Anda di halaman 1dari 43

Asuhan Keperawatan Pada Post Natal

dengan masalah keperawatan gangguan rasa nyaman :


nyeri pada ibu menyusui dengan tindakan Breast care
Ny. A dan Ny. B di Ruang Lantai 5 RS. Husada Jakarta

Oleh :
Emeh Komariah
17015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehamilan
Post natal adalah dan
masa proses persalinan
setelah persalinanmerupakan suatu proses
Periode
selesai
alamiah post
sampai natal
6 minggu
yang dibagi
terjadiatau
pada menjadi
42seseorang
hari. 3 periode
perempuan. yaitu: puerpureum
Persalinan
dini,
Setelah
adalah intermedial
masa
suatunifas, puerperium
organ
proses reproduksi hasil
pengeluaran dan remote
konsepsi puerperium.
berupa janin dan Ibu post
secara berlahan akan mengalami
plasenta dari rahimperubahan
dan melalui jalan lahir
natal banyak mengalami
perubahan seperti sebelum hamil. Selama
baik pada fisiologis maupun
psikologis.
masa Perubahan
nifas perlu fisiologis
mendapat perhatian lebihyang terjadi pada ibu post partum
terjadi proses
dikarenakan angkapengerutan
kematian ibu 60%pada uterus setelah plasenta lahir akibat
terjadi pada masa nifas. Dalam angka
kontraksi otot-otot polos uterus. Adaptasi psikologis yang dialami
kematian ibu (AKI) adalah penyebab
ibu antara
banyaknya lainmeninggal
wanita rasa ketakutan
dari suatu dan kekuatiran pada ibu, dan hal ini
akan berdampak
penyebab kepada
kurangnya perhatian pada ibu yang berada dalam masa nifas
wanita post partum (Maritalia,2012).
menjadi sensitive (Kirana,2015)
Tujuan khusus
Tujuan Penulisan
• Melakukan pengkajian pada pasien dengan tindakan breast care untuk masalah
keperawatan gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu menyusui.
• Menganalisa data untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang ditemukan
Tujuan umum
pada ibu menyusui dengan tindakan breast care untuk masalah keperawatan
gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu menyusui.
• Membuat rencana keperawatan pada pasien dengan tindakan breast care untuk
masalah keperawatan gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu menyusui.
untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman
• Melaksanakan rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan tindakan
breast care untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan rasa nyaman:
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
nyeri pada ibu menyusui.
pada post natal dengan masalah keperawatan
• Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan tindakan breast care
pada ibu menyusui.
gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu menyusui
• Membuat pendokumentasian pada pasien dengan tindakan breast care pada
ibu menyusui.
dengan tindakan breast care Ny. A dan Ny. B di
• Mengidentifikasi adanya kesenjangan asuhan keperawatan antara teori dan
kasus serta justifikasinya.
Ruang lantai 5 RS. Husada.
• Mengidentifikasi faktor penunjang dan penghambat serta alternatif
penyelesaiannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada setiap langkah
proses keperawatan.
Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada post natal dengan
masalah keperawatan gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu
menyusui dengan tindakan breast care Ny. A dan Ny. B di Ruang
lantai 5 RS. Husada.

Sistematika penulisan
Makalah ini disusun secara sistematik terdiri dari lima bab yaitu, Bab satu adalah
pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulis, ruang lingkup,
metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab dua adalah tinjauan teori yang
terdiri dari pengertian, patofisiologi, penatalaksanaan, pengkajian, diagnosa
keperawatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Bab tiga adalah tinjauan
kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi
Manfaat penulisan
Bagi pelayanan kesehatan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan masukan dalam menentukan
intervensi yang tepat pada asuhan keperawatan pada post natal dengan
masalah keperawatan gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu menyusui
dengan tindakan breast care di Ruang lantai 5 RS. Husada.
Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai media pengembangan ilmu mengenai
asuhan keperawatan pada post natal dengan masalah keperawatan gangguan rasa
nyaman: nyeri pada ibu menyusui dengan tindakan breast care di Ruang lantai 5 RS.
Husada.
Bagi institusi pendidikan
Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran mengenai
asuhan keperawatan pada pada post natal dengan masalah keperawatan
gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu menyusui dengan tindakan breast care di
Ruang lantai 5 RS. Husada
Bagi peneliti
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan sebagai data dasar dalam penelitian lebih lanjut
terkait dengan asuhan keperawatan pada pada post natal dengan masalah
keperawatan gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu menyusui dengan tindakan
breast care di Ruang lantai 5 RS. Husada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep post natal
Post partum merupakan masa pemulihan alat-alat reproduksi kembali seperti
sebelum hamil (Marmi, 2014)

Post natal atau masa nifas adalah masa dimulainya beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Yanti dan Sundawati,
2011).
“Jadi dapat disimpulkan bahwa post natal atau masa nifas adalah masa
yang dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah
melahirkan yang ditandai dengan alat-alat kandungan kembali seperti
sebelum hamil”

Tujuan post natal (Ambarwati, 2010).


Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas
bertujuan untuk:
• Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis ibu dan bayi.
Pemberian asuhan, pertama bertujuan untuk memberi fasilitas dan
dukungan bagi ibu yang baru saja melahirkan anak pertama untuk
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan peran barunya sebagai
seorang ibu. Kedua, memberi pendampingan dan dukungan bagi ibu
yang melahirkan anak kedua dan seterusnya untuk membentuk pola
baru dalam keluarga sehingga perannya sebagai ibu tetap
terlaksana dengan baik. Jika ibu dapat melewati masa ini maka
kesejahteraan fisik dan psikologis bayi pun akan meningkat
• Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi
Pemberian asuhan pada ibu nifas diharapkan permasalahan
dan komplikasi yang terjadi akan lebih cepat terdeteksi
sehingga penanganannya pun dapat lebih maksimal
• Dapat segera merujuk ibu ke asuhan tenaga bilamana perlu
Pendampingan pada ibu pada masa nifas bertujuan agar
keputusan tepat dapat segera diambil sesuai dengan kondisi
pasien sehingga kejadian mortalitas dapat
• Mendukung dan mendampingi ibu dalam menjalankan peran
barunya Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena banyak
pihak yang beranggapan bahwa jika bayi lahir dengan
selamat,maka tidak perlu lagi dilakukan pendampingan bagi ibu,
beradaptasi dengan peran barunya sangatlah berat dan
membutuhkan suatu kondisi mental yang maksimal
• Mencegah ibu terkena tetanus Pemberian asuhan yang maksimal
pada ibu nifas, diharapkan tetanus pada ibu melahirkan dapat
dihindari.
• Memberi bimbingan dan dorongan tentang pemberian makan
anak secara sehat serta peningkatan pengembangan hubungan
yang baik antara ibu dan anak. Pemberian asuhan, kesempatan
untuk berkonsultasi tentang kesehatan, termasuk kesehatan anak
dan keluarga akan sangat terbuka.Bidan akan membuka wawasan
ibu dan keluarga untuk peningkatan kesehatan keluarga dan
hubungan psikologis yang baik antara ibu, anak, dan keluarga
Tahap post natal
• Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu :
• Puerperium Dini Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan
berjalan-jalan (Sundawati dan Yanti, 2011).Puerperium dini merupakan masa
kepulihan, pada saat ini ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
(Ambarwati, 2010).
• Puerperium Intermedial
• Suatu masa dimana kepilihan dari organ-organ reproduksi selam kurang lebih 6
minggu (Sundawati dan Yanti, 2011).Puerperium intermedial merupakan masa
kepulihan ala-alat genetalia secara menyuluruh yang lamanya sekitar 6-8 minggu
(Ambarwati, 2010).
• Remote Puerperium
• Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna
terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi
(Sundawati dan Yanti, 2011).
• Remote puerpartum merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan,
bahkan tahunan (Ambarwati, 2010).
Perubahan fisioloagi post
natal
  Perubahan sistem reproduksi
Involusi uterus
• Menurut Yanti dan Sundawati (2011)
• Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
• Iskemia miometrium.
• Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah
pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi relative anemi dan menyebabkan serat
otot atrofi
• Atrofi jaringan.
• Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormone estrogen saat pelepasan plasenta
• Autolysis Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim
proteotik akan memendekan jaringan otot yang telah mengendur sehingga panjangnya 10 kali
panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan.
Hal ini disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan progesterone.
• Efek oksitosin.
• Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga akan menekan
pembuluh darah dan mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu
untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan (Yanti dan
Sundawati, 2011).
Laktasi
Pengertian laktasi
Laktasi (menyusui) adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan
makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta
mempunyai pengaruh yang biologis dan kejiwaan terhadap ibu dan bayinya. Zat-zat
anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit
(Anggraini Y., 2010).
Fisiologi laktasi
Menurut (Anggraini Y., 2010) pemberian ASI terdapat 2 refleks yang berperan
sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu
Masalah dalam pemberian ASI

