Anda di halaman 1dari 27

IMUNOASAI

Kelompok 5:
Dea Maylika Sopiyanti (1010171002)
Elfira Desmi Oktaviani (1010171018)
Nur Intan Dwi Permatasari (1010171088)
Syifa Widi Adinda Putri (1010171090)
Ahmad Fathullah (1010171115)
Kurnia Ambarwati Badriyah (1010171133)
Reza Alfawwaz (1010171136)
Pengertian
 Imunologi: Ilmu yang mempelajari reaksi tubuh terhadap
invasi suatu antigen dan akibat yang ditimbulkan oleh
pembentukan antibodi/ antibodi yang telah ada pada antigen
yang masuk tersebut
 Imunoasai: Teknik/Pemeriksaan untuk mengukur kadar
antigen atau antibodi dalam cairan tubuh/serum seseorang.
Imunoasai/ Serologi
 Suatu ilmu yang mempelajari cara mendeteksi suatu infeksi, menggunakan
serum pasien, misalnya adanya antibodi (Ab) spesifik terhadap mikroba
tertentu

 Uji serologi didasarkan atas ikatan spesifik antara antigen (Ag) dan
antibodi (Ab)
 Ag yang telah diketahui akan bereaksi/berikatan dengan Ab yang belum
diketahui di dalam serum
 Sebaliknya Ab yang telah diketahui dapat digunakan untuk mendeteksi Ag
dalam serum pasien

 Reaksi Ag-Ab dapat diamati atas terbentuknya presipitasi, aglutinasi atau


dengan bantuan label tertentu, misalnya label radioaktif, label enzim, dll
Antibodi dan Antigen

 Antibodi : protein yang diproduksi oleh tubuh


sebagai respon terhadap invasi
mikroorganisme
 Antibodi diproduksi untuk melindungi tubuh.
 Antigen adalah substansi yang merangsang
respon imun, dalam hal ini tubuh berusaha
mengeliminasi atau mengurangi substansi tsb
Konsep Dasar Imunoasai
 Konsep Dasar Imunoasai: reaksi Antigen (Ag) - Antibodi (Ab)
Pada tahap awal membentuk ikatan kompleks (Ab : Ag)
Ab + Ag  Ab : Ag
Reaksi ini merupakan reaksi bolak-balik, sehingga bisa berdissosiasi:
Ab : Ag  Ab + Ag
Sampai terjadi keseimbangan (equilibrium):
Ab + Ag Ab : Ag
Berdasarkan konsep ini: bukan hanya Ab saja yang dapat ditentukan
dengan menggunakan Ag yg diketahui, tapi Ag jg dapat diketahui dgn Ab
yang telah diketahui
 Afinitas dari Ab terhadap Ag : ukuran dari kekuatan ikatan
Antara Ab dan Ag dalam bentuk kompleks imun.
 Makin besar afinitas makin banyak antibodi dan antigen yang
terikat dalam kompleks pada saat keseimbangan (equilibrium)
 Ikatan Ag dan Ab, dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. ikatan hidrogen
b. daya elektrostatik
c. ikatan van der Waals
d. ikatan hidrofobik
Komponen Penting dalam Imunoasai
 Antibodi (Ab)  komponen penting dari imunoasai
(suatu molekul protein yang dibentuk in vivo)
 Ab yang terdapat dalam serum molekul yg besar, BM >
150.000 D
yaitu yang termasuk dalam kelas Imunoglobulin
 Imunoglobulin (Ig): Ig G, Ig A, Ig M, Ig D dan Ig E
 Antisera yang sering dipakai untuk imunoasai atau serologi : Ig
G, Ig M, Ig A
SPESIFISITAS ANTIBODI

 Ikatan Antara Ag dan Ab  spesifik, spt kunci dgn anak kuncinya


 Namun spesifisitas ini tidak mutlak karena dapat terjadi juga reaksi
silang
 Reaksi silang terjadi dgn struktur molekul Ag lain yg mirip Ag
pasangannya
 Antibodi yang sangat spesifikAb yg memiliki binding sites yg
hanya dapat mengikat antigen dgn struktur molekul yang unik saja
 Ab yg tidak spesifik Ab yg dpt mengikat berbagai macam Ag dgn
struktur molekul yg berbeda
UKURAN KUANTITAS ANTIBODI
Beberapa cara penentuan kadar Ab dalam serum:

1. KUALITATIF hanya menentukan adanya atau tidak adanya suatu bahan/antibodi


dalam serum (positif atau negatif)

2. SEMIKUANTITATIF: kadar Ab atau bahan lain dalam serum ditentukan dgn cara
pengenceran serum secara progresif
Kuantitas Ab dalam hal ini dinyatakan dalam bentuk TITER
Titer: harga kebalikan dari pengenceran serum terbesar yang masih memberi reaksi
positif
Misal: Serum diencerkan 2x, 4x, 8x, 16x dan 64x. Reaksi positif didapatkan pada
pengenceran 2,4,8,dan 16 kali sedangkan 32x dan 64x hasil negatif, maka titernya 1:16
atau 1/16
3. KUANTITATIF
Lanjutan….Ukuran Kuantitas
Antibodi
 3. KUANTITATIF  ditentukan dengan menggunakan
beberapa sera baku (umumnya 5 ) yang telah diketahui kadar dari
bahan yang akan ditentukan dibuat kurva baku.
Untuk melihat Akurasi dari kurva baku dipakai serum control yang
mempunyai rentang tertentu. Kurva baku dapat dipakai untuk
menentukan kadar suatu bahan di dalam specimen yang diperiksa
 Hasilnya diinterpolasi ke dalam kurva baku.
OD

0 5 g/dl
Kadar Bahan
Gambar 3. Kurva baku uji ELISA
FAKTOR-2 DASAR YG MEMPENGARUHI IMUNOASAI
 Sifat dari Ag. Ab diberi nama sesuai dengan cara
penentuan yang paling sensitif. Mis : aglutinin,
presipitin dll
 Elektrolit dan pH
 Waktu dan suhu. Reaksi Ag-Ab terjadi dalam 2 tahap
a. Ikatan spesifik Ab dg Ag/Hapten yang sesuai
b. Terjadi reaksi yg dapat dilihat (presipitasi dll)
 Mekanisme Daya Tahan Nonspesifik
Bahan yg normal/abnormal terdapat dalam sekret/cairan
tubuh.
 Rasio Ag dan Ab
VALIDITAS IMUNOASAI
1. Validitas Interna (Laboratoris)
a. Detektabilitas (sensitivitas laboratoris)
Kemampuan imunoasai utk mendeteksi adanya
suatu analit (Ag atau Ab) yang akan ditentukan.
Makin kecil kadar bahan yang masih dapat
dilacakmakin baik detektibilitas/sensitivitasnya
b. Akurasi
Besarnya kemampuan suatu uji lab memberikan
hasil yg tepat. Akurasibesarnya derajat
keseuaian antara hasil rerata dari penentuan yg
berulangkali dgn nilai sebenarnya (true value).
Lanjutan….VALIDITAS IMUNOASAI
Akurasi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
- Spesifisitas dari reagen yang dipakai
- Cara pelaksanaan imunoasai
- Penggunaan standar yang baik
c. Presisi / reprodusibilitas
Pada imunoasai kuantitatif impresisi dinyatakan dlm
bentuk koefisien variasi (CV=coeficien variation)
Pada imunoasai kualitatif atau semikuantitatif
impresisi dinyatakan dalam persentasi penyimpangan
dari hasil pemeriksaan berulangkali (antar seri/antar
hari/antar minggu/antar analis) yang diperoleh
terhadap hasil yang seharusnya didapat dengan serum
baku tertentu.
BAHAN PEMERIKSAAN UTK IMUNOASAI

MACAM BAHAN : serum , plasma


Usahakan jangan hemolisis
Inaktivasi C  56°C, 30 menit

Ag untuk Imunoasai. Sebaiknya dibuat


sendiri dari strain lokal, lebih baik yang
multistrains.
IMUNOASAI
KADAR
KADAR
BAHAN
BAHAN
RENDAH ( ng/ml, pg/ml ) TINGGI (mg/ml,ug/ml)

Hasil reaksi tak tampak Hasil reaksi DAPAT


DILIHAT
 Presipitasi/RID
FAKTOR PENGUAT (LABEL)
 UJI AGLUTINASI

IF RIA EIA ICA

Homogen Heterogen
= ELISA
JENIS IMUNOASAI
Ada 2 jenis imunoasai.
I. IMUNOASAI TAK BERLABEL
II. IMUNOASAI BERLABEL

I. IMUNOASAI TAK BERLABEL


 UJI PRESIPTASI
 UJI AGLUTINASI
 UJI FIKSASI KOMPLEMEN
 UJI NETRALISASI TOKSIN
IMUNOASAI TAK BERLABEL
UJI PRESIPITASI

Ag yang
larut Antibodi

Presipitasi : Ag yang larut bereaksi dengan


Antibodi (Ab) nya menghasilkan suatu agregasi
yang terlihat dengan mata
PRESIPITASI

Gambar 5. Prinsip dasar uji presipitasi


UJI PRESIPITASI

Ada beberapa uji presipitasi yang sering dipakai:


1. Uji Presipitasi Slide contoh: Uji VDRL Mikro
2. Uji Presipitasi TabungContoh: Uji VDRL Makro
3. Uji Presipitasi Tabung Kapiler
Ag.

Inkubasi

Serum dengan Ab Presipitasi

Gambar 6. Uji presipitasi tabung


APLIKASI KLINIS UJI PRESIPITASI
Uji Tabung : VDRL - Makro
Uji Slide : VDRL - Mikro

Uji Tabung Kapiler : Penentuan CRP

RID : Penentuan kelas Ig


II. IMUNOASAI BERLABEL
1. CAT FLUORESENS: IF
2. RADIOISOTOP: RIA
3. ENZIM: IMUNOASAI ENZIM ( EIA )
4. EMAS KOLOIDAL:
ASAI IMUNOKROMATOGRAFIK (ICA)
ELISA
(Enzyme Linked Immunosorbent Assay)
 Prinsip dasar Elisa adalah pemakaian enzim untuk mendeteksi
adanya ikatan Antigen-Antibodi (Ag:Ab)

 Enzim akan merubah (mengkonversi) substrate yang tidak


berwarna (kromogen) menjadi produk berwarna yang
mengindikasikan adanya ikatan Ag:Ab
APLIKASI KLINIS ELISA
1. Penentuan berbagai hormone secara
kuantitatif seperti T3, T4, Cortisol dlsb
2. Penentuan protein tertentu spt: CRP, AFP
3. Penentuan kadar Obat seperti Digoksin
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai