BHD
I WAYAN SURASTA
POLTEKKES DENPASAR JUR. KEPERAWATAN
ISTILAH
Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak
mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan /
pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan
cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban
akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.
Mengacu pada dalil bahwa pertolongan harus cermat, tepat dan cepat agar
korban tidak mati atau cacat maka harus ditangani secara bersama dan
terpadu, oleh berbagai komponen penolong atau pertolongan.
Ini berarti penanganan harus dilakukan secara multi disiplin, multi profesi dan
multi sektor meliputi :
– Penanganan terhadap korban banyak / penyelamatan jiwa
– Dilakukan oleh penolong & pertolongan banyak
– Terjalin komunikasi dan koordinasi yang terkendali
– Menyangkut transportasi korban
– Tempat-tampat rujukan
Penyebab kegawatan
Segala sesuatu bisa berupa penyakit maupun trauma yang menyebabkan ancaman
terhadap fungsi-fungsi vital tubuh antara lain :
– Jalan nafas dan fungsi nafas
– Fungsi sirkulasi
– Fungsi otak dan kesadaran
Unit Gawat Darurat (UGD) adalah Unit/bagian yang memberikan pelayanan gawat
darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut atau mengalami
kecelakaan
Kriteria pasien gawat darurat adalah mengalami kegawatan yang
menyangkut:
3 – 8 MENIT
Apa itu Bantuan Hidup Dasar (BHD) ?
• Bantuan hidup dasar adalah bantuan yang
diberikan pada orang yang mengalami henti
jantung, henti nafas, atau keduanya
• Bantuan hidup dasar dilakukan agar peredaran
darah dan oksigen ke otak, jantung, dan organ
tubuh penting lain tidak berhenti walaupun
seseorang mengalami henti jantung, henti nafas,
atau keduanya
• Bantuan hidup dasar harus diberikan secepatnya
karena otak akan rusak dalam 2 menit pada
orang yang mengalami henti jantung, henti nafas,
atau keduanya
• Bantuan hidup dasar boleh diberikan oleh siapa
saja yang mampu melakukannya
TINDAKAN KEGAWAT DARURATAN
DANGER
Bebaskan dari bahaya
1. Menilai Tingkat Kesadaran Korban
Tepuk/ goyang/ cubit bahu dan panggil namanya, jika tidak
ada jawaban & tidak buka mata, serta tangan kaki tidak gerak
-> disebut Tidak Sadar
2. Panggil Bantuan
Orang terdekat -> teriak minta tolong
3. Cek Nadi (<10 detik) -> Jika Korban Tak Sadar
a. Dewasa : Arteri Karotis
b. Anak : Arteri Brakhialis
4. Lakukan Kompresi (Penekanan Dada) 30 kali
5. Bersihkan jalan napas.
Buka mulut korban -> untuk melihat adanya sumbatan ->
teknik Cross Finger -> bersihkan sumbatan jika terlihat
-> teknik Swipe Finger
6. Buka jalan napas/ tengadahkan kepala
Teknik head tilt chin lift (Non trauma)
atau Jaw Trust (Trauma Leher)
7. Berikan ventilasi/ bantuan napas -> 2 kali
tiupan
8. Ulangi lagi kompresi 30 kali : Bantuan napas
2 kali hingga 5 siklus atau 2 menit
1 siklus -> 30 kompresi dada : 2 ventilasi
9. Lakukan evaluasi -> setelah/ setiap 5 siklus atau 2 menit
a. Jika nadi tidak teraba
Lanjutkan kompresi dan ventilasi 5 siklus/ 2 menit
b. Jika nadi teraba
Lanjutkan cek pernapasan -> beri bantuan napas (20x/ 2
menit) jika napas tidak ada/ belum adekuat -> lakukan re-
evaluasi (nadi dan napas setelah 20x ventilasi/ 2 menit)
10. Atur posisi sisi mantab jika nadi korban
sudah ada dan napas adekuat
( frekuensi napas > 12 kali/ menit)
MATUR
SUKSMA
Triage dan bencana