Putting susu lecet


Payudara bengkak
Saluran susu tersumbat
Mastitis
Abses payudara
Kelainan anatokis pada puting susu
Konsep breast care atau
perawatan
Perawatan payudara payudara
sering disebut Breast Care bertujuan untuk memelihara
kebersihan payudara, memperbanyak atau memperlancar pengeluaran ASI
sehingga terjadi kesukaran dalam menyusukan bayinya. Perawatan payudara
dilakukan dengan cara pengurutan (Anggraini Y., 2010).

Langkah-langkah dalam perawatan payudara


1. Pengurutan yang pertama Licinkan kedua tangan dengan minyak tempatkan
kedua telapak tangan diantara kedua payudara lakukan pengurutan, dimulai
dari arah atas lalu arak sisi samping kiri kemudian kearah kanan, lakukan terus
pengurutan kebawah atau melintang. Lalu kedua tangan dilepas dari payudara,
ulangi gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.
2. Pengurutan yang kedua Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian
dua atau tiga jari tangan kanan mulai dari pangkal payudara dan berakhir pada
puting susu. Lakukan tahap mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah
tepi kearah putting susu. Lakukan gerakan 20-30 kali.
3. Pengurutan yang ketiga Menyokong payudara dengan satu tangan, sedangkan
tangan lain mengurut dan menggenggam dari pangkal menuju ke putting susu.
Langkah gerakan 20-30 kali.
4. Pengompresan
Asuhan keperawatan
Pengkajian
• Pengkajian dilakukan dari kepala sampai kaki.
• Pemeriksaan taanda-tanda vital
• Pengkajian dilakukan pada semua system tubuh
 
Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul menurut Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (2016), yaitu:
• Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
• Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI, hambatan
pada neonatus, anomali payudara ibu, ketidakadekuatan refleks oksitosin,
ketidakadekuatan refleks menghisap bayi, payudara bengkak, riwayat operasi
payudara, kelahiran kembar, tidak rawat gabung, kurang terpapar informasi tentang
pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui, kurang dukungan keluarga, faktor
budaya.
• Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang laktasi berhubungan dengan
keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang
terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu mengingat,
ketidaktahuan menemukan sumber informasi.
• Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif, peningkatan paparan
organisme patogen lingkungan, malnutrisi, ketidakadekuatan pertahanan tubuh
 
