Kelompok 5:
Dea Maylika Sopiyanti (1010171002)
Elfira Desmi Oktaviani (1010171018)
Nur Intan Dwi Permatasari (1010171088)
Syifa Widi Adinda Putri (1010171090)
Ahmad Fathullah (1010171115)
Kurnia Ambarwati Badriyah (1010171133)
Reza Alfawwaz (1010171136)
Pengertian
Imunologi: Ilmu yang mempelajari reaksi tubuh terhadap
invasi suatu antigen dan akibat yang ditimbulkan oleh
pembentukan antibodi/ antibodi yang telah ada pada antigen
yang masuk tersebut
Imunoasai: Teknik/Pemeriksaan untuk mengukur kadar
antigen atau antibodi dalam cairan tubuh/serum seseorang.
Imunoasai/ Serologi
Suatu ilmu yang mempelajari cara mendeteksi suatu infeksi, menggunakan
serum pasien, misalnya adanya antibodi (Ab) spesifik terhadap mikroba
tertentu
Uji serologi didasarkan atas ikatan spesifik antara antigen (Ag) dan
antibodi (Ab)
Ag yang telah diketahui akan bereaksi/berikatan dengan Ab yang belum
diketahui di dalam serum
Sebaliknya Ab yang telah diketahui dapat digunakan untuk mendeteksi Ag
dalam serum pasien
2. SEMIKUANTITATIF: kadar Ab atau bahan lain dalam serum ditentukan dgn cara
pengenceran serum secara progresif
Kuantitas Ab dalam hal ini dinyatakan dalam bentuk TITER
Titer: harga kebalikan dari pengenceran serum terbesar yang masih memberi reaksi
positif
Misal: Serum diencerkan 2x, 4x, 8x, 16x dan 64x. Reaksi positif didapatkan pada
pengenceran 2,4,8,dan 16 kali sedangkan 32x dan 64x hasil negatif, maka titernya 1:16
atau 1/16
3. KUANTITATIF
Lanjutan….Ukuran Kuantitas
Antibodi
3. KUANTITATIF ditentukan dengan menggunakan
beberapa sera baku (umumnya 5 ) yang telah diketahui kadar dari
bahan yang akan ditentukan dibuat kurva baku.
Untuk melihat Akurasi dari kurva baku dipakai serum control yang
mempunyai rentang tertentu. Kurva baku dapat dipakai untuk
menentukan kadar suatu bahan di dalam specimen yang diperiksa
Hasilnya diinterpolasi ke dalam kurva baku.
OD
0 5 g/dl
Kadar Bahan
Gambar 3. Kurva baku uji ELISA
FAKTOR-2 DASAR YG MEMPENGARUHI IMUNOASAI
Sifat dari Ag. Ab diberi nama sesuai dengan cara
penentuan yang paling sensitif. Mis : aglutinin,
presipitin dll
Elektrolit dan pH
Waktu dan suhu. Reaksi Ag-Ab terjadi dalam 2 tahap
a. Ikatan spesifik Ab dg Ag/Hapten yang sesuai
b. Terjadi reaksi yg dapat dilihat (presipitasi dll)
Mekanisme Daya Tahan Nonspesifik
Bahan yg normal/abnormal terdapat dalam sekret/cairan
tubuh.
Rasio Ag dan Ab
VALIDITAS IMUNOASAI
1. Validitas Interna (Laboratoris)
a. Detektabilitas (sensitivitas laboratoris)
Kemampuan imunoasai utk mendeteksi adanya
suatu analit (Ag atau Ab) yang akan ditentukan.
Makin kecil kadar bahan yang masih dapat
dilacakmakin baik detektibilitas/sensitivitasnya
b. Akurasi
Besarnya kemampuan suatu uji lab memberikan
hasil yg tepat. Akurasibesarnya derajat
keseuaian antara hasil rerata dari penentuan yg
berulangkali dgn nilai sebenarnya (true value).
Lanjutan….VALIDITAS IMUNOASAI
Akurasi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Spesifisitas dari reagen yang dipakai
- Cara pelaksanaan imunoasai
- Penggunaan standar yang baik
c. Presisi / reprodusibilitas
Pada imunoasai kuantitatif impresisi dinyatakan dlm
bentuk koefisien variasi (CV=coeficien variation)
Pada imunoasai kualitatif atau semikuantitatif
impresisi dinyatakan dalam persentasi penyimpangan
dari hasil pemeriksaan berulangkali (antar seri/antar
hari/antar minggu/antar analis) yang diperoleh
terhadap hasil yang seharusnya didapat dengan serum
baku tertentu.
BAHAN PEMERIKSAAN UTK IMUNOASAI
Homogen Heterogen
= ELISA
JENIS IMUNOASAI
Ada 2 jenis imunoasai.
I. IMUNOASAI TAK BERLABEL
II. IMUNOASAI BERLABEL
Ag yang
larut Antibodi
Inkubasi