■ infeksi yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides, yang merupakan nematoda usus
terbesar ASCARIS LUMBRICOIDES ■ Jantan memiliki panjang 15-31 cm dan ■ Lebar 2-4 mm, dengan ujung posterior yang melingkar ke arah ventral, dan ujung ekor yang tumpul. ASCARIS LUMBRICOIDES
■ Ascaris lumbricoides betina memiliki panjang 20-49 cm dan
■ lebar 3-6 mm, dengan vulva pada sepertiga panjang badan dari ujung anterior. ■ Ascaris betina memiliki ovarium yang luas dan dapat mengandung 27 juta telur 12 pada satu waktu, dengan 200.000 telur dikeluarkan setiap harinya. ■ Telur yang sudah dibuahi berbentuk oval sampai bulat, dengan panjang 45-75 μm dan lebar 35-50 μm. Dinding uterina cacing menghasilkan lapisan luar yang tebal dan bergumpal pada telur, sehingga saat telur dikeluarkan melalui feses, lapisan ini terwarnai oleh cairan empedu sehingga menjadi berwarna cokelat keemasan. Embrio biasanya belum membelah ketika masih berada di 12 feses. SIKLUS HIDUP Cacing dewasa hidup di lumen usus kecil. Betina dapat menghasilkan sekitar 200.000 telur per hari, yang dilewatkan dengan gambar feses. Telur yang tidak dibuahi dapat dicerna tetapi tidak infektif. Larva berkembang menjadi infektivitas dalam telur subur setelah 18 hari hingga beberapa minggu, tergantung pada kondisi lingkungan (optimal: lembab, hangat, tanah yang teduh). Setelah telur infektif ditelan, larva menetas, menginvasi mukosa usus, dan dibawa melalui portal, kemudian sirkulasi sistemik ke paru-paru. Larva matang lebih lanjut di paru-paru (10 hingga 14 hari), menembus dinding alveolar, naik ke bronkial lalu ke tenggorokan, dan ditelan. Setelah mencapai usus kecil, mereka berkembang menjadi cacing dewasa. Antara 2 dan 3 bulan diperlukan dari konsumsi telur infektif hingga oviposisi oleh betina dewasa. Cacing dewasa dapat hidup 1 hingga 2 tahun. MANIFESTASI KLINIS
Infeksi Ascaris lumbricoides seringkali tidak menimbulkan gejala.
Infeksi dengan sejumlah besar cacing dapat menyebabkan sakit perut atau obstruksi usus. Orang dewasa memakan isi usus kecil dan pada infeksi berat hal ini dapat menambah masalah pada orang yang kekurangan gizi (terutama anak-anak). Migrasi larva dapat menyebabkan reaksi terlokalisasi di berbagai organ. Penetrasi larva dari kapiler ke paru- paru dapat menyebabkan pneumonia Loeffler, di mana genangan darah dan sel-sel epitel mati menyumbat ruang udara di paru-paru. Infeksi bakteri yang diakibatkannya bisa berakibat fatal. MANIFESTASI KLINIS