terlibat tersebut melanjutkan
operasi perusahaanya sebagai entitas legal terpisah, namun saling terkait.
Metode untuk Melakukan Kombinasi Bisnis

Perusahaan penjual pada umumnya


mendistribusikan aset atau efek yang diterimanya
kepada pemegang sahamnya dalam kombinasi
bisnis dari perusahaan pengakuisisi dan likuidasi,
sehingga hanya perusahaan pengakuisisi sebagai AKUISISI ASET
entitas legal yang bertahan. Perusahaan
pengakuisisi mencatat kombinasi bisnis dengan
mencatat tiap aset yang diperoleh, tiap liabilitas
yang ditanggungnya dan aset atau efek yang
diberikan dalam pertukaran.

Kombinasi bisnis yang dilakukan melalui akuisisi saham tidak harus


melibatkan akuisisi semua saham berhak suara yang beredar. Bagi
satu perusahaan untuk mengendalikan perusahaan lain melalui
AKUISISI SAHAM
kepemilikan saham, hanya diperlukan kepemilikan mayoritas
(kepentingan pengendali/lebih dari 50%) dan saham suara yang
beredar. Akuisisi saham berhak suara kurang dari mayoritas biasanya
tidak dianggap sebagai kombinasi bisnis. Ketika satu pemegang saham
memegang kepemilikan mayoritas sebagai kepentingan nonpengendali
(noncontrolling interest).
Penilaian Entitas Usaha

Semua pihak yang terlibat dalam penggabungan usaha harus meyakini adanya kesempatan untuk memperoleh
keuntungan jika mereka setuju untuk berpartisipasi. Sulit untuk menentukan apakah suatu proposal penggabungan
usaha menguntungkan. Nilai aset perusahaan dan potensi laba masa depannya sangat penting untuk menentukan
nilai dari perusahaan tersebut. Aspek pajak juga perlu diperhatikan.

Nilai Masing - Masing Aset dan


Nilai Laba Potensial
Kewajiban

Penilaian Kepentingan yang


Dipertukarkan
AKUNTANSI UNTUK
KOMBINASI BISNIS
Akuntansi Akuisisi
Dalam PSAK 22, metode akuntansi untuk kombinasi bisnis,
mengharuskan penggunaan metode akuisisi. Berdasarkan
metode akuisisi, pengakusisian mengakui seluruh aset yang
diakuisisi dan liabilitas yang ditanggung dalam kombinasi bisnis
serta mengukurnya pada nilai wajar tanggal akuisisi. Apabila
diakuisisi kurang dari 100% dari pihak yang diakuisisi, maka
kepentingan non pengendali diukur pada nilai wajar tanggal
akuisisnya. Kombinasi bisnis tidak memengaruhi jumlah
penilaian aset dan liabilitas pihak pengakuisisi.

1. Pengukuran Nilai Wajar

2. Menggunakan Metode Akuisisi


Beberapa hal terkait dengan aset dan liabilitas yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis
adalah sebagai berikut.

1. Tidak ada pemisahan akun valuasi aset yang terkait dengan aset yang diakuisisi
2. Aset jangka panjang yang diklasifikasikan pada tanggal akuisisi yang tersedia untuk
dijual adalah dinilai pada nilai wajar yang dikurangi biaya untuk menjual.
3. Pajak penghasilan yang ditangguhkan terkait dengan kombinasi bisnis serta aset dan
liabilitas yang terkait dengan program manfaat karyawan sebagai pihak yang diakuisisi
dinilai sesuai dengan PSAK tertentu yang terkait dengan topik tersebut.
Kombinasi Bisnis yang Terpengaruh karena Pembelian Aset Bersih

Ketika suatu perusahaan mengakuisisi seluruh aset bersih dari perusahaan lainnya
dalam sebuah kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mencatat pada pembukuannya
aset-aset individu yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam kombinasi
serta nilai wajar yang dipertukarkan. Adanya kelebihan nilai wajar yang
dipertukarkan diatas nilai wajar aset bersih teridentifikasi dicatat oleh pihak
pengakuisisi sebagai goodwill.

Akuntansi Untuk Goodwill

Pembelian dengan Diskon


Kombinasi Bisnis melalui Pembelian Saham
Perusahaan yang diakuisisi tetap berdiri dan perusahaan pembeli mencatatnya
sebagai investasi pada saham biasa dari perusahaan yang diakuisisi bukan
mencatat masing-masing aset dan liabilitas. Sebagaimana pembeli aset dan
liabilitas, biaya perolah investasi berdasarkan total nilai “konsiderasi” yang diberikan
saat pembelian saham, ditambah biaya tambahan lain yang terjadi untuk melakukan
kombinasi bisnis.

Pelaporan Keuangan Setelah Kombinasi Bisnis


Laporan keuangan yang disiapkan setelah kombinasi bisnsi hanya mencerminkan entitas
gabungan dari tanggal kombinasi bisnis. Ketika kombinasi bisnis terjadi selama tahun fiscal,
laba yang diperoleh perusahaan akuisisi sebelum tanggal penggabungan tidak dilaporkan
dalam laporan laba rugi perusahaan gabungan. Jika perusahaan gabungan menyajikan
laporan keuangan komparatif yang termasuk laporan keuangan untuk periode sebelum
kombinasi bisnis, laporan keuangan tersebut hanya menampilkan aktivitas dan posisi
keuangan dari perusahaan pengakuisisi, bukan perusahaan yang diakuisisi.
PERTIMBANGAN TAMBAHAN DALAM
AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS
A. Ketidakpastian dalam Kombinasi Bisnis
Ketidakpastian memengaruhi sebagian besar pengukuran akuntansi, namun lazim dalam kombinasi bisnis.
Meskipun ketidakpastian berkaitan dengan banyak aspek kombinasi bisnis, aspek akuntansi untuk kombinasi
bisnis yang berhak mendapat perhatian khusus adalah periode pengukuran.

1.Periode pengukuran
Salah satu jens ketidakpastian dalam kombinasi bisnis berasal dari persyaratan untuk
menentukan nilai wajar tanggal akuisisi aset dan liabilitas yang diambil alih dalam kombinasi bisnis,
beserta kepentingan pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi, adanya kepentingan
nonpengendali nilai wajar yang diberikan.

Pengecualian untuk
Prinsip Pengakuan
Liabilitas Kontinjensi
Pengakuisisi menyadari liabilitas kontinjensi diambil dari kombinasi bisnsi pada tanggal
akuisisi bahkan jika tidak ada aliran sumber potensial untuk mempertahankan liabilitas spesifik di masa
akan dating. Setelah pengakuan awal dan sampai liabilitas diselesaikan, dibatalkan atau kadarluwarsa,
pihak pengakuisisi mengukur liabilitas kontinjensi yang diakui dalam kombinasi bisnis pada nilai yang
lebih tinggi antara :
• Jumlah yang seharusnya diakui sesuai dengan PSAK 57: Provisi, Liabilitas, Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi; atau
• Jumlah yang pada awalnya diakui setelah dikurangi amortiasasi yang dapat diterapkan, jika dapat
ditentukan.
Ganti Rugi Aset
Dalam setiap periode pelaporan, pengakuisisi mengukur ganti rugi
aset yang dikenali pada tanggal akuisisi menggunakan dasar yang
sama seperti yang digunakan dalam penjaminan aset atau liabilitas,
subjek pada batas kontraktual pada jumlah, atau jika ganti rugi tidak
dapat diukur pada nilai wajarnya pada tanggal akuisisi, maka hal
tersebut harus diukur berdasarkan pada manajemen pada
kolektabilitas ganti ruginya. Pengakuisisi akan berhenti untuk meminta
ganti rugi jika mereka mengambil aset, menjualnya, dan kehilangan
hak atas ganti rugi aset tersebut.
Contoh asumsikan PT Alianso menciptakan sebuah anak perusahaan, PT Binato, dan mentransfer aset dan liabilitas
berikut ke PT Binato, serta sebagai sebagai pertukaran memperoleh 100.000 lembar saham biasa PT Binato dengan nilai
par Rp 2.000.

  Item Cost Book Value


Kas   Rp 70.000.000
Persediaan Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Tanah Rp 75.000.000 Rp 75.000.000
Bangunan Rp 100.000.000 Rp 80.000.000
Peralatan Rp 250.000.000 Rp 160.000.000
Total   Rp 435.000.000

PT Alonso mencatat transaksi dengan jurnal sebagai berikut.


Investment in PT Bintaro Share-Capital Ordinary 435.000.000
Accumulated Depreciation 110.000.000
kas 70.000.000
persediaan 50.000.000
tanah 75.000.000
bangunan 100.000.000
peralatan 250.000.000

Rp 110.000.000 = (Rp 100.000.000 – Rp 80.000.000) + (Rp 250.000.000 – Rp 160.000.000)

PT Binato mencatat transfer aset dan penerbitan saham sebesar nilai buku aset yang ditransfer sebagai berikut.
kas 70.000.000
persediaan 50.000.000
tanah 75.000.000
bangunan 100.000.000
Peralatan 250.000.000
akumulasi penyusutan 110.000.000
modal saham biasa, Rp.2.000 par 200.000.000
Aigo saham biasa 235.000.000
THANK YOU
SESI DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai