Anda di halaman 1dari 25

Sel Darah Merah & Putih

Sel Darah Merah


Sel Darah Merah (Eritrosit)
• Adalah suatu membran yg membungkus
larutan Hemoglobin (95% protein intrasel)
• Tidak memiliki organel sel dan tidak berinti
• Tidak inert secara metabolis :
 Glikolisis  ATP  agar bentuknya
tetap bikonkaf, mengatur transpor ion, &
pengaturan air keluar-masuk sel
• Bentuk bikonkaf  mempermudah
pertukaran gas
• Mengandung sitoskeletal
• Fungsi Utama : menyalurkan O2 ke
jaringan & membuang CO2 akibat
metabolisme jaringan
• Usia normal  120 hari
• Setiap hari terjadi penggantian krg dari 1%
– Populasi SDM = 200 Miliar sel
– 2 juta sel /detik masuk sirkulasi
• Retikulosit (1% dari total SDM)  SDM baru yang
terdapat dlm sirkulasi
Pada keadaan ANEMIA HEMOLITIK :
• Usia SDM singkat
• Jlh Retikulosit meningkat krn sumsum
tulang berupaya mengompensasi
penurunan SDM dgn meningkatkan jlh
SDM muda baru ke sirkulasi
Retikulosit
• Aktif mensintesis
protein
• Kehilangan organel
intrasel dlm waktu 20
- 30 jam
Produksi Sel Darah Merah
• Eritropoietin  Suatu glikoprotein (166 AA)
– Regulator utama Eritropoesis
– Disintesis o/ ginjal & dikeluarkan ke dlm aliran
darah sbg respon hipoksia
– Masuk ke sumsum tulang & berinteraksi dgn
reseptor spesifik yaitu :
• BFU-E (Burst-Forming Unit-Erythroid), dan
• Colony-Forming Unit-Erythroid (CFU-E)
SDM berproliferasi serta berdiferensiasi
Pengangkut Glukosa di Membran SDM
• Masuknya glukosa ke dlm SDM mll Difusi Terfasilitasi
• Glucose Transporter (GLUT1)
 Protein pengangkut glukosa di membran SDM
– Membentuk 2% protein membran SDM
– Spesifik thp glukosa
– Tidak bergantung insulin, tdk spt di otot & jaringan adiposa
– Bekerja dgn membentuk suatu pori pd membran u/
lewatnya glukosa
• SDM sgt bergantung pd glukosa sbg SU energinya
– Glikolisis
Ringkasan Aspek Penting dlm Metabolisme
SDM
• Pembentukan 2,3 bisfosfogliserat dlm glikolisis penting dalam
mengatur kemampuan Hb mengangkut oksigen
• jalur pentosa fosfat dlm SDM menghasilkan NADPH
• NADPH digunakan untuk membentuk GSH (glutationtereduksi) dlm
SDM  metabolisme SDM
• Sintesis glikogen, asam lemak, protein dan asam nukleat tidak
terjadi dalam SDM
• SDM mengandung enzim-enzim metabolisme nukleotida (adenosin
deaminase, pirimidin nukleotidase)
• Jika SDM mencapai masa akhir hidupnya, heme diubah menjadi
bilirubin diekskresikan ke usus besar mll empedu, sedangkan globin
diurai menjadi asam amino (digunakan kembali o/ tubuh)
Sel Darah Putih
Sel Darah Putih (Leukosit)
• Berfungsi untuk membantu
tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian
dari sistem kekebalan tubuh
• Tidak berwarna, memiliki inti,
dapat bergerak secara
amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler/diapedesis
• Mampu bergerak secara bebas
dan berinteraksi dan menangkap
serpihan seluler, partikel asing,
atau mikroorganisme penyusup
• Produk dari sel punca
hematopoietic pluripotent yang
ada pada sumsum tulang
Sel Darah Putih (Leukosit)
• Ada beberapa jenis sel
darah putih yang
disebut granulosit yaitu:
– Basofil (<1%)
– Eosinofil (4%)
– Neutrofil (65%)
• Dan dua jenis lain tanpa
granula dalam
sitoplasma:
– Limfosit (25%)
– Monosit (6%)
Fungsi Sel Darah Putih
Jenis Sel Darah Putih Fungsi
Eosinofil Berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil
menandakan banyaknya parasit.
Basofil Bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan
mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan
Limfiosit Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B
tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tetapi setelah adanya
serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan
antibodi sebagai layanan sistem 'memori”.)
Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan
dalam infeksi HIV) serta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik)
dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh
yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi
virus atau telah menjadi kanker.
Monosit Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, dengan tugas
tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel B sehingga patogen tersebut
dapat dihafal dan dibunuh
Neutrofil
• Ciri biokimiawi utama :
– Glikolisis aerob aktif
– Jalur pentosa fosfat aktif
– Fosforilasi oksidatif
– Kaya Lisosom & enzim
pengurainya
– Mengandung enzim
unik
– Mengandung integrin
CD11/ CD18 di
membran plasmanya
Neutrofil
• Adalah sel fagositik motil yang berperan dlm peradangan akut
• Jika bakteri masuk jaringan  respon PERADANGAN AKUT :
1.Peningkatan permeabilitas vaskular shg terjadi edema jaringan
akibat keluarnya berbagai molekul dari sel dan protein plasma, al :

Basofil Histamin

Trombosit Serotonin

Neutrofil PAF (Faktor aktivasi trombosit)


Eikosanoid (berbagai Prostaglandin & Leukotrien)
C3a, C4a & C5a dari sistem komplemen
Protein Plasma Bradikinin & produk penguraian fibrin dari sistem koagulasi darah
2.Masuknya neutrofil ke jaringan
3.Aktivasi trombosit
4.Pemulihan spontan jk MO penyebab diatasi
Respon Peradangan
1. Terjadi peradangan akut berbagai molekul
dikeluarkan dari sel & protein plasma (termasuk
neutrofil)
2. Efeknya : pe↑an permeabilitas vaskular 
edema jaringan
3. Neutrofil direkrut dari aliran darah  ke dalam
jaringan akibat faktor kemotaksis
4. Neutrofil menepi di sepanjang dinding PD &
melekat pd sel endotel kapiler
Respon Peradangan
5. Perlekatan neutrofil pada sel endotel menggunakan
integrin (protein pengikat khusus) yg terletak pd
permukaan neutrofil
6. Setelah melewati dinding PD, neutrofil ber-migrasi
menuju tempat dgn kons faktor kemotaksis tertinggi
7. Neutrofil menyerang & menghancurkan tiap bakteri
penginvasi yg dijumpai
8. Neutrofil harus diaktifkan terlebih dahulu  proses
fagositosi & pemusnahan bakteri dpt dimulai
Aktivasi Neutrofil
• Interaksi neutrofil dengan bakteri, pengikatan
faktor kemotaksis atau kompleks antigen-
antibodi
• pe↑an Ca2+ intrasel  penyusunan
mikrotubulus & sistem aktin-miosin  sekresi
isi granula dan motilitas  neutrofil mampu
mengejar bakteri patogen
Letupan Respiratorik
• Adalah saat neutrofil menelan bakteri, mengalami pe↑an
konsumsi O2 yg cepat
• Pemakaian cepat O2 (jeda 15-60 detik) dan pembentukan
derivat reaktif oksigen : O2, H2O2, & OCl- (ion hipoklorit) 
agen mikrobisida kuat
• Sistem rantai transpor elektron yg berperan dlm letupan
respiratorik terdiri dari beberapa komponen :
– Sitokrom b558 (di membran neutrofil) mengandung 2 polipeptida : P.
91 & P. 22
• Jika sitokrom b558 diaktifkan  terjadi perekrutan 2 polipeptida
(P.47 dan P.67) sitoplasma ke membran neutrofil membentuk
NADPH Oksidase
Letupan Respiratorik
• Reaksi yg dikatalis o/ NADPH Oksidase 
pembentukan anion superoksida
2O2 + NADPH  2O2- + NADP + H+
• Kemudian diikuti pembentukan spontan hidrogen
peroksida dari dua molekul superoksida :
O2- + O2- + 2H+  H2O2 + O2
• Pemusnahan bakteri di dalam fagolisosom
bergantung pada ion superoksida atau turunan
oksigen lain (H2O2 dan HOCl, asam hipoklorosa)
Letupan Respiratorik
Proses Fagolisosom
Pembentukan Oksidan Terklorinasi
• H2O2 yang dihasilkan saat letupan respiratorik
digunakan untuk menghasilkan asam hipohalosa
yg dikatalis oleh enzim Mieloperoksidase
• Enzim mieloperoksidase terdapat dlm jumlah
besar di granula neutrofil  warna hijau pada pus
H2O2 + X- + H+  HOX + H2O
X- = Cl-, Br-, I- ; HOCl = asam hipoklorosa
• Cl- adalah halida yg biasanya digunakan krn
konsentrasinya tinggi dalam plasma & cairan tubuh

Anda mungkin juga menyukai