Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENERAPAN FUNGSI LINEAR DALAM


EKONOMI
Beberapa penerapan fungsi linier dalam
bidang ekonomi dan bisnis adalah
• Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar
• Keseimbangan Pasar Dua Macam Produk
• Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap
Keseimbangan Pasar.
• Fungsi biaya, fungsi pendapatan dan analisis
Pulang Pokok (BEP=Break Even Point)
• Fungsi Konsumsi dan Tabungan
• Model Penentuan Pendapatan Nasional
A. Fungsi Permintaan
• Permintaan adalah keinginan konsumen untuk
membeli suatu komoditi pada berbagai
tingkat harga selama periode waktu tertentu
• Kegiatan yang dilakukan oleh konsumen untuk
memenuhi kebutuhannya pada waktu,tempat
dan harga tertentu.
Hukum Permintaan

• Hukum permintaan :“Jika harga suatu


barang turun, maka permintaan terhadap
barang tersebut akan bertambah,
sebaliknya jika harga suatu barang naik,
maka permintaan terhadap barang
tersebut akan berkurang” asumsi
Ceteris Paribus
Ceteris Paribus
(Hal-hal lain dianggap tetap)
• Harga barang lain
• Pendapatan masyarakat
• Selera konsumen
• Jumlah penduduk
• Ramalan dimasa yang akan datang
• Promosi perusahaan
Skedul Permintaan (Demand Schedule)

Merupakan tabulasi angka-angka yang


menunjukkan jumlah barang / jasa yang diminta
pada berbagai tingkat / harga.
SKEDUL PERMINTAAN
Harga Jumlah
6 4
5 5
4 6
3 7
2 8
Kurva Permintaan Barang X
Px
7 Dx
6 A

5 B

4 C

3 D

2 E

1 F

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx
Fungsi Permintaan
•Merupakan keterkaitan secara matematis
antara variabel yang dipengaruhi dan yang
mempengaruhi.

•Menunjukan hubungan antara jumlah


komoditi yang diminta (QDx) per periode
waktu dengan harga komoditi itu (Px)
dengan asumsi ceterisparibus.
Contoh: QDx = 200 - 2 Px
Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan

a. Harga barang-barang lain


b. Pendapatan masyarakat
c. Selera masyarakat
d. Promosi Perusahaan
e. Kondisi alam
f. Jumlah Penduduk
g. Ramalan masa mendatang
Fungsi Permintaan
Bentuk fungsi permintaan yang sederhana
adalah :

Qdx = f (Px)
dimana :
Qdx : jumlah barang X yang diminta
Px : harga barang X
Bentuk umum fungsi permintaan

P
Qdx  a  bP a
atau b

a 1 Kurva

Pdx   Q
Permintaan:Qdx

b b
0 a Q
Fungsi permintaan Mobil Sedan:

Qdx = 200 – 10P

a. Buatlah skedul permintaan Mobil Sedan


b. Buatlah kurva permintaan Mobil Sedan
Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan
Px
QD x
Menunjukkan bahwa
bertambah atau
berkurangnya 5 A
permintaan terhadap 4
suatu barang
disebabkan oleh 3 B
perubahan harga
barang itu sendiri. 2

1 C

0 20 40 60 80 100 120 140 Qx


Pergeseran Kurva Permintaan
(Px)

Rp
Menunjukkan adanya
perubahan permintaan A A1
5
terhadap suatu barang
yang disebabkan oleh 4
perubahan faktor-faktor di B B1
3
luar barang harga itu
sendiri. 2

Dx Dx1

0 20 40 60 80 100 120 140 (Qx)


Pengecualian terhadap Hukum Permintaan

a. Kasus giffen untuk barang inferior


Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun
seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh
barang inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat
rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun
ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang
tersebut akan turun karena masyarakat meninggalkannya dan memilih
untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga
yang lebih mahal
b. Kasus Spekulasi
c. Kasus barang prestice
B. Fungsi Penawaran
• Penawaran adalah Kegiatan yang dilakukan
oleh produsen/penjual untuk menjual hasil
produksinya pada watu,tempatdan harga
tertentu.
Penawaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran :

a. harga barang itu sendiri


b. harga barang-barang lain
c. biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi
d. teknologi yang digunakan
e. intervensi pemerintah, termasuk pajak
f. tujuan-tujuan dari perusahaan
g. keadaan alam
Hukum Penawaran

“Apabila harga suatu barang-barang


meningkat, maka jumlah barang yang
ditawarkan akan bertambah, sebaliknya
apabila harga suatu barang menurun maka
jumlah barang yang ditawarkan juga akan
berkurang” asumsi Ceteris Paribus.
Skedul Penawaran (Supply Schedule)

Merupakan tabulasi angka-angka yang


menunjukkan jumlah barang / jasa yang
ditawarkan pada berbagai tingkat harga.
Sifat perkaitan antara harga dan jumlah
barang yang ditawarkan adalah searah.
Skedul Penawaran
Harga Jumlah
1 3
2 4
3 5
4 6
5 7
Kurva Penawaran
Px
Jika harga barang Sx
7
X naik maka jumlah
barang X yang ditawar 6 A
akan bertambah, dan
5
sebaliknya jika harga B

barang X turun, maka 4 C


jumlah barang X yang 3
ditawar akan berkurang. D
2 E
1 F

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Qx
Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran pada dasarnya


menunjukkan perkaitan secara matematis antara
harga dan jumlah barang yang ditawarkan.
Bentuk fungsi penawaran yang sederhana
adalah :
Qsx = f (Px)
dimana :
Qsx : jumlah barang X yang ditawar
Px : harga barang X
 Bentuk umum fungsi penawaran

Qsx   a  bP P

atau
a 1
Psx   Q Kurva
b b a
Penawaran:Qsx

b
a 0 Q
Fungsi penawaran Mobil Sedan
Qsx = -40 + 5P

a. Buatlah skedul penawaran mobil sedan


b. Buatlah kurva penawaran mobil sedan
Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran

(Px)
Menunjukkan
bahwa bertambah atau Rp Sx
berkurangnya penawaran 5
terhadap suatu barang B
disebabkan oleh 4

perubahan harga barang 3


A
itu sendiri.
2

1
C

0 20 40 60 80 100 120 140 (Qx)


Pergeseran Kurva Penawaran
(Px)
Rp
Menunjukkan Sx
Sx1
adanya perubahan 5

terhadap suatu barang 4


yang disebabkan oleh A B
perubahan faktor-faktor 3

di luar harga barang itu 2


sendiri.
1

0 20 40 60 80 100 120 140 (Qx)


C. Ekuilibrium /Keseimbangan
Pasar
• Terjadi apabila pada suatu tingkat harga
tertentu jumlah barang yang diminta di pasar
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Keadaan tersebut dapat ditunjukkan melalui
skedule permintaan dan penawaran, fungsi
permintaan dan penawaran serta melalui kurva
permintaan dan penawaran.
•Secara matematik dan grafik ditunjukan oleh
kesamaan:
 Gambar Keseimbangan Pasar

Qd  Qs P

Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
Qs
E : titik keseimbangan
Pe
E
Pe : harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan

Qd
0 Qe Q
Contoh 1 :
Diketahui : Fungsi Permintaan ; P = 12 – Q
Fungsi Penawaran ; P = 2 + 0,5 Q
Ditanyakan : Keseimbangan pasar (Pe dan Qe ?).

Jawab : permintaan; P = 12 – Q  Q = 12 – P keseimbangan


penawaran; P = 2 + 0,25 Q  Q = - 8 + 4P pasar; Qd = Qs

P
12 12 – P = - 8 + 4P
20 = 5P, P=4
Qs
Q = 12 – P
E = 12-4=8
4
Jadi, Pe = 4
2 Qd
Qe = 8
0 8 12
Q
Keseimbangan Pasar
• Permintaan: Qd = 200 – 10P
• Penawaran: Qs = -40 + 5P
Qs, Qd = ribu unit per tahun
P = puluh juta rupiah per unit

a. Tentukan harga dan jumlah keseimbangan pasar.


b. Apakah yang akan terjadi jika harga mobil
ditetapkan menjadi Rp 150 juta?
c. Apa yang akan terjadi jika harga mobil ditetapkan
menjadi Rp 170 juta?
Perubahan dalam Ekuilibrium

1. Jika permintaan bertambah


2. Jika permintaan berkurang
3. Jika penawaran bertambah
4. Jika penawaran berkurang
D. KESEIMBANGAN PASAR DUA MACAM PRODUK/BARANG

Qdx  f  Px , Py 
 Bentuk Umum :
Qdx : jumlah permintaan akan X

Qdy  g  Py , Px 
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit
KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG

 Contoh 5 :
Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py
penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py

Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang tersebut ?...


Penyelesaian :
1) Keseimbangan pasar barang X
Qdx = Qsx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
10Px – 2Py = 16
2) Keseimbangan pasar barang Y
Qdy = Qsy
9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py
4Px – 10 Py = - 12
3) Dari 1) dan 2) :
10 Px  2 Py  16 1 10 Px  2 Py  16
4 Px  10 Py  12  2,5 10 Px  25 Py  30   
23Py  46
Py  2
Py = 2 , masukkan ke 1) atau 2), diperoleh Px = 2
Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga didapat nilai
Qxe = 6, dan nilai Qye = 11.
LATIHAN
• Diketahui fungsi permintaan dan fungsi
penawaran dari dua macam produk yang
mempunyai hubungan substitusi sebagai
berikut dibawah ini, carilah harga dan jumlah
keseimbangan pasar!
E. Pajak dan Keseimbangan Pasar
Pajak : pajak langsung dan tak langsung
• Pajak langsung :
– pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah muncul atau terbit Surat Pemberitahuan / SPT
Pajak atau Kohir yang dikenakan berulang-ulang kali dalam jangka waktu tertentu. Contoh:pph,pbb
– pajak yang pembayarannya     harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak     dapat dialihkan
kepada pihak lain.
• Pajak tidak langsung
– pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada saat tertentu / terjadi suatu peristiwa kena pajak
seperti misalnya pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB),
dan lain-lain.
– pajak yang     pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak lain.

Pajak : spesifik dan proposional


1.PENGARUH PAJAK SPESIFIK TERHADAP KESEIMBANGAN PASAR

 Pajak Spesifik: Pajak yang dikenakan atas penjualan setiap unit


barang.
 Setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha mengalihkan
(sebagian) beban pajak tersebut kepada konsumen dengan kata
lain harga naik.
 Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual
menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas.

 Misal :
1. Fungsi permintaan P = m - nQ
2. Fungsi penawaran (sebelum pajak) P = a + bQ
 Fungsi penawaran (sesudah pajak) P = a + bQ + t
Kurva Fungsi Penawaran-Permintaan:
 Fungsi penawaran (sebelum pajak) P = a + bQ
 Fungsi penawaran (sesudah pajak) P = a + bQ + t
 Fungsi permintaan P = m - nQ

P
m
Q's (sesudah pajak)
Qs (sebelum pajak)
E'
p'
E
p
(a  t )
a Qd
m/n
0 q' q Q
 Contoh :
Diketahui Fungsi Permintaan; P = 15 – Q , Fungsi Penawaran: P = 3 + 0,5 Q, dan
Pajak: t = 3 s.h per unit.

Ditanyakan : Tentukan keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak ?...


Penyelesaian :
Keseimbangan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 .
Sesudah pajak, harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi,
persamaan penawarannya berubah dan kurvanya bergeser ke atas.

Fungsi Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0, 5 Q


Fungsi Penawaran sesudah pajak : P’ = 3 + 0,5 Q’ + 3 = 6 + 0,5 Q’

Fungsi Permintaan tetap : P = 15 – Q


Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
15 – Q’ = 6 +0,5Q’ (x2)
30  2Q’ = 12+ Q’  Q’ = 6.
Fungsi Permintaan setelah pajak: P’= 15  Q’ =15  6 = 9
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6
Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut :

P
15
Q's (sesudah pajak)
Qs (sebelum pajak)
E'
9
E
7
6
3 Qd

0 6 8 15 Q
 Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk) adalah selisih harga
akibat pajak (selisih harga E dengan E’).
tk = P’e – P

 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)


Beban pajak produsen (tp) adalah pajak per unit barang (t) dikurangi
pajak yang di tanggung konsumen (tk).
tp = t – tk
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah
(T) = (jumlah barang)  (besarnya pajak).
T = Q’e  t

Dalam contoh di atas, didapatkan:


Pajak ditanggung konsumen: tk = 9 – 7 = 2 ,
Pajak ditanggung produsen: tp = 3 – 2 = 1,
dan Pajak diterima pemerintah: T = 6  3 = 18
2. PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP KESEIMBANGAN
PASAR
 Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase
tertentu dari harga jual; tidak seperti pajak spesifik.

 Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P);


 Dikenakan pajak proporsional sebesar t% dari harga jual;
 Persamaan penawaran yang baru akan menjadi :

P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %


P – tP = a + bQ
(l – t)P = a + bQ

a b a l  t
P  Q atau Q    P
l  t l  t b b
 Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 12 – Q
penawaran; P = 2 + 0,25 Q t = 20%
Ditanyakan : tentukan keseimbang pasar sebelum dan sesudah pajak…?

Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 4 dan Qe = 8 ,
Sesudah pajak, fungsi permintaan tetap P = 12 – Q atau Q = 12 – P .
Fungsi penawaran sesudah pajak (t = 20% ):
P = 2 + 0,25 Q + 0,20 P 2 0,25
P  Q
0,8P = 2 + 0,25 Q
 0,8  0,8
Keseimbangan Pasar : P d = Ps
2 0,25
12  Q   Q
 0,8  0,8
Keseimbangan sesudah pajak: Q’e = 7,24 dan P’e = 127,24 = 4,76
Pajak diterima pemerintah dari setiap unit barang :
T=t x Q’e = 0,20  7,24 = 1,45
Kurvanya:
P
12
Q's

E' Qs
4,76 E
4
Qd

0 7,24 8 12
Q
 Pajak ditanggung konsumen: tk = P’e – Pe = 4,76 – 4 = 0,76 / barang
 Total pajak t= 20%(P’e) =0,2*4,76 = 0,95
 Pajak ditanggung produsen : tp = t – tk = 0,95 – 0,76 =0,19
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T=t  P’e = 0,20  4,76 7,24 = 6,89
F. SUBSIDI dan KESEIMBANGAN PASAR

 Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering
juga disebut pajak negatif.
 Subsidi berpengaruh terhadap keseimbangan pasar berkebalikan dengan
pengaruh pajak.
 Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu
barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.
 Subsidi Spesifik: subsidi sebesar s, menyebabkan kurva penawaran bergeser
kebawah.

Fungsi penawarannya (sebelum subsidi): P = a + bQ,


Fungsi penawaran (sesudah subsidii): P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ.
 Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
subsidi; s = 1,5 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi ?...
Penyelesaian :
Tanpa subsid, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan oleh
produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan kurvanya
bergeser turun.

Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q  Q = -3 + 2P
Permintaan tetap : P = 15 – Q  Q = 15 – P
Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P  18 = 3P, P=6

Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 dan Q’e = 9


 Jadi kurvanya sebagai berikut :

P
15
Qs (tanpa subsidi)

Q's (dengan subsidi)

7 E
6 E'
3 Qd
1,5
0 89 15 Q
 Bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk) adalah selisih
antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe ) dan harga
keseimbangan dengan subsidi (P’e )
 Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
sk  Pe  P 'e
 Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
sp  s  sk
 Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
 Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah (S) dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi
(Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s).

S  Q 'e  s
 Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.
G. FUNGSI BIAYA DAN FUNGSI PENERIMAAN

 Fungsi Biaya. Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost).
FC  k
VC  f  Q   vQ
C  g  Q   FC  VC  k  vQ
C
FC : biaya tetap
C  k  vQ VC : biaya variabel
C : biaya total
VC  vQ
k : konstanta
v : lereng kurva VC dan kurva C
k FC  k

0 Q
Contoh Kasus 6 :
Diketahui : FC = 20.000 , VC = 100 Q
Ditanyakan : Tunjukkan persamaan dan kurva totalnya !!! Berapa biaya total
yang dikeluarkan jika diproduksi 500 unit barang ???
Penyelesaian :
C = FC + VC  C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, maka ; C = 20.000 + 100 (500) = 70.000

C C  20.000  100Q

70.000 VC  100Q

50.000

20.000 FC

0 500 Q
 Fungsi Penerimaan. Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil
penjualan barangnya merupakan fungsi dari jumlah barang yang
terjual atau dihasilkan.

Semakain banyak barang yang diproduksi dan terjual, semakin


besar pula penerimaannya. Penerimaan total (total revenue)
adalah hasilkali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per
unit barang tersebut. Secara matematik, penerimaan merupakan
fungsi jumlah barang, kurvanya berupa garis lurus berlereng
positif dan bermula dari titik pangkal.

R  Q  P  f  Q
Contoh Kasus 7 :
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,00 per unit.
Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini !!!
Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ???
Penyelesaian :
R = Q X P = Q X 200 = 200 Q
Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000

R R  200Q
70.000

40.000

0 Q
200 350
H. ANALISIS BREAK EVEN

 Keuntungan (profit positif, π > 0) akan didapat apabila R > C .

 Kerugian (profit negatif, π < 0) akan dialami apabila R < C .

 Konsep berkenaan dengan R dan C adalah konsep break-even, yaitu konsep


untuk menentukan jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual
agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
 Keadaan break-even (profit nol, π = 0) terjadi apabila R = 0; perusahaan tidak
memperoleh keuntungan tetapi tidak pula mengalami kerugian. Secara grafik,
hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Gambar Kurvanya :

C, R
R  r Q
 0
C  c Q 

TPP    0
Q : jumlah produk
R : penerimaan total
C : biaya total
π : profit total ( = R – C )

 0 TPP : (break-even point / BEP)

0 Q
Q'
Contoh 8 :

Diketahui : C = 20.000 + 100 Q , R = 200 Q


Ditanyakan : Berapakah tingkat produksi pada saat BEP ???.. Apa yang
terjadi pada saat produksinya sebanyak 300 unit ???...
Penyelesaian :
π= R–C jika Q = 300, maka :
BEP ; π = 0,  R – C = 0 R = 200 (300) = 60.000
R = C C = 20.000 + 100 (300)
200 Q = 20.000 + 100 Q = 50.000
100 Q = 20.000
Q = 200 Keuntungan ; π = R – C
= 60.000 – 50.000
= 10.000
I. PENDAPATAN, KONSUMSI,
TABUNGAN, INVESTASI
PENDAPATAN (INCOME) adalah jumlah balas jasa yang diterima pemilik
factor produksi selama 1 tahun.
Disimbolkan dengan Y

KONSUMSI (CONSUMPTION) adalah bagian dari pendapatan yang


dibelanjakan
Disimbolkan dengan C

TABUNGAN (SAVING) adalah bagian dari pendapatan yang disimpan (tidak


dibelanjakan)
Disimbolkan dengan S

INVESTASI (INVESMENT) adalah bagian dari pendapatan perusahaan yang


ditanamkan atau sebagai penambah modal kerja.
Disimbolkan dengan I
Menurut JM Keynes, pendapatan
suatu negara terdiri dari 2 hal :
PENDAPATAN PERSEORANGAN
yang dirumuskan Y = C + S

PENDAPATAN PERUSAHAAN
yang dirumuskan Y = C + I
Apabila pendapatan berubah, maka perubahan
tersebut akan berpengaruh terhadap
konsumsi dan tabungan.

Untuk mengetahui perubahan tingkat KONSUMSI dirumuskan

MARGINAL PROPENCITY TO CONSUME (MPC)

AVERAGE PROPENCITY TO CONSUME (APC)


Untuk mengetahui perubahan tingkat TABUNGAN,
dirumuskan

MARGINAL PROPENCITY TO SAVE (MPS)


S
MPS 
Y
AVERAGE PROPENCITY TO SAVE (APS)
S
APS 
Y
FUNGSI KONSUMSI
Adalah fungsi yang menunjukkan hubungan KONSUMSI (C)
dengan PENDAPATAN (Y)
Dirumuskan :

C  a  b.Y
Dimana :
a : besarnya konsumsi saat pendapatan nol. Keadaan ini disebut dengan ‘konsumsi
otonom’ yaitu konsumsi yang pasti ada meskipun tidak mempunyai pendapatan
b : MPC

C  a  MPC.Y
Untuk mengetahu besarnya a,
dirumuskan :

a  ( APC  MPC ).Y

MPC  MPS  1
APC  APS  1
FUNGSI TABUNGAN
Adalah fungsi yang menunjukkan hubungan
TABUNGAN (S) dengan PENDAPATAN (Y)

Y CS
S Y C
Dengan mensubstitusikan fungsi
konsumsi maka :
C = a + b.Y ke S=Y–C

Maka :
S = Y – (a + b.Y)
S = Y – a - b.Y
S = ( 1 – b).Y – a
S = -a + (1 – b). Y
Sehingga fungsi tabungan
dirumuskan :

S  - a  (1 – b).Y

S  - a  MPS.Y
Diketahui fungsi konsumsi :
C=400+0,2Y
• Tentukan Fungsi Tabungan
• Besarnya tabungan saat Y=600
Jika Y = 600
S = - a + (1- b).Y
S = - a + (1- b).Y
= -400 + (1-0.2).Y
= -400 + (1-0.2).600
= -400 + 0,8.Y
= -400 + 0,8.600
= -400 + 480
Jadi fungsi tabungannya
S = 80
S = -400 + 0,8Y
Jadi tabungan saat Y=600 sebesar
S = 80
Sebelum bekarja konsumsinya Rp120.000/bulan
Setelah bekerja konsumsinya Rp300.000/bulan dan dapat menabung
Rp60.000

• Tentukan fungsi konsumsinya


• Berapa besar tabungan saat penghasilannya Rp 600.000/bulan1

Pada saat Y=0  C=120.000


C = a + B.Y  C = 120.000 + b.Y

Pada saat Y= 300.000  S = 60.000


C = Y – S  C = 300.000 – 60.000  C = 240.000
Maka : C = 140.000 + b.Y
240.000 = 120.000 + b.300.000
240.000 = 120.000 + 300.000b
b = (240.000 – 120.000) : 300.000
b = 0,4
Jadi fungsi konsumsinya  C = 120.000 + 0,4 . Y

Anda mungkin juga menyukai