• Ditandai : adanya xerosis menyeluruh yang ringan (keratosis pilaris) sering dikaitkan dengan atopi. • Onset umur: 3 – 12 bulan • Seks: ♂=♀ • Autosomal dominan • Kejadian sering 1: 250 • Patogenesis: etiologi ≠ diketahui ada pengurangan atau absennya filaggrin epidermis berproliferasi secara N tapi keratin tersimpan dengan akibat terjadi penebalan stratum korneum • Pem.fisis: xerosis ( kulit kering ): skuama halus – skuama tebal, melekat kuat, terikat kebawah pada pola skuama-ikan, diffus Lengan, punggung, bokong & lateral paha Wajah, fossa axilla & poplitea≠ terkena • Keratosis pilaris: papula hiperkeratosis perifollikular. Warna kulit N berkelompok maupun tersebar. > dipermukaan ekstensor ekstremitas anakpipi, tangan, kaki ≠ terkena, palmoplantar lebih terlihat • ≥ 50% individu IV menderita D.Atopik • Diagnosis: dermatopatologi hiperkeratosis padat; lap.granuler berkurang atau tidak ada; lap.germinatif mendatar. Mikroskop elektron:granula keratohyalin kecil (abnormal) • Prognosis:membaik saat musim panas,iklim yang lembab & dewasa • Penanganan: berendam di bak mandi diikuti dengan pemakaian petrolatum,krim berisi urea(2- 10%) mengikat air di stratum korneum. campuran Propylene Glycol-Glycerin- Asam laktik. Asam salisilik 6% dlm propylene Glycol &alkohol,digunakan dibawah oklusi plastik • Asam hidroxy-α(asam laktik atau asam glycolic). • Retinoid sistemik hati-hati ok bersifat toksisitas. • Diagnosis banding: xerosis/hiperkeratosis. xerosis; ichtyosis didapat(bisa merupakan sindrom paraneoplastik); ichtyosis diinduksi obat; ichtyosis dlm bentuk lain ICHTYOSIS TERKAIT-X(XLI) • Onset umur: baru lahir atau bayi pria • Kejadian: 1:2000 -1:6000 • Etiologi & patogenesis: terkait X resesif: locus gen Xp 22.23 defek genetik: defisiensi sulfatase steroid dikaitkan dengan kegagalan utk melepaskan keratinosit, terjadi hiperkeratosis dikaitkan dengan proliferasi epidermal. • Onset abnormalitas kulit saat 2 – 6 mgg. opacties korneal ditemukan saat minggu kedua-minggu ketiga. Biasanya simptomatik. ♀ bisa terjadi jika carier XLI. • Pem.fisis: lesi kulit: skuama tebal yg tampak coklat atau kotor. • Leher posterior, lengan ekstensor, fossa antecubital & poplitea dan tubuh. • Telapak tangan & kaki,wajah≠ terkena • Lesi matakorneal stromal btk comma50% ♂ dewasa • Diagnosis banding: semua bentuk ichtyosis, sindrom gen contaguous. • Pem.Lab: kadar kolesterol sulfatase ↑, peningkatan mobilitas β lipoprotein pada elektroforesis, steroid sulfatase menurun atau tidak ada. • Dermatopatologi: hiperkeratosis: tampak lapisan granular; kadang-kadang hiperkeratosis. • Diagnosis: riwayat keluarga dan temuan klinis. • Diagnosis prenatal: lewat amniocentesis dan sampel chorionic villus, pem. Steroid sulfatase u/melihat defisiensi enzim. • Prognosis: tidak ada perbaikan dengan umur, biasanya memburuk pada iklim panas-dingin & musim dingin. • Penanganan: topikal: emolienpetrolatum terhidrasi. keratolitik propyleneglycol, 44-60% dlm air. asam salisilik, urea & asam α-hidroksi ( asam glikolik, asam laktik ) • Sistemik: Acitrasin 0,5 – 1 mg/kg oral sampai perbaikan. • Monitor lab.berkelanjutan dan pd regimen jangka panjang • Pemeriksaan sinar X u/ kalsifikasi & sindrom hiperostosis skeletal idiopatik diffuse ( DIHS ) harus dilakukan ICHTHYOSIS LAMELAR(LI) • LI kadang tampak saat lahir dengan bayi terbungkus dalam membran mirip collodion(bayi collodion) yg segera lepas & pembentukan selanjutnya skuama tebal, kasar mengenai seluruh tubuh, termasuk semua daerah fleksura juga telapak tangan & kaki. masa anak & dewasa kulit dibungkus dalam skuama seperti plate • Onset umur: saat lahir, biasanya sebagai bayi collodion • Seks: ♂ = ♀ • Kejadian: ≤ 1: 300.000 • Autusomal resesif; locus gen 149.11. • Riwayat: intoleransi panas • Anak baru lahir: bayi collodion.terbungkus dlm membran mirip collodion tembus pandanglepas dlm beberapa minggu. • Ektropion, ellabion • Eritroderm enyeluruh • Anak-dewasa hiperkeratosis besar mirip – kertas dari kulitseluruh tubuh. • Plate hiperkeratotik pola spt ubin (tessalated), skuama besar,tebal & coklathampir seluruh tubuhektremitas baeah & daerah flexural • Hiperkeratosis disekitar sendi bisa veroucosa. • tangan/kaki: keratoderma, penonjolan celah palmar/plantar, bisa terjadi eritroderma • Rambut: terikat kebawah karena skuama: sering infeksi tampak pada alopecia berskar • Kuku: distropi sekunder dari inflamasi lipatan kuku • Membran mukosa biasanya terkena • Lesi mata ektropion • Diagnosis banding: ichtyosis terkait X, hiperkeratosis epidermisitik, ichtyosiform kongenital, eritroderma, sindrom netherton’s, trichothio dystrophy. • Pem.Lab: kultur menyingkirkan infeksi sekunder & sepsis terutama pada bayi baru lahir. • Dermatopatologi: hiperkeratosis, tampak lapisan granular=acanthosis. Transglutaminase epidrmal • Perjalanan & prognosis: membran collodion tampak saat lahir lepas dalam beberapa hari – minggu pertama; bayi baru lahir beresiko dehidrasi hipernatremia, infeksi sekunder & sepsis. Kelainan bertahan seumur hidup. Tidak ada perbaikan dengan umur. Obstruksi kelenjar keringat ekrin dengan akibat kecacatan utk berkeringat. • Penanganan: bayi baru lahir: rawat di unit perawatan intensif neonatal, kamar kelembaban tinggi. emolian pertrolatum berhidrasi spt pd XLI monitor elektrolit, cairan, amati tanda- tanda infeksi lokal atau sistemik