BAB 1 Fungsi Linier DLM Ek - Pert 4
BAB 1 Fungsi Linier DLM Ek - Pert 4
5 B
4 C
3 D
2 E
1 F
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Qx
Fungsi Permintaan
•Merupakan keterkaitan secara matematis
antara variabel yang dipengaruhi dan yang
mempengaruhi.
Qdx = f (Px)
dimana :
Qdx : jumlah barang X yang diminta
Px : harga barang X
Bentuk umum fungsi permintaan
P
Qdx a bP a
atau b
a 1 Kurva
Pdx Q
Permintaan:Qdx
b b
0 a Q
Fungsi permintaan Mobil Sedan:
1 C
Rp
Menunjukkan adanya
perubahan permintaan A A1
5
terhadap suatu barang
yang disebabkan oleh 4
perubahan faktor-faktor di B B1
3
luar barang harga itu
sendiri. 2
Dx Dx1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Qx
Fungsi Penawaran
Qsx a bP P
atau
a 1
Psx Q Kurva
b b a
Penawaran:Qsx
b
a 0 Q
Fungsi penawaran Mobil Sedan
Qsx = -40 + 5P
(Px)
Menunjukkan
bahwa bertambah atau Rp Sx
berkurangnya penawaran 5
terhadap suatu barang B
disebabkan oleh 4
1
C
Qd Qs P
Qd : jumlah permintaan
Qs : jumlah penawaran
Qs
E : titik keseimbangan
Pe
E
Pe : harga keseimbangan
Qe : jumlah keseimbangan
Qd
0 Qe Q
Contoh 1 :
Diketahui : Fungsi Permintaan ; P = 12 – Q
Fungsi Penawaran ; P = 2 + 0,5 Q
Ditanyakan : Keseimbangan pasar (Pe dan Qe ?).
P
12 12 – P = - 8 + 4P
20 = 5P, P=4
Qs
Q = 12 – P
E = 12-4=8
4
Jadi, Pe = 4
2 Qd
Qe = 8
0 8 12
Q
Keseimbangan Pasar
• Permintaan: Qd = 200 – 10P
• Penawaran: Qs = -40 + 5P
Qs, Qd = ribu unit per tahun
P = puluh juta rupiah per unit
Qdx f Px , Py
Bentuk Umum :
Qdx : jumlah permintaan akan X
Qdy g Py , Px
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit
KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG
Contoh 5 :
Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py
penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py
Misal :
1. Fungsi permintaan P = m - nQ
2. Fungsi penawaran (sebelum pajak) P = a + bQ
Fungsi penawaran (sesudah pajak) P = a + bQ + t
Kurva Fungsi Penawaran-Permintaan:
Fungsi penawaran (sebelum pajak) P = a + bQ
Fungsi penawaran (sesudah pajak) P = a + bQ + t
Fungsi permintaan P = m - nQ
P
m
Q's (sesudah pajak)
Qs (sebelum pajak)
E'
p'
E
p
(a t )
a Qd
m/n
0 q' q Q
Contoh :
Diketahui Fungsi Permintaan; P = 15 – Q , Fungsi Penawaran: P = 3 + 0,5 Q, dan
Pajak: t = 3 s.h per unit.
P
15
Q's (sesudah pajak)
Qs (sebelum pajak)
E'
9
E
7
6
3 Qd
0 6 8 15 Q
Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk) adalah selisih harga
akibat pajak (selisih harga E dengan E’).
tk = P’e – P
a b a l t
P Q atau Q P
l t l t b b
Contoh :
Diketahui : permintaan; P = 12 – Q
penawaran; P = 2 + 0,25 Q t = 20%
Ditanyakan : tentukan keseimbang pasar sebelum dan sesudah pajak…?
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 4 dan Qe = 8 ,
Sesudah pajak, fungsi permintaan tetap P = 12 – Q atau Q = 12 – P .
Fungsi penawaran sesudah pajak (t = 20% ):
P = 2 + 0,25 Q + 0,20 P 2 0,25
P Q
0,8P = 2 + 0,25 Q
0,8 0,8
Keseimbangan Pasar : P d = Ps
2 0,25
12 Q Q
0,8 0,8
Keseimbangan sesudah pajak: Q’e = 7,24 dan P’e = 127,24 = 4,76
Pajak diterima pemerintah dari setiap unit barang :
T=t x Q’e = 0,20 7,24 = 1,45
Kurvanya:
P
12
Q's
E' Qs
4,76 E
4
Qd
0 7,24 8 12
Q
Pajak ditanggung konsumen: tk = P’e – Pe = 4,76 – 4 = 0,76 / barang
Total pajak t= 20%(P’e) =0,2*4,76 = 0,95
Pajak ditanggung produsen : tp = t – tk = 0,95 – 0,76 =0,19
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T=t P’e = 0,20 4,76 7,24 = 6,89
F. SUBSIDI dan KESEIMBANGAN PASAR
Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia sering
juga disebut pajak negatif.
Subsidi berpengaruh terhadap keseimbangan pasar berkebalikan dengan
pengaruh pajak.
Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan sesuatu
barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.
Subsidi Spesifik: subsidi sebesar s, menyebabkan kurva penawaran bergeser
kebawah.
P
15
Qs (tanpa subsidi)
7 E
6 E'
3 Qd
1,5
0 89 15 Q
Bagian subsidi yang dinikmati konsumen (sk) adalah selisih
antara harga keseimbangan tanpa subsidi (Pe ) dan harga
keseimbangan dengan subsidi (P’e )
Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
sk Pe P 'e
Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
sp s sk
Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah (S) dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi
(Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s).
S Q 'e s
Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.
G. FUNGSI BIAYA DAN FUNGSI PENERIMAAN
Fungsi Biaya. Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost).
FC k
VC f Q vQ
C g Q FC VC k vQ
C
FC : biaya tetap
C k vQ VC : biaya variabel
C : biaya total
VC vQ
k : konstanta
v : lereng kurva VC dan kurva C
k FC k
0 Q
Contoh Kasus 6 :
Diketahui : FC = 20.000 , VC = 100 Q
Ditanyakan : Tunjukkan persamaan dan kurva totalnya !!! Berapa biaya total
yang dikeluarkan jika diproduksi 500 unit barang ???
Penyelesaian :
C = FC + VC C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, maka ; C = 20.000 + 100 (500) = 70.000
C C 20.000 100Q
70.000 VC 100Q
50.000
20.000 FC
0 500 Q
Fungsi Penerimaan. Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil
penjualan barangnya merupakan fungsi dari jumlah barang yang
terjual atau dihasilkan.
R Q P f Q
Contoh Kasus 7 :
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,00 per unit.
Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini !!!
Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ???
Penyelesaian :
R = Q X P = Q X 200 = 200 Q
Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000
R R 200Q
70.000
40.000
0 Q
200 350
H. ANALISIS BREAK EVEN
C, R
R r Q
0
C c Q
TPP 0
Q : jumlah produk
R : penerimaan total
C : biaya total
π : profit total ( = R – C )
0 Q
Q'
Contoh 8 :
PENDAPATAN PERUSAHAAN
yang dirumuskan Y = C + I
Apabila pendapatan berubah, maka perubahan
tersebut akan berpengaruh terhadap
konsumsi dan tabungan.
C a b.Y
Dimana :
a : besarnya konsumsi saat pendapatan nol. Keadaan ini disebut dengan ‘konsumsi
otonom’ yaitu konsumsi yang pasti ada meskipun tidak mempunyai pendapatan
b : MPC
C a MPC.Y
Untuk mengetahu besarnya a,
dirumuskan :
MPC MPS 1
APC APS 1
FUNGSI TABUNGAN
Adalah fungsi yang menunjukkan hubungan
TABUNGAN (S) dengan PENDAPATAN (Y)
Y CS
S Y C
Dengan mensubstitusikan fungsi
konsumsi maka :
C = a + b.Y ke S=Y–C
Maka :
S = Y – (a + b.Y)
S = Y – a - b.Y
S = ( 1 – b).Y – a
S = -a + (1 – b). Y
Sehingga fungsi tabungan
dirumuskan :
S - a (1 – b).Y
S - a MPS.Y
Diketahui fungsi konsumsi :
C=400+0,2Y
• Tentukan Fungsi Tabungan
• Besarnya tabungan saat Y=600
Jika Y = 600
S = - a + (1- b).Y
S = - a + (1- b).Y
= -400 + (1-0.2).Y
= -400 + (1-0.2).600
= -400 + 0,8.Y
= -400 + 0,8.600
= -400 + 480
Jadi fungsi tabungannya
S = 80
S = -400 + 0,8Y
Jadi tabungan saat Y=600 sebesar
S = 80
Sebelum bekarja konsumsinya Rp120.000/bulan
Setelah bekerja konsumsinya Rp300.000/bulan dan dapat menabung
Rp60.000