Selain itu norepinefrin, angiotensin II, dan hormon lain juga dapat mempengaruhi autoregulasi. Pada gagal
ginjal pre-renal yang utama disebabkan oleh hipoperfusi ginjal. Pada keadaan hipovolemi akan terjadi penurunan
tekanan darah, yang akan mengaktivasi baroreseptor kardiovaskular yang selanjutnya mengaktifasi sistim saraf
simpatis, sistim rennin-angiotensin serta merangsang pelepasan vasopressin dan endothelin-I (ET-1), yang merupakan
mekanisme tubuh untuk mempertahankan tekanan darah dan curah jantung serta perfusi serebral. Pada keadaan ini
mekanisme otoregulasi ginjal akan mempertahankan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus (LFG) dengan
vasodilatasi arteriol afferent yang dipengaruhi oleh reflek miogenik, prostaglandin dan nitric oxide (NO), serta
vasokonstriksi arteriol afferent yang terutama dipengaruhi oleh angiotensin-II dan ET-1
Komplikasi akut kidney injury
Tata laksana umum secara umum yang harus dilakukan pada klien gagal ginjal akut
adalah memberlakukan dan mengawasi secara ketat diet tinggi kalori dan rendah protein,
natrium, kalium dengan pemberian suplemen tambahan. Jumlah kebutuhan kalori
disesuaikan dengan umur dan berat badan. Dan yang paling penting adalah membatasi
asupan cairan. Untuk mengontrol kadar elektrolit yang tidak seimbang dalam tubuh,
maka perlu tindakan dialisis (hemodilysis/ peritoneal dialysis).
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi
Penatalaksanaan kemungkinan
child abuse terjadinya kekerasan
pada anak dan di rumah tangga. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan melakukan
pendidikan kesehatan tentang child abuse dan mengidentifikasi resiko terjadinya child
abuse. Hal yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan memberikan pendidikan
kepada keluarga tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta cara menghadapi
stress saat menjadi orang tua.
Pencegahan dan penanggulangan penganiayaan dan kekerasan pada anak adalah melalui:
1. Pelayanan Kesehatan
2. Keluarga
3. individu
ASUHAN KEPERAWATAN Akut Kidney Injuri
Pengkajian :
Diagnosa : Defisit volume cairan b.d fase deuresis dari gagal ginjal akut
Tujuan: dalam waktu 1x24 jam defisit volume cairan dapat teratasi
Kriteria evaluasi:
klien tidak mengeluh pusing, membrane mukosa lembap, turgor kulit normal, TTV dalam batas normal, CRT < 3
detik, urine > 600 ml/hari.
Laboratorium: nilai hematokrit dan protein serum meningkat, BUN / kreatinin menurun
Intervensi
3. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis, secara teratur
Pengkajian
Diagnosa: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan memakan, mencerna, dan
mengabsorpsi makanan karena faktor psikologis.
NOC: setelah dilakukan tindaan keperawatan maka pasien menunjukkan adanya perubahan status gizi; asupan
makanan, cairan, dan gizi. Ditandai dengan indikator berikut: rentang nilai 1-5: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat
dan adekuat total.
Intervensi:
3. Pengelolaan nutrisi dengan memantau kandungan nutrisi dan kalori asupan gizi yang dikonsumsi pasien.
TERIMA KASIH