Perencanaan dan intervensi keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.........rasa nyeri teratasi
Kriteria hasil : Mengidentifikasi dan mengunakan intervensi untuk mengatasi
ketidaknyamanan dengan tepat, mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan.
Intervensi:
• Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intesitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
• Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
• Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan
• Kurangi atau eliminasi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan
nyeri.
• Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
• Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI, hambatan
pada neonatus, anomali payudara ibu, ketidakadekuatan refleks oksitosin,
ketidakadekuatan refleks menghisap bayi, payudara bengkak, riwayat operasi
payudara, kelahiran kembar, tidak rawat gabung, kurang terpapar informasi tentang
pentingnya menyusui dan/atau metode menyusui, kurang dukungan keluarga, faktor
budaya.
Tujuan : Setelah dilakukan demostrasi tentang teknik menyusui selama ......
diharapkan tingkat pengetahuan ibu bertambah.
Kriteria hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang proses menyusui, menunjukan
kepuasan regimen menyusui satu sama lain, dengan bayi dipuaskan setelah
menyusui, ASI keluar dengan lancar.
Intervensi :
• Dorong ibu untuk menyusui, dengan tepat
• Sediakan pendidikan menyusui yang cukup dan dukungan
• Instruksikan orangtua mengenal tanda bayi merasa lapar
• Instruksikan orangtua mengenai pentingnya memberikan makan sebagai aktivitas
yang memelihara, yang menyediakan kesempatan untuk terjadinya kontak mata
dan kedekatan secara fisik
• Dukung kedekatan secara fisik yang sering dan terus menerus antara bayi dan
orangtua
Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang laktasi berhubungan dengan
keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran,
kurang terpapar informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu mengingat,
ketidaktahuan
7. Instruksikanmenemukan sumber informasi.
pada ibu mengenai bagaimana memutuskan hisapan pada saat ibu
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan
menyusui bayi, jika diperlukan keperawatan selama......kebutuhan belajar
terpenuhi
8. Instruksikan ibu untuk melakukan perawatan puting susu
Kriteria hasil: Ibu
9. Diskusikan menyatakan
teknik pemahaman
untuk menghindari tentang
atau penyakit, pembesaran
meminimalkan kondisi, prognosis dan
dan rasa
program
tidak pengobatan.
nyaman padaIbu dapat mendemonstrasikan
payudara tehnik efektif
(misalnya sering memberikan air dari
susu,menyusui.
pijat
Ibu payudara,
dapat melaksanakan prosedur
kompres hangat danyang dijelaskan air
mengeluarkan dengan
susu)benar. Ibu dapat
menjelaskan
10. Diskusikan kembali apa yang
kebutuhan untuktelah dijelaskan
istirahat oleh perawat/tim
yang cukup, hidrasi dankesehatan.
diet yang
Intervensi :
seimbang
11. Diskusikan strategi yang bertujuan untuk mengoptimalkan suplai air susu
1. Berikan informasi mengenai manfaat menyusui baik fisiologis maupun psikologis
2. Tentukan keinginan dan motivasi ibu untuk menyusui dan juga persepsi
mengenai menyusui
3. Berikan materi pendidikan sesuai kebutuhan
4. Bantu menjamin adanya kelekatan bayi ke dada dengan cara yang tepat
(misalnya memonitor posisi tubuh bayi dengan cara yang tepat, bayi memegang
dada ibu serta adanya kompresi dan terdengar suara menelan)
5. Informasikan mengenai perbedaan antara hisapan yang memberikan nutrisi dan
yang tidak memberikan nutrisi
6. Instruksikan pada ibu untuk membiarkan bayi menyelesaikan proses menyusui
yang pertama sebelum proses menyusui yang kedua
BAB III
METODOLOGI PENULISAN

Rancangan Studi Kasus


Studi Kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi mengetahui Asuhan
Keperawatan Asuhan Keperawatan Pada Post Natal Dengan Masalah Keperawatan
Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Pada Ibu Menyusui Dengan Tindakan Breast Care
Ny. A dan Ny. B di Ruang lantai 5 RS. Husada

ubjek Studi Kasus


Subjek Studi Kasus ini terdiri dari 2 (dua) pasien dengan Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Pada Post Natal Dengan Masalah Keperawatan Gangguan
Rasa Nyaman: Nyeri Pada Ibu Menyusui Dengan Tindakan Breast Care Ny. A dan
Ny. B di Ruang lantai 5 RS. Husada. Adapun kriteria subjek kasus ini,yaitu :
Inklusi
1. Diagnosa medis yang sesuai dengan kasus ini
2. Ibu post natal dengan masalah gangguan rasa nyaman: nyeri pada ibu
menyusui
3. Ibu post natal dengan anak pertama (primigravidarum)
4. Ibu post natal yang kooperatif
Ekslusi
5. Pasien tidak dengan diagnose medis dengan kasus ini
6. Keadaan ibu post natal baik, tidak ada masalah gangguan rasa nyama:
nyeri menyusui
7. Ibu post natal tidak kooperatif

Fokus Studi
Kasus
Fokus dalam studi kasus adalah dengan mengetahui Asuhan Keperawatan
Pada Post Natal Dengan Masalah Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman:
Nyeri Pada Ibu Menyusui Dengan Tindakan Breast Care Ny. A dan Ny. B di
Ruang lantai 5 RS. Husada
enisi Operasional Defenisi Operasional
1. Post natal atau masa nifas adalah masa dimulainya beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Yanti dan Sundawati, 2011).
2. Laktasi (menyusui) adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan
makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta
mempunyai pengaruh yang biologis dan kejiwaan terhadap ibu dan bayinya.
3. Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal
ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan
merupakan makanan pokok bayi baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin.

Lokasi Dan Waktu Studi Kasus


Lokasi
Studi Kasus ini dilaksanakan di Ruang lantai 5 RS. Husada di
Jalan Mangga Besar 137-139 Jakarta Pusat.
Waktu Studi Kasus
Studi Kasus ini Dilaksanakan pada tanggal ....... Juli 2020
nstrumen Studi
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian dilakukan Kasus
dengan mengunakan format pengkajian, observasi dilakukan
langsung oleh peneliti di Ruang lantai 5 RS. Husada. Dalam Studi Kasus ini data
akan diperoleh dari 2 sumber, yaitu data primer dan sekunder. Observasi dan
pemerikasaan ibu post natal Dengan Masalah Keperawatan Gangguan Rasa
Nyaman: Nyeri Pada Ibu Menyusui Dengan Tindakan Breast Care Ny. A dan Ny. B di
Ruang lantai 5 RS. Husada
• Selain Melakukan Observasi peneliti juga melakukan wawancara kepada
narasumber yang terkait dalam perencangan tindakan breast care terhadap ibu post
natal dengan masalah keperawatan ganggua rasa nyaman: nyeri menyusui, yaitu 2
pasien di ruang lantai 5 RS. Husada. Wawancara yang dilakukan penelitian
mengunakan lembar pengkajaian terstruktur sehingga peneliti lebih bebas untuk
mendapatkan informasi dari narasumber. Hasil anamnesis berisi tentang indentitas
pasien, keluhan utama, riwayat menyusui sekarang-dahulu. Sumber data dari pasin
dan keluarga.
• Diangnosa Keperawatan
• Inturmen yang digunakan adalah format diagnosa keperawatan.
• Rencana Keperawatan
• Instrumen yang digunakan adalah format recana keperawatan
• Implementasi dan evaluasi
• Pengumpulan data pada tahap ini mengunakan instrumen berupa SAP,Lembar
balik,Leaflet dan format evaluasi (SOAP).
Langkah Awal peneliti, Peneliti menyeleksi pasien dengan berpedoman pada kriteria
Langkah Studiyang
inklusi dan eksklusi Kasus
telah ditentukan. Sebelum melakukan Asuhan
Keperawatan ibu post natal dengan Masalah Keperawatan Gangguan Rasa
Nyaman: Nyeri Pada Ibu Menyusui Dengan Tindakan Breast Care Ny. A dan Ny. B di
Ruang lantai 5 RS. Husada

• Pengumpulan Data
Analisa Studi Kasus
Data dikumpulkan Dari hasil wawancara, observasi, dan domentasi, Hasil ditulis
dalam transkip catatan terstruktur (asuhan keperawatan)
• Mereduksi Data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam format asuhan keperawatan dan
dikelompokan mejadi data subjektif dan objektif dianalisis berdasarkan hasil
pemeriksaan diagnostik kemudian dibandikan nilai normal, ditegakkan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
• Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan tabel dan teks naratif. Kerahasiaan dari klien
dijamin dengan cara menulis indentitas dari klien dengan inisial.
• Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudia data dibahas dan dibandigkan dengan perilaku
kesehatan. Perilaku kesimpulan dilakukan sesuai dengan tujuan khusu. Data yang
dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan
evaluasi.
Etika Studi Kasus
BAB IV
• Menghargai martabat manusia (Respect for person
• Manfaat atau berbuat baik (Beneficence) dan tidak merugikan
(Nonmaleficence)
HASIL STUDI KASUS
• Keadilan (Justice)

Hasil Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada responden, observasi
langsung diruangan graha lantai V kamar 512 RS.Husada Jakarta. Wawancara
langsung dengan responden pertama yang dilakukan tanggal 6 Juni 2020 pukul 08.00
– 09.00 WIB. Wawancara dengan responden kedua dilakukan tanggal 6 Juni 2020
pukul 10.00 – 11.30 WIB. Dan pertemuan selanjutnya berjalan sampai 10 Juni 2020.
 
Peneliti telah melakukan wawancara dan observasi secara mendalam terhadap
responden berdasarkan lembar instrument yang ada. Responden dalam penelitian ini
adalah Ny. A umur 29th dengan diagnose gangguan rasa nyaman nyeri pada ibu
menyusui. Dan Ny. B umu 24th dengan diagnose gangguan rasa nyaman nyeri pada
ibu menyusui. Anak pertama (Primi Para). Wawancara dilakukan selama bulan Juni
sampai bulan Juli pada pasien Ny. W pada pukul 08.00 WIB dan Ny.S pada pukul
10.00 WIB di ruang Graha Lantai V RS.Husada Jakarta.
Gambaran Lokasi Studi Kasus
Rumah Sakit Husada berada di jalan Mangga Besar 137-139 Jakarta Pusat. Dahulu
Jang Seng Ie adalah sebuah Rumah Sakit Umum di Jakarta Pusat, Indonesia.
Didirikan sebagai Poliklinik oleh Dr. Kwa Tjoan Sioe pada 28 Desember 1924 dan
diresmikan penggunaannya pada tahun berikutnya.

Gambaran Subjek
Responden pertama bernamaNy.A post partum anak I (Primi Para) hari kedua dengan
diagnose gangguan rasa nyaman nyeri pada ibu menyusui yang dirawat di Graha Lantai
V RS.Husada.
 
Responden kedua bernama Ny. B post partum anak pertama (Primi Para) hari kedua
dengan diagnose gangguan rasa nyeri pada ibu menyusui yang dirawat diruangan
Graha Lantai V RS.Husada.
Pemaparan Fokus Studi
Pemaparan focus studi pada penelitian ini adalah berfokus pada dua responden
untuk tindakan perawatan payudara (Breast Care) yang dilakukan melalui
wawancara dan demonstrasi untuk menurunkan itensitas nyeri pada ibu menyusui.

Hasil pengkajian dan diagnosa keperawatan


Pada responden pertama hasil pengkajian pada hari pertama 6 Juni 2020 pukul
08.00 di dapatkan dari Ny.A. post partum hari kedua payudara nyeri, bengkak, terasa
panas dan kemerahan, ASI keluar sedikit.
Diagnosa Keperawatan

No urut Hari/Tanggal ditemukan Diagnosa keperawatan Hari/Tanggal ditemukan Diagnosa keperawatan

Sabtu/6 Juni 2020 Nyeri akut bd agen pencedera Sabtu/6 Juni 2020 Nyeri akut bd agen pencedera fisik
fisik payudara bengkak, payudara bengkak
DS: DS:
- Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri pada
pada payudara payudara
P: bengkak, kemerahan, ASI P: bengkak, kemerahan, ASI
tidak keluar tidak keluar
Q: tertusuk-tusuk Q: tertusuk-tusuk
1 R: Payudara R: payudara
S: 4 S: 4
T: menetap T: menetap
DO:  
- Wajah pasien terlihat DO:
meringis saat nyeri timbul - Wajah oasien terlihat meringis
- Terdapat payudara saat nyeri timbul
bengkak, kemerahan, ASI - Terdapat payudara bengkak,
tidak keluar kemerahan, ASI tidak lancer
Sabtu/6 Juni 2020 Menyusui tidak efektif bd ketidak Sabtu/6 Juni 2020 Menyusui tidak efektif bd ketidak
adekuatan suplai ASI adekuatan suplai ASI
DS: DS:
- Pasien mengatakan air susu - Pasien mengatakan air susu
belum keluar belum keluar
- Pasien mengatakan bunyi - Pasien menyatakan bunyi
menangis ingin menyusui menangis ingin menyusui
2
DO: DO:
- Air susu belum keluar - Air susu belum keluar
- Putting susu menonjol - Putting susu menonjol
- Terdapat pembengkakan - Terdapat pembengkakan
payudara payudara
- Bayi terlihat menangis saat - Menganis saat menyusui
menyusui
Intervensi keperawatan
Hari/Tanggal DX Kep Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Sabtu/ 6 Juni Nyeri akut bd agen Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam 1. Kaji nyeri dengan
2020 pencedera fisik payudara Kriteria Hasil : kompherensif meliputi
bengkak 1. Melaporkan nyeri berkurang PQRST
2. Skala nyeri 2-3 2. Observasi reaksi verbal dan
3. Pasien tempat rileks non verbal
4. Pasien dapat istirahat dan tidur 3. Monitor tanda-tanda vital
5. Tanda-tanda vital dalam batas normal 4. Kurangi factor prespitasi
nyeri
5. Ajurkan teknik rileksasi nafas
dalam
6. Kolaborasi pemberian
analgetik dengan tepat

Sabtu/ 6 Juni Menyusui tidak efektif bd Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam 1. Identifikasi kesiapan pasien
2020 ketidak adekuatan suplai Kriteria Hasil: 2. Sediakan materi dan media
ASI 1. Pasien mengatakan puas dengan kebutuhan untuk pendidikan kesehatan
menyusui 3. Jadwalkan pendidikan
2. Kemantapan pemberian ASI : bayi : pelekatan bunyi kesehatan sesuai
yang sesuai pada proses menghisap payudara ibu kesepakatan
untuk memperoleh nutrisi selama 3 minggu pertama 4. Dukung ibu untuk
3. Kemantapan pemberian ASI: IBU: kemantapan ibu meningkatkan kepercayaan
untuk membnuat bunyi melekat dengan tempat dan diri dalam menyusui
menyusui dan payudara ibu 5. Jelaskan manfaat menyusui
4. Pemeliharaan pemberian ASI: keberlangsungan bayi ibu dan bayi
pemberian ASI untuk menyediakan Nutrisi 6. Ajarkan perawatan payudara
5. Pengetahuan pemberian ASI: tingkat pemahaman post partum
yang ditujukan mengenal laktasi dan pemberian
makan bayi melalui proses pemberian ASI ibu
mengenali isyarat lapar dan bunyi segera
mengdedikasikan kepuasan terhadappemberian
ASI, ibu tidak mengalami nyeri tekan pada putting
mengenali tanda-tanda penurunan suplai ASI
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan
Pembahasan
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas tentang adanya kesesuaian
maupun kesenjangan antara teori dan hasil asuhan keperawatan pada klien 1 dan 2
dengan kasus pada ibu post natal yang telah dilakukan sejak tanggal 6 Juni 2020 di
ruangan graha lantai V RS.Husada Jakarta. Kegiatan yang dilakukan meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan
dan evaluasi keperawatan.

Menurut asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis dalam SKI (2017) terdapat
8 diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus post partum spontan yaitu nyeri akut
bd pencedera fisik, luka episiotomy post partum spontan, deficit nutrisi bd penigkatan
kebutuhan karena laktasi, ansietas bd tanggung jawab menjadi orang tua, gangguan
integritas kulit bd episiotomy perineum, resiko infeksi bd trauma jaringan, gangguan
pola tidur bd bertanggung jawab memberi asuhan pada bayi deficit pengetahuan bd
kurang terpapar informasi tentang kesehatan masa post partum, perawatan payudara,
teknik menyusui, menyusui tidak efektif bd ketidak adekuatan suplai ASI.

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data terjadi 2 diagnosa ditegakan pada klien
1 dan 2 yaitu nyeri akut bd agen pencedera fisik bengkak payudara dan menyusui tidak
efektif bd ketidak adekuatan suplai ASI.
Berikut pembahasan diagnose yang muncul sesuai teori pada
kasus klien 1 dan 2 yaitu.
Nyeri akut bd agen pencedera fisik
Menurut SDKI (2017) nyeri akut adalah pengalaman sensoria tau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak ataulambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan. Tanda dan gejala nyeri menurut teori terdiri dari data
subyektif yaitu mengeluh nyeri dan data objektif yaitu tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekueni nadi meningkat dan sulit tidur (SDKI, 2017).
Ditemukan dari hasil pengkajian pasien 1 mengeluh nyeri pada payudara,
seperti tertusuk-tusuk, dengan skala 4 dan dirasakan menetap, wajah pasien
tampak meringis saat nyeri timbul.
Menurut analisa penulis terdapat kesesuaian antara hasil pengkajian dengan
teori, pada studi kasus pasien 1 dan 2 muncul masalah nyeri akut bd agen
pencedera.
SIKI (2018) intervensi yang dapat dilakukan pada diagnosa keperawatan nyeri
akut bd agen pencedera fisik, payudara bengkak, kaji nyeri dengan
komprehensif meliputio PQRST observasi reaksi verbal dan non verbal,
monitor tanda-tanda vital, kurangi factor presipitasi nyeri, ajarkan teknik
rileksasi nafas dalam, tingkatkan istirahta, kolaborasi pemerian analgetik
dengan tepat.
Berdasarkan studi kasus pada pasien 1 semua intervensi pada diagnosa
keperawatan nyeri akut dapat dilakukan pada pasien dan tidak ditemukan
perbedaan.
Menurut NOC (2015) tujuan dari asuhan keperawatan diharapkan nyeri
akut teratasi sebagian sesuai dengan kriteria hasil.
Berdasarkan hasil studi kasus evaluasi sumatif yang didapatkan dari pasien
1 adalah data subyektif pasien mengatakan nyeri berkurang P. payudara
bengkak, Q.tertusuk-tusuk, R.payudara, S.1, T.hilang timbul, dan data obyektif
pasien melakukan teknik rileksasi nafas dalam jika nyeri.
Berdasarkan hasil studi kasus evaluasi sumatif yang didapatkan pada
pasien 1 adalah data obyektif pasien melakukan teknik rileksasi nafas dalam jika
nyeri.

Menyusui tidak efektif bd ketidak adekuatan suplai ASI


Menyusui tidak efektif pada pasien pertama data subyektif nya adalah pasien
mengatakan ASI tidak keluar dan data obyektif nya payudara bengkak dan bayi
menangis setelah menyusui.
Menurut SDKI (2017) menyusui tidak efektif adalah dimana kondisi ibu dan bayi
mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui. Dengan tanda dan
gejala terdiri dari data subyektif dan obyektif yaitu bayi tidak mampu melekat pada
payudara ibu, ASI tidak menetes/keluar, BAK bayi kuran dari8x dalam 24 jam, nyeri dan
lecet terus menerus setelah minggu kedua.
Menurut analisa penulis terdapat kesesuaian antara hasil pengkajian dengan teori,
pada kasus pasien 1 muncul masalah menyusui tidak efektif bd ketidak adekuatan
suplai ASI.
SIKI (2018) intervensi yang dapat dilakukan pada diagnosa keperawatan
menyusui tidak efektif adalah identifikasi kesiapan pasien, sediakan materi media
untuk pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,
dukung ibu untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menyusui, jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu dan bayi, ajarkan perawatan payudara post partum (misal : breast
care).
Berdasarkan studi kasus pada pasien 1 semua intervensi pada diagnosa
keperawatan menyusui tidak efektif dapat dilakukan pada pasien dan tidak
ditemukan perbedaan.
Menurut NOC (2015) tujuan dari asuhan keperawatan diharapkan menyusui
tidak efektif tidak terjadi sesua dengan kriteria hasil.
Berdasarkan hasil studi kasus evaluasi sumatif yang didapatkan dari pasien 1
adalah data subyektif pasien mendapatkan ASI mulai lebih deras, dan data obyektif
menyatakan lebih sering menyusui bayi tiap 2 jam. Pasien telah melakukan
perawatan payudara : breas care pasien lebih percaya diri untuk menyusui bayi, ASI
lebih banyak keluar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada pasien post natal yang didapatkan pada kedua pasien
menunjukan adanya kesamaan keluhan yang dirasakan oleh pasien 1 dirasakan
juga pasien 2 yaitu nyeri akut bd agen pencedera fisik payudara bengkak.
2. Diagnosa yang sama pada kedua klien tersebut yaitu nyeri akut bd agen
pencedera fisik payudara bengkak
3. Perencanaan keperawatan yang dilakukan penulis pada pasien post natal
meliputi melakukan pengkajian, tindakan mandiri, pendidikan kesehatan, dan
berkolaborasi untuk tindakan lain dan penulis tidak menemukan masalah yang
berarti dalam menentukan perencanaan keperawatan.
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah
penulis susun. Dalam proses implementasi yang dilakukan sesuai dengan
rencana dibuat, dan penulis tidak menemukan adanya perbedaan antara
intervensi yang dibuat dengan implementasi yang dilakukan.
5. Hasil evaluasi yaitu dilakukan oleh penulis pada kedua kasus dilakukan selama 3
hari perawatan oleh penulis hasil evaluasi yang dilakukan menunjukan bahwa
masalah menyusui tidak efektif teratasi dengan baik.
Saran
1. Bagi instansi Rumah Sakit
2. Instansi pelayanan kesehatan tetap dipertahankan untuk kinerja perawat
dan tenaga medis yang lain, sehingga dapat mempertahankan dan
meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien post natal dan
memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
ibu.
3. Bagi Keluarga
4. Pasien dan keluarga pasien mampu mengawali masalah pada menyusui

TERIMA KASIH
dan menigkatkan derajat kesehatan ibu menyusui.
5. Bagi Penulis Selanjutnya
6. Hasil studi kasus ini dapat di jadikan data dasar untuk melakukan studi
kasus selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai