Anda di halaman 1dari 28

Low Back Pain

(Nyeri Punggung Bawah)

Desti Emiliani S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT
REHABILITASI MEDIK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHERSITAS JAMBI
PENGERTIAN
Low Back Pain adalah perasaan
tidak enak di daerah tulang
punggung bagian bawah.

• Dapat merupakan nyeri lokal


maupun nyeri radikular atau
keduanya.
• Nyeri terasa diantara sudut iga
terbawah dan lipat bokong bawah
yaitu didaerah lumbal atau
lumbosakral dan sering disertai
penjalaran nyeri kearah tungkai
dan kaki.
Faktor Resiko
• Usia
• Kurangnya latihan atau olahraga
• Postur tubuh yang tidak proporsional yang
dikombinasikan dengan mekanisme gerak
tubuh yang tidak benar dapat menyebabkan
stres dari lumbal spine
• Berat tubuh (Obesitas)
• Trauma

3
FAKTOR RESIKO
• Berusia setengah baya atau lebih tua.
• Jenis kelamin laki-laki.
• Pernah mengalami cedera punggung
sebelumnya.
• Wanita hamil.
KLASIFIKASI
• Berdasarkan Perjalanan Klinis
– Acute Low Back Pain
– Chronic Low Back Pain

• Berdasarkan keluhan nyeri


– Nyeri yang bersifat lokal
– Nyeri radikular
– Nyeri menjalar (referred pain)

5
Tanda dan Gejala
• Simple Back Pain (LBP sederhana) dengan
karakteristik
– Adanya nyeri pada daerah lumbal atau
lumbosacral tanpa penjalaran atau keterlibatan
neurologis
– Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap
waktu, dan tergantung dari aktivitas fisik
– Kondisi kesehatan pasien secara umum adalah
baik

6
RED FLAG
Tanda bahaya (keadaan yang serius pada LBP)

 Sindrom Cauda equina ( retensi urine, tanda ggn neurologi


bilateral, anestesi sadel )
 Defisit neurologi ( parestesia, paresa dan tanda neurologis lain)
 Trauma
 Kanker dan penurunan berat badan
 Demam.
 Riwayat infeksi urogenital
 Penggunaan medikasi intra vena.
 Imunospuresi, termasuk penggunaan steroid jangka panjang
 Usia lebih dari 50 tahun.
 Nyeri hebat yang tidak berkurang pada malam hari.
 Nyeri makin hebat pada posisi terlentang
YELLOW FLAG
Keadaan yg dapat memperlama LBP

 Tingkah laku  timbulnya nyeri pinggang


 Kebiasaan.
 Kompensasi masalah.
 Masalah diagnosis dan terapi.
 Emosi.
 Masalah keluarga.
 Masalah pekerjaan.
Diagnosis Klinis
Anamnesis
Kapan?
Awal mula?
Lokasi?
Sifat Nyeri?
Kualitas nyeri?
Provokasi?
Faktor memperberat/memperingan?
Trauma?

9
Pemeriksaan fisik umum
• Inspeksi
• Palpasi
• Pemeriksaan neurologik:
Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan motorik
Pemeriksaan refleks

10
Pemeriksaan yang sering dilakukan pada
pasien LBP

• Tes Laseque (Straight Leg Raising=SLR)


• Crossed lasegue
• Tes Kernig
• Patrick sign (FABERE sign)

11
12
13
14
15
Pemeriksaan Penunjang
• X-ray
• Mielograf
• Computer Tomography Scan (CT-scan) dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa:
- nonopioid : NSAID, aspirin, paracetamol
- relaksan otot: eperison, tizanidin, diazepam
2. Nonmedikamentosa: Edukasi.

17
Olahraga utk penguatan otot-otot dan meningkatkan fleksibilitas pinggang 
mengurangi kekambuhan. Olahraga beban ringan, seperti:

 Berenang, bersepeda dan berjalan. (memperkuat otot perut dan punggung tnp
peregangan berlebihan pd punggung)
 Edukasi cara yang baik mengangkat beban.
 Pemilihan alas kaki mempengaruhi postur tubuh.

