Anda di halaman 1dari 21

PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)

KELOMPOK 2 
NAMA-NAMA KELOMPOK :

1. Ari Aulia Rahman (21171054)


2. Carolina Riflina Adak
(21171057)
3. Eva Andriani (21171060)
4. Hana Rj (21171063)
5. Hindra Nugraha (21171066)
6. Ilma Royani Hasibuan
(21171068)
7. Irwin Maulida (21171071)
8. Mia Resmiati (21171076)
9. Nina Puspita (21171079)
10.Putri Pertiwi (21171082)
11.Rizal Abdullah (21171084)
12.Rudi Kurniawan (21171086)
13.Shinta Damayanti (21171088)
14.Tika Cindy Kristina (21171092)
15.Wida Deni Nuraeni (21171095)
DEFINISI

PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai


PPOK oleh hambatan aliran udara disaluran nafas yang
bersifat progresif non reversible/reversible parsial.

Emfisema adalah suatu


Bronkitis kronik adalah kelainan anatomi paru yang
kelainan saluran nafas yang
ditandai oleh pelebaran rongga
ditandai oleh hiper sekresi
udara distal bronkiolus terminal
mucus pada bronkiolus.
disertai dengan kerusakan
dinding alveoli.
PREVALENSI
1993 subjek dengan COPD diidentifikasi di antaranya 689 orang
sebagai yang umum dan 1304 kasus sebagai insiden. Tingkat
kejadian keseluruhan (COP) COPD adalah 8,9 / 1000 orang-tahun
(PY); 95% Confidence Interval (CI) 8.4-9.4. IR lebih tinggi pada pria
dan perokok. Proporsi peserta PPOK perempuan tanpa riwayat
merokok adalah 27,2%, sementara proporsi ini adalah 7,3% pada
laki-laki.

Prevalensi COPD dalam Studi Rotterdam adalah 4,7% dan


keseluruhan insiden sekitar 9/1000 PY, dengan kejadian yang lebih
tinggi pada pria dan perokok. Proporsi perokok yang tidak merokok di
antara kasus COPD perempuan cukup besar

SUMBER : PUBMED, Prevalence and incidence of COPD in smokers and non-smokers: the Rotterdam
Study (Eur J Epidemiol. 2016)
Lanjutan,…
PREVALENSI

SUMBER : PUBMED, Prevalence and incidence of COPD in smokers and non-


smokers: the Rotterdam Study (Eur J Epidemiol. 2016)
Faktor Risiko
• Marijuana dan bentuk tembakau lainnya, termasuk asap rokok bekas
• Paparan kerja terhadap debu dan bahan kimia (uap, iritasi, dan asap)
• Asma
• Polusi udara lingkungan
• Kebiasaan merokok
• Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Mantan perokok
b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah
rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600
• Hipereaktiviti bronkus
• Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
• Defisiensi antitripsin alfa - 1
Patofisiologi
Tanda dan Gejala
• Sesak
• Batuk
• Nafas pendek
• Mengi
• Sputum berlebih
• Perubahan warna sputum
• Atau kombinasi dari semuanya
Patofisiologi
Lanjutan,…
Kontribusi
• EKSASERBASI • KO-MORBIDITAS
Perburukan prognosif dari sesak Gangguan/penyakit yang
batuk, mengi atau kombinasi dari menyertai penyakit utama.
semua gejala.
Algoritma ppok stabil
ringan
Dampak:
• Penurunan ekspirasi
• Penurunan kualitas hidup
• Penurunan kecepatan FEV1
• Peningkatan mortalitas
Algoritma ppok
stabil ringan
Algoritma ppok
stabil sedang-berat
Diagnosis
Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :
Gambaran klinis
a. Anamnesis
• Keluhan
• Riwayat penyakit
• Faktor predisposisi
b. Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan rutin
b. Pemeriksaan khusus
Tujuan pengobatan:
1. Mengurangi gejala
• Menghilangkan gejala
• Memperbaiki toleransi latihan
• Memperbaiki status kesehatan

2. Mengurangi risiko
• Mencegah perburukan penyakit
• Mengcegah eksaserbasi
• Mengurangi kematian
Terapi Farmakologi
Terapi Non-Farmakologi
• Berhenti merokok
• Gunakan masker saat bepergian
• Melatih pernafasan
• Konsumsi makanan/minuman mengandung
antioksidan
• Vaksinasi
Terapi lain-lain

Terapi Khusus
• Pemberian vaksin
• Pemberian antibiotik (bila infeksi)
• Inhalasi O2
• Operasi paru
Evaluasi
Penilaian pada pasien Evaluasi terapi

•Menilai tingkat keparahan •Jika PPOK belum diobati, tentukan


•Dampak penyakit pada pasien farmakoterapi yang sesuai
•Riwayat penggunaan obat •Jika pasien sudah menerima
•Menilai eksarsebasi farmakoterapi, menilai efikasi,
•Menilai status menggunakan tembakau keamanan, teknik inhaler, dan
kepatuhan.
Pengembangan Rencana
Perawatan Evaluasi Tindak Lanjut
•Modifikasi gaya hidup
•Gunakan inhaler kombinasi •Tindak lanjut setiap 3 sampai 6 bulan
•Menyediakan vaksinasi influenza untuk menilai keefektifannya dan
tahunan dan satu kali vaksinasi keamanan terapi. Meninjau status
pneumokokus merokok, gejala, frekuensi eksaserbasi
•Memberikan edukasi tentang penyakit dan tingkat keparahan, dan pengobatan
dan rencana terapi resimen.
•Dapatkan spirometri setiap tahun untuk
menilai perkembangan penyakit.
KASUS
Diketahui :
• Pasien laki-laki
• Perokok berat
• Usia 63 tahun
• Riwayat Penyakit
 Hipertensi
 Asma

• Keluhan
 Sesak nafas
 Nafas pendek bila beraktivitas
 Sulit bernafas jika tidur terlentang
• Faktor risiko
 Usia 63 tahun
 Perokok berat
 Hipertensi dan asma

Kesimpulan : dari keluhan yang dimiliki oleh pasien , maka dapat disimpulkan
bahwa pasien menderita PPOK sedang (grade II).

STOP merokok

Rekomendasi Terapi : Bronkodilator Aksi Pendek


(Albuterol/levalbuterol/terbutalin) + Bronkodilator Aksi Panjang
(Formoterol/salmeterol) dilengkapi dengan rehabilitasi paru.

Anda mungkin juga menyukai