OLEH KELOMPOK IV :
o TIARA UTAMI (P2C318005)
o WIDYA AYU CAESARIA (P2C318009)
o ATAR SATRIA FIKRI (P2C318028)
INTRODUCTION
Tujuan, metodologi, dan filosofi yang mendasari penelitian akuntansi telah banyak berubah selama
beberapa dekade terakhir. Sebagian besar perubahan ini mencerminkan pergeseran dalam teori
ekonomi keuangan. Tren dalam penelitian akuntansi saat ini berkembang dengan tiga pendekatan
utama, antara lain:
• Pendekatan klasik merupakan kerangka kerja yang mendasari banyak peraturan akuntansi yang
ada. Pendekatan ini berusaha menggunakan perspektif teoritis untuk mengembangkan
representasi akuntansi yang optimal atau "paling benar" dari beberapa kenyataan yang
sebenarnya (tetapi tidak dapat diobservasi).
• Pendekatan kedua sering disebut sebagai riset akuntansi berbasis pasar yang mengkritik
pendekatan klasik karena kurangnya testabilitas, penelitian berbasis pasar membutuhkan
perspektif yang lebih empiris dan berorientasi pengguna.
• pendekatan teori akuntansi positif yang memperluas perspektif penelitian dalam dua cara yaitu,
pasar dan keuangan, yang dipengaruhi oleh kompensasi manajemen, laporan keuangan,
perjanjian utang dengan kreditor, dan sejumlah badan pengawas yang berinteraksi dengan
perusahaan
PENDEKATAN
• PENDEKATAN KLASIK (CLASSICAL APPROACH)
• PENELITIAN BERBASIS PASAR (MARKET-BASED RESEARCH)
• PENELITIAN AKUNTANSI POSITIF (POSITIVE ACCOUNTING RESEARCH)
1 CLASSICAL APPROACH
Informasi meliputi semua informasi yang tersedia, baik informasi di masa lalu
(misalkan laba perusahaan tahun lalu), maupun informasi saat ini (misalkan rencana
kenaikan dividen tahun ini), serta informasi yang bersifat sebagai pendapat/opini
rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga.
• Pasar dikatakan efisien kuat jika : tidak ada investor yang dapat
menggunakan informasi privat untuk mendapatkan keuntungan
tidak normal (abnormal return)
3 POSITIVE ACCOUNTING RESEACH
• Agency Theory
• Bonus Plan Hypothesis
• Debt Convenant Hypothesis
• Political Cost Hypothesis
1. TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)
KONSEP DASAR
Pemisahan pemilik dan manajemen didalam literatur akuntansi disebut Agency Theory
(teori keagenan).
Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik dan
manajemen/manajer. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada
hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan (conflict of
Interest).
Pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan
permasalahan Agency Theory dikenal sebagai Asymmetric Information (AI) yaitu informasi
yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama
antara prinsipal dan agen.
1. TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)
KONSEP DASAR….LANJUTAN
Pemilik atau pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan managemen sebagai agen.
Agency Theory mendasarkan hubungan kontrak agar anggota-anggota dalam perusahaan,
dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama.
Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas
nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk
menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan apa yang
telah diamanahkan oleh prinsipal kepadanya.
1. TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)
Ada potensi agen menyembunyikan informasi. Bahkan agen bisa saja mempengaruhi
angka angka laporan yang disajikan yang bisa menguntungkan dirinya sendiri dan
merugikan pemegang saham.
Agen bisa saja memberikan informasi yang tidak benar kepada prinsipal. Seolah olah
perusahaan sedang berkinerja baik walaupun kenyataannya tidak demikian.
Ketidaktahuan prinsipal memberikan celah bagi manajemen untuk melakukan
manajemen laba (memanipulasi laporan keuangan) untuk kepentingan dirinya
sendiri.
MENGATASI MASALAH KEAGENAN
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi atau lebih
tepatnya meminimalkan konflik kepentingan yang terjadi antara
prinsipal dan agen, seperti yang diutarakan oleh Bathala(1994):
Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan
dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan
perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini.
Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan.
Para manajer perusahaan, seperti orang-orang lain, menginginkan imbalan yang
tinggi. Jika imbalan mereka bergantung, paling tidak sebagian, pada bonus yang
dilaporkan pada pendapatan bersih, maka kemungkinan mereka bisa meningkatkan
bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan pendapatan bersih setinggi
mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan memilih kebijakan
akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode tersebut
2. DEBT CONVENANT HYPOTHESIS
Pemegang obligasi dan kreditor lainnya ingin memastikan pelunasan pokok dan
bunga mereka. Untuk melindungi diri mereka sendiri, mereka memberlakukan
batasan pada peminjam untuk pembayaran dividen, pembelian kembali saham, dan
penerbitan utang tambahan. Batasan-batasan ini sering mengambil bentuk tindakan
dan rasio akuntansi. Perjanjian-perjanjian umum menyerukan pemeliharaan tingkat
modal kerja yang dapat diterima, cakupan bunga. kekayaan bersih, dan variabel
serupa.
3. POLITICAL COST HYPOTHESIS
Hipotesis biaya politik sering diuji dalam literatur penelitian sebagai hipotesis ukuran.
cukup untuk biaya dan tekanan politik. Semakin besar perusahaan, semakin besar
kemungkinan ia akan memilih metode akuntansi yang menurunkan laba dan
karenanya mengurangi tekanan politik. Salah satu contohnya adalah industri minyak.
TERIMA KASIH