UJI SIANIDA IN VIVO - pptx-2011
UJI SIANIDA IN VIVO - pptx-2011
Sianida
Keracunan
Latar Belakang
Sianida
Dilarang Dipromosikan
Kasus keracunan
Penyebab kematian
Latar Belakang
Amerika Serikat 5,000-10,000
kematianmenghirup asap sianida /th
American Association of Poison Control
Center Toxic Exposure Surveillance
System, 5 dari 242 kasus pada tahun
2007 dan 3 dari 238 pada tahun 2008
merupakan fatal exposures
RSUP Dr. Sardjito, sianida menempati
urutan kedua sebagai penyebab kematian
setelah intoksikasi alkohol
Latar Belakang
Sianida
Pembuktian medis
Kepentingan Hukum
Permasalahan
Banyak metode pembuktian sianida tapi
sangat komplek dan lama
mengetahui perbandingan
sensitivitas dan spesifitas
pemeriksaan Sianida invivo antara
metode Asam Pikrat dengan Prusian
Biru pada jaringan lambung, ginjal,
hati, paru dan otak dengan interval
waktu berturut-turut pada hari ke 1,
hari ke 4, dan hari ke 7.
Tinjauan Pustaka
Sianida HCN, Na, K, Ca
Sumber sianida: fumigans,
insektisida, rodentisida,
penyepuhan logam, proses
fotografi
Dosis letal: KCN 200-300mg,
HCN 270 ppm
Mekanisme Sianida
CN-
Fe+3
citokrom oksidase
pemanfaatan o stop
2
asfiksia
Gejala keracunan sianida
Dosis besar sistem syaraf pusat,
kardiovaskuler dan sistem respirasi
menyebabkan kematian dalam
hitungan menit.
Dosis yang rendah iritasi mata,
sakit kepala, bingung, mual, muntah
yang diikuti dengan koma bahkan
kematian
Detoksikasi sianida
Detoksikasi sianida oleh tubuh
adalah lambat, dengan kecepatan
sekitar 0,017 mg/kgBB/menit.
Produk detoksikasi sianida yaitu
tiosianat diekskresi melalui urin
(Simenova,2004).
Analisis sianida
metode p- nitrobenzidehida/o-
dinitrobenzen
metode piridin/asam barbiturat
metode Prusian Biru
metode Guignard Tes (metode Asam
Pikrat).
penurunan tekanan partial oksigen
(PO2) cukup sulit dilakukan karena
waktu paruh sianida yang pendek
METODE PENELITIAN
Desain penelitian: eksperimental
Penelitian ini dilakukan di Lab
Farmakologi dan Toksikologi F.Farmasi
dan Lab Toksikologi IKF RSUP DR
Sardjito.
Subyek penelitian:tikus putih jenis Wistar
diperoleh dari pusat penyediaan hewan
coba UGM.
Sampel 80 ekor tikus,berat badan antara
100-200 g diberi sianida dosis lethal.
Prosedur Pelaksanaan
Kelompok 2 kontrol,
Prosedur Pelaksanaan
Asam Pikrat Prusian Biru
Hari: ke 1, ke 4, dan ke 7.
Pelaksanaan Penelitian
Permohonan ijin dan ethical clearance
Pemesanan tikus
Pemesanan reagen
Pengadaan alat dan bahan penelitian
Orientasi pemeriksaan sianida
menggunakan metode asam pikrat
Orientasi pemeriksaan sianida
menggunakan metode prusian biru
Pembuatan larutan stok Kalium
sianida
Larutan stok KCN 100mg/100ml
(stok I): 1 mg/ml
Stok II : 0,1 mg/ml
Stok III: 0,01 mg/ml
Pemeriksaan sianida dengan
metode asam pikrat
Alat microdifusi Conway
Sisi luar sebelah kiri sampel jaringan
dipotong kecil-kecil
Sisi luar sebelah kanan asam tartrat 10 %
2 ml
Sumuran bagian tengah Asam Pikrat 1 ml,
ditetesi natrium karbonat 10 % 2 tetes
Alat ditutup, tunggu 24 jam, amati
perubahan warna pada asam Pikrat
Pemeriksaan sianida dengan metode
prusian biru
Ginjal 2 17 19 19 1 20
Lam 18 1 19 17 3 20
bung
Hati 6 13 19 14 6 20
Otak 2 17 19 18 2 20
Paru 1 18 19 18 2 20
Perbedaan proporsi metode Asam
Pikrat dan metode Prusian Biru hari 1
Ginjal 2 19 21
Lambung 18 17 35
Hati 6 14 20
Otak 2 18 20
Paru 1 18 19
Deteksi Sianida dengan metode Asam
Pikrat dan Prusian Biru
pada hari ke 4
Penurunan konsentrasi sianida
akibat pengaruh pembusukan.
Kelainan yang ditemukan pada
korban akibat racun biasanya
tergantung dari interval waktu
antara saat korban kontak
dengan racun sampai saat
terjadinya kematian.
Deteksi Sianida dengan metode Asam
Pikrat dan Prusian Biru
pada hari ke 4
Pada kematian yang terjadi cepat akan
terjadi kelainan kongesti pembuluh
darah dan edema organ-organ dalam.
Pada kematian yang terjadi lambat
umumnya tidak ditemukan kelainan
spesifik karena bentuk kelainan yang
terjadi hampir mirip dengan kelainan
akibat penyakit-penyakit kronis (Idries
AM, dkk.,1979).
Tabel 3. Deteksi Sianida dengan metode Asam
Pikrat dan Prusian Biru
pada hari ke 4
Ginjal 3 8 11 16 4 20
Lam 10 1 11 18 2 20
bung
Hati 3 8 11 18 2 20
Otak 1 10 11 19 1 20
Paru 3 8 11 12 8 20
Perbedaan proporsi metode Asam
Pikrat dan metode Prusian Biru hari 4
Perbedaan proporsi yang didapat
antara metode Asam Pikrat dan
metode Prusian Biru menunjukkan
bahwa metode Prusian Biru
dibanding metode Asam Pikrat
perbedaannya tidak bermakna
(P>0.05),
X2= 7.45; df=4; α= 0,05; X2 tabel=
9.488; P>0,05
Tabel 4. Deteksi Sianida positif dengan
metode Asam Pikrat dan Prusian Biru
terhadap jaringan pada pemeriksaan hari ke 4
Ginjal 1 10 11 6 14 20
Lam 1 10 11 7 13 20
bung
Hati 5 6 11 5 15 20
Otak 1 10 11 6 14 20
Paru 2 9 11 5 15 20
Perbedaan proporsi metode Asam
Pikrat dan metode Prusian Biru hari 7