Anda di halaman 1dari 12

LABORATORY EXAMINATION OF

HEPATOCELULER CA

ADJ
Setiap sel mempunyai mekanisme pertahanan ► untuk tidak
menjadi sel kanker ► dengan beberapa gene
independent.

Tumor dapat berkembang ► o.k. Mutasi yang berulang pada


semua gene dalam sel.

Lesi prakanker ► dapat sembuh


menjadi tumor jinak
menjadi tumor ganas
BIOKIMIA SEL TUMOR
Perubahan dalam inti sel →
Perubahan struktur kromosom
Perubahan protein yang berkaitan dengan DNA
Modifikasi t-RNA
Pola enzim terdiferensiasi
Perubahan dalam sitoplasma →
Terbentuk (sintesa) protein oncofetal → masuk sirkulasi
Perubahan pada permukaan sel →
Terbentuk Ag baru
Hilang nya Ag lama
Perubahan struktur glikoprotein (shg mengubah
transpor ke dalam sel & permeabilitas sel)
Communication between cells is reduced (thus changing the power of
adhesion and inhibit contact between cells)
PENANDA TUMOR ??
Senyawa spesifik (dalam sirkulasi) yang dihasilkan ⇒
sel-sel ganas
atau produk sekunder akibat pertumbuhan sel ganas.
Penanda tumor yang Ideal
Berkaitan dg proses keganasan
Mempunyai korelasi dg masa tumor
Dapat menunjukkan tipe, lokasi, dan stadium tumor
Bisa menggambarkan efek terapi
Mampu meramalkan prognosis penyakit
Dapat meramalkan terjadinya kekambuhan/ metastasis

Sampai saat ini belum ada PT ideal o.k. Heterogenitas dan


komplexitas pertumbuhan sel ganas.
Pananda Tumor
Dibedakan:
1. Produk yang dihasilkan oleh sel tumor itu sendiri
Contoh: - Carcinoembryonic Antigen (CEA)   
- Alfa fetoprotein (AFP)
Senyawa juga dihasilkan sel normal tapi dengan jumlah yang kecil

2. Produk yang menyertai proses keganasan


Senyawa yg dibtk sekunder sbg akibat proses keganasan
Contoh: - Carbohydrate Antigen 19-9 (CA 19-9)
- Cancer Antigen 125 (CA 125)
Penanda tumor

Produk Asal Tumor Produk Penyerta Tumor

Hasil Sintesa Substansi aktif Parameter serum enzim jaringan


metabolik berubah sehat
masuk
sirkulasi
Onkofetal Ag (AFP, CEA) Enzim (GGT, LDH, ALP) CA 19-9
Ag Onkoplacental (HCG, SP1) Hormon (Gastrin, insulin) CA 125
Ag Ektopik (enzim; glikolisis Metabolit (feritin, β2-mikroglobulin) MCA
Sintesa protein, sintesa as.nukleat) PAP
Sampai saat ini tes yang mampu untuk surveilance HCC adalah
Serum αfetoprotein dan hepatic ultrasonografi.

Kadar AFP mempunyai sensitivitas dan spesifisitas rendah .

Ultrasonografi ; tergantung dan terbatas kemampuannya membedakan HCC


dengan non neoplastik .
Single Marker
Α Fetoprotein *
Fetal globulin disintesa sbgn besar di jaringan hati embryonal dan
sel yolk sac di sekresi ke serum semasa janin.
AFP hilang ses bayi berumur 6 minggu dan (-) pd orang normal.
AFP- L3
♠ Varian fucosylat ( tambahan a1-6 fucose residu) dari glikoprotein AFP
yang mempunyai affinitas tinggi pada rantai glukosa dari lens culinaris.
♠ Dipakai diagnosis HCC sebagai; Lens culinaris agglutinin-reactive α-
fetoprotein.
♠ AFP- L3 adalah AFP-L3% (rasio AFP-L3 : total AFP)
♠ Mempunyai korelasi dengan staging HCC
Berkorelasi dengan prognosis penderita HCC
Berhubungan dengan menurunnya fungsi hati,
differensiasi yang buruk, karakteristik biologi dari HCC.
Carcino Embryonic Antigen
CEA
Interpretasi
- Me↑ pd ;
* Glycoprotein yang kronik aktiv hepatitis (22%),
dihasilkan jaringan hepatoma (63%), sirosis alkoholik
(88%).
embryonal &
jaringan neoplastik
sistem GI. - Ada korelasi dg derajat gangguan
fungsi hati (ALP, GOT).

* Prinsip pem: - Tertinggi pd Ca colon, Ca pankreas


Cara RIA (50%) 4X nilai N.
* Harga normal < 2,5 Utk prognosa post reseksi Ca
ng/ml. colorectal.
Metastase ke hati CEA 4X nilai N.
ANTI p 53 Antibodi

P53 adalah protein tumor suppressor yang diproduksi gene


p53.
Pada keganasan didapatkan konsentrasi tinggi p53 protein
mutasi dengan paruh waktu terpanjang.
Diawali dengan mutasi protein jangka waktu lama →
terbentuk auto antibodi yaitu anti-p53.
Kelemahan anti p53:
Tidak sensitif untuk HCC 20-25%
100% positif pada Cholangiocarcinoma, juga pada
keganasan: gaster, pancreas, esofageal, dan colon.
DAFTAR PUSTAKA

► Chen, H. et al. (2018) ‘Direct comparison of five serum biomarkers in early


diagnosis of hepatocellular carcinoma’, Cancer Management and Research, 10, pp.
1947–1958. doi: 10.2147/CMAR.S167036.
► Cisneros-Garza, L. E. et al. (2018) ‘Characterization of hepatocellular carcinoma in
Mexico’, Revista de Gastroenterologia de Mexico, 83(3), pp. 223–227. doi:
10.1016/j.rgmx.2017.06.003.
► Forner, A., Reig, M. and Bruix, J. (2018) ‘Hepatocellular carcinoma’, The Lancet,
391(10127), pp. 1301–1314. doi: 10.1016/S0140-6736(18)30010-2.
► Marrero, J. A. et al. (2018) ‘Diagnosis, Staging, and Management of Hepatocellular
Carcinoma: 2018 Practice Guidance by the American Association for the Study of
Liver Diseases’, Hepatology, 68(2), pp. 723–750. doi: 10.1002/hep.29913.
► Zacharakis, G., Aleid, A. and Aldossari, K. K. (2018) ‘New and old biomarkers of
hepatocellular carcinoma’, Hepatoma Research, 4(10), p. 65. doi: 10.20517/2394-
5079.2018.76.

Anda mungkin juga menyukai