K H A RI S M A G AY U H PA N G E S T U T I
030.15.098
DEFINISI
Kegagalan bernafas secara spontan, tidak teratur dan tidak adekuat segera
setelah lahir
EPIDEMIOLOGI
• Diperkirakan bahwa sekitar 23% seluruh angka kematian neonatus di seluruh dunia disebabkan
oleh asfiksia neonatorum, dengan proporsi lahir mati yang lebih besar.
ETIOLOGI
Faktor ibu
• Preeklampsia dan eklampsia
• Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
• Partus lama atau partus macet
• Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
• Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)
Faktor Tali Pusat
• Lilitan tali pusat
• Tali pusat pendek
• Simpul tali pusat
• Prolapsus tali pusat
Faktor Bayi
• Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
• Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi
forsep)
• Kelainan bawaan (kongenital)
• Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
FAKTOR RISIKO
MANIFESTASI KLINIS
• DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit tidak teratur
• Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
• Tonus otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak, otot, dan organ lain
• Depresi pernafasan karena otak kekurangan oksigen
• Bradikardi (penurunan frekuensi jantung) karena kekurangan oksigen pada
otot-otot jantung atau sel-sel otak
• Tekanan darah rendah karena kekurangan oksigen pada otot jantung,
kehilangan darah atau kekurangan aliran darah yang kembali ke plasenta
sebelum dan selama proses persalinan
• Takipnu (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbsi cairan paru-paru atau
nafas tidak teratur/megap-megap
• Sianosis (warna kebiruan) karena kekurangan oksigen didalam darah
KLASIFIKASI
Asfiksia dikelompokkan menjadi beberapa klasifikasi di bawah ini :
• Asfiksia Berat (nilai APGAR 0 – 3)
• Asfiksia sedang (nilai APGAR 4 – 6)
• Asfiksia Ringan(nilai APGAR 7 – 10)
SETIAP KRITERIA DI BERI ANGKA TERTENTU DAN PENILAIAN ITU SEKARANG LAZIM DISEBUT
SKOR APGAR.
APNEU PRIMER
PERIODE APNEU DAN PENURUNAN FREKUENSI
JANTUNG, DIIKUTI USAHA BERNAFAS (GASPING)
DAN PERNAFASAN TERATUR
APNEU SEKUNDER
PADA PENDERITA ASFIKSIA BERAT, DIMANA USAHA
UNTUK BERNAFAS TIDAK TERLIHAT DAN
LANGSUNG DIIKUTI PERIODE APNEU KEDUA.
PATOFISIOLOGI (2)
Anamnesis:
• Gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat, sungsang, ekstraksi vakum, ekstraksi
forsep, dll)
• Lahir tidak bernapas/ menangis
• Air ketuban bercampur mekonium
Pemeriksaan fisik:
• Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap
• Denyut jantung < 100 x/menit
• Tonus otot menurun
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama mengatasi asfiksia ialah untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan
membatasi gejala sisa (sekuele) yang mungkin timbul di kemudian hari. Tindakan yang
dikerjakan pada bayi lazim disebut resusitasi bayi baru lahir dengan memberikan ventilasi yang
adekuat dan pemberian oksigen yang cukup
positif
langkah