Anda di halaman 1dari 44

Laporan Kasus

BRONKOPNEUMONIA

Oleh:

dr. Tri Rahmania Pertiwi

Pembimbing:

dr. Bambang Wahyu Nugroho


PENDAHULUAN
BP : peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus
atau bronkiolus sampai alveolus  bercak-bercak (patchy
distribution)  konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.1

Riskesdas (2007): pneumonia pada anak 11,2%. Menduduki


tempat ke-2 sebagai penyebab kematian bayi dan balita
setelah diare, menduduki tempat ke-3 sebagai penyebab
kematian pada neonatus.3

PenyebabStreptococcus pneumoniae, Haemophillus


influenzae, Staphylococcus aureus, Streptococcus group B
serta kuman atipik Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma
pneumoniae. 4
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. M Nama Ibu : Ny. L


JK : Laki-Laki Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal lahir: 3-5-2018
Agama : Islam
Agama : Islam  
Alamat : Jl. Jend.Sudirman, Nama Ayah : Tn. B
Prabumulih Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
ANAMNESIS

Alloanamnesis dengan keluarga pasien tanggal


05 Februari 2020

Keluhan utama : Sesak napas

Keluhan tambahan: Batuk, pilek, demam


RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT

Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 1 minggu yang lalu,


batuk tidak berdahak, pilek tidak ada, nyeri tenggorokan tidak
ada, demam tidak ada, sesak nafas tidak ada, muntah tidak ada,
makan dan minum seperti biasa.

Sejak 3 hari yang lalu, pasien mengalami batuk yang makin
bertambah, batuk menjadi berdahak, dahak berwarna hijau,
pilek (+), demam tinggi terus menerus, nyeri tenggorokan (-),
muntah (-), sesak nafas (-), BAB dan BAK biasa.
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT

Sejak ± 4 jam yang lalu, pasien mengalami sesak nafas, sesak nafas
tidak dipengaruhi oleh debu dan cuaca. Pasien juga masih
mengalami batuk berdahak, demam, dan pilek, sehingga pasien
dibawa berobat oleh keluarga ke Poli MTBS
Puskesmas Prabumulih Barat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat keluhan yang sama disangkal


Riwayat asma disangkal
Riwayat sering bersin di pagi hari, eksim atau alergi disangkal
Riwayat TB Paru disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat keluhan yang sama disangkal


Riwayat asma disangkal
Riwayat sering bersin di pagi hari, eksim atau alergi disangkal
Riwayat TB Paru disangkal
RIWAYAT PRIBADI/
SOSIAL/LINGKUNGAN

Pasien tinggal bersama orang tua di rumah sendiri dengan 4


anggota keluarga, pasien merupakan anak kedua dari dua
bersaudara. Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta dan Ibu
pasien bekerja sebagai pedagang.

RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien mengkonsumsi obat bodrexin sirup yang dibeli di warung


namun belum ada perubahan.
Riwayat Imunisasi

1 bulan : BCG, polio1


2 bulan : DPT1, Polio2, Hepatitis B 1
3 bulan : DPT2, Polio3, Hepatitis B 2
4 bulan : DPT3, Polio4, Hepatitis B 3
9 bulan : Campak
Kesan : Imunisasi dasar lengkap
Riwayat Persalinan

Pasien lahir dari ibu G2P1A0, hamil aterm, lahir normal


pervaginam.

Lahir langsung menangis, BBL 2800 gram, PBL 49 cm.


Riwayat Gizi
ASI : sejak lahir, frekuensi 8x sehari
Susu formula : sejak usia 4 bulan, frekuensi 5x sehari
Bubur susu : sejak usia 6 bulan, frekuensi 3x sehari
Nasi tim : sejak usia 10 bulan, frekuensi 3x sehari
Nasi biasa : sejak usia 12 bulan, frekuensi 3x sehari

Kesan : kualitas dan kuantitas makanan cukup


Riwayat Tumbuh Kembang
4 bulan : menegakkan kepala
6 bulan : tengkurap
9 bulan : berdiri
12 bulan : berjalan
16 bulan : berbicara

Kesan : Tumbuh kembang dalam batas normal


PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Nadi : 98 x/mnt, reguler, isi & tegangan cukup.
Pernapasan : 42 x/menit
Suhu : 38,7 0C
Berat Badan : 12 kg
Panjang Badan: 85 cm
Kepala-Leher
Bentuk : normocefali, simetris
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : mata cekung (-), palpebra edema (-/-),
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil
bulat isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya
(+/+)
Kepala - leher
Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)
Telinga : bentuk normal, sekret (-/-), serumen (-/-)
Mulut : sianosis (-), mukosa mulut dan bibir kering (-)
Lidah : atrofi papil (-), hiperemis (-), selaput (-)
Tenggorok : uvula di tengah, tonsil tidak hiperemis, T1-T1,
dinding faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran KGB tidak ada
Thoraks
Paru
Inspeksi : statis dan dinamis simetris, retraksi (+)
Palpasi : strem fremitus kanan = kiri
Perkusi: sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler meningkat, ronkhi basah halus nyaring
(+/+) pada kedua basal paru, wheezing (-/-)
Thoraks
Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : thrill tidak teraba
Perkusi : jantung dalam batas normal
Kanan atas : ICS II Linea parasternalis dekstra
Kanan bawah: ICS IV Linea parasternalis dekstra
Kiri bawah : ICS IV Linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : HR=98x/ menit, irama reguler, murmur dan
gallop tidak ada. Bunyi jantung I-II normal
Abdomen - Ekstremitas
ABDOMEN
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani, nyeri ketuk (-)
 
EKSTREMITAS
Akral hangat (+) , CRT < 2”
DIAGNOSIS BANDING

- Bronkopneumonia
- Bronkiolitis akut

DIAGNOSIS KERJA

Bronkopenumonia
Penatalaksanaan
Non
Medikamentosa Medikamentosa

Amoxicillin syr
O2 2 liter/menit 250mg/5ml 3x1 cth

Paracetamol syr
Istirahat yang cukup 120mg/5 ml 3x1 cth

Edukasi tentang penyakit,


Amboroxol syr
pengobatan, serta
15mg/5ml 3x1/2 cth
pencegahan

Cetirizine syr 5mg/5ml


1x1/2 cth
Prognosis

Quo ad
functionam

Quo ad Quo ad
vitam sanationam

Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang


melibatkan bronkus atau bronkiolus sampai alveolus yang
membentuk bercak-bercak (patchy distribution) yang akan
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi pneumonia pada anak


11,2%. Pneumonia menduduki
tempat ke-2 sebagai penyebab
Riskesdas (2007) kematian bayi dan balita setelah
diare, yaitu sebesar 15,5% dan
menduduki tempat ke-3 sebagai
penyebab kematian pada neonatus.3
ETIOLOGI

Umur Kuman penyebab


Lahir–3minggu Kuman gram negatif(E. Coli), Streptococcus group B,
 
3 minggu – 3 bulan Virus (RSV, Parainfluenza virus, influenza A dan B,
adenovirus)
Chlamydia trachomatis
Streptococcus pneumoniae
4 bulan-4tahun Streptococcus pneumonia, virus, haemophilus influenzae,
group A streptococcus (streptococcus pyogenes),
Streptococcus aurens, Mycoplasma pneumoniae
Lebih dari 5 tahun Mycoplasma pneumoniae Chlamydia pneumoniae,
Streptococcus pneumoniae
PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme masuk melalui inhalasi, aspirasi,


hematogen dari fokus infeksi

Infeksi dalam alveoli

Membran paru mengalami peradangan dan


berlubang-lubang

Cairan, sel darah merah dan sel darah putih keluar


dari darah masuk ke dalam alveoli

Alveoli yang terinfeksi secara progresif menjadi terisi


dengan cairan dan sel-sel
MANIFESTASI KLINIS

Gambaran infeksi umum : Gambaran gangguan respiratori:


• Demam: suhu bisa mencapai 39–40C • Batuk yang awalnya kering
kemudian menjadi produktif
• Sakit kepala
• Sesak nafas
• Gelisah
• Retraksi dada
• Malaise
• Takipnea
• Penurunan nafsu makan • Napas cuping hidung
• Keluhan gastrointestinal, seperti • Penggunaan otat pernafasan
mual, muntah, atau diare tambahan
• Kadang – kadang ditemukan gejala • Sianosis
infeksi ekstrapulmoner
DIAGNOSIS

• Gejala yang timbul biasanya mendadak tetapi dapat


didahului dengan infeksi saluran nafas akut bagian atas.
Gejalanya antara lain batuk, demam tinggi terus-menerus,
Anamnesis sesak napas, kebiruan sekitar mulut, menggigil (pada
anak), kejang (pada bayi)

• Dapat ditemukan pada penegakan diagnosa pneumonia


adalah peningkatan suhu, nafas cepat, pernafasan cuping
hidung, retraksi dan sianosis, suara nafas vesikuler
Pemeriksaan meningkat sampai bronkhial, suara nafas tambahan
Fisik ronkhi basah halus nyaring.
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan darah pada pneumonia umumnya


Pemeriksaan didapatkan leukositosis hingga > 15.000/mm3
Laboratorium

• Foto AP dan lateral dibutuhkan untuk menentukan lokasi


anatomi dalam paru. Infiltrat tersebar paling sering
dijumpai, terutama pada pasien bayi. Pada
Pemeriksaan bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan pada
Radiologis satu atau beberapa lobus. Jika difus (merata) biasanya
disebabkan oleh Staphylokokus pneumonia.
DIAGNOSIS BANDING

Bronkiolitis - episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun


- terdengar wheezing ekspirasi
- hiperinflasi dinding dada
- ekspirasi memanjang
- gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai kurang atau tidak ada respon dengan
bronkodilator
Tuberculosis - riwayat kontak positif dengan pasien TB dewasa
(TB) - uji tuberculin positif (≥10 mm, pada keadaan imunosupresi ≥ 5 mm)
- pertumbuhan buruk/kurus atau berat badan menurun
- demam (≥ 2 minggu) tanpa sebab yang jelas
- batuk kronis (≥ 3 minggu)
- pembengkakan kelenjar limfe leher, aksila, inguinal yang spesifik. Pembengkakan
tulang/sendi punggung, panggul, lutut, falang.
Asma - riwayat wheezing berulang, kadang tidak berhubungan dengan batuk dan pilek
- hiperinflasi dinding dada
- ekspirasi memanjang
- berespon baik terhadap bronkodilator
PENATALAKSANAAN

Pemberian oksigen

Pemberian cairan dan kalori yang cukup, sesuai dengan berat


badan, peningkatan suhu dan status hidrasi.

Pemilihan antibiotik; berdasarkan umur, keadaan umum penderita


dan dugaan penyebab, evaluasi pengobatan setiap 48-72 jam, bila
tidak ada perbaikan klinis dilakukan

Atasi penyakit penyerta lainnya


PENATALAKSANAAN

Pneumonia ringan yang Pneumonia yang


bisa rawat jalan: memerlukan rawat inap:
• Amoksisilin 50- • Ampicilin 100
80mg/kgBB/hari per oral mg/kgBB/hari intravena
dibagi dalam 3 dosis, atau dibagi dalam 4 dosis atau
• Amoksisilin + asam • Ampicilin sulbactam 100
klavulnat 50 mg/kgBB per mg/kgBB/hari intravena
oral dibagi dalam 3 dosis dibagi dalam 4 dosis.
KOMPLIKASI

Hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam rongga


toraks (seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis)

Penyebaran infeksi hematologi  meningitis, artritis


supuratif, dan osteomielitis

Empiema torasis
PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap pneumonia dapat dicegah dengan


pemberian imunisasi/vaksinasi. Saat ini sudah tersedia banyak
vaksin untuk mencegah pneumonia. Setiap vaksin mencegah
infeksi bakteri/virus tertentu sesuai jenis vaksinnya.
PROGNOSIS

Pneumonia umumnya sembuh total dengan mortalitas kurang


dari 1%. Mortalitas dapat lebih tinggi didapatkan pada anak-anak
dengan keadaan malnutrisi energi – protein dan datang
terlambat untuk pengobatan.
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS

Pasien, laki-laki, berusia 1 tahun 9 bulan datang ke Poli MTBS


Puskesmas Prabumulih Barat dengan keluhan sesak nafas sejak ± 4 jam
yang lalu.
Dari alloanamnesis didapatkan riwayat perjalanan penyakit pasien
yaitu batuk tidak berdahak sejak 1 minggu yang lalu, kemudian
menjadi berdahak warna hijau, pilek disertai demam tinggi terus
menerus sejak 3 hari yang lalu.
ANALISIS KASUS

Pemeriksaan fisik:
T 38,7oC
RR 42x/menit
Thoraks: retraksi (+), vesikuler meningkat, ronkhi basah halus nyaring
pada kedua basal paru (+/+) dan wheezing (-/-).
ANALISIS KASUS

Anamnesis + pemeriksaan fisik  pasien didiagnosa “bronkopneumonia”

Teori:
Manifestasi klinis  demam, batuk, sesak nafas.
Pemeriksaan fisik didapatkan pernafasan cepat, retraksi, terdapat suara napas
vesikuler meningkat, suara tambahan berupa ronkhi basah halus nyaring di kedua
basal paru.

Selain itu diagnosa banding bronkiolitis juga dapat disingkirkan karena pada kasus
ini demam tinggi dan tidak didapatkan adanya wheezing di kedua lapang paru
ANALISIS KASUS

Penatalaksanaan pada pasien ini berupa O2 2L/m, Amoxicillin syr


250mg/5ml 3x1 cth, Paracetamol syr 120mg/5 ml 3x1 cth,
Amboroxol syr 15mg/5ml 3x1/2 cth, Cetirizine syr 5mg/5ml 1x1/2
cth.

Pada Bronkopnuemonia ringan yang bias rawat jalan :
• Pengobatan kausal dengan antibiotik yang sesuai
• Tindakan suportif meliputi terapi oksigen, antipiretik,
mukolitik, dan antihistamin
ANALISIS KASUS

Edukasi :
Menjelaskan gejala dan penyebab penyakit, menjelaskan mengenai
pemberian antibiotik, dosis dan efek samping, menjelaskan perlunya
istirahat, pemberian asupan gizi yang cukup, menjaga kebersihan
personal dan lingkungan sekitar, serta menjauhkan anak dari polusi
udara dan asap rokok.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai