Anda di halaman 1dari 22

PENGELOLAAN RESEP

Dosen pembimbing : Jenny Pontoan,M.Farm.,Apt


KELOMPOK 8
Dyah Arum Anggraeni19340153
Sitha Clarita Agapa 19340166
Nurul Fajriah 19340179
Yopi Abdulloh 19340192
Resep
 Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien (Syamsuni, 2006).

 Merupakan permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker,
baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. (Permenkes no.
72 tahun 2016)
Jenis jenis resep
 Resep standar (Resep Officinalis/PreCompounded) merupakan resep
dengan komposisi yang telah dibakukan dan dituangkan ke dalam buku
farmakope atau buku standar lainnya. Resep standar menuliskan obat
jadi (campuran dari zat aktif) yang dibuat oleh pabrik farmasi dengan
merk dagang dalam sediaan standar atau nama generic (Jas, 2009)

 Resep magistrales (Resep Polifarmasi/Compounded) merupakan resep


yang telah dimodifikasi atau diformat oleh dokter yang menulis. Resep
ini dapat berupa campuran atau obat tunggal yang diencerkan dan
dalam pelayanannya perlu diracik terlebih dahulu (Amelia et al, 2014)
Bagian Bagian resep

Inscriptio

Tanggal
Invocatio
penulisan resep

Prescriptio

Cara pembuatan

Signature

ℒu Subscriptio

Pro
KELENGKAPAN RESEP
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau
dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescrippio/ordonatio).
5. Aturan pemakaiain obat yang tertulis (signatura).
6. Tanda tangan atau paraf dokterr penulis resep sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).
7. Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep dokter
hewan.
8. Tanda seru atau paraf dokter untuk setiap resep yang melebihi
dosis maksimalnya (Anief, 2000).
TANDA – TANDA PADA RESEP

 Tanda segera pada resep


 Tanda resep dapat diulang.
 Tanda Ne iteratie (N.I) : Tidak dapat diulang.
 Tanda dosis sengaja dilampaui
 Resep yang mengandung narkotika
Pengelolaan resep

A. Pengkajian Resep
Tujuannya untuk menganalisa adanya masalah terkait obat.
Bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan
kepada dokter penulis resep. Apoteker harus melakukan
pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi,
farmaseutik dan persyaratan klinis
Persyaratan administrasi Persyaratan farmaseutik Persyaratan klinis meliputi :
meliputi : meliputi :
• Ketepatan indikasi, dosis
• Nama, umur, jenis • Nama obat, bentuk, dan dan waktu penggunaan
kelamin dan berat badan kekuatan sediaan obat
serta tinggi badan pasien
• Dosis dan Jumlah obat • Tidak didapatkan
• Nama, nomor ijin duplikasi pengobatan
praktek, alamat dan • Stabilitas
paraf dokter • Tidak munculnya alergi,
• Aturan, dan cara efek samping, dan reaksi
• Tanggal resep penggunaan obat yang tidak
dikehendaki (ROTD)
• Ruangan/unit asal resep
• Obat yang diberikan
tidak kontraindikasi

• Tidak dijumpai interaksi


obat yang berisiko
B. Salinan Resep

 Salinan resep adalah Salinan yang dibuat oleh apotek, selain memuat
semua keterangan yang terdapat dalam resep asli juga harus memuat
yaitu
1. nama dan alamat apotek
2. nama dan izin apoteker pengelola apoptek
3. tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek
4. tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet
(nedetur)untuk obat yang belum diserahkan
5. untuk obat yang bertanda ITER… X diberi tanda detur orig/detur,
nomor resep dan tanggal pembuatan.
C. Pelayanan Resep (Compounding dan Dispensing)
 Apoteker memastikan bahwa pengkajian resep dilakukan sebelum
penyiapan/peracikan obat (compounding).
 Apoteker wajib memberikan penjelasan dan penguraian terkait obat pada saat
penyerahan.
 Pada setiap tahap pelayanan resep, dilakukan upaya pencegahan terjadinya
kesalahan pemberian obat (medication error) dengan melaksanakan aktivitas
sesuai standar prosedur operasional.
 Untuk Compounding dan Dispensing Sediaan Khusus harus dilakukan untuk
menjamin kompatibilitas, stabilitas obat dan sesuai dengan dosis dan atau
sterilitas oleh tenaga kefarmasian yang terlatih dengan menggunakan
perlengkapan sesuai kebutuhan.
 Apoteker melakukan analisis farmakoekonomi terhadap setiap obat yang
tertera dalam resep. Apoteker membantu memilihkan obat untuk pasien yang
paling cost effectiveness.
D. PENGELOLAAN RESEP NARKOTIKA DAN
PSIKOTROPIKA

1. Narkotika
Ketentuan penyimapanan resep narkotika (Ditjen POM, 1997)
 Resep disimpan berdasarkan nomor urut perhari
 Dijadikan satu arsip sesuai bulan
 Kumpulan arsip bulanan tersebut yang berdasarkan
penggolongan obat yang ada dalam resep, terdapat 3 jenis
pengarsipan bulanan resep:
Obat narkotika
Obat psikotropika
Obat bebas, bebas terbatas dan obat keras.
2. Psikotropika
tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah:
 Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan
pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.
 Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropik.
 Memberantas peredaran gelap psikotropik
2. Penyimpanan resep

 Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan nomer
penerimaan/pembuatan resep.
 Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika harus dipisahkan dengan resep
lainnya, pada resep narkotika diberi tanda garis merah pada di bawah nama obatnya.
 Penyimpanan resep dilakukan secara teratur dan berurutan untuk memudahkan
dalam penelusuran resep.
 Resep yang telah disimpan lebih dari lima tahun dapat dimusnahkan dengan cara
dibakar atau dengan cara lain yang memadahi.
 Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan sekurang
kurangnya seorang petugas apotik sebagai saksi.
(PERMENKES,2016)
3. Pemusnahan Salinan Resep

 Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu lima tahun dapat
dimusnahkan.
 RPemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain diapotek dengan cara dibakar atau
dengan cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan resep menggunakan formulir 4 rangkap. Selanjutnya
akan dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota.
Alur pelayanan resep

RESEP LENGKAP

RESEP
DISIAPKAN,
RESEP DIBERI SKRINING DIETIKET DAN PENYIMPANAN PEMUSNAHAN
RESEP
NOMOR RESEP DISERAHKAN RESEP RESEP

RESEP TIDAK KONFIRMASI


LENGKAP RESEP DENGAN
DOKTER
Tata ruang apotek

Pembelian bebas tanpa resep pasien dengan resep pasien obat

Penjualan bebas kasir Penerimaan Penyerahan obat


resep
 

Bagian racikan Obat jadi


Pemberian Etiket
dan pelabelan
Kelengkapan Resep
Nama Dokter Ada

Alamat Praktek Ada


Inscriptio
Nomor Izin Praktek Tidak Ada

Tanggal Penulisan Resep Tidak Ada

Invocatio Tanda R/ Ada

Nama obat Ada

Bentuk Sediaan Tidak ada


Prescriptio
Dosis Obat Ada

Jumlah Obat Ada

Signature Petunjuk penggunaan Ada

Subcriptio Paraf Dokter Penulis Resep Tidak Ada

Nama Pasien Ada

Alamat Pasien Tidak Ada

Pro Umur Pasien Tidak Ada

Jenis Kelamin Pasien Tidak Ada

Berat Badan Pasien Tidak Ada


Formulir Berita Acara
Pemusnahan Resep
Formulir Pelaporan
Pemakaian Narkotika
Formulir Pelaporan
Pemakaian Psikotropika
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai