Anda di halaman 1dari 22

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
yang dapat penyebab
AIDS dengan cara
menyerang sel darah puti
hyang bersama sel CD4
sehingga dapat nerusak
system kekebalan tubuh
manusia
GEJALA DAN KOMPLIKASI

Gejala : Komplikasi :
 Demam hingga menggigil.  Tuberculosis (TB).

 Muncul ruam di kulit.  Toksoplasmosis

 Muntah.  Cytomegalovirus

 Nyeri pada sendi dan otot.  Candidiasis


 Meningitis kriptokokus
 Pembengkakan kelenjar getah bening
 Wasting syndrome
 Sakit kepala.
 HIV-associated nephropathy
 Sakit perut. (HIVAN)
 Sakit tenggorokan dan sariawan.  Gangguan neurologis
CARA PENULARAN HIV
Penularan HIV tidak dapat melalui hal-hal sebagai
berikut :
Urutan proses seseorang yang sehat dapat
tertular virus HIV adalah sebagai berikut :

1) Selama 3-6 bulan, dalam darahnya belum ditemukan HIV (tes


darah negatif).
2) Setelah 3-6 bulan, test darah akan menunjukkan HIV positif
sehingga sudah kategori pengidap (carrier).
3) Lebih kurang 5-10 tahun kemudian mulai timbul gejala letih,
lesu, lelah, berat badan menurun drastis, demam (panas) lebih
dari 1 bulan, diare lebih dari 1 bulan, sesak nafas dan batuk
kering, pembesaran kelenjar getah bening, sariawan yang lama
atau terus menerus, penyakit kulit dan pada akhirnya penderita
akan meninggal dunia karena penderita terserang oleh macam-
macam infeksi akibat tidak memiliki kekebalan tubuh.
Pencegahan agar tidak terinfeksi
HIV atau AIDS
Dari segi hubungan seksual :

a. hanya berhubungan seksual dengan suami atau istri;


b. hindari perilaku seks bebas;
c. kelompok dengan resiko tinggi (wanita tunasusila) perlu
melindungi diri dengan alat kontrasepsi.
Dari segi sanitasi :
a. pemeriksaan darah dengan teliti;
b. jarum dan alat tusuk kulit yang lain harus steril dan sekali
pakai
c. pecandu obat bius harus menghentikan kebiasaannya;
d. mensterilkan alat yang tercemar dengan cara
dimusnahkan;
e. membakar semua alat yang telah dipakai oleh penderita.

Cara melalui ibu :


a. Dengan mengimbau agar ibu yang terinfeksi AIDS untuk
tidak hamil.
PEMERIKSAAN HIV
Secara garis besar dapat dibagi menjadi pemeriksaan serologi untuk
mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV (uji serologi) dan pemeriksaan
untuk mendeteksi keberadaan HIV (uji virologi).

Deteksi adanya HIV dalam tubuh dapat dilakukan dengan isolasi virus
yaitu biakan virus dan NAAT HIV-1. Deteksi adanya antibodi terhadap HIV
yaitu deteksi antigen dan deteksi materi genetik dalam darah pasien
Uji Virologi

1. Kultur Virus
2. NAAT HIV-1 (Nucleic Acid Amplification Test)
Kultur Virus
 HIV dapat dikultur dari cairan plasma, serum, peripheral blood
mononuclear cells (PBMCs), cairan semen, saliva, lendir serviks serta
ASI. Pertumbuhan virus dideteksi dengan menguji adanya aktivitas
enzim reverse transcriptase virus atau antigen spesifik virus (p24) di
dalam cairan supernatant kultur setelah 7-14 hari.

 Teknik isolasi virus ini terbatas hanya untuk penelitian karena nilai
diagnostiknya telah digantikan pemeriksaan yang lebih mudah, murah
dan lebih sensitif
NAAT HIV-1 (Nucleic Acid Amplification Test)

 Uji dengan dasar molecular ini sangat sensitif dan menjadi dasar
penentuan beban virus dalam plasma.
 Kadar RNA HIV merupakan penanda penting.
 Kadar rendah antigen p24 HIV-1 dalam sirkulasi dapat dideteksi di
dalam plasma menggunakan NAAT
Uji Serologi

1. ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorhent Assay)


2. Western Blot : spesifik mendeteksi GP 120 yaitu glikoprotein
selubung HIV
3. Rapid test
ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay)

 Metode ini paling banyak digunakan untuk penapisan spesimen dalam


jumlah besar seperti pada donor darah dengan prevalensi infeksi HIV
yang rendah.
 Hasil positif pada sampel serum harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan ulang. Jika uji ulang ELISA reaktif, uji konfirmasi
dikerjakan untuk menyingkirkan kemungkinan positif palsu.
 Teknik ini mampu mendeteksi antibodi terhadap protein HIV dengan
bobot molekular spesifik
Western Blot

 Uji konfirmasi yang sangat spesifik tapi sangat mahal


 Tes ini mengidentifikasi antibodi terhadap beberapa epitop
imunodominan antigen glycoprotein, yang digerakkan pada
suatu strip nitroselulosa.
Rapid Test

 Penilaian Rapid test menunjukkan bahwa Rapid test dapat memiliki


sensitifitas dan spesifitas hingga 100%, mirip dengan kinerja ELISA.
 Waktu yang singkat untuk melakukan pengujian dan kemungkinan
memperoleh hasil tes HIV dalam beberapa menit dari koleksi specimen.
 Reaksi silang antara antibodi HIV di darah, serum/ plasma dan
antigendilapisi HIV partikel lateks menyebabkan aglutinasi.
 Rapid test merupakan uji kromatografiimmunoassay dengan
menggunakan metode direct sandwich.
Cara Kerja

 Prinsip dasar Rapid test adalah pengikatan antigen oleh antibodi


imunoklonal yang spesifik.
 Secara umum metode Imunokromatografi untuk mendeteksi sebuah
spesimen dengan menggunakan dua antibodi. Antibodi pertama berada
dalam larutan uji atau sebagian terdapat pada membran berpori dari
alat uji. Antibodi ini dilabeli dengan lateks partikel atau partikel koloid
emas. Keberadaan antigen akan dikenali oleh antibodi berlabel dengan
membentuk ikatan antigen-antibodi komplek.
 Ikatan ini kemudian akan mengalir karena adanya kapilaritas menuju
penyerap, yang terbuat dari kertas penyaring. Selama aliran, kompleks
ini akan dideteksi dan diikat oleh antibodi kedua yang terdapat pada
membran berpori, sehingga terdapat komplek pada daerah deteksi
pada membran yang menunjukkan hasil uji.
Test antibody HIV bertujuan
untuk mendeteksi dan mengukur
keberadaan /kadar imunoglobulin(IgG tipe
1-4,IgA,IgM,IgD)
Ø  IgM muncul pertama kali dengan masa
hidup pendek (6 bulan)
Ø  IgG muncul kemudian dengan masa
hidup lama sampai beberapa tahun
Ø  IgA merupakan immunoglobulin yang
dominan berada di kelenjar ludah,
bronkus,dan bagian tubuh
yang menghasilkan mucus dan
positif  pada pemaparan pertama.
CARA KERJA
INTERPRETASI HASIL

Anda mungkin juga menyukai