Obat-obatan:
 Analgesik standar (Paracetamol, codein, dan dehidrokodein)
 NSAID: penghambat siklooksigenase (ibuprofen, naproxen, diklofenak) dan
penghambat siklooksigenase-2 (nabumeton, etodolak dan meloxicam)
 Analgesik kuat: potensi sedang (meptazinol dan pentazosin), potensi kuat
(buprenorfin, tramadol) dan potensi sangat kuat (diamorfin dan morfin)
 Relaxan otot: esperison HCl.
 Andidepresan/antikonvulsan: amitriptilin atau gabapentin.
a. Terapi Konservatif
1. Tirah baring

2. Pembatasan aktivitas pasien


Sebaiknya hingga 3 bulan. Juga pembatasan mengangkat
berat hingga 10 kg untuk nyeri punggung sedang hingga berat.
b. Terapi fisik
1. Diatermi/kompres panas/dingin
 mengatasi nyeri dengan mengatasi
inflamasi dan spasme otot.
 akut dan edema: kompres dingin
 kronik: dapat digunakan kompres panas
maupun dingin
 macam pemanasan: radiasi infra merah
atau gelombang elektromagnet (diatermi)

2. Korset lumbal
untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut
atau nyeri pada NPB kronis
mengurangi beban pada diskus serta dapat
mengurangi spasme.
3. Latihan
 segera setelah
nyeri menghilang.
 stres minimal:
jalan kaki, naik
sepeda atau
berenang.
 memelihara
fleksibilitas
fisiologik, kekuatan
otot, mobilitas sendi
dan jaringan lunak.
 pemanjangan
otot, ligamen dan
tendon sehingga
aliran darah
semakin meningkat.
YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH
PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH
1. WAKTU BERDIRI
 Jangan memakai sepatu dengan hak
tinggi
 Jangan berdiri waktu yang lama, selingi
dengan jongkok
 Berdiri dengan satu kaki diletakkan
lebih tinggi untuk mengurangi
hiperlordosis lumbal Bila mengambil sesuatu di tanah,
jangan membungkuk, tapi tekuklah
lutut
Bila mengangkat benda berat,
renggangkan kedua kaki lalu tekuklah
lutut dan punggung tetap tegak dan
angkatlah barang tersebut sedekat
mungkin dengan tubuh
2. WAKTU BERJALAN
 Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan
tergesa-gesa

3. WAKTU DUDUK
Pilihlah tempat duduk dengan kriteria :
Busa jangan terlalu lunak
Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak
mungkin kontak dengan kursi

4. WAKTU TIDUR
 Waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar ( jangan pakai alas dari per )

5. OLAH RAGA
 Hindari oleh raga beregu, satu lawan satu karena akan
meningkatkan stress pada punggung
– Dianjurkan oleh raga perorangan seperti renang dan jogging.
PENCEGAHAN

• Menjaga agar berat badan


• Berolahraga secara teratur.
• Mengangkat barang dengan
kekuatan kaki, bukan
punggung.
Daftar pustaka
• Arya RK. Low backpain-sign, symptoms, and management. New Delhi :
Departement of Ortopaedics PGIMER Dr. Ram Manohar Lohia Hospita.
JIACM 2014; 15(1): 30-41.
• Hoy D. The Epidemiology of low back pain. 2010 Dec;24(6):769-81.
• Adri Apeldoorn, PhD. Low Back Pain: Guidelines for the Clinical
Classification of Predominant Neuropathic, Nociceptive, or Central
Sensitization Pain. Pain Physician 2015; 18:E333-E346 • ISSN 2150-1149
• Yasufumi HAYASHI. Classification, Diagnosis, and Treatment of Low Back
Pain. JMAJ 47(5): 227–233, 2004
• Dewanto G. Panduan praktis dan tatalaksana penyakit saraf. Jakarta; EGC:
2007.
• Stephan S. The evidence base for managing older persons with low back
pain: British Journal of Pain 2012: 6(4) 166–169

Anda mungkin juga menyukai