Anda di halaman 1dari 30

ULKUS KORNEA

Oleh:
Muti’ah Siregar, S. Ked
G1A219126

Dosen Pembimbing:
dr. Gita Mayani, Sp.M

Program Studi Profesi Dokter


Departemen Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universirtas Jambi
Tahun 2020
KORNEA

• Kornea adalah selaput bening


mata, tembus cahaya, dan
avaskuler yang bersambung
dengan sklera.
• Terdapat pada anterior bola mata
sebagai dinding proteksi dan media
refraksi
• Nutrisi kornea berasal dari
pembuluh darah limbus, aquous
humor, dan air mata.
LAPISAN KORNEA
DEFINISI
 Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian
permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea.
ETIOLOGI

Infeksi Non Infeksi


PATOFISIOLOGI
 defek/trauma badan kornea, wandering sel,
dan sel lain di stroma menjadi makrofag 
dilatasi pembuluh darah yang terdapat di
limbus  infiltrasi sel radangtimbul infiltrat
yang tampak sebagai bercak berwarna
kelabu, keruh dengan batas tak jelas dan
permukaan tidak licin  terjadi kerusakan
epitel terjadilah ulkus kornea.
MACAM-MACAM ULKUS KORNEA

Ulkus kornea Ulkus kornea


sentral perifer
ULKUS KORNEA SENTRAL
Ulkus kornea karena bakteri
Ulkus kornea oleh bakteri Streptokokok
 Ulkus bewarna putih keabu-abuan
 Berbentuk bulat/lonjong dengan tepi ulkus yang
menggaung.
 Ulkus cepat menjalar ke dalam dan
menyebabkan perforasi kornea, karena
eksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok
pneumonia.
Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus
 Ulkus yang bewarna putik abu-abu
 Infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek
epitel.
 Apabila tidak diobati secara adekuat, akan
terjadi abses kornea yang disertai edema
stroma dan infiltrasi sel leukosit.
Ulkus kornea oleh bakteri Pseudomonas
 Biasanya dimulai dengan ulkus kecil dibagian
sentral kornea dengan infiltrat berwarna keabu-
abuan disertai oedema epitel dan stroma.
 Ulkus kecil ini dengan cepat melebar dan
mendalam serta menimbulkan perforasi kornea.
 Ulkus mengeluarkan discharge kental berwarna
kuning kehijauan.
On physical exam the patient will have injected conjunctiva
with a dense collection of inflammatory cells in the cornea
called an “infiltrate”
 Ulkus kornea karena fungi
 Infiltrat berwarna abu-abu dikeliling infiltrat
halus disekitarnya (fenomena satelit)
 Penggunaan kortikosteroid yang lama
merupakan faktor predisposisi
 Ulkus kornea karena virus
 Ulkus kornea oleh virus herpes simpleks cukup
sering dijumpai. Bentuk khas dendrit dapat
diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel
yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus
dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila
mengalami nekrosis di bagian sentral.
This photo shows a herpes simplex virus corneal ulcer, appearing as the green, branched abnormality
toward one side of the pupil (arrow). To see an ulcer clearly, a doctor may apply eye drops that contain
a yellow-green dye called fluorescein. The fluorescein temporarily stains damaged areas of the cornea,
making it possible for the doctor to see damaged areas of the cornea that are not otherwise visible.
ULKUS KORNEA PERIFER
 Ulkus kornea marginal
 Khas terdapat daerah jernih antara limbus
dengan tempat kelainannya.
 Penglihatan menurun disertai rasa sakit,
fotofobia, dan lakrimasi
 Didapatkan pada orangtua yang sering
dihubungkan dengan reumatik dan debilitas
 Ulkus kornea mooren
 Ulkus kronik yang biasanya mulai dari bagian
perifer kornea berjalan progresif ke arah sentral
tanpa adaya kecenderungan untuk perforasi.
 Tukak ini menghancurkan membran bowman
dan stroma kornea
 Ulkus cincin
 Ulkus kornea perifer yang dapat mengenai
seluruh lingkaran kornea, bersifat destruktif dan
biasaya mengenai satu mata.
 Penyebabnya adalah reaksi alergi dan
ditemukan bersama-sama penyakit disentri
basile, influenza berat dan penyakit imunologik.
 Penyakit ini bersifat rekuren.
GEJALA ULKUS KORNEA

Gejala Subjektif Gejala Objektif


DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik

 Pemeriksaan diagnostik
DIAGNOSIS BANDING
Kondisi Infeksi bakteri/jamur Infeksi virus
Sakit Tidak sampai hebat Rasa benda asing
Fotofobia Bervariasi Sedang
Visus Biasanya menurun Menurun ringan
mencolok
Infeksi okular Difus Ringan-sedang
TATALAKSANA
 Pengobatan umumnya
sikloplegik, antibiotika yang sesuai dengan topikal
dan subkonjungtiva, dan pasien dirawat bila
mengancam perforasi, pasien tidak dapat
memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat,
dan perlunya obat sistemik.
 Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi
epitelisasi dan mata terlihat terang.
PRINSIP TATALAKSANA

Menjaga
Kontrol infeksi
berlangsungny
dan inflamasi
a re epitelisasi
TATALAKSANA ULKUS KORNEA
BAKTERIAL
 Terapi tetes mata lokal antibiotik empirik
inisial selama 24-48 jam lalu diturunkan
sesuai respons klinis
 Terapi empiris inisial dibagi menjadi:
 Monoterapi: golongan fluorokuinolon
 Duoterapi: cefalosporin dan aminoglikosida

 Midriatik
 Pemberian antibiotik sistemik

 Tetap memantau tekanan intraokuli


TATALAKSANA ULKUS KORNEA
FUNGAL
 Obat antifungal selama 48 jam inisial
dikurangi apabila ada respons
 Membersihkan epitel terinfeksi pada ulkus
bisa meningkatkan penetrasi obat antifungi
 Sikloplegik
TATALAKSANA ULKUS KORNEA
HERPES SIMPLEKS
 Diberikan analog nukleosida yang
mengganggu DNA virus
 Debridemen

 Interferon

 Sikloplegik

 Mengontrol tekanan intraokuli


PEMBENTUKAN SCAR/SIKATRIK
 Nebula
 Makula

 Leukoma
KERATOPLASTI
 Keratoplasti adalah jalan terakhir jika
penatalaksaan lainnya tidak berhasil
 Indikasi:
 Jaringan parut/scar yang mengganggu
penglihatan
 Kekeruhan kornea yang menyebabkan
penurunan visus mata yang mengganggu
aktivitas
KOMPLIKASI
 Infeksi di bagian kornea yang lebih dalam
(Endophtalmitis, Panophtalmitis)
 Perforasi kornea (pembentukan lubang),
Descemetocele.
PROGNOSIS
 Tergantung pada tingkat keparahan dan
cepat atau lambatnya mendapat
pertolongan, jenis mikroorganisme
penyebab, dan ada tidaknya komplikasi yang
timbul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai