Anda di halaman 1dari 27

-------

RANCANGAN FAKTORIAL

PERTEMUAN 9
Pendahulua
2

n
 Pengertian dasar
 Faktor
 Taraf
 Perlakuan (Treatment)
 Respons
 Layout Percobaan &
Pengacakan
 Penyusunan Data
 Analisis Ragam
 Perbandingan Rataan
Pendahuluan

Pengertian
3

dasar
Faktor: Variabel Bebas (X) yaitu variabel yang di kontrol oleh peneliti
 Misalnya: varietas, pupuk, jenis kompos, suhu, biofertilizer, jenis tanah, dsb.
 Biasanya disimbolkan dengan huruf kapital, misal Faktor Varietas disimbolkan dengan
huruf V.
 Taraf/Level:
 Faktor terdiri dari beberapa taraf/level
 Biasanya disimbolkan dengan huruf kecil yang dikombinasikan dengan
subscript angka.
 misal 3 taraf dari Faktor Varietas adalah: v1, v2, v3

Faktor Banyaknya Taraf Taraf


Varietas (V) Jenis: 3 taraf IR-64 (v1) Cisadane (v2) S-969 (v3)
Pupuk Nitrogen (N) Dosis: 3 taraf 0 (n1) 100 (n2) 200 (n3)
Pupuk Organik (O) Jenis: 4 taraf Pupuk Pupuk Pupuk Kompo
Kandang Ayam Kandang Sapi Kandang Domba s (o4)
(o1) (o2) (o3)
Pendahuluan
Pengertian
4

dasar
 Perlakuan: merupakan taraf dari Faktor atau

kombinasi taraf dari faktor.


 Untuk Faktor Tunggal:
 Perlakuan = Taraf Faktor
 Misal: v1, v2, v3

 Apabila > 1 Faktor:


 Perlakuan = Kombinasi dari masing-masing taraf Faktor
 Misal: v1n0; v1n1; dst
Pendahuluan
Pengertian
5

dasar
 Respons: Variabel tak bebas (Y) yaitu:

 variabel yang merupakan sifat atau parameter dari


satuan percobaan yang akan diteliti
 sejumlah gejala atau respons yang muncul karena
adanya peubah bebas.
 misalnya: Hasil, serapan nitrogen, P-tersedia, pH dsb.
Pendahuluan
Contoh Kasus Faktor
Tunggal
6

Contoh Kasus Penelitian:


Perbedaan hasil padi akibat diberikan jenis pupuk organik yang
berbeda.

Faktor Respons
Jenis Pupuk Hasil
Organik (O) Padi
Perlakua
n:
Perlakuan =
Pupuk Pupuk Pupuk taraf Faktor (4
Kompos buah) o1, o2, o3,
Kandang Kandang Sapi Kandang Domba
(o4) dan o4
Ayam (o1) (o2) (o3)

Taraf O: 4
taraf
Pendahuluan
Contoh Kasus
Faktorial
7

Perbedaan hasil padi akibat diberikan jenis pupuk organik


dan
Varietas yang berbeda.

Faktor Respons
Hasil
Jenis Pupuk Organik Varietas Padi
(O) (V) Perlakua
n:
Kombinasi taraf
Pupuk Pupuk Pupuk IR- Cisadan Faktor
Kandan Kandan Kandan Kompo 64 e (v2) (4x2=8
g Ayam g Sapi g s (v1) buah) o1v1
(o1) (o2) Domba (o4) o1v
(o3) 2

Taraf V: 2 o2v
1
taraf :
Taraf O: 4 o4v2
taraf
Pendahuluan
Faktor Tunggal vs
8

Faktorial
Misal ada tiga percobaan faktor tunggal untuk mengetahui perbedaan hasil padi
akibat pemberian dosis pupuk N yang berbeda dengan menggunakan
rancangan dasar RAK
 Percobaan #1:
 Dosis Pemupukan Nitrogen (tanpa diberi pupuk P):
 0, 150, 300 kg/ha
 Percobaan #2:
 Dosis Pemupukan Nitrogen (pupuk dasar P = 50 kg/ha):
 0, 150, 300 kg/ha
 Percobaan #3:
 Dosis Pemupukan Nitrogen (pupuk dasar P = 100 kg/ha)
 0, 150, 300 kg/ha

 Percobaan di atas merupakan Percobaan Faktor Tunggal, perlakuannya adalah 3


dosis pemupukan (0, 150, 300 kg/ha) yang dicoba pada berbagai pupuk dasar P.
Terdapat tiga kali percobaan
Faktor Tunggal vs
9

Faktorial
Percobaan ke-: Nitrogen (N)
0 150 300
Percobaan #1: 0 kg P/ha 4.0 6.0 5.5
Percobaan #2: 50 kg P/ha 4.5 6.5 6.0
Percobaan #3: 100 kg P/ha 5.0 7.0 7.2

 Kesimpulan yang bisa diambil bersifat parsial, hanya berlaku terhadap dosis
pemupukan Nitrogen pada penggunaan pupuk dasar P tertentu.
 Peneliti 1: menyimpulkan hasil padi tertinggi (6.0 ton) diperoleh pada dosis 150
kg N/ha,
 Peneliti 2: menyimpulkan hasil padi tertinggi (6.50 ton) diperoleh pada dosis 150
kg N/ha,
 Bagaimana apabila kita ingin
Peneliti 3: menyimpulkan hasilmemilih
padi tertinggi (7.2 ton) diperoleh pada dosis 300
kombinasi
kg N/ha, pemupukan N dan P yang Percobaa
terbaik?? n
 Pada dosis berapakah N dan P yang Faktorial
memberikan hasil padi tertinggi??
Faktorial
10

 Apabila kita melakukan percobaan dengan


menggunakan lebih dari satu Faktor, kita
namakan dengan percobaan Faktorial
 Faktorial: bukan Rancangan melainkan
susunan perlakuan

Percobaan faktorial adalah suatu percobaan


yang perlakuannya terdiri atas semua
kemungkinan kombinasi taraf dari beberapa
faktor.
Faktorial
11

 Percobaan dengan menggunakan f buah faktor


dengan t taraf untuk setiap faktornya disimbolkan
dengan percobaan faktorial ft.
2 taraf

percobaan faktorial 4 taraf percobaan faktorial


22 34
2 faktor 3 faktor
percobaan faktorial
percobaan faktorial 2x2 4x4x4
Percobaan
12

Faktorial
Percobaan faktorial 2 juga sering ditulis dalam bentuk percobaan
2

faktorial 2x2.
 Penyimbolan percobaan faktorial m x n sering digunakan untuk
percobaan faktorial dimana taraf dari masing-masing faktornya
berbeda
 Percobaan faktorial 2x3: artinya percobaan faktorial yang terdiri dari 2
faktor dengan 2 taraf untuk faktor A dan 3 taraf untuk faktor B

Faktor ke-
Faktor ke- Faktor ke- Faktor ke- 2: 2 Faktor ke-
1: 2: 1: 2 taraf 3: 3
2 taraf 3 taraf taraf taraf

2 x 3 2 x 2 x 3

2 3
faktor faktor
Pendahuluan

Tujuan percobaan
faktorial
13

 Tujuan dari percobaan


faktorial adalah untuk Siner
melihat interaksi antara gi
faktor yang kita 25

cobakan.
 Adakalanya kedua faktor 20

saling sinergi terhadap 15


respons (positif), namun 10
adakalanya juga
keberadaan salah satu 5
Antagoni
faktor justru menghambat 0
a0 a1 s
kinerja dari faktor lain b0 10 20
(negatif). b1 20 12

 Adanya kedua mekanisme


tersebut cenderung
meningkatkan pengaruh
interaksi antar ke dua
faktor.
Pendahuluan

Pengertian
Interaksi
14

 Interaksi mengukur 25

20

kegagalan dari 15

pengaruh salah satu 10

faktor untuk tetap 0


a0 a1

sama pada setiap taraf b0


b1
10
20
20
22

faktor lainnya atau


secara sederhana, 25

Interaksi antara faktor 20

adalah apakah 15

10

pengaruh dari faktor 5

tertentu tergantung 0
a0
10
a1
20

pada taraf faktor


b0
b1 20 12

lainnya?
Pendahuluan
Pengaruh
interaksi
15
35
30
30
Pengaruh sederhana B
25
25 se B, a1 sama pada setiap taraf
20
20
15
A maka kedua faktor
15 B,
se
10
tersebut saling bebas
a0
10
5 5 (independent) dan
0
0
a0 a1
dikatakan tidak ada
a0 a1 b0 10 20 interaksi
b1 15 25

b0 10 20
meb1 B tinggi,
20 tidak ada 30 me B rendah, tidak ada
interaksi interaksi
25 25
Pengaruh sederhana B
se B, a1
20 20
berbeda pada setiap
15 B, a0
se 15
taraf A sehingga kedua
10 10 faktor tersebut tidak
5 5 saling bebas
0
a0 a1
0
a0 a1
(dependent) dan
b0 10 20 b0 10 20 dikatakan terjadi interaksi
b1 20 22 b1 20 12

Interaksi dapat disebabkan Interaksi dapat disebabkan


karena karena
perbedaah gradien dari respons perbedaah arah dari respons
Pendahuluan
Pengaruh sederhana (single effect,
16
se)
Fosfor (P) Nitrogen (N) Rataan P Pengaruh sederhana
n0 n1 N
n1-n0

p0 40 48 44 8 (se N, p0)
p1 42 51 46.5 9 (se N, p1)
Rataan N 41 49.5 45.25 8.5 (me N)
Pengaruh sederhana P 2 3 2.5
(p1-p0) (se P, n0) (se P, (me P)
n1)
s eP p a d an 0  p1n0  s eN p a d ap 0  n1p0 
p0n0 n0 p0
 42  40  48  40
2 8
s eP p a d an 1  p1n1  s eN p a d ap 1  n1p1 
p0n1 n0 p1
 51  48  51  42
3 9
Pendahuluan
Pengaruh Utama (main effect,
17
me)
Fosfor (P) Nitrogen (N) Rataan P Pengaruh sederhana
n0 n1 N
n1-n0

p0 40 48 44 8 (se N, p0)
p1 42 51 46.5 9 (se N, p1)
Rataan
PengaruhN sederhana P 241 49.5
3 45.25
2.5 8.5 (me N)
(p1-p0) (se P, (se P, (me
n0) n1) P)
m e P  1 (se P pada n0  se P pada m e N  1 (se N pada p0  se N pada
n1) 2 p1) 2
 1 (p1n0  p0n0)  (p1n1  p0n1)  1 (n1p0  n0p0)  (n1p1  n0p1)
2 2

 1 (42  40)  (51   1 (48  40)  (51 


48) 2 42) 2
 1 (2)   1 (8) 
(3) 2 (9) 2
 2.5  8.5
Pendahuluan
Pengaruh
Interaksi
18

Fosfor (P) Nitrogen (N) Rataan P Pengaruh sederhana N


n0 n1 n1-n0

p0 40 48 44 8 (se N, p0)
p1 42 51 46.5 9 (se N, p1)
Pengaruh sederhana P 2 3 2.5
Rataan
(p1-p0) N (se P41
, n0) (se49.5
P,n1) 45.25
(me P) 8.5 (me N)

I n te ra ksNi  P  1 [(n1p0  n0p0)  (n1p1  a ta u


n0p1)]  1 [(p1n0  p0n0)  (p1n1 
2 p0n1)]
2
 1 (48  40)  (51 
42) 2  1 (2) 
(3) 2
 1 (8) 
 0.5
(9) 2
 0.5
Pendahuluan
Keuntungan
19

Faktorial
 Lebih efisien dalam menggunakan sumber-

sumber yang ada


 Informasi yang diperoleh lebih komprehensif
karena kita bisa mempelajari pengaruh utama dan
interaksi
 Hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu kondisi
yang lebih luas karena kita mempelajari kombinasi
dari berbagai faktor
Pendahuluan
Kerugian
20

Faktorial:
 Analisis Statistika menjadi lebih kompleks

 Terdapat kesulitan dalam menyediakan


satuan percobaan yang relatif homogen
 pengaruh dari kombinasi perlakuan tertentu
mungkin tidak berarti apa-apa sehingga terjadi
pemborosan sumberdaya yang ada
Percobaan Faktorial
Percobaan
21

Faktorial
 Percobaan Faktorial bisa menggunakan

rancangan dasar:
 RAL
 RAK
 RBSL
Percobaan Faktorial
Contoh
22

Kasus:
 Peneliti ingin meneliti bagaimana pengaruh

pemberian pupuk nitrogen dan fosfor terhadap hasil


padi.
 Rancangan Respons
 Rancangan Perlakuan
 Rancangan Lingkungan
 Rancangan Analisis
Percobaan Faktorial
Contoh
23

Kasus…:
Rancangan Respons:
 Hasil Padi
 Rancangan Perlakuan:
 Dosis Pupuk Nitrogen (N) tiga taraf:
 0, 50, 100 kg/ha
 Dosis Pupuk Fosfor (P) tiga taraf:
 0, 20, 40 kg/ha
 Perlakuan dirancang secara Faktorial dan diulang 3
kali
Fosfor (P) Nitrogen (N)
0 (n0) 50 (n1) 100 (n2)
0 (p0) p0n0 p0n1 p0n2
20 (p1) p1n0 p1n1 p1n2
40 (p2) p2n0 p2n1 p2n2
Percobaan Faktorial

Contoh Kasus- Rancangan


Lingkungan:
24

 RAL: RAK: 

 Apabila lingkungan homogen (status  Apabila kondisi lingkungan tidak


kesuburan tanah homogen), maka homogen, misalnya ada perbedaan
rancangan lingkungan yang tepat kesuburan tanah yang disebabkan
adalah RAL oleh arah kemiringan, maka
rancangan lingkungan yang tepat
adalah RAK

Data Arah kemiringan


r lahan
Kelompok
Kelompok I Kelompok II III
pengacakan pengacakan pengacakan
Kombinasi perlakuan ditempatkan untuk setiap untuk setiap untuk setiap
secara acak dan bebas pada kelompok kelompok kelompok
harus harus harus
petak percobaan dilakukan dilakukan dilakukan
secara terpisah secara terpisah secara terpisah
Contoh:
Telah dilakukan suatu penelitian tentang
penambahan asam askorbat dalam pembuatan
dangke untuk mengidentikasi pengaruhnya
terhadap daya simpan berdasarkan nilai TBA.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial:
Faktor A adalah level penambahan asam askorbat
(1%; 1,5%; dan 2%); dan Faktor B adalah lama
waktu penyimpanan (4 hr; 5 hr; dan 6 hr). Adapun
hasil (nilai TBA) penelitian yang diperoleh disajikan
pada Tabel 1 berikut:
1. Apakah level penambahan asam askorbat
mempengaruhi nilai TBA 
2. Apakah lama penyimpanan mempengaruhi nilai
TBA 
3. Apakah terdapat interaksi antara level asam
askorbat (Faktor A) dengan lama penyimpanan
(Faktor B) terhadap nilai TBA yang diperoleh. 
4. Untuk menjawab kebutuhan penelitian di atas,
maka analisis dilakukan melalui Analisis
Variansi (ANOVA) berdasarkan Uji-F.

Anda mungkin juga menyukai