Anda di halaman 1dari 13

KONSEP MODEL

KEPERAWATAN JIWA

dr. Jan Izaac Ferdinandus, Sp.N


PENGERTIAN
Menurut Fawcett, 2008 dalam McEwen &
Willis, 2007, Konseptual model adalah kumpulan
filosofi yang berdasarkan realita dalam
keperawatan dan lebih abstrak.
Sedangkan grand Theories sebaliknya
merupakan kumpulan dari konseptual model dan
lingkupnya lebih kompleks dan luas daripada
teori; lebih menjelaskan issue-issue keperawatan
yang lebih luas.
Konseptual Dasar Model Kep. Jiwa
• Psyhoanalytical (freud, erickson)
Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha
untuk menjelaskan tentang hakikat dan perkembangan
kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan
dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek
internal lainnya.
• Interpersonal (sulivan,peplau)
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang
bisa muncul akibat adanya ancaman. Ancaman
tersebut menimbulkan kecemasan (ansietas). Ansietas
timbul dan dialami seseorang akibat. Adanya konflik
saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal).
• Sosial (caplan,szasz)
Menurut konsep ini, seseorang akan mengalami
gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila
banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang
akan memicu munculnya stress pada seseorang (social
and environmental factors create stress,which cause
anxity and syptom).
• Existential (Ellis, Roger)
Menurut teori model eksistensial gangguan perilaku
atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal
menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu
tidak memiliki kebanggaan akan dirinya, membenci diri
sendiri dan mengalami gangguan dala bodi imagenya.
• Supportive therapy (wermon, rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep
model ini adalah faktor biopsikososial dan
respon ladadtif saat ini. Aspek biologisnya
menjadi masalah seperti: sering sakit maag,
migraine, batu-batu. Aspek psikologisnya
mengalami banyak keluhan seperti: mudah
cemas, kurang percaya diri, rasa bersalah,
rasa ragu, pemarah.
Peningkatan Dan Pencegahan Penyakit
Kesehatan Jiwa

Kesehatan jiwa sebagai bidang kegiatan


banyak menggunakan kerangka berpikir
yang berasal dari ilmu kesehatan
masyarakat.
Dalam garis besar kegiatannya dapat
dibagi menjadi tiga kelompok pencegahan
atau prevensi yaitu prevensi primer,
sekunder dan tersier.
• Prevensi Primer
Prevensi primer adalah upaya kesehatan yang
bertujuan untuk menurunkan insiden penyait di
masyarakat dengan memengaruhi factor
penyebab.
Upaya ini meliputi upaya peningkatan derajat
kesehatan dan pencegahan penyakit.
Dalam hal ini perawat mempunyai fungsi
independen untuk menurunkan kerentanan
individu terhadap penyakit dan meningkatkan
individu untuk menghadapi stressor psikososial.
Peran perawat dalam prevensi primer adalah:

• Memberikan penyuluhan tentang prinsip-prinsip sehat jiwa


• Mengefektifkan perubahan dalam kondisi kehidupan,
tingkat kemiskinan dan pendidikan
• Memberikan pendidikan kesehatan
• Melakukan rujukan yang sesuai dengan sebelum gangguan
jiwa terjadi
• Membantu klien di RSU untuk menghindari masalah
psikiatri dimasa mendatang
• Bersama-sama keluarga memberi dukungan pada anggota
keluarga & meningkatkan fungsi kelompok
• Aktif dalam kegiatan masyarakat & politik yang berkaitan
dengan kesehatan jiwa
• Prevensi sekunder
Bertujuan mempercepat proses
penyembuhan gangguan jiwa yang sudah
ada dalam suatu populasi hingga demikian
jumlah gangguan jiwa berkurang.
Sasaran prevensi sekunder adalah
pencegahan gangguan mental yang lebih
berat, usaha pencegahan gangguan
ditunjukkan pada gangguan kesehatan jiwa
yang lebih ringan yang menghinggapi
individu yang pada dasarnya normal.
Peran perawat dalam prevensi sekunder :

• Melakukan skrining dan pelayanan evaluasi kesehatan jiwa


• Melaksanakan kunjungan rumah atau pelayanan
penanganan dirumah
• Menciptakan lingkungan yang terapeutik
• Melakukan supervisi klien yang mendapatkan pengobatan
• Memberikan pelayanan pencegahan bunuh diri
• Melaksanakan intervensi krisis
• Memberikan psikoterapi individu, keluarga, dan kelompok
pada berbagai tingkat usia
• Memberikan intervensi pada komunitas dan organisasi
yang telah teridentifikasi masalah yang dialaminya
• Prevensi tersier
Prevensi tertier bertujuan mengurangi defek residual,
yakni cacat tersisa dalam fungsi mental pada suatu
popolasi, dan yang merupakan akibat suatu gangguan
mental.
Secara populer dapat dikatakan bahwa dalam
prevensi tertier ini mau dicegah, jangan sampai
individu yang sudah sakit menjadi kronis dibiarkan
begitu saja.
Harus diusahakan agar mereka jadi produktif kembali
dengan sebaik mungkin.
Hal ini diusahakan melalui rehabilitasi pasien mental
secara besar-besaran.
Ada beberapa prinsip dasar yang dapat dijadikan
pedoman usaha rehabilatasi :

• Rehabilitasi sebaiknya dimulai saat diagnostic ditegakkan


dan terapi dimulai.
• Penciptaan lingkungan terapeutik di lingkungan rumah sakit
jiwa, perawatan jangka panjang dalam rumah sakit sering
menimbulkan gejala hospitalisasi yang merupakan bentuk
deprivasi emosional.
• Penciptaan usaha rehabilitasi kejuruan atau vokasional.
• Tempat penampungan khusus
• Rumah sakit sebaiknya berdekatan dengan rumah pasien.
• Perlu dijadikan hubungan akrab dengan badan sosial dalam
masyarakat.
• Penyelenggaraan program pendidikan kesehatan jiwa dan
konsultasi kesehatan jiwa bagi tenaga badan sosial.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai