Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, yang senantiasa
melimpahkan rahmat-nya sehingga saya dapat meyelesaikan karya tulis ini tepat pada
waktunya.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan karya tulis ini adalah untuk memberikan
informasi tentang adat/kebudayaan sasi lompa pada negeri Haruku sebagai tugas yang
harus ditempuh oleh setiap mahasiswa.
Laporan ini disusun berdasarkan penelitian melalui berbagai sumber. Namun, dalam
penyusunannya, saya menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu dengan rendah hati saya menanti saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pembaca.

Ambon, 18 Januari 2019

Christiano K Unmehopa
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. I
A. Latar belakang masalah ………………………………………………. I
B. Perumusan masalah …………………………………………………... II
C. Tujuan penulisan ……………………………………………………... II
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………… III
A. Tutup sasi ……………………………………………………………... III
B. Buka sasi ……………………………………………………………… IV
C. Analisis ………………………………………………………….......... V
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………… VI
A. Kesimpulan ………………………………………………………….... VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masyarakat negeri Haruku – Sameth, pulau Haruku, Maluku tengah, Maluku, memiliki
tradisi unik untuk menjaga kelestarian hasil alamnya. Pulau Haruku adalah salah satu
pulau kecil yang berada pada gugusan pulau – pulau Lease ( Ambon, Haruku, Saparua,
Nusalaut, Pombo, dan Molana ), yang terletak di sebelah timur kota / pulau Ambon.
Para pemimpin adat di negeri Haruku – Sameth memberlakukan masa larangan dan
masa diperbolehkan bagi warga untuk menangkap ikan di laut atau sungai. Masyarakat
stempat menyebutnya dangan tradisi sasi lompa.
Sasi lompa atau sasi laut adalah sebuah tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh
masyarakat di pulau Haruku. Sasi berasal dari dua suku kata yaitu Sasi dan Lompa. Sasi
adalah sebuah larangan di Maluku yang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam,
sedangkan Lompa adalah jenis ikan sardine kecil yang hidup di air payau.
Ribuan warga berebutan menangkap ikan lompa di sungai learisa kayeli, negeri haruku
– Sameth, pulau haruku, Maluku tengah. Tradisi buka “Sasi Lompa” dilakukan warga
Negeri Haruku sejak 3 abad lalu untuk menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya
alam laut maupun darat.
Sasi dapat diartikan sebagai larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu
sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumber daya hayati (
hewani maupun nabati ) alam tersebut. Karena peraturan – peraturan dalam
pelakasanaan larangan ini juga menyangkut peraturan hubungan manusia dengan alam
dan antar manusia dalam wilayah yang dikenakan larangan tersebut, maka sasi, pada
hakekatnya adalah norma hokum adat yang berlaku di pulau Haruku, juga merupakan
suatu upaya untuk memelihara tata-krama hidup bermasyarakat, termasuk upaya kearah
pemerataan pembagian atau pendapatan dari hasil sumber daya alam sekitar kepada
seluruh warga / penduduk setempat.
Sasi memiliki peraturan – peraturan yang ditetapkan dalam suatu keputusan dewan adat
yang disebut “Saniri’a Lo’osi Aman Haru-ukui, atau “Saniri lengkap negeri Haruku”.
Keputusan kerapatan Dewan adat inilah yang dilimpahkan kewenangan pelaksanaannya
kepada lembaga kewan. Kewang adalah “Lembaga adat di bawah Dewan adat / Saniri
yang di tunjuk untuk melaksanakan pengawasan pelaksanaan peraturan – peraturan
Sasi.

I
B. Rumusan masalah
Masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah
 Bagaimana cara membuka sasi ?
 Bagaimana cara tutup sasi ?
 Bagaimana analisa kekristenan terhadap kebudayaan tersebut ?

C. Tujuan penulisan
 Mengetahui cara membuka sasi
 Mengetahui cara menutup sasi
 Dapat menganalisis kekristenan terhadap kebudayaan tersebut

II
BAB II
PEMBAHASAN
I. Tutup Sasi Lompa
Bibit atau benih ikan lompa biasanya mulai terlihat sevara berkelompok di pesisir pantai
Haruku antara bulan april sampai mei. Pada saat inilah, sasi lompa dinyatakan mulai
berlaku (tutup sasi). Warga dilarang menangkap ikan, karena ukuran ikan masih terlalu
kecil.
Biasanya, pada usia kira – kira sebulan sampai dua bulan setelah terlihat pertama kali,
gerombolan anak – anak ikan itu mulai mencari muara masuk ke dalam kali.
Hal – hal yang dilakukan kewang sebagai pelaksana sasi ialah memasangkan tanda sasi
dalam bentuk tanggak kayu yang unjungnya dililit dengan daun kelapa muda (janur).
Tanda ini berarti bahwa semua peraturan sasi ikan lompa sudah mulai diberlakukan
sejak saat itu, antara lain:
1. Ikan – ikan lompa, pada saat berada dalam kawasan lokasi sasi, tidak boleh
ditangkap atau diganggu dengan alat dan cara apapun juga.
2. Motor laut tidak boleh masuk ke dalam kali learisa Kayeli dengan
memperagukan atau menghidupkan mesinnya.
3. Barang – barang dapur tidak boleh lagi dicuci di kali.
4. Sampah tidak boleh dibuang ke dalam kali, tetapi pada jarak sekitar 4 meter dari
tepian kali pada tempat – tempat yang telah ditentukan oleh kewang.
5. Bila membutuhkan umpan untuk memancing, ikan lompa hanya boleh ditangkap
dengan kail, tetapi tetap tidak boleh dilakukan di dalam kali.
Bagi anggota masyarakat yang melanggar peraturan ini akan di kenakan sanksi atau
hukuman sesuai ketetapan dalam peraturan sasi, yakni berupa denda. Adapun untuk
anak – anak yang melakukan pelanggaran, akan dikenakan hukuman dupukul dengan
rotan sebanyak 5 kali yang menandakan bahwa anak itu harus memikul beban amanat
dari 5 soa (marga besar) yang ada di Haruku.

III
II. Buka sasi lompa
Setelah ikan lompa yang dilindungi cukup besar dan siap untuk di panen (sekitar 5-7
bulan setelah terlihat pertama kali), kewang dalam rapat rutin seminggu sekali pada hari
jumat malam menentukan waktu untuk buka sasi (pernyataan berakhirnya masa sasi).
Keputusan tentang “hari H” ini dilaporkan kepada raja kepala desa untuk segera di
umumkan kepada seluruh warga.
Upacara (panas sasi) yang kedua pun dilaksanakan, sama seperti panas sasi pertama
pada saat tutup sasi dimulai. Setelah upacara, pada jam 03.00 dinihari, kewang
melanjutkan tugasnya dengan makan bersama dan kemudian membakar api unggun di
muara kali learisa kayeli dengan tujuan untuk memancing ikan – ikan lompa lebih dini
masuk ke dalam kali sesuai dengan perhitungan pasang air laut.
Biasanya, tidak lama kemudian, gerombolan ikan lompa pun segera berbondang –
bondong masuk ke dalam kali. Pada saat itu, masyarakat suadah siap memasang
bentangan di muara agar pada saat air surut ikan – ikan itu tidak dapat lagu keluar ke
laut.
Tepat pada saat air mulai surut, pemukulan tifa pertama dilakukan sebagai tanda bagi
para warga, orang tua anak muda, anak kecil maupun orang dewasa semuanya bersiap
– siap menuju ke kali. Tifa kedua dibunyikan sebagai tanda semua warga segera menuju
ke kali. Tifa ketiga kemudian menyusul ditabuh sebagai tanda bahwa raja, para saniri
negeri, juga pendeta, sudah menuju ke kali dan masyarkat harus mengambil tempatnya
masing – masing di tepi kali. Rombongan kepala desa tiba di kali dan segera melakukan
penebaran jala pertama, disusul oleh pendeta dan barulah kemudian semua warga
masyarakat bebas menangka ikan – ikan lompa yang ada.
Biasanya, sasi dibuka selama 1-2 hari, kemudian segera ditutup kembali dengan upacara
panas sasi lagi. Catatan penelitian Fakultas perikanan Universitas Pattimura pada saat
pembukaan sasi tahun 1984 menunjukkan bahwa jumlah total ikan lompa yang dipanen
pada tahun tersebut kurang lebih 35 ton berat basah, suatu jumlah yang tidak kecil untuk
sekali panen dengan cara yang mudah dan murah. Jumlah sebanyak itu jelas merupakan
sumber gizi yang melimpah, sekaligus tambahan pendapatan yang lumayan, bagi
seluruh warga negeri Haruku.

IV
III. Analisis kekristenan terhadap kebudayaan
A. Sikap orang Kristen terhadap adat
Penulis tidak setuju jika orang Kristen meniadakan adat istiadat, tetapi penulis juga
tidak setuju jika orang Kristen menelan/menerima suma dat istiadat yang ada tanpa
alkitab.
Alkitab tidak melarang orang untuk beradat istiadat atau menganut suatu adat yang telah
ada. Tidak ada satupun bagian di dalam alkitab yang melarang orang percaya untuk
tidak menganut adat apapun dan dimanapun. Artinya bahwa, alkitab memberi luang
kepada orang percaya untuk menghargai adat dan menggunakan adat. Namun
pertanyaannya apakah semua itu adalah adat? Penulis menjawab TIDAK!
B. Nasehat Paulus terhadap bahayanya adat istiadat
Kolose 2:8 “hati – hatilah, supaya jangan ada yang melawan kamu dengan filsafat yang
kosong dan palsu menurut ajaran turun – temurun dan roh – roh dunia, tetapi tidak
menurut kristus”.
Dalam bagian ini, Paulus tidak sedang menasehati orang percaya terhadap bahaya
filsafat (disiplin ilmu), tetapi disini Paulus menasehati supaya berhati – hati dengan
ajaran turun temurun – adat istiadat – (lihat definisi adat di bab I).
Diajarkan secara turun temurun, yaitu adat istiadat. Bagi Paulus, adat istiadat nenek
moyang yang tidak sesuai dengan ajaran kristus dan yang tidak memuliakan kristus
adalah salah dan tidak boleh dilakukan oleh orang percaya. Tuhan yesus dan Paulus
punya perspektf yang sama tentang adat, secara implisit, tuhan yesus dan Paulus setuju
bahwa selagi adat tersebut sesuai dengan ajaran alkitab, paling tidak, tidak bertentangan
dengan alkitab.

V
BAB III
KESIMPULAN
Dari apa yang telah penulis uraikan di atas, maka jelas bahaya penulis tidak sedang
apatis terhadap adat istiadat akan tetapi, penulis mau menunjukkan bahwa, sebagai
orang Kristen yang telah menjadi percaya kepada tuhan yang hidup seturut dengan
kehendak tuhan dan memandang segala sesuatunya dari perspektif tuhan. Beberapa
point penulis sampaikan sebagai kesimpulan akhir:
1. Setiap orang – masyarakat nias – harus menghargai adat istiadat yang telah ada.
2. Masyarakat nias yang telah menjadi Kristen, seyogyanya menilai dan
mempraktikan adat istiadat dengan takut akan tuhan dan memuliakan tuhan di
dalamnya.
3. Sebagai orang Kristen, maka kebenaran firman tuhan harus di atas segalanya,
termasuk adat istiadat.
4. Adat istiadatlah yang seharusnya disesuaikan dengan standart alkitab, bukan
alkitab yang disesuaikan dengan standart adat istiadat, artinya:
A. Alkitab dipandang dan diposisikan lebih tinggi dari adat istiadat.
B. Kebenaran adat disaring dengan kebenaran alkitab, jika adat itu tidak
bertentangan dengan kebenaran firman tuhan, silakan dikembangkan,
dilestarikan dan dipraktikan, akan tetapi jika adat itu bertentangan
dengan kebenaran firman tuhan, maka sebagai orang Kristen
seyogyanya menjauhkan adat itu.
C. Adat dipandang lebih rendah dari kebenaran firman tuhan.
Kirannya dalam hidup masyarakat pada umumnya yang telah menjadi percaya kepada
tuhan yesus, hendaklah memiliki identitas diri di dalam yesus kristus, dan hendaklah
menempatkan kristus dan firmannya di atas segalanya, dan hendaklah memandang,
mempraktikan, melestarikan, mengembangkan dan menghargai segala sesuatunya,
termasuk adat istiadat dari perspektif kristus. Segala pujian, hormat dan kemuliaan
hanya kepada tuhan di dalam kristus yesus. AMIN.

VI
MAKALAH
ADAT ISTIADAT DAERAH

Nama : Christiano K Unmehopa


Nim/Kelas : 201821600/C
Tugas : Agama

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON, 18 JANUARI 2019
IRI HATI MENCURI
Amsal 23:17 Imamat 19:11-12
Janganlah hatimu iri kepada orang – Janganlah kamu mencuri, janganlah
orang yang berdosa, tetapi takutlah kamu berbohong dan janganlah kamu
akan TUHAN senantiasa. berdusta seseorang kapada
sesamanya.
Janganlah kamu berdusta demi
namaku, supaya engkau jangan
melanggar kekudusan nama allahmu;
Akulah TUHAN.
Tuhan memperingatkan kepada kita Tuhan memperingatkan kepada kita
agar jangan iri hati kepada orang lain agar jangan kamu berbohong dan
tetapi jadilah bijak tunjukkanlah berdusta. Tetapi kita harus mengadili
hatimu kejalan yang benar dan orang sesamamu dengan kebenaran.
takutlah akan tuhan.

TIDAK HORMAT KEPADA SEKSUAL


ORANG TUA
Ulangan 5:16 hormatilah ayahmu dan Imamat 18:20 dan janganlah engkau
ibumu, seperti yang diperintahkan bersetubuh dengan isteri sesamamu,
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, sehingga engkau menjadi najis
supaya lanjut umurmu yang di dengan dia.
berikan TUHAN, Allahmu,
kepadamu.
Kita sebagai anak kita harus
menghormati kepada kedua orang tua
kita sama seperti kita menghormati
kepada TUHAN. seperti yang
diperintahkan TUHAN kepada kita
hormati kapada ayahmu dan ibumu
supaya lanjut umurmu dan baik
keadaanmu.

BERBOHONG PEMARAH
Imamat 19:11-12 janganlah kamu Amsal 15:18 si pemarah
mencuri janganlah kamu berbohong membangkitkan pertengkaran, tetapi
dan janganlah kamu berdusta seorang orang yang sabra memadamkan
kepada sesamanya. Janganlah kamu perbantahan.
bersumpah dusta demi namaku,
supaya engkau jangan melanggar
kekudusan nama Allahmu. Akulah
TUHAN.
Maksud dari ayat diatas ialah Maksud dari ayat di atas ialah
TUHAN melarang kita untuk jangan TUHAN mengajarkan kita agar tetap
mencuri,berbohong, dan berdusta sabar dengan segala pertengkaran dan
kepada sesamamu karena mencuri, selalu sabar untuk mengahadapi suatu
berbohong dan berdusta ialah suatu masalah walaupun sebesar apapun
larangan yg tertulis di dalam alkitab masalah tersebut.
jikalau melanggarnya kita sudah
menjadi seorang yang berdosa dan
jangan bersumpah dusta yang di
dalam sumpah tersebut menyebut
nama TUHAN dengan sembarangan.

MENGELUARKAN KATA SOMBONG


KOTOR
Kolose 3:8 tetapi sekarang, buanglah 1 samuel 2:3 janganlah kamu selalu
semuanya ini, yaitu marah, geram, berkata sombong, janganlah caci
kejahatan, fitnah dan kata – kata kotor maki keluar dari mulutmu. Karena
yang keluar dari mulutmu. TUHAN itu Allah yang mahatahu,
dan oleh dia perbuatan – perbuatan
diuji
Maksud dari ayat di atas ialah kita Maksud dari ayat di atas ialah kita
sebagai manusia harus menjadi lebih sebagai manusia jangan berkata
baik dengan membuang sifat sifat kita sombong dan jangan mencaci maki
yaitu, pemarah, geram, kejahatan, kepada sesamamu. karena tuhan maha
fitnah, dan sering mengeluarkan kata tahu perbuatan – perbuatan yang kita
– kata kotor dari mulut karena lakukan. Dan jangan sombong
mengeluarkan kata – kata kotor terhadap sesamamu karena TUHAN
tersebut dapat menyakiti perasaan mengajarkan kita agar selalu rendah
sesamamu. hati terhadap sesamamu dan
menghargai sesamamu

EGOIS
Filipi 2:4 dan janganlah tiap – tiap orang hanya memperingatkan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Maksud dari ayat di atas ialah kita sebagai manusia jangan mementingkan diri
sendiri, tetapi kita juga harus melihat kepentingan orang lain juga dan kita
harus saling menghargai sesamamu.
TUGAS AGAMA

Nama : Christiano K Unmehopa


Nim/Kelas : 201821600/C

Anda mungkin juga menyukai