Anda di halaman 1dari 19

Konsep Sehat Sakit Dalam Pandangan Islam

By kelompok 1
Pengertian Sehat dan Sakit
Pengertian sehat
 Pengertian sehat menurut WHO adalah “Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not
merely the absence of diseases or infirmity”. Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak
hidupnya. Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi sehat yaitu:
 Sehat jasmani

 Sehat mental

 Sehat spiritual

 Menurut pengertian sehat menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan yaitu merupakan suatu keadaan sejahtera
dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Pengertian sakit
 Pemons 1972 . Sakit adalah gangguan dalm fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian
sosialnya.

 Lalu menurut Oxford English Dictionary sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.

 Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justeru memiliki kedudukan yang sangat mulia. “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit
dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-
kesalahannya”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)

 Berdasarkan hal tersebut sehat dan sakit merupakan ketentuan Allah SWT tetapi ketik dalam kondisi sakit manusia seharusnya menjadi pribadi yang tidak lemah
dan berputus asa, karena sakit adalah cara tuhan untuk menghapus dosa manusia.
Perspektif sakit dalam islam
Sakit menurut Islam
1. Sakit adalah Ujian
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam al-Quran, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.  (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al-
Baqarah: 155-156). 

Allah juga berfirman dalam ayat lain : (QS. Al-Anbiyaa`: 35), (QS. Al-Insaan:2), (QS. Al-
Ankabuut: 2-3)

Menurut (HR. Bukhari) Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : ”Barangsiapa


dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan menguji dan menimpakan musibah kepadanya”. 
Lanjutan...
Jadi, sudah selayaknya bagi setiap mu`min untuk kemudian bertambah imannya saat ujian itu datang,
termasuk di dalamnya adalah ujian sakit yang merupakan bagian dari ujian yang menimpa jiwa.

Jangan sampai kita menjadi seperti orang-orang munafiq yang tidak mau bertaubat atau mengambil
pelajaran saat mereka diuji oleh Allah subhanahu wa ta’ala, “Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa
mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil
pelajaran?” (QS. At-Tawbah: 126).
2. Sakit adalah Adzab

Bagi sebagian orang, sakit bisa menjadi adzab yang akan membinasakan dirinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,“Katakanlah:

“Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan adzab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimuatau Dia mencampurkan kamu
dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain.
Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih bergantiagar mereka memahami(nya)”.” (QS. Al-
An’aam: 65)

Allah juga berfirman dalam ayat lain : (QS. As-Sajdah: 21), (QS. Asy-Syura: 30)

(HR.Muslim). Dari ‘A`isyah radhiyallahu ‘anha ia berkata , “Aku mendengar Rasulallah shallallahu ‘alayhi wa

sallam bersabda : “Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah walau hanya tertusuk duri, kecuali Allah akan mencatat

baginya kebaikan dan dihapus baginya kesalahan dan dosanya.” 


Lanjutan...
Ingatlah bahwa adzab yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala terhadap seseorang di dunia bisa berbagai macam
bentuknya. Kekurangan harta, bencana alam, peperangan, sakit, atau bahkan kematian. Hal itu dikarenakan mereka
tetap bertahan di dalam kekafiran, padahal bukti-bukti dan tanda-tanda kebesaran-Nya telah ditampakkan di hadapan
mereka.
3. Sakit adalah Cinta

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam saat beliau menjenguk orang sakit. Beliau shallallahu ‘alayhi wa sallam senantiasa
mengucapkan, “Laa ba’sa thahuurun, insya Allahu ta’ala” Tidak mengapa, insya Allah menjadi pembersih (atas dosa-dosamu).
Inilah yang dimaksud bahwa Islam memandang sakit bisa bermakna cinta. Cinta dari Sang Ilahy agar hamba-Nya tidak
mendapatkan azab di akhirat, maka Dia membersihkan segala noda dan dosanya di dunia. MaSyaaAllah.

(QS. Az-Zumar: 10) “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”  

Hendaklah kita bersabar dan ridha terhadap sakit yang menimpa kita. Dengan bersabar, kita akan mendapatkan apa yang
dijanjikan Allah terhadap orang yang bersabar. Siapa di antara hamba-hambaNya yang sabar, yang sanggup bertahan, baik
dalam susah maupun senang. Inilah golongan yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala.
Pandangan sehat dan sakit menurut hadist dan surah
dalam Al-Qur’an
Pandangan sehat dan sakit menurut hadist
dan surah dalam Al-Qur’an
Terdapat dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan kesehatan adalah al-maradh (sakit) atau lawan
dari as-syifa(kesembuhan).
  (QS. Al-Fath/48;  17).   “Tidak ada dosa atas orang-orang yang buta, atas orang-orang yang
pincang, dan atas orang-orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang)”.
Yang di maksud adalah penyakit jasmani.

(QS. Al-Baqarah (2);10). “Dalam hati mereka ada penyakit,) lalu Allah menambah penyakitnya itu”. 
yang dimaksud adalah penyakit rohani.

 Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-
penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

( Q.S YUNUS : 57)


Disebutkan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya.” (HR Bukhari).

Sakit akan Membawa Keselamatan dari api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya,” Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan
mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR.
Muslim)

Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sakit demam


itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih).
Hidup Sehat Menurut Al-Qur’an

Al-Qur’an mengajarkan kepada manusia agar selalu berusaha mendapatkan kebaikan dalam hal dunia, ataupun
dalam hal akhirat.

(QS. Al-Baqarah (2); 201). “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan
lindungilah kami dari azab neraka.” 

Salah satu unsur kebaikan dunia adalah kesehatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an maupun
asunah menjelaskan bahwa hidup sehat itu adalah penting dan cara memperoleh kesehatan harus hati-hati,
jangan sampai jatuh dalam praktek kemusyrikan menjadi kesehatan sebagai cara bersyukur kepada Allah. Oleh
karena itu, kita harus berusaha menjaga kesehtan yang ada, dan mengembalikannya ketika kesehatan itu hilang.
Dampak sakit terhadap kebutuhan spritual
:
1. Dampak positif, kebutuhan spiritual nya meningkat agar
selalu diberikan kekuatan dan kesabaran menghadapi
cobaan.
2. Dampak negatif, pasien menganggap penyakit sebagai
hukuman terhadapnya atau karma yang didapat/balasan
semasa sehat di kehidupan sehari-hari. Sehingga
kebutuhan spiritualnya menurun.
Peran perawat dalam proses keperawatan yang terkait
dengan spiritual care, dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengkajian kebutuhan spiritual, untuk melihat adakah kebutuhan spiritual yang tidak sehat, yang beresiko
mengalami distress spiritual atau harus dilakukan pengkajian spiritual lebih lanjut.

2. Merumuskan Diagnosa Keperawatan

O′Brien (1998, 69) mengatakan bahwa peran perawat dalam merumuskan diagnosa keperawatan terkait
dengan spiritual pasien mengacu pada distresspiritual yaitu spiritual pain, pengasingan diri (spiritual
alienation), kecemasan (spiritual anxiety), rasa bersalah (spiritual guilt), marah (spiritual anger), kehilangan
(spiritual loss), putus asa (spiritual despair).
3. Menyusun rencana keperawatan

Rencanaan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA (2012) meliputi :
a.Mengkaji adanya indikasi ketaatan pasien dalam beragama
b.Menggunakan pendekatan yang menenangkan pasien
c.Membantu pasien untuk beradaptasi
4. Implementasi keperawatan

Penelitian Cavendish (2003) dan Narayanasamy (2004) menyimpulkan bahwa kegiatan perawat dalam implementasi
spiritual pasien adalah antara lain : mendukung spiritual pasien, pendampingan/kehadiran, mendengarkan dengan aktif,
humor, terapi sentuhan, meningkatkan kesadaran diri, menghormati privasi, dan menghibur misalnya dengan terapi musik.

Kozier et al (2004) mengatakan bahwa perawat perlu mempertimbangkan praktek keagamaan tertentu yang akan
mempengaruhi asuhan keperawatan, seperti keyakinan pasien tentang kelahiran, kematian, berpakaian, berdoa, dan
perawat perlu mendukung spiritual pasien.
5. evaluasi

Hasil penelitian Narayanasamy (2004) mengatakan bahwa pada tahap evaluasi perawat menilai bagaimana
efek pada pasien dan keluarga pasien dimana diharapkan ada efek yang positif terhadap pasien dan
keluarganya, misalnya pasien dan keluarganya mengungkapkan bahwa kebutuhan spiritual mereka
terpenuhi, mengucapkan terimakasih karena sudah menyediakan pemuka agama.

Anda mungkin juga menyukai