Anda di halaman 1dari 22

REVOLUSI TEKNOLOGI

INFORMASI
Khoirum mafullah (1701035113)
• Berawal dari penemuan telegraf di tahun 1919 yang telah
membuka cakrawala banyak orang bahwa kemampuan
untuk berkomunikasi telah jauh malampaui batas wilayah
sebuah daerah. Salah satu kemajuan teknologi yang
berdampak besar bagi kehidupan manusia adalah
penemuan worldwide web (www). www merupakan
layanan internet yang berbasis multimedia untuk mencari
berbagai informasi yang diperlukan di internet melalui
browser – sebuah perangkat antarmuka (interface) yang
memungkinkan adanya pengambilan maupun pengiriman
dari dan ke internet (Ainscough dan Luckett, 1996).
• Internet merupakan serangkaian hubungan jaringan
komputer yang dapat diakses secara umum di seluruh
dunia, yang mengirimkan data dalam bentuk paket data
berdasarkan standar Internet Protocol (IP). Internet
berisi kumpulan jaringan dari jaringan-jaringan
komputer dunia yang terdiri atas jutaan unit-unit kecil
yang secara simultan menyediakan layanan informasi
seperti e-mail, online chat, pengiriman file, dan saling
terhubung (linked) antara satu halaman web dengan
sumber halaman web yang lainnya (Yuhefizar, 1992: 2).
PERTUMBUHAN BISNIS BERTEKNOLOGI TINGGI

• Perdagangan Elektronik
• Dampak lanjutan dari intensifikasi internet
adalah perubahan besar dalam dunia bisnis
yang memunculkan perdagangan elektronik (e-
commerce). Perdagangan elektronik adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran
barang dan jasa melalui sistem elektronik
seperti internet atau televisi, www, atau
jaringan komputer lainnya.
• Perdagangan elektronik dapat melibatkan transfer dana
elektronik, pertukaran data elektronik, sistem
manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan
data otomatis (Rhenald Kasali, 2000: 5). Dengan
perdagangan elektronik, perusahaan dapat menjangkau
maupun berkomunikasi secara aktif dengan para
pelanggannya di seluruh dunia. Dengan memanfaatkan
perdagangan elektronik, para merchant dapat
menawarkan serta menjual produknya lintas negara
secara real time tanpa batasan geografis dan juga
menghemat biaya.
• Business-to-consumer (B2C) adalah perdagangan elektronik yang ditujukan
untuk menukar, menjual produk, dan melayani pelanggan secara individual.
Menurut Alison dan Richard Ashton (1999:6), ada beberapa kiat untuk
menjadikan situs perusahaan sukses menjalankan B2C:
• Menjaga kesederhanaan
• Memberikan nilai tambah
• Memudahkan cara pembelian
• Menunjukkan sertifikasi keamanan
• Menjaga privasi pelanggan
• Memberikan harga terendah
• Memudahkan akses
• Memberikan nomor bebas pulsa
• Tepat waktu
• Selalu mengendalikan infrastruktur
• Merespon dengan cepat
• Menggunakan penjawab otomatis
• Melakukan konfirmasi
• Memberikan biaya pengiriman termurah
• Menyertakan garansi kepuasan
Pembelanjaan Virtual
• Pembelanjaan virtual (online shopping) merupakan
pengembangan internet secara komersial yang paling
berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
dilakukan di manapun selama terdapat koneksi ke
internet. Pada pembelanjaan virtual, dampak
perdagangan elektonis terhadap jaringan pemasaran
telah melampaui harapan konsumen tradisional.
Menurut (Alba et al, 1997), teknologi dan persaingan
pasar dapat menentukan seberapa jauh konsumen
memperoleh akses yang mudah dan cepat terhadap
informasi yang dibutuhkan.
Jejaring Sosial
• Jejaring sosial (social networking) adalah sebuah peta dari semua
pertalian antara struktur sosial organisasi yang diikat oleh satu atau
lebih tipe relasi, seperti ide, teman, perdagangan atau link web.
Jejaring sosial terbentuk karena pada dasarnya setiap orang
membutuhkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pertumbuhan jejaring sosial dipicu oleh penggunaan internet secara
masif, dengan karakteristik joint enterprise, yaitu sesuatu yang
mengikat anggota untuk mencapai tujuan bersama (common goal),
mutual engagement sebagai cara untuk menjadikan anggota sebagai
bagian dari komunitas, dan shared repertoir, yaitu lingkungan kerja
bersama yang dalam hal ini antaranggota dapat saling
berkomunikasi tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu (virtual
workspace).
Para pengguna jejaring sosial terdiri atas:
• Visitors (seseorang yang hanya berkunjung satu-dua kali,
dan masih ragu-ragu untuk bergabung ke dalam jaringan),
• Novices (anggota yang baru bergabung dan belum banyak
memiliki teman di jaringan),
• Regulars (anggota yang paling aktif berinteraksi),
• Leaders (anggota yang berperan resmi untuk membantu
operasionalisasi jaringan),
• Elders (anggota jaringan yang dianggap sebagai pakar
dalam bidang tertentu oleh anggota jaringan lain).
PERSOALAN ETIKA DALAM PEMANFAATAN
TEKNOLOGI
• Meskipun memiliki banyak keunggulan,
namun internet juga menyimpan masalah
besar seperti banjir informasi, dampak negatif
jejaring sosial, penipuan dengan kartu kredit
(credit card fraud), berkurangnya privasi
seseorang (personal privacy), serta kejahatan
internet (cybercrime).
Menurut Mason (2000), persoalan etis internet berkaitan dengan
variasi masalah yang muncul dengan meningkatnya penggunaan
teknologi, diantaranya:
• Isu privacy berhubungan dengan koleksi, penyimpanan, dan
penyebaran informasi individu.
• Isu accuracy berkaitan dengan authenticity, fidelity, dan akurasi
pengumpulan dan pengolahan informasi.
• Isu property berhubungan dengan kepemilikan dan nilai informasi
(hak atas kekayaan intelektual).
• Isu accessibility berhubungan dengan hak untuk mengakses
informasi dan pembayaran fee untuk mengakses informasi
tersebut.
• Privasi juga berhubungan dengan seberapa banyak informasi
tentang diri seseorang dapat dikemukakan kepada orang atau
pihak lain. Saat ini terdapat puluhan situs jejaring social,
ribuan chat room, mailing list dan sebagainya melalui internet
aupun internet perusahaan. Dengan adanya komunikasi
elektronik yangmasih seperti ini, kesulitan yang ditemui
adalah konflik antara kebebasan berbicara, privasi dan etika.
Informasi pribadi seperti status kesehatan atau kondisi seksual
dari seseorang dapat berdampak negatif pada saat kontrak,
promosi maupun kebijakan personal lainnya. Meskipun
demikian, kepentingan masyarakat harus tetap diutamakan
daripada kepentingan pribadi, sehingga privacy tidak bersifat
mutlak, dan hak public untuk mengetahui lebih utama
dibandingkan dengan hak privacy individu.
• Untuk melindungi konsumen dari penyalahgunaan informasi pribadi bagi
kepentingan produsen, pemerintah AS telah mengeluarkan s.2201, the
online personal privacy act di tahun 2002, yang meregulasi cara
perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis di internet
mengumpulkan infomasi dari konsumennya. Keberadaan UU ini juga
didukung oleh pembentukan The Federal Agency Protection Of Privacy
Act.
• Manson (2000) menyarankan agar perusahaan bekerja keras untuk
mengembangkan kebijakan kode privacy yang membantu organisasi dari
tuntutan masalah hukum dikemudian hari. Hal ini mengimplikasikan
bahwa kegiatan mengkoleksi sejumlah informasi pribadi pada konsumen,
klien, dan karyawan mendatangkan kewajiban bagi perusahaan untuk
mmenjamin bahwa informasi tersebut telah diproteksi.
• Seiring dengan pertumbuhan jaringan internet, kejahatan yang
berbasis internet pun juga semakin marak. Dalam dokumen
kongres PBB yang bertajuk the prevention of crime and treatment
of offlenderes di Havana, kuba (1991) dan di wina, Austria (2000),
kejahatan internet didefinisikan sebagai:
• Tindakan illegal apapun yang terarah dengan maksud untuk
eksploitasi elektronik yang menargetkan keamanan dari system
computer dan data yang telh diolah.
• Tindakan illegal apapun yang telah dilakukan sehubungan dengan
penawaran system computer atau jaringan mencakup
kepemilikan, penawaran, atau distribusi informasi illegal yang
ditunjukan untuk system computer atau jaringan.
• Berbeda dengan kejahatan biasa, kejahatan internet tidak
selalu murni criminal berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai pelakunya. Jika pelakunya menggunakan internet
semata-mata untuk melakukan kejahatan, maka sudah
jelas tindakan ini merupakan kriminalitas (misal: carding
atau pencurian nomor kartu kredit). Namun jika pelaku
hanya melakukan pengintaian terhadap system milik
orang lain dengan mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari system yang diintai termasuk system
operasi yang digunakan, maka perbuatan ini belum tentu
tergolong kriminalitas.
Bentuk kejahatan internet:
• Mengakses tanpa izin/illegal ( unauthorized
access)
• Konten palsu/illegal (illegal contens)
• Menyebarkan virus atau WORM
• Cyber espionagr, sabotage, dan extortion
• Mencuri nomor kartu kredit (carding)
• Hacking dan cracking
• Cybersquatting
• Typosquatting
• Cyberstalking
• Membajak hasil karya cipta orang lain
(hijacking)
• Terorisme lewat internet (cyber terrorism)
Hukum internet (cyberlaws)
• Menurut safitri (1999) hukum internet merupakan undang-undang
yang mengatur setiap aspek yang berhubungan dengan orang
perorangan atau subjek hukum yang menggunakan serta
memanfaatkan teknologi internet, dimulai pada saat mulai online
hingga memasuki dunia internet. Dalam hukum cyber ada 7 aspek
dasar yang diatur dalam perdagangan elektronis
• Yuridiksi hukum dan aspek-aspek terkait. Komponen ini menganalisis
serta menetapkan hukum yang berlaku dan diterapkan di internet.
• Pemanfaatan internet sebagai media untuk kebebasan berpendapat
yang berhubungan dengan tanggung jawab pihak yang menyampaikan
accountability dan tanggung jawab penyedia jasa internet dalam
memberikan jasa online serta tanggung jawab hukum bagi penyedia
jasa pendidikan melalui jaringan internet.
• Aspek intellectual property rights mencakup hak paten dan merek
dagang yang diterapkan di internet.
• Aspek kerahasiaan yang dijamin oleh ketentuan hukum yang
berlaku di masing-masing yuridiksi negara asal dari pihak yang
mempergunakan atau memanfaatkan internet sebagai bagian dari
system atau mekanisme jasa yang mereka terapkan
• Aspek hukum yang menjamin keamanan setiap pengguna internet
• Ketentuan hukum yang merumuskan kepemilikan didalam internet
sebagai bagian dari investasi , dihitung berdasarkan prinsip-prinsip
keuangan atau akuntansi
• Aspek hukum yang memberikan legalisasi internet dalam
perdagangan atau bisnis
• Di Indonesia, perangkat hukum bidang teknologi informasi masih lemah,
missal: belum dilakukannya dokumen elektronik secara tegas sebagai
alat bukti oleh KUHP. Menurut UU No.8/1981 pasal 184 ayat 1 alat-alat
bukti hanya terbatas pada keterangan saksi, keterangan ahli, surat,
petunjuk, dan keterangan terdakwa saja. Pada tahun 2003 pemerintah
Indonesia elalui department komunikasi dan informasi (depkominfo)
merancang RUU tentang informasi, komunikasi dan transaksi elektronik
(IKTE). RUU itu terdiri dari 15 bab dan 66 pasal sementara, berisi
pengaturan tentang informasi elektronik, transaksi elektronik,
penyelenggaraan system elektronik, nama domain, intellectual property
rights, dan perlindungan setiap hak-hak pribadi. Hal ini dilakukan
pemerintah karena tingkat tingkat kejahatan yang ditimbulkan dari
transaksi internet cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai