Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 10 PERSALINAN PRETERM

Harny Citra Purnama P1337424418016


Nurlaili Eka Septianingrum P1337424418017
Faradila Puspita Sari P1337424418025
Annida Salsabila Rianti P1337424418032

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
DEFINISI

Saat ini definisi WHO untuk persalinan


preterm adalah persalinan yang terjadi
antara kehamilan 20 minggu sampai dengan
usia kehamilan kurang dari 37 minggu,
2 dihitung pertama dari haid terakhir

4
EPIDEMIOLOGI

Rata-rata angka kejadian kelahiran preterm 5%-8% dari keselu


ruhan kelahiran. Dan 80% merupakan penyebab kematian dari se
mua kematian neonatal.
Persalinan preterm terjadi kira-kira 7% dari seluruh kehamilan,
terjadi sedikit perubahan pada angka kejadiannya disebabkan tek
nologi kesehatan.
ETIOLOGI
FAKTOR IBU FAKTOR ABRUPSIO
1. Gangguan medis yang PLASENTA
melemahkan
a. penyakit kardiovaskular
b. penyakit ginjal
c. Hipertensi FAKTOR JANIN
d . Diabetes yang tidak 1. Kehamilan kembar
terkontrol 2. Polihidramnion
2. Pembedahan abdomen 3. Bayi besar
yang menyebabkan 4. Ketuban pecah dini
pergeseran posisi uterus 5. Infeksi
3. Cedera pada ibu
4. Preelamsia atau eklamsia
5. Anomali uterus
6. Sepsis atau tumor pelvis
7. Infeksi bakteri atau virus
8. Inkompetensi serviks
9. Riwayat dua kali aborsi atau
lebih
KLASIFIKASI
Menurut usia kehamilan persalinan preterm diklasifikasikan dalam :

1. Preterm kurang bulan


Usia kehamilan 32-36 minggu

2. Very preterm/sangat kurang bulan


Usia kehamilan 28-32 minggu

3. Extremely Preterm/ekstrim kurang bulan


Usia kehamilan 20-27 minggu
FAKTOR RISIKO
1. MAYOR
• Kehamilan multipel
2. MINOR
• Hidramnion
• Penyakit yang disertai demam
• Serviks terbuka lebih dari 1 cm
• Perdarahan pervaginam
pada kehamilan 32 minggu
setelah kehamilan 12 minggu
• Serviks mendatar atau
• Riwayat pielonefritis
memendek kurang dari 1 cm
• Merokok lebih dari 10 batang
pada kehamilan 32 minggu
perhari
• Riwayat abortus pada trimester
• Riwayat abortus pada trimester
II lebih dari 1 kali
II
• Riwayat persalinan preterm
• Riwayat abortus pada trimester
sebelumnya
I lebih dari 2 kali
• Operasi abdominal pada
kehamilan preterm
• Riwayat operasi konisasi
Tanda dan Gejala

1. Kontraksi 2. Tekanan 3. Kram 4. Nyeri


uterus pada panggul seperti saat punggung
dengan menstruasi bawah dan
perdarahan
atau tanpa vaginal
rasa sakit
PATOFISIOLOGI

Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4 golongan


yaitu :
• Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan
• Inflamasi/infeksi
• Perdarahan plasenta
• Peregangan yang berlebihan pada uterus

Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi
pada primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres
fisik maupun psikologi dapat menyebabkan aktivasi prematur dari aksis
Hypothalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya
persalinan prematur.
Mekanisme kedua adalah decidua-chorio-amnionitis,yaitu
infeksi bakteri yang menyebar ke uterus dan cairan amnion.
Keadaan ini merupakan penyebab potensial terjadinya
persalinan prematur. Infeksi intraamnion akan terjadi
pelepasan mediator inflamasi seperti pro-inflamatorysitokin (IL-
1β, IL-6, IL-8, dan TNF-α ). Sitokin akan merangsang
pelepasan CRH, yang akan merangsang aksis HPA janin dan
menghasilkan kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini
bertanggung jawab untuk sintesis uterotonin
(prostaglandin dan endotelin) yang akan menimbulkan
kontraksi
Mekanisme ketiga yaitu mekanisme yang
berhubungan dengan perdarahan plasenta dengan
ditemukannya peningkatan hemosistein yang akan
mengakibatkan kontraksi miometrium. Perdarahan pada
plasenta dan desidua menyebabkan aktivasi dari faktor
pembekuan Xa (protombinase).

Mekanisme keempat adalah peregangan


berlebihan dari uterus yang bisa disebabkan oleh
kehamilan kembar, polyhydramnionatau distensi
berlebih yang disebabkan oleh kelainan uterus
atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini
dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin, dan COX-2.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Preterm

• Kondisi umum
• Keadaan sosial ekonomi rendah
• Kurang gizi
• Anemia
• Perokok berat, dengan lebih dari 10 batang perhari
• Umur hamil terlalu muda kurang dari atau terlalu tua diatas 35 tahun
• Penyakit ibu yang menyertai kehamilan
• Penyulit kebidanan
Kriteria Diagnosis

1. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu lengkap atau antara 140 dan 259
hari.
2. Kontraksi uterus (his) teratur, pastikan dengan pemeriksaan inspekulo adan
ya pembukaan dan servisitis.
3. Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50%-80%,
atau sedikitnya 2 cm.
4. Selaput ketuban seringkali telah pecah.
5. Merasakan gejala seperti kaku di perut menyerupai kaku menstruasi, rasa t
ekanan intrapelvik dan nyeri bagian belakang.
6. Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah.
KONDISI YANG MENIMBULKAN KONTRAKSI SPONTAN

1. Kelainan Bawaan Uterus, meskipun jarang tetapi terdapat hubungan kejadian


partus preterm dengan kelainan uterus yang ada.
2. Ketuban Pecah Dini, ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi
atau sebaliknya.
3. Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks ikompeten,
Hidramnion, kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks, infeksi asenden
merupakan teori yang cukup kuat dalam mendukung terjadinya manionitis dan
ketuban pecah.
KOMPLIKASI
Pada ibu, setelah persalinan preterm, infeksi endometrium
lebih sering terjadi mengakibatkan sepsis dan lambatnya
penyembuhan luka episiotomi.
Bayi-bayi preterm memiliki resiko infeksi neonatal lebih tinggi
resiko distres pernafasan, sepsis neonatal, necrotizing
enterocolitis dan perdarahan intraventrikuler.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
• Pemeriksaan kultur urine
• Pemeriksaan gas dan pH darah janin
• Pemeriksaan darah tepi ibu (jumlah leukosit)
• C-reactive protein
 
2. Amniosintesis
• Hitung leukosit
• Pewarnaan Gram bakteri (+) pasti amnionitis
• Kultur
• Kadar IL-1, IL-6
• Kadar glukosa cairan amnion

3. Pemeriksaan Ultrasonografi
PENATALAKSANAAN
A. Bila riwayat sebelumnya persalinan prematur
1. Kaji kemungkinan faktor penyebab
2. Pertimbangkan untuk melakukan kultur skrining
3. Pemeriksaan serviks di klinik setiap kunjungan antepartum

B. Bila pasien siap bersalin


1. Tentukan apakah persalinan asli atau palsu
a. Bila kontraksi tidak teratur, jarang, atau tidak nyeri, kemungkinan
Braxton-Hick
b. Bila kontraksi teratur, sering, atau tidak nyaman anjurkan pasien da tang ke
klinik atau untuk bersalin dan pelahiran agar dilakukan peman tauan eksternal
2. Fibronektin Janin mungkin dikaji melalui pemeriksaan spekulum steril dan apusan
serviks-vagina

C. Bila pasien mengalami persalinan asli, konsultasikan dengan dokter.


PENANGANAN PERSALINAN PRETERM
Penanganan Umum
1. Lakukan evaluasi cepat keadaan ibu.
2. Upayakan melakukan konfirmasi umur kehamilan bayi.

Prinsip Penanganan
Coba hentikan kontraksi uterus atau penundaan kehamilan.
Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya.

Penanganan Partus Preterm


Kelahiran harus dilakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan untuk menghindari
kompresi dan dekompresi kepala secara cepat. Oksigen diberikan lewat masker kepada
ibu selama kelahiran. Ketuban tidak boleh dipecah secara artificial. Epistomi mengurang
tekanan pada cranium bayi. Forceps rendah dapat membentu dilatasi bagian lunak jalan
lahir dan mengarahkan kepala bayi lewat perineum. Pada letak sungsang dengan partus
preterm ekstraksi bokong tidak boleh dilakukan.
Thank you
Insert the title of
your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai