Anda di halaman 1dari 12

OK 9

Kehamilan
dengan kelainan
letak lintang

Anggota :

DIYAN GITA PUTRI A


FANY BELA PRATIWI
UMMU HABIBAH
YULIA AYUNINGSIH
Pengetian Letak lintang
Menurut kepala terbagi atas :
Letak Lintang yaitu bila sumbu memanjang janin
1. LLi I : kepala di kiri
menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak
lurus atau mendekati 90 derajat. Jika sudut yang
2. LLi II : kepala di kanan
dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique
lie, yang terdiri dari deviated head presentation Menurut posisi punggung terbagi atas :
(letak kepala mengolak) dan devited breech
presentation (letak bokong mengolak). Karena 1. Dorso interior (di depan)
biasanya yang paling rendah adalah bahu, maka
dalam hal ini disebut juga shoulder presentation. 2. Dorso posterior (di belakang)

3. Dorso superior ( di atas)

4. Dorso inferior (di bawah)


Faktor-faktor tejadinya letak lintang

1. Sakit kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta
previa, dan tumor tumor pelvis
2. Janin sudah bergerak pada hidramnion multiparitas, anak kecil, atau sudah mati
3. Gemelli atau kehamilan ganda
4. Kehamilan uterus, seperti arkuatus, bikonus, atau septum
5. Lumbar skoliosis
6. Monster
7. Pelvic kidney dan kandung kemih serta rektum yang penuh
diagnosis
1. Inspeksi : Perut membucit ke samping.

2. Palpasi :

a. F.u lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan


b. F.u kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu masuk ke dalam p.a.p
c. Kepala teraba di kanan atau kiri

3. Auskultasi : DJJ setinggi pusat kanan atau kiri


4. Pemeriksaan dalam (VT)
Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan.
Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengn cara bersalaman.
Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala
terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan
klavikula.
Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan apabila pembukaan kecil dan
ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.
5. Foto rontgen
prognosa

Bagi ibu Bagi janin

Bahaya yang mengancam adalah Angka kematian tinggi (25-40%), yang


ruptura uteri, baik spontan, atau dapat disebabkan oleh :
sewaktu versi dan ekstraksi.
a. Prolapsus funiculi
Partus lama, ketuban pecah dini
b. Trauma partus
dengan demikian mudah dapat
c. Hipoksia karena kontraksi uterus
infeksi intrapartum.
terus menerus
d. Ketuban pecah dini
penanganan

1. Sewaktu hamil 2. Sewaktu partus 3. Tingkat pertolongan

Usahakan jadi letak Janin dapat dilahirkan a. Bila ketuban belum


membujur ( kepala atau dengan cara pervagina, pecah
yaitu dengan versi dan
bokong) dengan b. Bila ketuban sudah
ekstraksi, atau emriotomi
melakukan versi luar pada (dekapitasi-eviserasi) bila pecah
primi dengan usia janin sudah meninggal,
kehamilam 34 minggu, atau perbdominan seksio
atau multi pada kehamilan sesarea
36 minggu.
Analisa jurnal

Berdasarkan data dari RSI Nashrul Ummah Lamongan pada bulan Januari-
Juni 2015 dari orang yang memeriksakan kehamilannya didapatkan ibu hamil
dan 184 ibu hamil dan angka kejadian letak lintang 5 orang (2,7%), letak
sungsang 23 orang (12,5%).

Berdasarkan pada asuhan kebidanan pada Ny “S” dengan GIII P2002


trimester III dengan letak lintang terdapat kesenjangan dalam
penatalaksanaan versi luar alami dengan gerakan sujud.
PADA POLA AKTIVITAS
meskipun ibu sering melakukan gerakan sujud setiap hari mulai dari
diketahuinya letak lintang tapi hasilnya sampai kehamilan aterm letak janin
tetap letak lintang.
Sedangkan pada teori disebutkan bahwa dengan melakukan gerakan yoga,
bersujud dan merangkak dapat membantu merubah posisi letak lintang
menjadi letak kepala. Pada penatalaksanaan pada trimester 2 dan trimester 3
ibu hamil dengan letak lintang sudah dianjurkan untuk melakukan versi luar
alami seperti posisi sujud namun tingkat keberhasilannya yaitu menurut
wahid (2008) kemungkinannya kembali ke posisi normal, berkisar sekitar
92%.
Pada konsep manajemen asuhan kebidanan
Hsil TTV normal : TD : 110/80 mmHg RR : 24 x/menit suhu : 36,5oC nadi : 84 x/menit
conjungtiva tidak anemis dan keadaan umu baik
Leopold I Leopold II Leopold III
pada fundus tidak teraba bagian kanan/kiri perut ibu Pada bagian bawah perut ibu
bulat, keras, melenting teraba bagian bulat, keras, tidak teraba bulat, keras,
(kepala) melenting (kepala) dan melenting (kepala), teraba
bagian kanan/kiri perut ibu kosng. Auskultasi terdengar
teraba bulat lunak tidak DJJ (+) 120 – 160x/menit,
melenting(bokong) teratur, dan pada pemeriksaan
penunjang dilakukan USG.
Berdasarkan data pada konsep manajemen asuhan kebidanan disimpulkan bahwa
tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yaitu ditunjukkan
pada pemeriksaan TTV, leopold, pemeriksaan panggul dan hasil USG pada pasien
dengan kehamilan lintang. Dikuatkan oleh teori bahwa pada pemeriksaan palpasi
didapatkan kehamilan letak lintang pada Leopold 1 fundus rendah dari seharusnya
tua kehamilan, leopold II kepala teraba pada bagian kanan dan kiri perut, leopold III
teraba kosong (Rustam, 2012)
Tindakan operasi sectio cessarea (SC) menjadi masalah potensial dan
kebutuhan bagi Ny “S” karena pada data obyektif dan pemeriksaan penunjang
USG terdapat malposisi janin yaitu letak lintang . Tindakan ini dikuatkan
dengan teori dari buku acuan nasional pelayanan kesehatan meternal neonatal
menjelaskan bahwa indikasi dilakukannya sectio cessarea pada ibu yaitu
CPD, disfungsi uterus, distosia jaringan lunak, plasenta previa, rupture uteri
mengancam dan partus lama, malposisi (Winkjosastro : 2010) .

Anda mungkin juga menyukai