Anda di halaman 1dari 26

SATPAM

“Batuk Berkepanjangan”
Tn. Joni, 50 tahun, datang ke IGD RSMP dengan keluhan utama sesak nafas yang bertambah
berat sejak 1 hari yang lalu. Dua hari ini, Tn. Joni juga mengeluh batuk yang bertambah sering,
dahak bertambah banyak, kental dan berwarna kehijauan dan disertai demam. Tn. Joni memang
sebelumnya sering menderita batuk berdahak dan sesak. Dia mempunyai riwayat merokok sejak
30 tahun yang lalu sampai sekarang ± 2 bungkus sehari. Riwayat sesak nafas berbunyi, batuk
pilek waktu kecil disangkal.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Tanda vital : TD: 145/90 mmHg, HR : 100x/menit, RR : 32x/menit, Temp.: 38,5° C.
Keadaan Spesifik:
Kepala : Konjungtiva tidak pucat
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks :
Pulmo :
Inspeksi: statis dan dinamis, simetris kanan dan kiri, tampak dada cembung
Palpasi: stem fremitus kanan dan kiri sedikit menurun
Perkusi: hipersonor kedua lapangan paru, batas paru hepar ICS VII
Auskultasi: vesikuler menurun pada kedua lapangan paru, ekspirasi memanjang
dan disertai wheezing ekspirasi (+/+).
Cor : BJ I-II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae
dan lien tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb : 14,5 gr%, Leukosit: 12.500/mm³, LED: 30 mm/jam, hitung jenis: 0/0/0/78/8/4, saturasi
oksigen saat awal di IGD: 90%. Swab antigen (-)
Data hari kedua
SATPAM
RO Thorax : hiperlusensi, peningkatan corakan pembuluh darah
Spirometry : FEV1 = 1,2 liter, FVC = 2 liter

1. Apa anatomi, fisiologi, dan histologi pada kasus?


JAWAB
ANATOMI :
Hidung
Faring
Laring
Trachea
Paru-paru = paru kanan terdiri dari 3 lobus 2 fisura, paru kiri terdiri dari 2 lobus 1 fisura
Bronkus = bronkus kanan lebih lebar dan cabangnya lebih seikit dibandingkan dengan
bronkus kiri, bronkus kiri lebih rambing dan memiliki 3 cabang
Alveolus = bantalan udara tempat pertukaran O2 dan CO2

FISIOLOGI :
 Ventilasi
 Difusi
 Transportasi
SATPAM
 Regulasi

HISTOLOGI :

2. Apa makna “Tn. Joni, 50 tahun, datang ke IGD RSMP dengan keluhan utama sesak nafas
yang bertambah berat sejak 1 hari yang lalu”?
JAWAB
Maknanya, Tn. Joni mengalami gangguan penyakit paru obstruktif, yang menyebabkan ia
sesak nafas/ dyspnea
3. Apa makna “Dua hari ini, Tn. Joni juga mengeluh batuk yang bertambah sering, dahak
bertambah banyak, kental dan berwarna kehijauan dan disertai demam. Tn. Joni memang
sebelumnya sering menderita batuk berdahak dan sesak”?
JAWAB
Maknanya, Tn. Joni mengalami manifestasi klinis dari eksaserbasi akut, yang dimana terjadi
refleks immunilogis terus menerus karena bersifat kronik.
4. Apa makna “Dia mempunyai riwayat merokok sejak 30 tahun yang lalu sampai sekarang ± 2
bungkus sehari. Riwayat sesak nafas berbunyi, batuk pilek waktu kecil disangkal”?
JAWAB
Maknanya, Tn. Joni memiliki klasifikasi Perokok Berat dalam indeks Brinkman, dan
menyangkal terkena penyakit Asma Bronkial sejak kecil, dan termasuk dalam factor resiko
tinggi ppok.

5. Apa factor resiko dari PPOK?


JAWAB
1. Faktor Genetik menyebabkan inflamasi paru
2. Usia dan Jenis kelamin (makin tua makin mudah terkena karena imun turun) dan
penurunan fungsi paru
SATPAM
3. Merokok/paparan asap rokok/gas2 zat kimia bersifat iritan
4. Rumah tidak ramah lingkungan, padat, polusi udara
6. Apa klasifikasi PPOK?
JAWAB
PPOK dapat dibedakan menurut gejala dan patofisiologinya
1. Bronkitis Kronik Gejala eksaserbasi:
2. Emfisema
 Sesak +++
Berdasarkan Ekseserbasi  Produksi sputum me↑
 Perubahan warna sputum
1. Tipe 1 : Eksaserbasi berat

 3 gejala disamping

2. Tipe 2 : Eksaserbasi sedang

 2 gejala disamping

3. Tipe 3 : Eksaserbasi ringan


1 gejala + ISPA Atas > 5 hari
demam, batuk ++, mengi ++
Frekuensi RR HR ↑ >20%baseline

7. Bagaimana patofisilogi pada kasus?


SATPAM
8.

JAWAB
FR (Merokok, pajanan polusi udara, iritan, zat kimia) +  zat radikal bebas memasuki
saluran pernafasan  inflamasi saluran pernafasan  aktivasi sitokin proinflamasi
(makrofag, neutrofil, limfosit, th1, th17, sel IL-3)  meningkatnya protease  Inflamasi
Paru (jangka panjang)  hypersekresi mukus obstruksi saluran nafas  kegagalan
perfusi di alveolus  hipoksia alveolar PPOK  (Sesak Nafas, Weezing ekspirasi, batuk
kronik dgn sputum, Barel Chest).
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Tanda vital : TD: 145/90 mmHg, HR : 100x/menit, RR : 32x/menit, Temp.: 38,5° C.
Keadaan Spesifik:
Kepala : Konjungtiva tidak pucat
Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Thoraks :
SATPAM
Pulmo :
Inspeksi: statis dan dinamis, simetris kanan dan kiri, tampak dada cembung
(Barel Chest)
Palpasi: stem fremitus kanan dan kiri sedikit menurun (abnormal)
Perkusi: hipersonor kedua lapangan paru (abnormal), batas paru hepar ICS
VII(abnormal)
Auskultasi: vesikuler menurun pada kedua lapangan paru(abnormal), ekspirasi
memanjang dan disertai wheezing ekspirasi (+/+) (abnormal).
Cor : BJ I-II (+) normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae
dan lien tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb : 14,5 gr%, Leukosit: ³, LED: 30 mm/jam, hitung jenis: 0/0/0/78/8/4(infeksi akut), saturasi
oksigen saat awal di IGD: 90%.(abnormal/hipoksia) Swab antigen (-)
Data hari kedua
RO Thorax : hiperlusensi, peningkatan corakan pembuluh darah
Spirometry : FEV1 = 1,2 liter, FVC = 2 liter
Ex: 1200/2000 100% = 60% (Obstruksi)

Diagnosis
SATPAM
Anam: sesak nafas, batuk sputum terus menerus,
PF: weezing ekspirasi, rongki kering, barel chest, hipersonor, stem fremitus menurun
DD
PPOK Bronkitis Kronik
PPOK Emfisema
Asma Bronkial
PP: Spirometri, Rontgen Thoraks, AGD
WD
PPOK Bronkitis Kronik
Tatalaksana

Terapi oksigen 1-2 L/menitTerapi Bronkodilator


bronkodilator
1. Salbutamol
2. salbutamol, ipratroprium bromide 0,75/4,5
metilsantin : teofilin atau aminofilin injeksi 240 ml
SATPAM
budesonide 0,2 nebulizer
prednisone 5-60 mg oral
Komplikasi
Prognosis
SKDU
NNI
SATPAM
KOMPLIKASI
 Gagal nafas
 Gagal jantung
 ARDS
 Infeksi Berulang

SKDU
PPOK ekseserbasi  3B
PPOK stabil 
NNI
c. HR malik
Dari Abû Sa’îd Sa’d bin Mâlik bin Sinân al-Khudri Radhyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain.” Mâlik dalam al-
Muwaththa’ (II/571, no. 31).
As Syuara : 80
SATPAM
“Batuk Apa Ini?“
Ny. Novia, 28 tahun, seorang ibu rumah tangga, tinggal di rumah susun, datang berobat ke rumah
sakit dengan keluhan batuk berdahak yang semakin bertambah sejak 2 hari yang lalu. Sejak 3 minggu
yang lalu, batuk diawali dengan batuk kering, kemudian sejak 2 minggu yang lalu batuk menjadi
berdahak. Keluhan tersebut disertai demam tidak terlalu tinggi, berkeringat banyak pada malam hari,
penurunan nafsu makan, penurunan berat badan.
Ny. Novia tinggal di rumah bersama suami dan satu orang anak yang berusia 3 tahun. Sebelumnya
Ny. Novia tidak pernah mengalami keluhan serupa. Tetangga Ny. Novia juga mengalami keluhan yang
sama. Untuk keluhan tersebut Ny. Novia belum pernah berobat sebelumnya.
Pemeriksaan fisik:
Kesadaran: composmentis, BB 45 kg (BB sebelumnya 50 kg), TB 160 cm.
Tanda Vital: TD 110/70 mmHg, Nadi 98x/menit, pernapasan 20 x/menit, Suhu 37.7oC.
Keadaan Spesifik:
Kepala: Konjungtiva tidak pucat
Thoraks:Paru
Inspeksi : statis dan dinamis simetris
Palpasi : stem fremitus kanan melemah dibandingkan kiri.
Perkusi : redup di apeks paru kanan dan sonor di paru kiri.
Auskultasi : vesikuler menurun di paru kanan atas, ronki basah sedang sampai kasar pada
lapangan atas paru kanan.
Abdomen: datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas: dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium
Hb: 11 g%, WBC: 8.000/mm3, LED 140 mm/jam, Hitung jenis 0/2/2/70/20/6  shift to the right
Data Hari Ke 2
Hasil pemeriksaan sputum Tes Cepat Molekuler (TCM) : Mikobakterium TBC Detected, Rifampicin
Resistance Not Detected. Radiologi: Gambaran infiltrat pada apeks paru kanan
SATPAM

1. Bagaimana Anatomi & fisiologi pd kasus ?


JAWAB
ANATOMI :
Hidung
Faring
Laring
Trachea
Paru-paru = paru kanan terdiri dari 3 lobus 2 fisura, paru kiri terdiri dari 2 lobus 1 fisura
Bronkus = bronkus kanan lebih lebar dan cabangnya lebih seikit dibandingkan dengan
bronkus kiri, bronkus kiri lebih rambing dan memiliki 3 cabang
Alveolus = bantalan udara tempat pertukaran O2 dan CO2

FISIOLOGI :
 Ventilasi : proses masuk udara
 Difusi : pertukaran o2 & co2 di alveolus
 Transportasi : dari alveolus o2 ke arteri ke sluruh tubuh
 Regulasi : pengaturan respirasi dari saraf pusat
SATPAM
2. Apa makna Ny. Novia, 28 tahun, seorang ibu rumah tangga, tinggal di rumah susun,
datang berobat ke rumah sakit dengan keluhan batuk berdahak yang semakin bertambah
sejak 2 hari yang lalu ?
Jawab :
Maknanya dirumah susun merupakan faktor risiko untuk penularan droplet
Makna batuk berdahak yaitu produksi mucus yang berlebihan akibat suatu infeksi
Makna semakin bertambah yaitu menunjukkan progresivitas memberat
3. Apa makna Keluhan tersebut disertai demam tidak terlalu tinggi, berkeringat banyak
pada malam hari, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan ?
Jawab :
Maknanya keluhan dari pasien ini merupakan manifestasi klinis dari TB paru
Untuk manifestasinya berupa :
Gejala respiratori:
 Batuk > 3 minggu (kering, berdahak atau berdarah)
 Sesak nafas
 Nyeri dada
Gejala sistemik
 Keringat dan demam lama pada malam hari
 Badan terasa lemah
 Nafsu makan dan berat badan menurun
 Tuberculosis post primer terdapat gejala penurunan berat badan, keringat dingin
pada
 malam hari, temperature subfebris, batuk berdahak lebih dari dua minggu, sesak
nafas,
 hemoptisis.
4. Apa makna Ny. Novia tinggal di rumah bersama suami dan satu orang anak yang berusia
3 tahun. Sebelumnya Ny. Novia tidak pernah mengalami keluhan serupa. Tetangga Ny.
SATPAM
Novia juga mengalami keluhan yang sama. Untuk keluhan tersebut Ny. Novia belum
pernah berobat sebelumnya ?
Jawab :
Makna tinggal dirumah bsm suami & anak, kemungkinan besar anak & suaminya
menjadi kelompok dengan faktor resiko tertular penyakit TB.
Untuk tidak pernah mengalami keluhan serupa dan belum pernah berobat Maknanya ny.
Novia mengalami TB paru kasus baru.
Makna tetangganya mengalami keluhan yg sama merupakan faktor resiko penularan TB
paru.
5. Apa saja faktor resiko TB paru ?
Jawab :
- Orang dengan HIV positif dan penyakit imunokompromais lain.
- Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktu panjang.
- Perokok
- Konsumsi alkohol tinggi
- Anak usia < 5 tahun dan lansia
- Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif yang infeksius.
- Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi tuberkulosis (contoh: lembaga
permasyarakatan, fasilitas perawatan jangka panjang)
- Petugas kesehatan
6. Apa saja klasifikasi TB ?
Klasifikasi TB

Berdasarkan Lokasi Infeksi :


a. TB Paru
b. TB Ekstra Paru
Berdasarkan Pengobatan Tb
SATPAM
a. Kasus Baru  penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan
b. Kasus Kambuh/relaps  penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap,
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif
c. Kasus pindahan (Transfer In)  penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di
suatu tempat kemudian pindah ketempat yang lain
d. Kasus lalai berobat / drop out  penderita yang sudah berobat paling kurang 1
bulan, dan berhenti 2 minggu atau lebih, kemudian datang kembali berobat
e. Kasus Gagal  penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi
positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan
7. Bagaimana Patofisiologi pada kasus ?
SATPAM

Pemeriksaan fisik:
Kesadaran: composmentis, BB 45 kg (BB sebelumnya 50 kg), TB 160 cm. Imt (underweight)
Tanda Vital: TD 110/70 mmHg, Nadi 98x/menit, pernapasan 20 x/menit, Suhu 37.7oC. (Subfebris)
Keadaan Spesifik:
Kepala: Konjungtiva tidak pucat
Thoraks:Paru
Inspeksi : statis dan dinamis simetris
Palpasi : stem fremitus kanan melemah dibandingkan kiri.
Perkusi : redup di apeks paru kanan dan sonor di paru kiri.
SATPAM
Auskultasi : vesikuler menurun di paru kanan atas, ronki basah sedang sampai kasar pada
lapangan atas paru kanan.
Abdomen: datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas: dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium
Hb: 11 g%, WBC: 8.000/mm3, LED 140 mm/jam, Hitung jenis 0/2/2/70/20/6  shift to the left
Data Hari Ke 2
Hasil pemeriksaan sputum Tes Cepat Molekuler (TCM) : Mikobakterium TBC Detected, Rifampicin
Resistance Not Detected.
Radiologi: Gambaran infiltrat pada apeks paru kanan

Berbentuk awan-awan atau bercak, yang batasnya tidak tegas dengan densitasnya rendah.
Biasanya berkedudukan di lapangan atas paru. Sarang-sarang berbentuk awan atau bercak-bercak
dengan densitas rendah atau sedang tegas. dengan batas tidak Sarang-sarang ini biasanya
menunjukkan bahwa proses aktif.
Infiltrat merupakan gambaran seperti benang- benang halus yang berwarna radioopak dan dapat
ditemukan di bagian lapangan paru tetapi paling sering terdapat di apeks paru. Infiltrat sering
ditemukan karena berdasarkan lesi awal pada penderita TB paru adalah lesi yang berbentuk
patchy dan nodular yang menunjukkan proses penyakit yang sedang aktif setelah 10 minggu
terjadi infeksi
Cara Diagnosis
Anamnesis :
SATPAM
- Batuk > 2 minggu
- Demam tidak terlalu tinggi
- Keringat malam
- Penurunan nafsu makan, BB turun
- Tetangga menderita keluhan serupa
Pemeriksaan fisik :
- Stem fremitus kanan melemah
- Redup apeks kanan
- Vesikuler menurun dan ronki basah sedang di paru kanan atas.
Pemeriksaan Lab :
- LED meningkat
- Shift to the left
Pemjang :
- Kultur Sputum
- RO Thorax
- TCM (Tes Cepat Molekuler)
Diagnosis Banding
TB Paru, Pneumonia, Bronkitis Kronik
Pemeriksaan Penunjang
- Kultur Sputum
- RO Thorax
- TCM (Tes Cepat Molekuler)
Diagnosis Kerja
TB Paru Kasus Baru
Tatalaksana
2RHZE + 4RH3
2 bulan pertama
• R = Rifampicin dosis 150mg, 3 tablet, diminum setiap hari
• H = Isoniazid dosis 75mg, 3 tablet, diminum setiap hari
• Z = Pyrazinamide dosis 400 mg, 3 tablet, diminum setiap hari
SATPAM
• E = Ethambutol dosis 275mg, 3 tablet, diminum setiap hari
4 bulan selanjutnya
• R = Rifampicin dosis 150mg, 3 tablet, diminum 3x seminggu
• H = Isoniazid dosis 75mg, 3 tablet, diminum 3x seminggu
Paracetamol
Komplikasi
Komplikasi dini : Batuk darah, pleuritis, efusi leura, empiema, laringitis
Komplikasi lanjut
• Obstruksi jalan napas  SOPT (Sindroma obstruksi pasca Tuberkulosis )
• kerusakan parenkim berat  fibrosis paru, cor pulmonal, karsionma paru, ARDS
• TB ekstrapulmoner
Prognosis
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad functionam : bonam
• Quo ad sanationam : bonam
SKDU
4A : mendiagnosis dan ttlksna sampai tuntas
NNI
As Syuara 80
HR Malik
SATPAM
SKENARIO C
Tn. Andi 35 tahun, tinggal di palembang datang ke IGD RSMP dengan keluhan Sejak 1
hari terakhir Tn. Andi mengeluh sesak nafas, sesak tidak dipengaruhi aktivitas, cuaca dan debu,
sesak tidak berkurang dengan istirahat.
Tn. Andi juga mengeluh demam sejak kurang Iebih 5 hari yang lalu. Keluhan demam ini
terasa terus menerus, disertai menggigil. Demam tidak disertai keringat di malam hari. Tn. Andi
juga mengeluh mengalami batuk kering dan pilek. Keluhan sesak dan hilang penciuman tidak
ada namun badan terasa Iemas. Tn. Andi juga mengeluh mual namun tidak disertai muntah dan
nafsu makannya masih baik. Dia kemudian membeli obat penurun panas dan vitamin di apotek
namun keluhan demam masih sering timbul. Sejak 3 hari yang lalu Tn Roni mulai merasakan
hilang penciuman. Badannya terasa lemas dan disertai nyeri kepala. Keluhan mual tetap ada
namun tidak disertai muntah.
Riwayat Penyakit dahulu : Riwayat darah tinggi tidak ada, Riwayat kencing manis tidak
ada, Riwayat asthma tidak ada, Riwayat penyakit jantung tidak ada. Riwayat kebiasaan dan
sosio ekonomi, Riwayat merokok tidak ada, Riwayat kontak dengan kasus suspck
probabic/konfimasi covid 19 tidak diketahui, Pasien tinggal dan bekerja di Palembang yang saat
ini zona merah.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: compos mentis, BB 70 kg, TB 171 cm. IMT : 23,9kg/m2 (normal)
Tanda Vital: TD 120/70 mmHg. Nadi 110x/menit, pernapasan 26 x/menit, Suhu
38.40C. Sp02 : 93% room air, dg nasal kanul 31L/m Sp02 : 96%
Kcadaan Spesifik
Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), skleraikterik (-)
Lcher : JVP(5-2) cmH20, pembesaran KGB (-)
Thomks: Jantung Normal
Paru
Inspeksi : statis dan dinamis simetris
Palpasi : stem fremitus meningkat dibasal kanan paru.
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler (+/+), dan rhonki hasah sedang dibasal kanan (+).Wheezing(-/-)
Abdomen: datar, Iemas, bising usus (+) normal, hepar dan licn tidak teraba
Ekstremitas: dalam batas nomal
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium
Hb: 14,5 g%, Eritrosit : 4,65 Juta/mm3, WBC: 4.000/mm3, Trombosit : 200.000/gL
Ht 39%, Hitung jenis 1/2/3/50/37/7, GDS 100mgidl, Ureum 19 mgdL
Creatininc 0.71 mg/dL, Natrium 136 mEqL. Kalium 3.9 mEqL, CRP kuantitatif 68
mg/L.
SWAB ANTIGEN
Kesan : Reaktif
SWAB RT-PCR
SATPAM
Swab pertama (1)
Positif
CT Valuc 29,1 dari 40 (Sansure)

1. Bagaimana Anatomi & Fisiologi pada kasus ?


Jawab :
 ANATOMI
o Hidung
o Farinx
o Laring
o Trachea
o Broncus
o Alveolus
o Paru paru
 Fisio
o Fungsi: menyelenggarakan pengambilan O2 & pembuangan CO2 oleh darah.
(tempat pertukaran gas pernafasan). Ada 2 bagian, yaitu:
o Bagian konduksi (menghantarkan udara pernafasan, menyaring, memberi
kelembaban, menyesuaikan suhu). > hidung, laring, trakea,bronkus, bronkiolus.
o Bagian respirasi (melakukan pertukaran udara pernafasan) ductus alyveoli, saccus
alveoli, alveoli. Peralihan kedua bagian ini terjadi di bronkiolus respiratorius.
 Histo
o Bronkus intrapulmonal
o Bronkiolus
o Bronkiolus terminalis
o Bronkiolus respiratorius
o Dinding alveoli’s
2. Apa makna Tn. Andi 35 tahun, tinggal di palembang datang ke IGD RSMP dengan
keluhan. Sejak 1 hari terakhir Tn. Andi mengeluh sesak nafas, sesak tidak dipengaruhi
aktivitas, cuaca dan debu, sesak tidak berkurang dengan istirahat ?
Jawab :
Maknanya mengalami dyspnea serta menyingkirkan diagnosis sesak disebabkan oleh
penyakit jantung dan asma.
3. Apa makna Tn. Andi juga mengeluh demam sejak kurang Iebih 5 hari yang lalu. Keluhan
demam ini terasa terus menerus, disertai menggigil. Demam tidak disertai keringat di
malam hari. ?
Jawab :
SATPAM
Maknanya tn andi mengalami respon inflamasi sehingga terjadinya demam akut dan
disertai menggigil, tidak disertai keringat dimalam hari untuk menyingkirkan diagnosis
TB
4. Apa makna Dia kemudian membeli obat penurun panas dan vitamin di apotek namun
keluhan demam masih sering timbul ?
Jawab :
Maknanya terapi yang dilakukan tn Andi hanya terapi simptomatis saja.
5. Apa makna sejak 3 hari yang lalu Tn Andi mulai merasakan hilang penciuman. Badannya
terasa lemas dan disertai nyeri kepala. Keluhan mual tetap ada namun tidak disertai
muntah ?
Jawab :
Maknanya keluhan yang dirasakan oleh Tn Andi merupakan manifestasi klinis dari Covid
19.
Manifestasi klinisnya meliputi
Gejala yang paling umum:
 demam
 batuk
 kelelahan
 kehilangan rasa atau bau
Gejala yang sedikit tidak umum:
 sakit tenggorokan
 sakit kepala
 sakit dan nyeri
 diare
 ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki mata merah
atau iritasi
Gejala serius:
 kesulitan bernapas atau sesak napas
 kesulitan berbicara atau bergerak, atau bingung
 nyeri dada
6. Apa makna Riwayat Penyakit dahulu : Riwayat darah tinggi tidak ada, Riwayat kencing
manis tidak ada, Riwayat asthma tidak ada, Riwayat penyakit jantung tidak ada. Riwayat
kebiasaan dan sosio ekonomi, Riwayat merokok tidak ada, Riwayat kontak dengan kasus
suspck probabic/konfimasi covid 19 tidak diketahui, Pasien tinggal dan bekerja di
Palembang yang saat ini zona merah ?
Jawab :
Maknanya Tn Andi tidak memiliki penyakit komorbid dan memiliki faktor resiko
terinfeksi covid 19 karena tinggal di zona merah.
SATPAM
7. Apa saja faktor resiko covid 19 ?
Jawab:
Umur
Jenis Kelamin
Penyakit komorbid
Riwayat merokok
8. Apa saja klasifikasi covid 19 ?
Berdasarkan Keparahan
Tanpa gejala, ringan, sedang, berat, kritis.
Berdasarkan kasus
Suspect, probable, confirm.
9. Bagaimana Patofisiologi pada kasus ?

Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran: compos mentis, BB 70 kg, TB 171 cm. IMT : 23,9kg/m2 (normal)
Tanda Vital: TD 120/70 mmHg. Nadi 110x/menit Takikardi, pernapasan 26 x/menit Takipneu,
Suhu 38.40C (febris). Sp02 : 93% room air, dg nasal kanul 31L/m Sp02 : 96%
Kcadaan Spesifik
Kepala: konjungtiva palpebra pucat (-), skleraikterik (-)
Lcher : JVP(5-2) cmH20, pembesaran KGB (-)
Thomks: Jantung Normal
SATPAM
Paru
Inspeksi : statis dan dinamis simetris
Palpasi : stem fremitus meningkat dibasal kanan paru. (menndakan pneumoni)
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler (+/+), dan rhonki hasah sedang dibasal kanan (+).Wheezing(-/-)
Abdomen: datar, Iemas, bising usus (+) normal, hepar dan licn tidak teraba
Ekstremitas: dalam batas nomal
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium
Hb: 14,5 g%, Eritrosit : 4,65 Juta/mm3, WBC: 4.000/mm3, Trombosit : 200.000/gL
Ht 39%, Hitung jenis 1/2/3/50/37/7 Shift TO THE LEFT, GDS 100 mgidl, Ureum 19 mgdL (10 -
44) Creatininc 0.71 mg/dL (0,6 – 1,3), Natrium 136 mEqL (135 – 144), Kalium 3.9 mEqL (3,6 -
4,8), CRP kuantitatif 6,8
mg/L.
SWAB ANTIGEN
Kesan : Reaktif
SWAB RT-PCR
Swab pertama (1)
Positif
CT Valuc 29,1 dari 40 (Sansure)

Ca ara Diagnosis
1. Anamnesis : Sesak napas, demam, batuk, mual, pilek, anosmia, badan lemas, nyeri
kepala
2. Pemfis : sakit sedang, demam, takikardi, takipneu, stem fremitus kanan meningkat,
ronkhi basah sedang dikanan +
SATPAM
3. Pemjang : Shift to the left, Sawab antigen reaktif, Swab RT PCR +
Diagnosis Banding
COVID 19 ec SARS COV 2
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi : poto thorax
2. PCR
3. Analisis Gas Darah
4. Spirometri
Diagnosis KErja
Terkonfirmasi COVID 19 gejala sedang
Tatalaksana
Terapi non farmakologis

• Istirahat total
• Intake kalori adekuat
• Suplementasi oksigen bila SpO2 <93%
• Pantau dengan pulse oksimetri
• Mulai dengan pemberian 5L/menit dengan nasal kanul sampai 10- 15L/menit
dengan
NRM

• Dapat dilanjutkan tindakan berikutnya seperti High flow nasal oxygen 


Kontrol elektrolit, status hidrasi Terapi farmakologis

• Drip Vit C 200-400mg dalam NaCl 100cc habis dalam 1 jam 3x1
• Vitamin D 1000 IU tab 1x1
• Vitamin B1 1 amp/24 jam
• Drip Remdesivir (antivirus) 200mg dalam NaCl 100cc habis dalam 1 jam
• (1hari) dilanjutkan dengan 100mg dalam NaCl 100cc habis dalam 1 jam
• (2-5 hari)
• Injeksi Azitromisin 1x500mg selama 5-7 hari
SATPAM
• Metil Prednisolon (steroid) tab 2x4mg
• Paracetamol tab 3x500mg
• N-Asetilsistein (untuk mengencerkan dahak) tab 3x200mg
• Candesartan (hipertensi) tab 1x8mg
Prevensi

1. Peningkatan pertukaran udara bersih dari luar hingga >20%-100%


2. Adanya perlakuan upaya desinfektasi udara masuk (HEPA Filter/Ultra Violet Germicidal
Irradiation/jenis lain) pada saluran inlet sistem tata udara

3. Jaga jarak
4. Pakai masker dan cuci tangan
Promotif : penyuluhan

Kuratif : Farmakologi

Rehabilitasi
1. Keamanan pekerja kembali ke pekerjaannya
Keamanan pekerja dilihat dari seberapa berat infeksi yang diderita, apakah tanpa gejala atau
bergejala ringan, sedang sampai berat. Selain itu juga perlu dievaluasi apakah pekerja
menderita gejala sisa atau mengalami long covid. Evaluasi juga dikaitkan dengan jenis
pekerjaan dan potensi bahaya yang diterima pekerja tersebut. Sebagai contoh pekerja
pengguna respirator, tentu perlu dilakukan evaluasi terhadap fungsi parunya sesuai dengan
rekomendasi dokter yang berkompeten di bidangnya.

2. Keamanan lingkungan Kerja dari kemungkinan penularan


Sudah menjadi masalah umum adanya ketakutan pengusaha dan rekan kerja jika pekerja
terinfeksi kembali ke tempat kerja, sehingga banyak perusahaan memberikan syarat negatif
pada test PCR pasca isolasi. Diketahui bahwa virus dapat terbaca pada test PCR bisa terbaca
cukup lama (positif persisten), sehingga pemeriksaan PCR tidak lagi menjadi syarat mutlak

untuk menentukan selesai masa isolasi.

Komplikasi
SATPAM
1. ARDS
2. Stroke
3. Penyakit Jantung Koroner

Anda mungkin juga menyukai